KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan Praktik Kerja Industri.....................................................................1
C. Materi Praktik Kerja Industri......................................................................2
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri.............................3
E. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri....................................3
BAB II......................................................................................................................5
INSTITUSI PRAKTIK KERJA INDUSTR............................................................5
A.Sejarah dan Perkembangan PT Pupuk Sriwidjaja................................................6
B. Lokasi dan Tata Letak Pabrik.....................................................................8
C. Visi dan Misi Perusahaan...........................................................................9
D. Tata Nilai....................................................................................................9
E. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan.............................................10
BAB III..................................................................................................................14
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................14
A. Tinjauan Umum........................................................................................14
Pupuk Urea......................................................................................................14
Proses Pembuatan Pupuk Urea........................................................................15
Pengertian Amonia..........................................................................................17
Proses Pembuatan Amonia..............................................................................18
B. Tinjauan khusus.................................... ..................................................19
Nitrogen Analyzer FOSSKjeltecTM8400.......................................................19
C. Metode Analisis........................................................................................20
Penetapan Kadar Nitrogen Total Metode Kjeldahl dengan alat alat FOSS
KjeltecTM 8400........................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................23
PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS..........................................................25
1
A. HASIL ANALISIS...................................................................................24
B. PEMBAHASAN.......................................................................................25
a. Kadar Nitrogen.........................................................................................26
BAB V....................................................................................................................27
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................28
A. SIMPULAN..............................................................................................29
B. SARAN.....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..…………………………………………………………..31
LAMPIRAN……………………………………………………………………...32
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di sektor industri dan
keikutsertaan dalam menghadapi MEA, maka Sekolah Menengah Kejuruan –
SMAK Bogor diharuskan mampu menghadapi tantangan. Tuntutan masyarakat
industri di tahun-tahun mendatang akan semakin meningkat, bersifat padat
pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan
menengah kejuruan khususnya rumpun kimia analisis harus difokuskan kepada
kualitas lulusan. Berkaitan dengan itu, maka pola pengembangan yang digunakan
dalam pembinaan sistem pendidikan menjadi sangat penting.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu ada kemitraan antara sekolah dengan
dunia industri, dimana dunia industri dan sekolah bersama-sama memenuhi
standar kompetensi lulusan melalui berbagai program sekolah, diantaranya
program Praktik Kerja Industri (Prakerin).
Dasar hukum kegiatan Prakerin ini mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri yaitu pada
pasal 8 ayat 1 – 3. Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa Instansi Pendidikan
Vokasi dapat melaksanakan kerjasama dengan Perusahaan Industri dalam bentuk
pengembangan kurikulum, praktik kerja, dan/atau penempatan lulusan dan
perusahaan berkewajiban untuk memfasilitasi kegiatan tersebut.
Dengan adanya kegiatan Prakerin, siswa dapat terlibat langsung pada proses
industri dan merasakan suasana industri. Pada kesempatan tersebut siswa dapat
belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, sehingga pada saatnya nanti
diharapkan dapat menjadi seorang analis kimia yang profesional, unggul,
bermartabat, serta berwawasan lingkungan seperti visi sekolah.
3
potensi besar untuk mengembangkan dan memajukan sektor industri kimia di
Indonesia khususnya di laboratorium.
Tujuan pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin), yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai
bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.
2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam
rangka memasuki lapangan kerja.
3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam dunia
kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan sistem kerja.
4. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrumen kimia
analisis yang lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di
sekolah.
5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di SMK - SMAK Bogor.
6. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia (sebutan bagi lulusan
SMK - SMAK kepada lembaga-lembaga penelitian dan perusahaan industri di
tempat pelaksanaan Prakerin (sebagai konsumen tenaga analis kimia).
4
5. Pengetahuan tentang pengetahuan mutu (terutama bagi yang melaksanakan
Prakerin di perusahaan industri).
Materi yang diberikan dititikberatkan pada latihan analisis kimia yang
merupakan pekerjaan sehari-hari dan bukan penelitian seperti halnya program
diploma atau sarjana. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium tersebut
merupakan materi utama dari Prakerin. Perlu disampaikan bahwa sebelum
melaksanakan Prakerin, siswa SMK – SMAK Bogor telah melakukan praktik
analisis dasar gravimetri, titrimetri, analisis instrumental meliputi
Spektrofotometer UV-Visibel dan Infrared, Flamefotometer, AAS,
Konduktometer, pH-meter, Kromatografi gas, HPLC, dan Karl Fisher.
