BUKU INFORMASI
MENGAWASI PENERAPAN GOOD MANUFACTURING
PRACTICES (GMP) DAN SANITATION STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SSOP)
C.10SRM00.034.1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Tujuan Umum...................................................................................................3
B. Tujuan Khusus..................................................................................................3
1. Prinsip GMP...................................................................................................4
3. Persyaratan GMP............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................45
A. Buku Referensi................................................................................................45
B. Referensi Lainnya............................................................................................45
A. Daftar Peralatan/Mesin....................................................................................46
B. Daftar Bahan...................................................................................................46
DAFTAR PENYUSUN..................................................................................................47
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu mengawasi
penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard
Operating Procedure (SSOP)
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi mengawasi
penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard
Operating Procedure (SSOP) ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir
diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengawasi Penerapan GMP
2. Mengawasi Penerapan SSOP
BAB II
MENGAWASI PENERAPAN GMP
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk menjadi satu kesatuan
dari proses produksi. Oleh karena itu cakupan secara umum penerapan standar
GMP mencakup cara-cara produksi yang baik sejak bahan mentah masuk ke
pabrik sampai produk dihasilkan, termasuk persyaratan - persyaratan lainnya
yang harus dipenuhi. Aspek-aspek yang berpengaruh secara umum adalah
sebagai berikut
Aspek Lingkungan Produksi (Lokasi)
Aspek Bangunan
Aspek Fasilitas Sanitasi
Aspek Mesin dan Peralatan Produksi
Aspek Bahan
Aspek Pengendalian Proses
Aspek Produk Akhir
Aspek Laboratorium
Aspek Karyawan (Kesehatan dan Higiene Karyawan, Pelatihan Karyawan)
Aspek Pengemas dan Label Pangan
Aspek Label dan Keterangan Produk
Aspek Penyimpanan
Aspek Pemeliharaan dan Program Sanitasi
Aspek Pengangkutan
Aspek Pencacatan dan dokumentasi
Aspek Pelatihan
Aspek Penarikan Produk
Aspek Pelaksanaan Pedoman
Gerakan personil sekeliling tempat kerja sesuai dengan prosedur keluar masuk
tempat kerja
Karyawan harus mencuci tangan :
Sebelum mulai kerja
Sebelum menangani makanan
Diantara menangani makanan atau bahan makanan yang berbeda.
Sesudah keluar dari toilet
Sesudah menangani sampah
Sesudah menyentuh bagian tubuh
Pelatihan Karyawan
Pelatihan dasar tentang higiene pribadi dan makanan.
Faktor yang menyebabkan kerusakan atau penurunan mutu bahan dan
produk makanan yang diproduksi.
Kemungkinan penyakit dan keracunan makanan
Dasar pembersihan dan sanitasi, penggunaan peralatan dan bahan
pembersih.
Pelatihan eksternal dan internal ( pimpinan/pemilik sebagai instruktur dan
waktunya disesuaikan).
Setelah pelatihan, kompetensi karyawan dinilai.
Kompetensi pada tahap kritis misal pada proses sterilisasi, kalibrasi
termometer, dan peralatan lainnya.
Dokumen pelatihan dan hasil uji kompetensi disimpan
3. Persyaratan GMP
Cara mengikuti persyaratan GMP saat menjalankan aktivitas tugas meliputi :
1. Area kerja, material, peralatan dan produk secara rutin dipantau untuk
memastikan memenuhi persyaratan GMP.
2. Bahan mentah, produk dan komponen pengemas ditangai sesuai dengan
prosedur GMP dan tempat kerja.
3. Kontaminasi diidentifikasi dan tindakan pengendaliannya sejalan dengan
tanggung jawab dan prosedur GMP.
4. Proses, praktik atau kondisi yang tidak konsisten dengan GMP diidentifikasi
dan dilaporkan sesuai dengan prosedur pelaporan yang berlaku.
5. Tempat kerja dijaga agar tetap bersih dan rapi sesuai dengan standar
pemeliharaan GMP.
2) Bahan baku mentah, produk ditangani sesuai dengan prosedur GMP dan
tempat kerja
a) Bahan baku mentah
Menetapkan komposisi dan karekteristik bahan baku (sifat kimia,
fisik, sensorik, mikrobiologis).
Bahan yang rusak, busuk atau mengandung bahan berbahaya yang
tidak bisa dikurangi sampai batas aman tidak boleh digunakan.
