HIGIENE PANGAN
DISUSUN OLEH:
M. FATHIR HAIRIJUL
22311095
Syukur Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT yang senantiasa saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas makalah
mata kuliah parasitologi, dengan judul: "Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP)".
Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi kalimat maupun
tata bahasanya, dan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah yang saya susun ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak dan dunia pendidikan, termasuk saya terima kasih.
i
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
3.2 GMP................................................................................................................................. 5
BAB III...................................................................................................................................... 6
PENUTUP................................................................................................................................. 6
2.2 Saran................................................................................................................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara HACCP, SSOP,GMP dan ISO: 9000
2. Untuk mengetahui apa itu SSOP
3. Untuk mengetahui apa itu SSOP
4. Untuk mengetahui apa itu ISO 9000
5. Untuk mengetahui bagaimana skema langkah-langkah HACCP
6. Untuk mengetahui bagaimana skema langkah-langkah sertifikasi HACCP
7. Untuk mengetahui apa saja sektor-sektor industri yang wajib menggunakan HACCP
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
Berikut ini beberapa aspek yang dimaksud dalam SSOP:
1. Kebersihan: SSOP menyatakan tingkat kebersihan yang diperlukan untuk
mengantisipasi kontaminasi makanan, termasuk kebersihan peralatan, area, dan
personal karyawan.
2. Pengelolaan peralatan: SSOP mencakup pengawasan peralatan yang digunakan dalam
proses produksi, seperti mesin, peralatan, dan bahan kimia yang digunakan untuk
kebersihan.
3. Pengawasan personal karyawan: SSOP menyatakan tentang kebijakan dan prosedur
yang harus diikuti oleh karyawan dalam proses produksi, seperti pembersihan tangan,
penggunaan peralatan berkelanjutan, dan kewajiban untuk menjaga kebersihan.
4. Pemantauan dan evaluasi: SSOP mencakup pemantauan dan evaluasi kebersihan dan
kualitas produk selama proses produksi, seperti inspeksi rutin, pengujian, dan
pengawasan batas kritis (critical limit).
3.2 GMP
GMP (Good Manufacturing Practice) adalah cara produksi yang baik yang menangani
aspek seperti kebersihan, pengelolaan peralatan, dan pengawasan personal karyawan. GMP
bertujuan untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu dan kualitas yang
diinginkan. Penerapan GMP membantu menciptakan lingkungan produksi yang lebih aman,
efisien, dan mengurangi risiko bahaya yang mungkin terjadi. Komplian dengan GMP juga
dapat memposkan dampak positif pada reputasi perusahaan dan mengurangi kemungkinan
pengembalian produk berkualitas.
Berikut ini beberapa aspek penting yang dimaksud dalam GMP:
1. Kebersihan: GMP menyatakan tingkat kebersihan yang diperlukan untuk
mengantisipasi kontaminasi makanan, termasuk kebersihan peralatan, area, dan
personal karyawan.
2. Pengelolaan peralatan: GMP mencakup pengawasan peralatan yang digunakan dalam
proses produksi, seperti mesin, peralatan, dan bahan kimia yang digunakan untuk
kebersihan.
3. Pengawasan personal karyawan: GMP menyatakan tentang kebijakan dan prosedur
yang harus diikuti oleh karyawan dalam proses produksi, seperti pembersihan tangan,
penggunaan peralatan berkelanjutan, dan kewajiban untuk menjaga kebersihan.
4. Pemantauan dan evaluasi: GMP mencakup pemantauan dan evaluasi kebersihan dan
kualitas produk selama proses produksi, seperti inspeksi rutin, pengujian, dan
pengawasan batas kritis (critical limit).
5. GMP untuk farmasi: GMP dalam konteks farmasi mencakup pengawasan kebersihan
dan mutu produk pertanian, termasuk kebersihan lahan, pengelolaan penggunaan bahan
kimia, dan pengawasan pengendalian rambut.
4.2 ISO 9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM) yang
dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu lembaga organisasi internasional di bidang standardisasi.
ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for
Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO 9000 terdiri dari beberapa standar,
di antaranya ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003. ISO 9001 adalah standar yang berorientasi
3
pada layanan pelanggan dan standar manajemen mutu yang pertama kali terbit pada tahun
1994. ISO 9002 fokus pada produksi dan instalasi, sementara ISO 9003 berkaitan dengan
inspeksi dan pengujian akhir. ISO 9000 memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, antara
lain meningkatkan kepercayaan pelanggan, efisiensi operasional, dan akses ke pasar global.
Sertifikasi terhadap ISO 9000 tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan,
namun menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten dilaksanakan di
perusahaan atau organisasi tersebut.
Berikut adalah beberapa aspek penting dalam ISO 9000:
1. Tujuan Utama:
• Peningkatan Kualitas: ISO 9000 bertujuan untuk membantu organisasi
meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka melalui implementasi praktik
manajemen mutu yang efektif.
2. Ruang Lingkup:
• Proses Manajemen: ISO 9000 berfokus pada proses-proses manajemen
organisasi, termasuk perencanaan, pengendalian, dan peningkatan mutu.
• Kepuasan Pelanggan: Memberikan perhatian khusus pada pemahaman dan
pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
3. Struktur ISO 9000:
• ISO 9001: Standar ini mendefinisikan persyaratan sistem manajemen mutu dan
dapat digunakan untuk sertifikasi. Ini mencakup persyaratan untuk organisasi
yang ingin memastikan bahwa mereka memenuhi kebutuhan pelanggan dan
peraturan yang berlaku.
