KOMPOSISI TABLET
Ibuprofen 200 mg (Zat aktif)
PVP 5% (Pengikat)
Amilum Manihot 10% (Penghancur)
Talk 2% (Pelicin)
Mg Stearat 1% (Lubrikan)
Laktosa Monohidrat Add 400 mg (Pengisi)
RANCANGAN FORMULA
PT.TRIDECIM PANACEAFEN
FARM
Tanggal Produksi Dibuat oleh Disetujui oleh
KDI/IDN 06 Januari 2023 Kelompok
4
Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Per dosis Per batch
01. IBF Ibuproen Zat aktif 200 mg 2 gram
02. PVP Polivinilpirolidon Pengikat 20 mg 0,2 gram
03. AMH Amilum Manihot Penghancur 40 mg 0,4 gram
04. TK Talk Pelicin 8 mg 0,08 gram
Magnesium
05. MGS Stearat Pelincir 4 mg 0, 04 gram
06. LMH Laktosa Pengisi 128 mg 1,28 gram
Monohidrat
DOSIS PER TABLET: PER BATCH :
Ibuprofen 200 mg
2.000
200 x 10 = =2 gram
1.000
5 20
PVP 5% = x 400 mg PVP 5% = x 10
100 1000
= 20 mg ¿ 0,2 gram
10 40
Amilum 10% = × 400 mg Amilum 10% = x 10
100 1000
= 40 mg = 0,4 gram
2 8
Talk 2% = × 400 mg Talk 2% = x 10
100 1000
= 8 mg = 0,08 gram
5 4
Mg Stearat 1% = x 400 mg Mg Stearat 1%= x 10
100 1000
= 4 mg = 0,04 gram
Laktosa Monohidrat Add 400 mg
128
400-272 =128 mg Laktosa Monohdrat = x 10
1.000
= 1,28 gram
Alasan pemakaian:
1. Ibuprofen
Ibuprofen dipilih sebagai zat aktif karena ibuprofen salah satu obat analgesik –
antipiretik yang banyak digunakan setelah parasetamol. Ibuprofen memiliki sifat tahan
terhadap pemanasan dan memiliki daya alir yang kurang baik, oleh karena itu metode
pembuatan tablet yang cocok adalah granulasi basah. Metode tersebut bisa meningkatkan
sifat alir sehingga dapat dihasilkan granul yang baik dan mempermudah pada saat
pencetakan tablet (Menurut Anzhari, N., Ina, R. dan Sri. et al, Penggunaan Amylum
Manihot sebagai bahan penghancur dalam formula tablet ibuprofen secara kombinasi
Intragranular-Ekstragranular. Journal of Current Pharmaceutical Sciences, 2017).
Menurut BPOM. RI, Ibuprofen dengan kadar 100 mg atau 200 mg/ sediaan masuk
golongan obat bebas terbatas (Logo Biru), Sedangkan ibuprofen dengan kadar 400 mg/
sediaan masuk golongan obat Keras (Logo Merah).
Kons. Lazim : 200 mg - 400 mg (Menurut Iso Indonesia Vol. 52 tahun 2019 hal.17)
Kons. Yang dipilih : 200 mg (Menurut BPOM, RI)
2. Polivinilpirolidon
Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik. Sudut diam
yang minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompakbilitasnya lebih baik
(Menurut Widya, dkk. Jurnal Farmasi Vol;7 No.2, 2010).
Sebagai bahan pengikat yang banyak digunakan untuk pembuatan granulat,
disebutkan adalah polivinilpirolidon. (Menurut R.Voigt, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, Hal. 201)
Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, pasta (mucilago), cairan
atau larutan. Pembasahan atau pelarut yang umum dipakai adalah air dan pelarut organik
seperti alkohol untuk penggunaan pengikat PVP (Polivinil Pirolidon). Menurut Anwar,
2012. Buku Eksipien dalam Sediaan Farmasi, hal:36)
Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet yang tidak keras,
waktu disentrigasinya cepat sehingga cepat terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorbsi,
setelah itu terdistribusi keseluruh tubuh serta sirkulasi sistemik memberikan efek terapi.
(Menurut Mohrle, Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet, Marcel Dekker, Second
Edition, Vol I, Hal. 225-255, Inc, New Yor, 1980).
Kons. Lazim : 1%, 3%, 5% (Menurut
Kons. Yang dipilih 5%: Penggunaan PVP 5% menghasilkan granul dengan daya
kompresi yang baik. (Menurut Mohrle, Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet, Marcel
Dekker, Second Edition, Vol I, Hal. 225-255, Inc, New Yor, 1980).
2. Amilum Manihot
Pemakaian amilum manihot sebagai bahan penghancur disini karena pati ini
memiliki keungulan dari pati lain, yaitu memiliki suhu gelatinasi terendah, pati singkong
memiliki viskositas paling tinggi bila dibandingkan dengan pati-pati lain. (Sri rahayu, et
al 2017. Penggunaan Amylum Manihot Sebagai Bahan Penghancur Dalam Formulasi
Tablet Ibuprofen Secara Kombinasi Intragranular-ekstragranular. Journal current
pharmaceutical sciences. Vol 1 No 1 hal 10)
Kons. Lazim : 5% - 15%
Kons. Yang dipilih : 10%
3. Talk
Dalam formula tablet, salah satu faktor yang dapat memperbaiki penampilan
tablet adalah bahan pelicin. Dalam granulasi, bahan pelicin membentuk lapisan disekitar
granul sehingga mengurangi kerusakan tablet setelah di kempa, Didamping itu bahan
pelicin dapat memperbaiki sifat alir granul, sehingga akan menghasilkan tablet yang
memiliki bobot yang seragam. Secara tidak langsung bahan pelicin dapat memengaruhi
waktu hancur tablet karena bahan pelicin dapat meningkatkan kohesivitas antar partikel
granul sehingga tablet yang dihasilkan menjadi lebih keras, dan tidak mudah rapuh.