5
3. Menambah referensi pustaka di perpustakaan sekolah maupun di institusi
Prakerin, sehingga dapat menambah pengetahuan, baik bagi dirinya
(penyusun), maupun bagi para pembaca.
4. Siswa dapat membuat laporan kerja dan mempertanggungjawabkannya.
6
BAB II
INSTITUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI
7
4. Pabrik Pupuk Sriwidjaja IV yang didirikan pada tahun 1977 dengan
kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton/tahun.
PT Pupuk Sriwidjaja mempunyai pengalaman yang baik dalam bidang
perekayasaan Pabrik dan pengaturan manajemen. Pengalaman ini berguna dalam
membantu pembangunan dan perbaikan tahunan pada beberapa pabrik pupuk
antara lain:
1. PT Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat.
2. PT Pupuk Kaltim di Kalimantan Timur.
3. PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh.
4. PT Petrokimia Gresik.
Berikut skema singkat tentang perjalanan PT Pupuk Sriwidjaja:
8
Palembang, Sumatera Selatan yang sangat disegani di Asia Tenggara hingga
daratan Cina, pada Abad Ke Tujuh Masehi. Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan
tonggak penting sejarah berdirinya Pupuk Sriwidjaja, karena pada saat itu dimulai
pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang dikenal dengan Pabrik Pupuk
Sriwidjaja I. Pada tahun 1963, Pabrik Pupuk Sriwidjaja I mulai berproduksi
dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per
tahun.
Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh menekan tombol tanda diresmikannya
penyelesaian Pabrik Pupuk Sriwidjaja I didampingi Direktur Utama Pupuk
Sriwidjaja Ir. Salmon Mustafa 4 Juli 1964. Seiring dengan kebutuhan pupuk yang
terus meningkat, selama periode 1972-1977 Pupuk Sriwidjaja membangun Pabrik
Pupuk Sriwidjaja II, Pupuk Sriwidjaja III dan Pupuk Sriwidjaja IV. Pabrik Pupuk
Sriwidjaja II memiliki kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun. Pada tahun
1992 dilakukan proyek optimalisasi urea Pabrik Pupuk Sriwidjaja II dengan
kapasitas terpasang sebesar 552.000 ton per tahun.
Pabrik Pupuk Sriwidjaja III dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang
sebesar 570.000 ton per tahun, sedangkan pabrik urea Pupuk Sriwidjaja IV
dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per
tahun. Sejak tahun 1979, Pupuk Sriwidjaja diberi tugas oleh Pemerintah
melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai
bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program
pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk
bagi petani di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1993 dilakukan pembangunan Pabrik Pupuk Sriwidjaja IB
berkapasitas 570.000 ton per tahun, sebagai upaya peremajaan dan peningkatan
kapasitas produksi pabrik dan untuk menggantikan pabrik Pupuk Sriwidjaja I
yang dihentikan operasinya karena usia dan tingkat efisiensi yang menurun. Pada
tahun 2010 dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT Pusri (Persero) kepada PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang di dalam RUPS-LB tanggal
24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
9
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT
Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan
pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero). Hingga kini PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merek dagang Pusri.
10
C. Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
Menjadi perusahan pupuk terkemuka tingkat regional.
Misi:
Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agrobisnis secara efisien,
berkualitas prima, dan memuaskan pelanggan.
D. Tata Nilai
1. Integritas
Perilaku yang mencerminkan kesesuaian antara pikiran, perkataan dan
perbuatan.
a. Berkata dan bertindak jujur tanpa menyembunyikan fakta yang ada.
b. Berani melaporkan kesalahan dan kecurangan yang terjadi sesuai data dan
fakta yang sebenarnya.
c. Konsisten bertindak sesuai perkataan.
d. Bekerja dengan ikhlas.
e. Bekerja bertanggung-jawab sebagai ibadah.
f. Profesional.
Sigap melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan serta pengetahuan
dengan bertanggung jawab dan kreatifitas tinggi.
a. Berani bertindak secara benar, tepat dan cepat untuk kepentingan
perusahaan.
b. Melaksanakan tugas hingga tuntas dengan bertanggungjawab.
c. Senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan.
d. Berpikir kreatif dan menyampaikan gagasan inovatif.
e. Bekerja efektif dan efisien mengelola waktu.