• ISO 9000 dan ISO 9004: Standar ini memberikan panduan dan pedoman untuk
penerapan ISO 9001. ISO 9000 memberikan definisi dan interpretasi, sementara
ISO 9004 memberikan panduan untuk mencapai keberlanjutan keunggulan
kualitas.
4. Prinsip-Prinsip ISO 9000:
• Pendekatan Proses: Menekankan pada pandangan organisasi sebagai
serangkaian proses yang terkait, yang berkontribusi pada pencapaian tujuan
organisasi.
• Pendekatan Sistem: Mendorong pengelolaan sebagai sistem terintegrasi dan
memahami interaksi antar proses.
• Pendekatan Berbasis Fakta: Keputusan yang diambil harus didasarkan pada
analisis data dan informasi yang valid.
5. Manfaat Implementasi ISO 9000:
• Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Dengan memahami dan memenuhi
kebutuhan pelanggan, organisasi dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
• Efisiensi Operasional: Penerapan praktik manajemen mutu dapat meningkatkan
efisiensi operasional dan mengurangi biaya pemborosan.
• Peningkatan Reputasi: Sertifikasi ISO 9001 dapat meningkatkan reputasi
organisasi dan memberikan kepercayaan kepada pelanggan dan mitra bisnis.
6. Proses Sertifikasi:
• Audit Eksternal: Organisasi dapat meminta audit eksternal dari lembaga
sertifikasi independen untuk memverifikasi bahwa sistem manajemen mutu
mereka mematuhi standar ISO 9001.
4
• Sertifikasi: Jika organisasi memenuhi persyaratan, mereka dapat menerima
sertifikasi ISO 9001, yang menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu mereka
diakui secara internasional.
5.2 Skema Langkah-langkah HACCP
Identifikasi Bahaya
Penentuan CCP
Penentuan batas Krisis
Penentuan Sistem Pemantauan
Melaksanakan Tindakan Koreksi
Melakukan Verifikasi
Dokumentasi
5
6.2 Skema Langkah-langkah Sertifikasi HACCP
Persiapan
Pelatihan
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Titik Kendali Kritis (CCP)
Tetapkan Batas Kritis
Terapkan Sistem Pemantauan CCP
Tetapkan Tindakan Korektif
Verifikasi Sistem HACCP
Dokumentasi
Inspeksi
Penilaian
Sertifikasi
6
Beberapa sektor industri yang wajib menggunakan HACCP antara lain:
1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk: Perusahaan makanan dan minuman terbesar di
Indonesia yang memproduksi berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti
mie instan, biskuit, minuman ringan, dan lain-lain.
2. PT Nestle Indonesia: Perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai macam
produk makanan dan minuman, seperti susu, cokelat, kopi, dan lain-lain.
3. PT Unilever Indonesia Tbk: Perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai
macam produk makanan dan minuman, seperti saus, margarin, teh, dan lain-lain.
4. PT Mayora Indah Tbk: Perusahaan makanan dan minuman yang memproduksi
berbagai macam produk, seperti biskuit, kopi, cokelat, dan lain-lain.
5. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk: Perusahaan makanan dan minuman yang
memproduksi berbagai macam produk, seperti mie instan, susu, minuman ringan, dan
lain-lain.
7
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
HACCP memberikan penekanan yang sangat kuat pada keamanan pangan. Kesimpulan
dari makalah ini menunjukkan bahwa implementasi HACCP merupakan langkah kritis dalam
menjaga keamanan produk pangan, melindungi konsumen dari bahaya potensial yang dapat
terkait dengan produksi, pengolahan, dan distribusi makanan. Menyoroti pentingnya analisis
risiko dalam HACCP. Identifikasi dan evaluasi bahaya merupakan langkah kunci dalam
memahami potensi risiko dalam setiap tahap produksi makanan. Hal ini membantu produsen
makanan untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Dengan demikian, kesimpulan
dari makalah ini menegaskan bahwa HACCP bukan hanya suatu persyaratan regulasi, tetapi
juga suatu pendekatan proaktif dan holistik dalam menjaga keamanan pangan yang
berkelanjutan dan berkualitas.
3.2 Saran
Saran saya mengembangkan dan mengawasi manajemen risiko yang komprehensif untuk
mengidentifikasi dan mengurangi risiko bahaya yang mungkin terjadi selama proses produksi.
Menggunakan teknologi informasi untuk mendukung prosedur HACCP, mulai dari sistem basa
data hingga sistem informasi yang lebih canggih untuk mengelola dan mengawas prosedur
HACCP. Pelatihan dan kesadaran pemilik dan karyawan tentang prinsip HACCP sangat
penting untuk memastikan bahwa prosedur HACCP diterapkan dengan benar dan efektif.
8
DAFTAR PUSTAKA
Amin, F. (2016). ISO 9000 dan ISO 14000. (Universitas Jember, 2016) Diakses dari
file:///C:/Users/HP/Downloads/pdf-arti-dan-tujuan-iso-9000_compress.pdf
Cartwright, M. & Latifah, D. (2010). Hazart Analysis Critical Control Point (HACCP) Sebagai
Model Kendali dan Model Pejaminan Mutu produksi Pangan. 6(17), 509-519.
Standar Nasional Indonesia. (1998). Sistem Analisa Bahay dan Pengendalian Titik Kritis
(HACCP) Serta Pedoman Penerapannya. Jakarta Pusat : Badan Standarisasi Nasional.
Sumadi. Konsep Mutu Dalam ISO 9000 dan Total Quality Control. 40-46. Diakses 7 Desember
2023, dari Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.