AINUN ALIYAH
60700119034
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat
makalah yang berjudul “Program Kelayakan Dasar Perusahaan” yang merupakan tugas
dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
Ainun Aliyah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Pangan sangat penting bagi kehidupan manusia karena pangan merupakan makanan
yang di konsumsi olleh manusia. Oleh karena itu, kualitas dari mutu pangan sangat penting
Masalah keamanan pangan masih merupakan masalah penting dalam bidang pangan
di Indonesia, dan perlu mendapat perhatian khusus dalam program pengawasan pangan.
Penyakit dan kematian yang ditimbulkan melalui makanan di Indonesia sampai saat ini masih
umumnya telah diketahui. Pengawasan pangan yang mengandalkan pada uji produk akhir
tidak dapat mengimbangi kemajuan yang pesat dalam industri pangan, dan tidak dapat
menjamin keamanan makanan yang beredar di pasaran. Pendekatan tradisionil yang selama
ini dilakukan dapat dianggap telah gagal untuk mengatasi masalah tersebut..
jaminan mutu dengan basis keamanan pangan, yang menjadi acuan bagi industri pangan di
seluruh dunia. Sistem HACCP juga merupakan salah satu bagian dari sistem yang
menyeluruh dalam prosedur pengendalian mutu dan merupakan sistem yang tidak berdiri
pengembangan sistem HACCP. Penerapan sistem HACCP tidak akan efektif apabila
persyaratan kelayakan dasar unit pengolahan tidak terpenuhi. Selain itu, juga diperlukan
adanya komitmen dan dukungan manajemen serta sarana dan sumberdaya manusia untuk
menunjang penerapan sistem tersebut. Program kelayakan dasar terdiri atas dua bagian
1
pokok, yaitu GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation Standard
GMP (Good Manufacturing Practices) adalah cara atau teknik berproduksi yang baik
dan benar untuk menghasilkan produk yang benar, memenuhi persyaratan mutu
(wholesomeness) dan keamanan pangan (food safety). SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedure) adalah prosedur pelaksanaan sanitasi standar yang harus dipenuhi oleh suatu unit
pengolahan ikan untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah
(Mangunsong 2000). Program kelayakan dasar erat kaitannya dengan mutu suatu produk
seperti daging rajungan kaleng. Apabila program kelayakan dasar telah dilaksanakan dengan
baik, maka penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan HACCP dapat dilaksanakan
dengan efektif, sehingga diharapkan dapat menghasilkan produk perikanan yang berkualitas
2 Rumusan Masalah
Control Point)?.
2
3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Good Manufacturing Practice merupakan sebuah konsep yang kerap kali diabaikan di
berbagai dunia industri. Padahal kehadiran hal ini mampu memberikan dampak yang
signifikan bagi sebuah perusahaan dan pelaku industri. Good Manufacturing Practice atau
GMP adalah sebuah konsep manajemen yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk
menghasilkan produk. Seluruh produk yang dihasilkan ini wajib memenuhi standar yang ada
suata usaha.
b. Memilih standar referensi dalam hal penerapan strategi GMP secara lebih
tepat.
tim tersebut adalah salah satu personel yang sudah terlatih dan memiliki jiwa
4
3 Tujuan dan Manfaat GMP
Tujuan dan manfaat bagi konsumen yaitu:
a. Keselamatan konsumen
pihak yang terkait. Oleh karena itu, keselamatan konsumen akan terjamin
pasar akan terlindungi. Sebab jika ada konsumen yang kecewa dan
menginformasikan ke pasar, maka tentu hal ini akan merusak pangsa pasar.
5
kepercayaan dari konsumen, bukan tidak mungkin tujuan perusahaan akan
mudah tercapai.
CPMB.
tersendiri, yaitu:
yang tidak layak. Seperti yang diketahui, pemerintah wajib untuk melindungi
yang telah diedarkan layak konsumsi. Masyarakat tentu tidak akan ragu untuk
6
Mengenai bahan apa saja yang aman, bagaimana proses packaging yang baik,
b) Persyaratan Penanganan. Hal ini mengacu pada asas Quick,Carefull dan Clean (QC
3 dan COOL). Penanganan bahan baku mulai dari penerimaan hingga jadi produk
akhir harus hati-hati, diperhatikan sanitasi dan higienis.
c) Persyaratan Pengolahan. Proses harus higienis dan saniter sesuai dengan ketentuan
khusus menurut jenis pengolahannya. Bentuk dan ukuran produk akhir juga sesuai
dengan persyaratan.
d) Persyaratan Pengemasan. Produk akhir harus dikemas dengan cermat, cepat, tepat
dan saniter. Pelabelan pada kemasan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah yang
berlaku.
