Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGENDALIAN MUTU & KEAMANAN PANGAN HASIL TERNAK


(Program Kelayakan Dasar Perusahaan)

AINUN ALIYAH

60700119034

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKLONOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak

nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat

bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan

makalah yang berjudul “Program Kelayakan Dasar Perusahaan” yang merupakan tugas

mata kuliah “pengendalian mutu dan keamanan hasil ternak”

Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan

dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca

dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Bone, 24 mei 2021

Ainun Aliyah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Penerapan GMP (Good Manufacturing Practices)......................................................4

1 Strategi dalam penerapan GMP...............................................................................4

2 Tujuan dan Manfaat GMP.......................................................................................5

3 Cara beprroduksi yang baik dan benar GMP...........................................................7

B. Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Prosedured)...................................7

1 Tujuan SSOP :.........................................................................................................7

2 Kunci SOP (8) :........................................................................................................8

C. Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point ).................................11

D. Bentuk Standar Formulir GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitaion

Standart Operating Procedures), HACCP (Hazzard Analisis Critical Control Point).........13

1 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan GMP..................................................13

2 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan SSOP.................................................14

3 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan HACCP.............................................15

BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan GMP...................................................13

Gambar 2 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan SSOP..................................................14

Gambar 3 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan HACCP.........................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Pangan sangat penting bagi kehidupan manusia karena pangan merupakan makanan

yang di konsumsi olleh manusia. Oleh karena itu, kualitas dari mutu pangan sangat penting

untuk di jaga dan dipertahankan.

Masalah keamanan pangan masih merupakan masalah penting dalam bidang pangan

di Indonesia, dan perlu mendapat perhatian khusus dalam program pengawasan pangan.

Penyakit dan kematian yang ditimbulkan melalui makanan di Indonesia sampai saat ini masih

tinggi, walaupun prinsip-prinsip pengendalian untuk berbagai penyakit tersebut pada

umumnya telah diketahui. Pengawasan pangan yang mengandalkan pada uji produk akhir

tidak dapat mengimbangi kemajuan yang pesat dalam industri pangan, dan tidak dapat

menjamin keamanan makanan yang beredar di pasaran. Pendekatan tradisionil yang selama

ini dilakukan dapat dianggap telah gagal untuk mengatasi masalah tersebut..

Sistem HACCP (HazardAnalysisCriticalControlPoint) merupakan salah satu sistem

jaminan mutu dengan basis keamanan pangan, yang menjadi acuan bagi industri pangan di

seluruh dunia. Sistem HACCP juga merupakan salah satu bagian dari sistem yang

menyeluruh dalam prosedur pengendalian mutu dan merupakan sistem yang tidak berdiri

sendiri. Kelayakan dasar unit pengolahan merupakan prasyarat (pre-requisite) dalam

pengembangan sistem HACCP. Penerapan sistem HACCP tidak akan efektif apabila

persyaratan kelayakan dasar unit pengolahan tidak terpenuhi. Selain itu, juga diperlukan

adanya komitmen dan dukungan manajemen serta sarana dan sumberdaya manusia untuk

menunjang penerapan sistem tersebut. Program kelayakan dasar terdiri atas dua bagian

1
pokok, yaitu GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation Standard

OperatingProcedure) (Wiryanti dan Witjaksono 2001).

GMP (Good Manufacturing Practices) adalah cara atau teknik berproduksi yang baik

dan benar untuk menghasilkan produk yang benar, memenuhi persyaratan mutu

(wholesomeness) dan keamanan pangan (food safety). SSOP (Sanitation Standard Operating

Procedure) adalah prosedur pelaksanaan sanitasi standar yang harus dipenuhi oleh suatu unit

pengolahan ikan untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah

(Mangunsong 2000). Program kelayakan dasar erat kaitannya dengan mutu suatu produk

seperti daging rajungan kaleng. Apabila program kelayakan dasar telah dilaksanakan dengan

baik, maka penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan HACCP dapat dilaksanakan

dengan efektif, sehingga diharapkan dapat menghasilkan produk perikanan yang berkualitas

dan mampu bersaing dalam pasar global.

2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem GMP (Good Manufacturing Practice) dalam program

pengendalian mutu dan keamanan pangan?

2. Bagaimana sistem SSOP (SanitationStandartOperatingProcedures) dalam proram

pengendalian mutu dan keamanan pangan?