Gunakan bahan tambahan yang diizinkan sesuai peraturan
(pengawet, pewarna dan lain-lain).
Bahan tambahan yang belum ada peraturannya harus izin khusus
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Bahan sebelum digunakan minimal diperiksa secara organoleptik
(sensorik) dan fisik, jika mungkin diuji secara kimia, mikrobiologi,
dan biologi.
Bahan diberi label yang jelas.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat.
Jenis bahan baku tergantung produk akhir : bahan nabati, hewani,
air (minuman).
Bahan hewani umumnya lebih mudah rusak dan lebih berisiko
terhadap bahaya.
Judul Modul: Mengawasi penerapan GMP dan SSOP
Buku Informasi – Versi 2018 Halaman: 11 dari 48
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Industri makanan bidang diversifikasi produk perikanan C.10SRM00.034.1
berbasis surimi
c) Produk akhir
Spesifikasi produk akhir.
Pengujian produk akhir dan kesesuaian dengan spesifikasi serta
persyaratan (standar).
Pencatatan bahan yang digunakan, kondisi proses dan produk akhir,
harus mampu telusur.
Produk akhir dikemas sesuai peraturan dan spesifikasi perusahaan.
Menentukan kadaluwarsa.
Adanya sistem penarikan produk (kode produksi).
d) Produk kadaluwarsa
Kadaluwarsa ditetapkan oleh perusahaan.
Produk yang sejenis memiliki daya simpan/kadaluwarsa yang
berbeda tergantung kondisi bahan dan prosesnya.
Kadaluwarsa ditentukan dengan melihat kerusakan/bahaya yang
mungkin terjadi.
Tanggal kadaluwarsa biasanya ditentukan lebih singkat daripada
waktu simpan yang sebenarnya (untuk jaminan keamanan atau
kepuasan pelanggan).
Judul Modul: Mengawasi penerapan GMP dan SSOP
Buku Informasi – Versi 2018 Halaman: 12 dari 48
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Industri makanan bidang diversifikasi produk perikanan C.10SRM00.034.1
berbasis surimi
BAB III
MENGAWASI PENERAPAN SSOP
Prinsip Sanitasi
Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki industri pangan dalam
menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). Sanitasi dilakukan sebagai
usaha untuk mencegah penyakit atau bahaya yang diperoleh setelah
mengkonsumsi pangan yang diproduksi, dengan cara menghilangkan atau
mengendalikan faktor – faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan
dalam pemindahan bahaya (hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan,
pengemasan dan penggudangan produk, sampai produk akhir didistribusikan.
Tindakan Koreksi :
Harus segera dilakukan tindakan koreksi bila terjadi atau ditemukan adanya
penyimpangan. Misal : dengan penyetopan saluran, stop proses produksi untuk
sementara, tarik produk yang terkena.
Rekaman : Dilakukan pada setiap monitoring, serta bila terjadi tindakan koreksi.
Bentuk rekaman : rekaman monitoring periodik, rekaman periodik inspeksi
plumbing, rekaman monitoring sanitasi harian.
Rekaman : Dilakukan pada setiap monitoring dan bila terjadi koreksi Bentuk
rekaman : monitoring periodik, rekaman monitoring sanitasi harian/ bulanan.
Tindakan Koreksi : Perbaiki atau isi bahan perlengkapan toilet dan tempat cuci
tangan. Buang dan buat larutan baru jika konsentrasi bahan sanitasi salah.
Observasi catatan tindakan koreksi ketika kondisi sanitasi tidak sesuai. Perbaiki
toilet yang rusak.
Monitoring : Yang perlu dimonitor : bahan – bahan berpotensi toksin dan air
yang tidak saniter. Dilakukan dalam frekuensi cukup, saat dimulai produksi dan
setiap 4 jam. Observasi kondisi dan aktivitas sepanjang hari.
Monitoring :
Tujuan monitoring untuk mengkonfirmasikan bahwa hama ( pest) telah
dikeluarkan dari area pengolahan seluas – luasnya dan prosedur diikuti untuk
mencegah investasi. Monitoring dilakukan dengan inspeksi visual, tempat
persembunyian tikus, alat perangkap tikus, alat menjaga kebersihan, dan
memfasilitasi pengawasan.
Tindakan Koreksi: Misal, setelah gunakan pestisida dan perangkap, lalat kembali
memasuki ruang pengolahan, maka tambahkan “ air curtain” di atas pintu luar
dan pindahkan wadah buangan.