SSOP adalah Prosedur pelaksanaan sanitasi standart yang harus dipenuhi oleh suatu
sentra pengolahan atau UPI untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang
diolah.
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya agar
7
1 Tujuan SSOP :
a. Memastikan mutu produk dan menjamin tingkat dasar pengendalian keamanan
pangan
b. Meminimalisir kontaminasi
Air yang dipakai pengolah harus bersih, sumber air bisa berasal dari
PDAM; sumur; air laut, kualitas air dicek setiap 6 bulan sekali
Syarat air bersih : tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
b. Kondisi alat dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan
dalam kondisi bersih, Pisau yang digunakan dicuci dengan air bersih dan
pakaian kerja dicuci setiap hari, serta gunakan perlengkapan pekerja seperti
bahan baku
8
3) Keberihan karyawan, sebelum bekerja dan setelah dari toilet cuci
tangan
5) Kesehatan pekerja, pekerja harus mandi agar bahan baku terhindar dari
periksa ke dokter
cukup
3) Semua bahan kimia, pembersih dan saniter diberi label dengan jelas
9
4) Disimpan diruang khusus dan terpisah dengan ruang penyimpanan
produk olahan
kontaminan
diberi label yang jelas dan disimpan secara terpisah dalam wadah yang
sama
dipersyaratkan
bekerja
10
5) Jenis penyakit yang dapat mengkontaminasi seperti: batuk/pilek, flu,
h. Pengendalian pest
tikus, hewan peliharaan dan binatang lainnya) yang berfungsi dengan efektif
Tujuannya adalah
Dengan adanya Prosedur Operasi Standar Sanitasimaka para Unit Pengolah Ikan
diharapkan dapat menerapkan SSOP di unit kerja masing- masing sehingga produk hasil
perikanan dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia dan aman apabila dikonsumsi oleh
manusia, disamping itu juga Produk Hasil Perikanan Indonesia mampu bersaing di pasar
internasional.
yang mendasarkan kepada kesadaran atau perhatian bahwa hazard (bahaya) akan timbul pada
berbagai titik atau tahap produksi, tetapi pengendaliannya dapat dilakukan untuk mengontrol
bahaya-bahaya tersebut.
HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk
dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang
11
produk akhir. Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang zero-
risk atau tanpa resiko, tetapi dirancang untuk meminimumkanresiko bahaya keamanan
pangan. Sistem HACCP juga dianggap sebagai alat manajemen yang digunakan untuk
memproteksi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-
HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari produsen utama
tanggung jawab penuh dan keterlibatan manajemen serta tenaga kerja. Keberhasilan
penerapan HACCP juga membutuhkan pendekatan tim, tim ini harus terdiri dari tenaga ahli
yang tepat. Sebagai contoh harus terdiri dari ahli budidaya, dokter hewan, personel produksi,
ahli mikrobiologi, spesialis kesehatan masyarakat, ahli teknologi pangan, ahli kimia dan
perekayasa menurut studi tertentu. Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri
pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan
HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan
sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan
diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada
suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan
Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela dan banyak industri
baik produsen dan konsumen dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di
industri pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.
12
Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari
pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, agar penerapan HACCP ini
sukses maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah
SanitationOperationalProcedure (SSOP).
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan
sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang
retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan mengurangi limbah
Control Point)
1 Bentuk Standar
Formulir dalam
penerapan GMP
13
Gambar 1 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan GMP
2 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan SSOP
14
Gambar 2 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan SSOP
15
3 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan HACCP
16
BAB III
KESIMPULAN
Good Manufacturing Practice merupakan sebuah konsep yang kerap kali diabaikan di
berbagai dunia industri. Padahal kehadiran hal ini mampu memberikan dampak yang
signifikan bagi sebuah perusahaan dan pelaku industri. Good Manufacturing Practice atau
GMP adalah sebuah konsep manajemen yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk
menghasilkan produk. Seluruh produk yang dihasilkan ini wajib memenuhi standar yang ada
SSOP adalah Prosedur pelaksanaan sanitasi standart yang harus dipenuhi oleh suatu
sentra pengolahan atau UPI untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang
diolah.
HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk
dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.
17
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perindustrian RI. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian No. 75 tahun 2010
Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik/Good Manufacturing
Practice. Jakarta.
18