3. Bagaimana sistem HACCP (Hazzard analisis criticalcontrolpoint) dalam program

pengendalian mutu dan keamanan pangan?

4. Bagaimana bentuk standar formulir GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP

(Sanitaion Standart Operating Procedures), HACCP (Hazzard Analisis Critical

Control Point)?.

2
3 Tujuan

1. Mengetahui sistem GMP (Good Manufacturing Practice) dalam program

pengendalian mutu dan keamanan pangan.

2. Mengetahui sistem SSOP (Sanitation Standart OperatingProcedures) dalam proram

pengendalian mutu dan keamanan pangan.

3. Mengetahui sistem HACCP (Hazzard analisis criticalcontrolpoint) dalam program

pengendalian mutu dan keamanan pangan.

5. Untuk mengetahui bentuk standar formulir GMP (Good Manufacturing Practice),

SSOP (Sanitaion Standart Operating Procedures), HACCP (Hazzard Analisis

Critical Control Point).

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penerapan GMP (Good Manufacturing Practices)

Good Manufacturing Practice merupakan sebuah konsep yang kerap kali diabaikan di

berbagai dunia industri. Padahal kehadiran hal ini mampu memberikan dampak yang

signifikan bagi sebuah perusahaan dan pelaku industri. Good Manufacturing Practice atau

GMP adalah sebuah konsep manajemen yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk

menghasilkan produk. Seluruh produk yang dihasilkan ini wajib memenuhi standar yang ada

dengan tingkat perbedaan yang rendah.

2 Strategi dalam penerapan GMP


Penerapan GMP akan lebih efektif setelah pelaku usaha/perusahaan benar-

benar memperhatikan beberapa aspek berikut ini:

a. Membangun sebuah komitmen diantara seluruh personil yang terkait dalam

suata usaha.

b. Memilih standar referensi dalam hal penerapan strategi GMP secara lebih

tepat.

c. Menetapkan indikator tentang keefektifan dalam hal penerapan strategi GMP,

dan melakukan evaluasi kinerja untuk penerapan GMP.

d. Membentuk tim yang benar-benar solid, dengan penanggungjawab utama dari

tim tersebut adalah salah satu personel yang sudah terlatih dan memiliki jiwa

kepemimpinan serta motivasi yang cukup kuat.

e. Secara terus-menerus berusaha untuk melakukan awareness (kesadaran) baik

itu untuk level manajer, supervisor sampai setingkat karyawan.

4
3 Tujuan dan Manfaat GMP
Tujuan dan manfaat bagi konsumen yaitu:

a. Keselamatan konsumen

Peraturan yang disusun tentu telah mendapat persetujuan dari pihak-

pihak yang terkait. Oleh karena itu, keselamatan konsumen akan terjamin

ketika mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut.

b. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai produk

Konsumen tentu berhak mengetahui secara rinci mengenai produk

yang dikonsumsi. Dengan mengikuti CPMB, maka konsumen akan dengan

mudah mencari tahu informasi apapun. Misalkan komposisi makanan, tanggal

produksi, tanggal kadaluarsa, dan info lainnya.

Sedangkan, tujuan dan manfaatnya bagi produsen yaitu:

a. Melindungi pangsa pasar

Seperti yang diketahui, marketing terbaik dalam dunia bisnis adalah

testimoni pelanggan yang telah mencoba produk tersebut. CPMB membantu

perusahaan untuk meninggalkan kesan baik bagi konsumen, sehingga pangsa

pasar akan terlindungi. Sebab jika ada konsumen yang kecewa dan

menginformasikan ke pasar, maka tentu hal ini akan merusak pangsa pasar.

b. Membangun dan memelihara kepercayaan pelanggan

Konsumen yang merasakan manfaat dari makanan dan minuman yang

telah diproduksi, tentu akan membuat kepercayaan konsumen meningkat dan

tidak ragu untuk terus mengkonsumsi hasil produksi perusahaan tersebut.

c. Mencapai tujuan perusahaan

Apapun tujuan perusahaan yang telah disusun, tentu salah satunya

untuk meningkatkan pendapatan dan laba. Jika perusahaan telah mendapatkan

5
kepercayaan dari konsumen, bukan tidak mungkin tujuan perusahaan akan

mudah tercapai.

d. Mengurangi biaya beban operasional

Dengan adanya prosedur yang mengatur produksi makanan dan

minuman, dapat membantu perusahaan mengurangi biaya beban yang tidak

diperlukan. Perusahaan dapat meminimalisir biaya-biaya yang tidak ada dalam

CPMB.

e. Menjadi pendukung penerapan CPMB yang baik

Perusahaan yang berpacu pada CPMB, secara tidak langsung menjadi

pendukung jalannya CPMB. Hal tersebut dapat menjadi contoh bagi

pengusaha lain untuk menerapkan CPMB dalam proses produksinya.