Penanggulangan Kontaminasi :
Permukaan tempat kerja, pisau, pakaian, dan tangan yang tidak dicuci
merupakan pembawa untuk memindahkan bakteri ke makanan (kontak tidak
langsung). Benda – benda tersebut dapat menkontaminasi makanan selama
tahap - tahap proses produksi. Bahan kimia, termasuk pestisida, pemutih, dan
bahan pembersih lainnya dapat mengkontaminasi makanan apabila tidak
digunakan dengan hati-hati. Apabila benda yang berbahaya dimasukkan dalam
makanan secara sengaja, ini disebut kontaminasi disengaja dan merupakan
tindakan kejahatan. Kontaminasi yang dibahas ini merupakan kontaminasi yang
tidak sengaja diciptakan. Oleh karena itu perlu suatu upaya untuk mencegah
kontaminasi dan keracunan. Adapun upaya – upaya tersebut antara lain :
1) Mencegah kontaminasi pada pangan
Menyentuh makanan sesedikit mungkin
Menghindarkan makanan dari semua sumber bakteri
Menutup makanan
Memisahkan makanan mentah dari makanan yang sudah dimasak
Menghindarkan hewan dan serangga dari tempat makanan
Membuang sisa makanan dan sampah lain dengan hati – hati
Menjaga tempat sampah tetap tertutup
Menjaga segalanya sebersih mungkin
2.2 Bangunan
Pada bangunan, prinsip yang harus diperhatikan adalah bangunan tidak terbuat
dari bahan – bahan yang dapat mengkontaminasi produk seperti :
Lantai
Lantai ruangan yang digunakan untuk pekerjaan basah harus mempunyai
kemiringan yang cukup ( minimal 3 0 ), terbuat dari bahan yang kedap air,
tahan bahan kimia, permukaannya halus dan rata, mudah dibersihkan dan
pertemuan antara lantai dan dinding harus melengkung ( tidak membentuk
sudut )
Dinding
Dinding bagian dalam yang digunakan untuk pekerjaan basah harus terbuat
dari bahan kedap air, permukaannya rata dan halus serta berwarna terang.
Bagian dinding sampai dengan ketinggian 2 meter dari lantai harus dibuat
dari bahan khusus yang mudah dibersihkan (misalnya keramik, porselen
atau dengan cat minyak) dan pada bagian tersebut tidak boleh ditempatkan
sesuatu yang dapat mengganggu operasi pembersihan.
Langit – langit
Ruangan tempat pengolahan harus mempunyai langit – langit (plafon)
yang tidak retak, tidak terdapat tonjolan, dan sambungan yang terbuka.
Terbuat dari bahan yang kedap air, berwarna terang, permukaanya rata
dan halus, serta mudah dibersihkan
Tidak boleh ada pipa yang terlihat diatas tempat ikan diolah
Tinggi langit – langit minimal 3 meter
Ventilasi
Ruang pengolahan harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup untuk
menjamin sirkulasi udara yang baik, menghilangkan bau yang tidak
diinginkan, dan mencegah pengembunan
CARA EFEKTIF
UNTUK MENGENDALIKAN KONTAMINASI DARI PEKERJA
KARYAWAN (WORKERS) :
Pelatihan untuk mengetahui tentang pentingnya “ Good Personel Hygiene “
Harus segera melapor kepada supervisor jika ada gejala penyakit
SUPERVISOR :
Pelatihan untuk memantau karyawan secara dekat dan terus menerus mengenai gejala penyakit dan luka
Pelatihan untuk mengenal gejala penyakit dan infeksi dari luka
Pelatihan untuk mengetahui cara mengatasi masalah yang berkaitan dengan kesehatan karyawan
7.2 Toilet
Toilet tidak berhubungan langsung dengan ruang pengolahan
Toilet dilengkapi dengan fasilitas seperti : suplai air yang lancar, ventilasi,
pintu, dan langit – langit dalam kondisi baik, sabun cair, alat pengering dan
suplai air panas.