11
c. Sigap memberikan solusi dan mengantisipasi masalah yang mungkin
terjadi.
d. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan.
e. Menjadikan proses selanjutnya sebagai pelanggan (next process is our
customer).
3. Loyalitas
Taat peraturan, patuh pada pimpinan, serta menjaga kesatuan hati antara
pimpinan dengan karyawan demi melindungi nilai dan mencapai visi.
a. Mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi,
golongan dan kelompok.
b. Taat peraturan dan prosedur yang ada serta konsisten menjalankannya.
c. Patuh pada pimpinan dan lini manajemen eksekutif perusahaan.
d. Menjaga kerahasiaan dan citra baik perusahaan dengan penuh
tanggungjawab.
e. Menjunjung tinggi kehormatan dan nilai-nilai perusahaan.
4. Baik sangka
Selalu bersikap atau menanggapi segala hal dari perspektif positif.
a. Mengedepankan asas percaya.
b. Bersedia mendengarkan pendapat dengan obyektif dan sepenuhnya.
c. Memiliki empati saat berinteraksi dengan orang lain.
d. Menempatkan diri untuk memahami secara utuh sebelum
menyimpulkan pendapat.
12
Direktur Utama dan dibantu oleh lima orang Direksi. Dalam kegiatan
operasionalnya, Direksi dibantu oleh staf dan kepala Departemen. Kedudukan
Direksi adalah sebagai mendataris Dewan Komisaris dan menguasai seluruh
fungsi operasional perusahaan dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil–wakil
pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksan aan umum yang harus
dilaksanakan oleh Direksi. Selain itu, Dewan Komisaris juga bertindak sebagai
pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Dewan
Direksi.
Dewan Komisaris terdiri dari wakil–wakil pemerintah, yaitu:
1. Dewan Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri
2. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar
3. Pertanian
4. Departemen Pertambangan dan Energi Dewan
Direksi terdiri dari:
1. Direktur Produksi
2. Direktur Keuangan dan Pemasaran
3. Direktur Teknik dan Pengembangan
4. Direktur SDM dan Umum
Struktur Organisasi yang berada di bawah Dewan Direksi. Ditentukan sendiri
oleh pihak Dewan Direksi, yang meliputi:
1. Direktur
2. General Manager
3. Manager
4. Sub. Departemen
5. Kepala Bagian (superintendent)
6. Supervisor
7. Foreman
13
Laboratorium penunjang sarana ini memiliki beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a) Laboratorium Inventory dan Sistem Mutu
Laboratorium Inventory dan sistem mutu berfungsi sebagai pengelola,
penyediaan barang keperluan perusahaan, serta mengurus administrasi sistem
mutu Internasional ISO 17025:2005, ISO 14000, dan ISO 9001.
b) Laboratorium Kalibrasi dan Pemeliharaan
Laboratorium Kalibrasi bertugas untuk mengkalibrasi suatu alat apakah alat
tersebut masih layak untuk digunakan atau tidak. Sedangkan pemeliharaan
bertugas untuk memelihara alat, kondisi yang ada di labortorium.
c) Laboratorium Chemical Cleaning, Reagent Preparation, and Benfield
Bertugas untuk menyediakan bahan atau pereaksi yang diperlukan lab untuk
analisis.
14
tanur, orsat, Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), dan Gas
Chromatography (GC).
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
1. Urea
CO(NH2)2 atau yang lebih dikenal dengan Urea adalah suatu senyawa organik
yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Nama lain Urea
adalah carbamida (yang terutama digunakan di kawasan Eropa) dengan rumus
molekul (NH2)2 CO dan rumus bangun NC(=O)N. Nama lain yang juga sering
digunakan adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide, dan carbonyl
diamine. Struktur urea berbentuk segitiga planar. Urea memiliki massa atom
sebesar 60.07 g/mold an memiliki berat jenis sebesar 1.33 x 103 kg/m3.
2. Pupuk Urea
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung kadar Nitrogen (N) tinggi.
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea
berbentuk butir-butir kristal yang berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia
CO(NH2)2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menyerap air (higroskopis), oleh karena itu sebaiknya disimpan di tempat
yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara Nitrogen (N)
minimal sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg pupuk urea mengandung
46 kg Nitrogen, kadar air (moisture) maksimum sebesar 0,5%, kadar Biuret
maksimum sebesar 1%, untuk ukuran 1-3,35 mm kristal urea minimum sebesar
90% serta berbentuk butiran (Prill).