Bagi pemerintah Indonesia pun, CPMB memiliki tujuan dan manfaat

tersendiri, yaitu:

a. Melindungi konsumen dari kerugian akibat konsumsi makanan dan minuman

yang tidak layak. Seperti yang diketahui, pemerintah wajib untuk melindungi

masyarakatnya. Melalui CPMB ini, kewajiban pemerintah telah berjalan.

Makanan dan minuman yang beredar akan terjamin kualitasnya.

b. Memberikan jaminan kepada masyarakatnya, bahwa makanan dan minuman

yang telah diedarkan layak konsumsi. Masyarakat tentu tidak akan ragu untuk

mengkonsumsi makanan dan minuman yang beredar di pasaran. Tentunya ini

juga akan menambah pemasukan Negara.

c. Memberikan informasi atau pendidikan kepada masyarakat dibidang makanan

dan minuman. Secara tidak langsung, pemerintah ikut mengedukasi

masyarakat mengenai makanan dan minuman yang layak beredar di pasaran.

6
Mengenai bahan apa saja yang aman, bagaimana proses packaging yang baik,

informasi apa saja yang harus dimuat, dan lain sebagainya.

4 Cara produksi yang baik dan benar GMP


a) Persyaratan Bahan baku, Bahan tambahan dan produk akhir. Hal ini mengacu
pada persyaratan standar seperti Standar NasionalIndonesia (SNI) oleh insttitusi yang
berwenang. 

b) Persyaratan Penanganan. Hal ini mengacu pada asas Quick,Carefull dan Clean (QC
3 dan COOL). Penanganan bahan baku mulai dari penerimaan hingga jadi produk
akhir harus hati-hati, diperhatikan sanitasi dan higienis. 

c) Persyaratan Pengolahan. Proses harus higienis dan saniter sesuai dengan ketentuan
khusus menurut jenis pengolahannya. Bentuk dan ukuran produk akhir juga sesuai
dengan persyaratan. 

d) Persyaratan Pengemasan. Produk akhir harus dikemas dengan cermat, cepat, tepat
dan saniter. Pelabelan pada kemasan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah yang
berlaku. 

e) Persyaratan Penyimpanan. Penyimpanan bahan baku dan produk akhir terpisah.


Susunan produk akhir sesuai jenis dan menganut sistem FIFO. 

f) Persyaratan Distribusi. Alat transportasi disesuaikan dengan jenis produk. Alat


angkut juga harus diperhatikan kebersihan kondisisanitasinya.

5 Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Prosedured)

SSOP adalah Prosedur pelaksanaan sanitasi standart yang harus dipenuhi oleh suatu

sentra pengolahan atau UPI untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang

diolah.

Sanitasi : Perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih, sehingga mencegah

manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya agar

dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

7
1 Tujuan SSOP :
a. Memastikan mutu produk dan menjamin tingkat dasar pengendalian keamanan

pangan

b. Meminimalisir kontaminasi

2 Kunci SOP (8) :


a. Keamanan air dan es

Air yang dipakai pengolah harus bersih, sumber air bisa berasal dari

PDAM; sumur; air laut, kualitas air dicek setiap 6 bulan sekali

Syarat air bersih : tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak

mengandung logam berat (bahan berbahaya)

Untuk jenis es bisa dipakai es balok, serpihan es (es yang berukuran

kecil), Es yang berukuran lembut.

b. Kondisi alat dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan

Semua peralatan yang dipakai dalam melakukkan pengolahan harus

dalam kondisi bersih, Pisau yang digunakan dicuci dengan air bersih dan

panas, gunakan bahan-bahan dari stainless,peralatan disimpan pada tempatnya.