Pembuangan limbah cair
Warna cat terang
Jumlah toilet yang dipersyaratkan untuk unit pengolahan :
1 – 9 orang = 1 toilet
10 – 24 orang = 2 toilet
25 – 49 orang = 3 toilet
50 100 orang = 5 toilet
Setiap penambahan 30 pekerja dari 100 pekerja di tambah 1 (satu) toilet
Dipisahkan antara toilet pria dan wanita
8. Pest Control
Unit pengolahan harus mempunyai program pengawasan terhadap binatang
pengerat, serangga dan lain – lain yang dapat mengkontaminasi produk
olahan
Tata letak ultra violet insect killer jangan di atas atau berdekatan dengan
ruang pengolahan, sebaiknya diletakkan di setiap jendela / pintu yang
berhubungan dengan luar
Tersedianya peta untuk pemasangan alat penangkap / pencegah binatang
pengerat, serangga dan lain – lain di unit pengolahan
Bahan kimia yang digunakan untuk membunuh binatang pengerat, serangga
diberi label dan tersimpan tersendiri
9. Kontrol Sanitasi
Unit pengolahan harus mempunyai program sanitasi
Sebelum dan sesudah bekerja semua peralatan harus dibersihkan
Pada saat akan bekerja peralatan seperti meja pengolahan dicuci dengan larutan
chlor. Kandungan chlor untuk :
Pencucian alat : 200 – 500 ppm
Bak cuci kaki : 200 ppm
Cuci tangan : 50 – 100 ppm
Bahan baku : 5 – 10 ppm
Bak cuci kaki dibuat sedemikian rupa sehingga tidak dapat dilangkahi
karyawan, kedalaman bak cuci kaki minimum 10 cm.
Tempat cuci tangan diletakkan di dekat pintu masuk karyawan dan di dekat
meja kerja dengan air mengalir.
Air cuci kaki dan tangan yang ada di dalam bak penampungan agar diganti jika
telah menunjukan kotor.
Perlengkapan pekerja seperti sarung tangan, sepatu, apron harus dibersihkan
sesudah bekerja. Penyimpanan perlengkapan pekerja di letakkan di tempat
khusus.
Tipe.
Grade.
Berat bersih produk akhir/ netto.
Bahan tambahan (jika menggunakan).
Nama dan alamat unit pengolahan.
Kode produksi.
Nomor lisensi.
11. Pengendali bahan kimia, pembersih dan sanitizer.
11.1 Jenis bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan selama proses pengolahan dan sengaja
ditambahkan pada produk olahan harus sesuai persyaratan ( food
grade).
Bahan kimia yang digunakan pada peralatan pengolahan seperti
minyak pelumas harus memenuhi persyaratan kesehatan ( food grade).
11.2 Penyimpanan
Bahan kimia agar disimpan di ruang terpisah dari ruang penyimpanan
produk olahan, bahan pengemas. dan lain-lain.
Bahan kimia desinfektan harus dipisah penyimpanannya dengan bahan
kimia yang ditambahkan pada makanan.
Setiap kemasan bahan kimia harus diberi label yang mempunyai
identitas jelas.
11.3 Penggunaan
Disetiap penggunaan bahan kimia harus sesuai prosedur.
Ditunjuk petugas yang bertanggungjawab dalam penanganan bahan
kimia.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
a. --------------, Ketentuan Penetapan SSOP Unit Pengolahan . Direktorat Jenderal
Perikanan. 2000. Jakarta
b. --------------, Modul KK E Keahlian Ganda Kompetensi Keahlian Agribisnis
Pengolahan Hasil Perikanan. PPPPTK Pertanian. 2016. Cianjur.
c. ---------------, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia. Pedoman Penerapan Hygiene dan Dokumentasi Pada Industri
Kosmetika Golongan B. BPOM. 2016. Jakarta
G. Referensi Lainnya
a. Winarno, F.G dan Surono. GMP Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M-Brio
Press. 2012. Bogor
b. Siswati, R. Penerapan Prinsip Sanitasi dan Hiegine Dalam Industri Perikanan.
Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. 2008. Jakarta
A. Daftar Peralatan/Mesin
No
Nama Peralatan/Mesin Keterangan
.
1. Laptop, infocus, laser pointer, printer Untuk di ruang teori
2. Laptop Untuk setiap peserta
H. Daftar Bahan
No
Nama Bahan Keterangan
.
1. Kertas HVS Setiap peserta
2. Kertas karton Setiap peserta
3. Spidol Setiap peserta
4. Lem Setiap peserta
5. Alkohol Setiap peserta
6. Kaporit Setiap peserta
7. Kertas tes kit kaporit Setiap peserta
8. Bahan pembersih Setiap peserta
DAFTAR PENYUSUN