Ciri-ciri pupuk Urea:
a. Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
b. Berbentuk kristal berwarna putih.
c. Memiliki rumus kimia NH2-CO-NH2.
d. Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menyerap air
(higroskopis).
e. Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
f. Sesuai dengan Standar SNI-02-2801-2010.
16
Unsur hara Nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea memiliki kegunaan
yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, diantaranya:
a. Membuat daun tanaman lebih hijau dan banyak mengandung zat hijau daun
(klorofil) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesis.
b. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang, dan lain-
lain).
c. Menambah kandungan protein tanaman.
d. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan, dan usaha perikanan.
e. Dengan pemupukan yang tepat dan benar (berimbang) secara teratur, tanaman
akan tumbuh segar, sehat, dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak
merusak struktur tanah.
b. Unit Purifikasi
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan ammonia di unit
sintesis diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan
dengan dua langkah, yaitu penurunan tekanan pada 17 kg/cm 2Hg dan 2,3
17
kg/cm2Hg. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke unit recovery
sedangkan larutan urea yang dihasilkan dikirim ke unit kristalisasi.
c. Unit Kristalisasi
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalisasi pada unit kristalisasi secara
vakum, kemudian kristal urea yang dihasilkan dipisahkan di dalam alat centrifuge.
Pada proses ini diperlukan panas untuk menguapkan air yang berasal dari panas
kristalisasi urea.
d. Unit Pembutiran
Kristal urea yang telah dipisahkan di dalam alat centrifuge dikeringkan sampai
99,8% berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling
tower untuk dilelehkan dan didistribusikan secara merata oleh distributor, dan dari
distributor dijatuhkan ke bawah lalu menghasilkan produk urea butiran (prill).
Produk urea butiran yang dihasilkan dikirim ke Bulk Storage dengan Belt
Conveyor.
e. Recovery Unit
Recovery unit berfungsi untuk menyerap sisa gas CO 2 dan NH3 yang
dihasilkan dari unit purifikasi dengan menggunakan air dan larutan urea di dalam
absorber untuk di daur ulang dalam reaktor urea.
f. Unit Pengolahan Kondensat
Uap air yang terpisahkan di unit kristalisasi didinginkan dan dikondensasikan,
kemudian sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 yang ikut terkondensasi diolah dan
dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3 dikirim kembali ke
bagian purifikasi untuk di recovery. Sedangkan air kondensasinya dikirim ke
utilitas untuk diolah kembali menjadi demin water.
Berikut ini disajikan blok diagram sederhana proses pembuatan pupuk urea:
18
Gambar 3.Proses Pembuatan Urea
4. Pengertian Amonia
Amonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik Amonia
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ialah pabrik yang menghasilkan amonia sebagai
hasil utama dan karbon dioksida sebagai hasil samping yang keduanya merupakan
bahan baku pupuk urea.
Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang diperoleh dari
Pertamina dengan komposisi utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon
dioksida (CO2) sekitar 10% Steam.
19
Feed Reforming Purification
Treating
Ammonia Synthesis
proses yang digunakan tergantung dari jenis bahan baku dan jenis teknologi.
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ammonia adalah gas bumi, air, dan
udara. Unit pabrik ammonia ini mengahasilkan ammonia cair dengan gas CO 2
yang merupakan bahan baku untuk pembuatan pupuk urea. Gas bumi dari
Pertamina dengan komposisi CO2, H2S, C2-C6, RSH dan RSR dialirkan ke knock
out drum untuk memisahkan gas-gas ringan CO2, C2- C6 dan hidrokarbon rantai
panjang yang berupa cairan pada temperatur kamar, lalu masuk ke filter (202-L)
untuk menghilangkan kotoran atau debu yang ikut masuk ke dalam gas tersebut.
Kemudian untuk menyerap H2S digunakan katalis ZnO dengan reaksi:
ZnO(s) + H2S(g) ZnS(s) + H2O(l)
Keluar separator, gas dialirkan ke dalam CO 2 absorber (201-E) yang mana
sebagai penyerapnya adalah larutan Benfield yang terdiri dari larutan K 2CO3 ±
30%, V2O5 0,5- 0,8%, DEA 3-5% dan larutan Defoamer (anti foaming) UCON.