Pekerja harus menggunakan pakaian bersih selama pengolahan,

pakaian kerja dicuci setiap hari, serta gunakan perlengkapan pekerja seperti

tutup kepala dan sarung tangan.

c. Pencegahan kontaminasi silang

Upaya untuk tidak terjadinya kontaminasi silang bisa dilakukkan

dengan beberapa cara

1) Bahan baku jangan diletakkan di lantai, letakkan diatasbox

2) Lampu tempat pengolahan ditutup agar pecahan lampu tidak mengenai

bahan baku

8
3) Keberihan karyawan, sebelum bekerja dan setelah dari toilet cuci

tangan

4) Dilarang meludah dan merokok saat mengolah bahan baku

5) Kesehatan pekerja, pekerja harus mandi agar bahan baku terhindar dari

bakteri, gunakan pakaian yang bersih, cuci tangan sebelum dan

sesudah memegang bahan baku, pekerja yang sakit harus istirahat

periksa ke dokter

6) Penyimpanan Produk, produk yang sudah diolah diletakkan diatas rak

agar tidak terkena kotoran

d. Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet

1) Sediakan washtafeldekatpintu,air harus mengalir dan dilengkapi

dengan fasilitas sanitasi (sabun antiseptik, pengering tangan)

2) Toilet berfungsi baik, tidak berhubungan langsung dengan ruangan

penanganandan pengolahan dilengkapi dengan fasilitas sanitasi (sabun

antiseptik, pengering tangan)

3) Ruang ganti digunakan karyawan untuk ganti pakaian kerja harus

selalu dalam keadaan bersih

4) Loker digunakan untuk menyimpan pakaian kerja dan pakaian ganti

karyawan sertaperalatan pribadi karyawan tersedia dalam jumlah

cukup

e. Proteksi dari bahan-bahan kontaminan

1) Semua bahan kimia, pembersih dan saniter harus sesuai persyaratan

2) Gunakan sesuai petunjuk persyaratan

3) Semua bahan kimia, pembersih dan saniter diberi label dengan jelas

9
4) Disimpan diruang khusus dan terpisah dengan ruang penyimpanan

produk olahan

5) Penggunaannya harus sesuai prosedur dan ada petugas khusus yang

ditunjuk dan bertanggung jawab dalam penanganan bahan kimia

f. Pelabelan, penyimpanan,dan penggunaan bahan toksin yang benar

1) Tujuannya untuk menjamin bahwa pelabelan, penyimpanan dan

penggunaan bahan toksin adalah benar untuk proteksi produk dari

kontaminan

2) Pemberian label dan penyimpanan bahan kimia dan bahan berbahaya

diberi label yang jelas dan disimpan secara terpisah dalam wadah yang

sama

3) Penggunaan bahan kimia dan bahan berbahaya; bahan kimia yang

diijinkan dan penggunaannya sesuai dengan metode yang

dipersyaratkan, serta dilengkapi dengan tanda (label) yang

dipersyaratkan

g. Pengawasan kondisi kesehatan personil

1) Tujuan mengelola personil yang mempunyai tanda-tanda penyakit,

luka atau kondisi lain yang dapat menjadi sumber kontaminasibakteri

2) Kondisi karyawan/pekerja di monitor, bagi yang sakit tidak diijinkan

bekerja

3) Karyawan yang melakukan pekerjaan penanganan, pengolahan,

pengepakan, harus mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja

4) Karyawan harus menggunakan alat perlengkapandiri, antara lain

pakaian kerja termasuk tutup kepala, masker, sepatu, sarung tangan

10
5) Jenis penyakit yang dapat mengkontaminasi seperti: batuk/pilek, flu,

diare, penyakit kulit dsb

h. Pengendalian pest

Perlu tersedianya fasilitas pengendalian binatang penganggu (serangga,

tikus, hewan peliharaan dan binatang lainnya) yang berfungsi dengan efektif

Tujuannya adalah

1) Pencegahan masuknya dan pembuangan pest

2) Mengendalikan lingkungan sumber pest

3) Pemusnahan dan pembasmian pest

Dengan adanya Prosedur Operasi Standar Sanitasimaka para Unit Pengolah Ikan

diharapkan dapat menerapkan SSOP di unit kerja masing- masing sehingga produk hasil

perikanan dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia dan aman apabila dikonsumsi oleh

manusia, disamping itu juga Produk Hasil Perikanan Indonesia mampu bersaing di pasar

internasional.

