Anda di halaman 1dari 17

TOKSIKOLOG

I
FARMAKOKINET
IKA PESTISIDA

Dosen Pengampu
Shinta Elystia, S.T., M.
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
Si
ANGGOTA KELOMPOK
5

Annisa Rizky Ayu Adhitya Hidayah Annisa Hanako


Aulya Nur Al-Abdi
Nurfarah C

2007110744 2007134772 2007134774 1907155388


Jurnal
Referensi
Jurnal
Referensi
Farmakokinetika
Pestisida dan Dampak
Kesehatan oleh
Organoklorin
FARMAKOKINETIKA
Farmakokinetika didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari perjalanan suatu zat di
mulai dari dalam tubuh yang kemudian
bertransportasi menuju salah satu organ yang
kemudian akan diserap. Setelah terjadi
absorbs zat tersebut akan terdistribusi atau
tereliminasi oleh proses metabolism atau
Penggunaan pestisida dalam meningkatkan aspek kuantitas dan
kualitas produk pertanian dianggap efektif. Salah satu golongan
pestisida yang kerap kali digunakan dalam meningkatkan hasil
pertanian ialah insektisida organoklorin. Sifat pestisida
organiklorin ialah persistensi terhadap kondisi lingkungan dan
tubuh. Paparan jangka panjang insektisida organoklorin
memberikan dampak berupa degradasi kondisi kesehatan yang
mana dampak tersebut berpotensi tidak hanya kepada konsumen
namum juga kepada petani yang melakukan penyemprotan
pestisida terhadap tanaman.

—SOMEONE FAMOUS
SKEMA PROSES FARMAKOKINETIK
01. PESTISIDA
Pestisida merupakan golongan bahan kimia yang umum digunakan untuk membasmi hama
dan gulma atau tanaman penganggu (Pamungkas , 2016). Pada pertumbuhan tanaman
kerap kali ditemukan organisme dari berbagai jenis kingdom yang menjadi variable
pengganggu dalam pertumbuhan berbagai tanaman. Seperti halnya jamur, serangga, siput,
hewan, dan gulma merupakan sasaran utama dalam pemberian pestisida ialah untuk
mencegah dan mengurangi tingkat populasinya. Pemberian pestisida yang berlebihan
berpotensi meracuni lingkungan dan manusia.

Pestisida memiliki banyak jenis jika disesuaikan dan diklasifikasikan dalam peruntukkannya,
diantaranya:
1. Insektisida
2. Fungisida
3.Bakterusida
4.Rodentisida
5.Nematisida
6.Herbisida
7. Molluscasida
8. Ovisida
9. Rodentisida
10. Larvasida
PORTAL
ENTRY 02.
PATIENT MEDICAL
◊ HISTORY
Oral : Pestisida dapat masuk menuju ke dalam
tubuh manusia sejatinya apabila pestisida tersebut
terdistribusi secara merata pada tampang bahan
pangan
◊ Inhalasi : Paparan pestisida secara inhalasi dapat
terjadi jikalau pestisida tersebut disemprotkan
(dalam fasa aerosol) oleh petani di area
perkebunan dan pertanian
◊ Dermal : Paparan secara dermal ialah apabila
pestisida dalam fasa cari ataupun aerosol
mengalami kontak secara langsung dan kemudian
diabsorbsi oleh tubuh
ALUR
DISTRIBUSI 03.
1. Melalui Mulut/Oral
Pestisida masuk ke dalam mulut dan mengalami beberapa reaksi serta bercampur
dengan enzim-enzim yang terkandung dalam air liur. Setelah mengalami reaksi tersebut,
pestisida yang sudah bercampur dengan air liur masuk melalui kerongkongan menuju
lambung. Di dalam lambung, pestisida tersebut mengalami beberapa reaksi kembali
dengan enzim-enzim yang terdapat dalam lambung, salah satunya yaitu asam klorida.
Di dalam lambung, pestisida yang tidak tahan dengan asam akan hancur. Setelah
proses di dalam lambung terjadi, pestisida yang diolah tersebut masuk ke dalam usus
halus. Di dalam usus halus terjadi proses penyerapan yang mana pada proses tersebut
hasil dari penyerapannya akan dialirkan ke seluruh tubuh oleh aliran darah. Sementara
bagian yang tidak terserap akan masuk ke usus besar dan seterusnya hingga terbuang.
2. Melalui Pernapasan
Pestisida masuk ke dalam hidung bersama udara masuk. Di
hidung terjadi penyaringan oleh bulu-bulu yang ada di dalam
hidung. Kemudian pestisida yang terkandung dalam udara
bergerak menuju tenggorokan. Dari tenggorokan, udara tersebut
bergerak menuju paru-paru. Pergerakan tersebut melalui
bronkus dan bronkiolus yang kemudian bergerak menuju
alveolus. Di alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida yang mana terdapat jaringan kapiler yang membawa
darah berisi udara tersebut menuju jantung dan seluruh tubuh.
3. Melalui Kulit
Pestisida masuk ke dalam jaringan kulit akibat adanya paparan dari luar. Pada
mulanya, pestisida masuk ke dalam jaringan tubuh melalui lapisan epidermis yang ada
di kulit yang kemudia masuk hingga ke lapisan terdalam. Lapisan ini terhubung dengan
jaringan kapiler yang membawa sel darah. Akibatnya, pestisida tersebut bercampur
dengan sel darah yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh
EFEK
SAMPING 04.
Pada jurnal ini dapat diketahui bahwa efek yang ditimbulkan oleh paparan insektisida
organoklorin bersifat subkronis atau kronis. Salah satu efek yang ditimbulkan adalah
perubahan pada kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH). Insektisida organoklorin
yang mengandung ion klor melakukan aksi kompetitif dengan ion yodium yang
berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid. Oleh karena ion klor memliki daya ikat
yang lebih kuat dibandingkan ion yodium, maka homon tiroid berupa T3 dan T4 tidak
dapat terbentuk. Hal ini merangsang hipotalamus untuk mensekresikan TSH berlebih
sehingga menyebabkan kadar TSH di dalam darah naik. Hal tersebut merupakan
mekanisme otomatis dan pertahanan tubuh untuk menjaga kondisi tubuh dalam
keadaan normal. Akan tetapi, pemaparan yang terus menerus lambat laun akan
memberatkan mekanisme otomatis tersebut, sehingga meskipun sekresi TSH
meningkat, pembentukan hormon tiroid tetap terganggu. Hal ini menyebabkan sekresi
TSH yang berlebih akan terjadi terus menerus sehingga kadar TSH di dalam darah akan
meningkat. Penurunan hormon tiroid dan peningkatan kadar TSH di dalam darah
disebut dengan penyakit hipotiroid

Anda mungkin juga menyukai