(Menurut Lachman, dkk, Buku Teori dan 2008).
Dalam formulasi ini bahan pelicin yang digunakan adalah talk. Penggunaan talk
sebagai bahan pelicin memiliki beberapa keuntungan, seperti harganya murah dan mudah
didapat, tidak di absorbsi secara sistemik sehingga tergolong tidak beracun. Dapat
berfungsi sekaligus sebagai pelincir, anti lekat dan bahan pelicin, sehingga efeknya
sebagai bahan pelicin dapat optimal, serta talk dapat mencegah timbulnya noda gelap
pada tablet karena talk dapat terdistribusi lebih homogen sehingga tablet yang di hasilkan
akan memiliki penampilan fisik yang baik. (Menurut Buku Pelajaran Teknologi Farmasi
Voight, 1995).
Kons. Lazim 1% - 5%: Konsentrasi talk yang umumnya digunakan sebagai bahan pelicin
dalam formulasi tablet adalah 1-5% (Menurut R.Voigt, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, 1995).
Kons. Yang dipilih 2% : Dalam formula III tablet ibuprofen. Digunakan magnesium
stearat 1% dan talk 2% dimana pada formula III memenuhi syarat pada literature dimana
waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit
(Menurut Syofyan, dkk. 2015, Jurnal sains Farmasi & Klinis Vol. 1 No.2. Hal 197)
4. Mg Stearat
Menurut handbook of pharmaceutical of excipients Edisi V hal. 430. konsentrasi
magnesium stearat yang digunakan adalah 0,25% hingga 5,0%. Pemilihan konsentrasi
dari magnesium stearat dapat menyebabkan serbuk yang hidrofobik, Sifat hidrofobik dari
magnesium stearat akan membuat lapisan film pada partikel bahan padat sehingga dapat
mengurangi gesekan antar partikel dan memudahkan partikel tersebut mengalir. Selain itu
adanya sifat hidrofobik dapat menghambat penetrasi air dengan membentuk lapisan film
sehingga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap waktu hancur tablet. Magnesium
stearat memungkinkan meningkatkan kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet.
Kons. Lazim : 0.25-5,0% (Handbook Of Pharmaceutical Exipient Edisi VI, hal 431)
Kons. Yang dipilih 1% : Dalam formula III tablet ibuprofen. Digunakan magnesium
stearat 1% dan talk 2% dimana pada formula III memenuhi syarat pada literature dimana
waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit
(Menurut Syofyan, dkk. 2015, Jurnal sains Farmasi & Klinis Vol. 1 No.2. Hal 197)
5. Laktosa Monohidrat
Laktosa USP adalah bahan baku yang paling banyak digunakan dalam formulasi
tablet. Laktosa mempunyai satibilitas yang baik bila dikombinasi dengan zat aktif, baik
digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat. Umumnya laktosa berukuran halus baik
untuk tablet yang diproses melalui cara granulasi basah (Menurut Anwar 2012, Buku
Esipien Dalam Sediaan Farmasi, Hal 64)
Kons. Lazim : 65%-85% (Handbook Of Pharmaceutical Exipient Edisi VI, hal, 375)
Uraian bahan :
Rumus Struktur :
Rumus Molekul : C13H18O2
Berat Molekul : 206,28
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol, methanol, aseton,dan klorofom;
sukar larut dalam etil asetat praktis tidak larut dalam air.
Stabilitas : Memiliki sifat alir yang buruk, tahan terhadap pemisahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, 2012, Eksipien Dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi, Penerbit Dian
Rakyat, Jakarta.
Anzhari, N., Ina, R. dan Sri, R. (2017). Penggunaan Amylum Manihot Sebagai Bahan
Penghancur dalam Formulasi Tablet Ibuprofen Secara Kombinasi Intragranular-
Ekstragranular. Journal of Current Pharmaceutical Sciences.
Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes, R. (Ed.). (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI Jilid 1 hal : 727. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Mohrle, R., 1980, Effervescent Tablet, in H.A. Lieberman, L. Lachman and J.B., Pharmaceutical
Dosage Forms : Tablet, Marcel Dekker, Second Edition, Volume I,225-255, Inc,
New Yor
Rowe RC, Sheskey PJ, dan Owen SC. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed. London:
The Pharmaceutical Press; 2006.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed, The Pharmaceutical
Press, London.
Sri rahayu, et al 2017. Penggunaan Amylum Manihot Sebagai Bahan Penghancur Dalam
Formulasi Tablet Ibuprofen Secara Kombinasi Intragranular-ekstragranular. Journal
current pharmaceutical sciences. Vol 1 No 1 hal 10
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari Noerono,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Widya, dkk, 2010. Pengaruh Gelatin, Amilum dan Pvp Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat
Fisik Tablet Ekstrak Temulawak ( curcuma xanthorriza Roxb) . Pharmacy vol : 7
No: 2