3 Penerapan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point )

HACCP (HazardAnalysisCriticalControlPoint) adalah suatu sistem jaminan mutu

yang mendasarkan kepada kesadaran atau perhatian bahwa hazard (bahaya) akan timbul pada

berbagai titik atau tahap produksi, tetapi pengendaliannya dapat dilakukan untuk mengontrol

bahaya-bahaya tersebut.

HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk

menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap

dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.

Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang

mengutamakan kepada tindakan pencegahan dari pada mengandalkan kepada pengujian

11
produk akhir. Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang zero-

risk atau tanpa resiko, tetapi dirancang untuk meminimumkanresiko bahaya keamanan

pangan. Sistem HACCP juga dianggap sebagai alat manajemen yang digunakan untuk

memproteksi rantai pasokan pangan dan proses produksi terhadap kontaminasi bahaya-

bahaya mikrobilogis, kimia dan fisik.

HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari produsen utama

bahan baku pangan (pertanian), penanganan, pengolahan, distribusi, pemasaran hingga

sampai kepada pengguna akhir. Keberhasilan dalam penerapan HACCP membutuhkan

tanggung jawab penuh dan keterlibatan manajemen serta tenaga kerja. Keberhasilan

penerapan HACCP juga membutuhkan pendekatan tim, tim ini harus terdiri dari tenaga ahli

yang tepat. Sebagai contoh harus terdiri dari ahli budidaya, dokter hewan, personel produksi,

ahli mikrobiologi, spesialis kesehatan masyarakat, ahli teknologi pangan, ahli kimia dan

perekayasa menurut studi tertentu. Tujuan dari penerapan HACCP dalam suatu industri

pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan

mutu pangan guna memenuhi tututan konsumen.

HACCP bersifat sebagai sistem pengendalian mutu sejak bahan baku dipersiapkan

sampai produk akhir diproduksi masal dan didistribusikan. Oleh karena itu dengan

diterapkannya sistem HACCP akan mencegah resiko komplain karena adanya bahaya pada

suatu produk pangan. Selain itu, HACCP juga dapat berfungsi sebagai promosi perdagangan

di era pasar global yang memiliki daya saing kompetitif.

Pada beberapa negara penerapan HACCP ini bersifat sukarela dan banyak industri

pangan yang telah menerapkannya. Disamping karena meningkatnya kesadaran masyarakat

baik produsen dan konsumen dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di

industri pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.

12
Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari

pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu, agar penerapan HACCP ini

sukses maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah

diterapkannya Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard

SanitationOperationalProcedure (SSOP).

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan

sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang

dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang,

memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat

retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan mengurangi limbah

dan kerusakan produk atau waste.

4 Bentuk Standar Formulir GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP

(Sanitaion Standart Operating Procedures), HACCP (Hazzard Analisis Critical

Control Point)

1 Bentuk Standar
Formulir dalam
penerapan GMP

13
Gambar 1 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan GMP
2 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan SSOP

14
Gambar 2 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan SSOP

15
3 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan HACCP

Gambar 3 Bentuk Standar Formulir dalam penerapan HACCP

16
BAB III

KESIMPULAN

Good Manufacturing Practice merupakan sebuah konsep yang kerap kali diabaikan di

berbagai dunia industri. Padahal kehadiran hal ini mampu memberikan dampak yang

signifikan bagi sebuah perusahaan dan pelaku industri. Good Manufacturing Practice atau

GMP adalah sebuah konsep manajemen yang berbentuk prosedur dan cara kerja untuk

menghasilkan produk. Seluruh produk yang dihasilkan ini wajib memenuhi standar yang ada

dengan tingkat perbedaan yang rendah.

SSOP adalah Prosedur pelaksanaan sanitasi standart yang harus dipenuhi oleh suatu

sentra pengolahan atau UPI untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang

diolah.

HACCP merupakan salah satu bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk

menjamin keamanan pangan dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap

dapat memberikan jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen.

17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Perindustrian RI. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian No. 75 tahun 2010
Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik/Good Manufacturing
Practice. Jakarta.

Hubeis, M. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui


Pemberdayaan Manajemen Industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen
Industri, Fakultas Tekhnologi Pertanian. Bogor: IPB

Purnawijayanti, Hiasinta, A. 2001.Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam


Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta

18

Anda mungkin juga menyukai