Pada absorber ini yang diserap hanya gas CO2 saja, setelah melalui proses
stripping dan pemisahan dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan pupuk
urea. Gas- gas lainnya dialirkan ke desulfurizer (101-D dan 108-D). Pada 101-D
gas yang mengandung organik sulfur (RSP) dan mercaptan (RSH) dengan H 2.
Pada 108-D gas H2S yang terbentuk diserap oleh penyerap ZnO.
H2S(g) + ZnO(s) ZnS(s) + H2O(l)
Gas bumi yang telah bebas kandungan sulfur selanjutnya
dicampur steam dengan perbandingan tertentu masuk ke dalam primary reformer
(101-B) dimana dengan katalis Ni akan terbentuk gas-gas CO 2 dan H2. Kemudian
dialirkan ke dalam secondary reformer (103-D) dengan tambahan udara
temperatur ±1000oC dan katalis nikel-alumina akan terbentuk CO 2, CO, Ar,
CH4, dan H2 atau disebut gas sintesis. Gas sintesis tersebut lalu diproses
20
hingga dihasilkan gas CO2, N2 dan H2. Antara gas nitrogen dan hidrogen dengan
perbandingan tertentu di dalam ammonia converter akan dihasilkan ammonia.
Selanjutnya CO2 dan NH3 dalam reaktor urea menghasilkan larutan urea.
2NH3(l) + CO2(g) (NH2)2CO(l) + H2O(l)
B. Tinjauan Khusus
21
steam generator sehingga proses destilasi akan berlangsung lebih cepat. Dalam
Distillation Module ini terdapat fitur SAfE* yaitu sebuah fitur yang telah
dipatenkan yang meningkatkan keamanan pada proses destilasi dengan
mengurangi reaksi eksotermik antara alkali dan asam ketika destilasi sedang
berlangsung, dengan begitu kebutuhan untuk pengenceran dapat dikurangi.
Dengan aliran air pendingin yang otomatis dan adanya sensor suhu yang dapat
mendeteksi kenaikan suhu yang tidak diinginkan yang akan memberhentikan alat
secara otomatis.
Di bagian Titration Module memakai sistem titrasi berdasarkan kolorimetri.
Dengan melihat perubahan titik akhir menggunakan sebuah sensor khusus yang
secara otomatis menghentikan titrasi saat titik akhir tercapai. Sistem titrasi
kolorimetri ini juga telah disetujui secara resmi oleh AOAC, EPA, ISO, dan IDF.
Kelebihan dari Nitrogen Analyzer FOSS KjeltecTM 8400 ini juga mencakup :
1) Pengenceran Otomatis, penambahan alkali,destilasi secara otomatis dan
pengosongan tabung yang mudah di gunakan.
2) Bervariasinya output steam generator yang memperluas aplikasinya ke area
komponen volatil yang lain.
3) Prosedur yang akurat dan diakui (ISO, AOAC, EPA, DIN) dan validasi yang
mudah.
4) Fitur SAfE yang telah dipatenkan untuk destilasi yang aman.
5) Pengaturan otomatis air pendinginan yang dapat mengurangi biaya.
6) Analisis yang sangat cepat dan pelaporan data yang otomatis.
7) Dapat terhubung dengan PC sehingga lebih mudah mengontrol alat.
C. Metode Analisis
1. Penetapan Kadar Nitrogen Total Metode Kjeldahl dengan alat alat FOSS
KjeltecTM 8400
Prinsip
Urea diubah menjadi Amonium Sulfat dengan penambahan asam sulfat pekat
dan dengan bantuan panas. Amonium Sulfat yang dihasilkan didestilasi
menggunakan NaOH 30% dan menghasilkan Amoniak. Kemudian Amoniak yang
22
dihasilkan ditampung ke dalam larutan asam dalam alat penerima, kemudian di
titrasi dengan larutan asam.
Reaksi
CO(NH2)2(s) + H2SO4 p(aq) (NH4)2SO4(aq) + CO2(g) +H2O(l)
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) 2NH4OH(aq) + Na2SO4(aq)
Penampung H3BO3
H3BO3(aq) + NH4OH(aq) NH4H2BO3(aq) + H2O(l)
2 NH4H2BO3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq) + 2H3BO3(aq)
Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung Kjeltec
2. Labu Ukur 100 ml
3. Digestion Unit
4. Pipet 10 ml.
5. Gelas Ukur 25 ml
6. Neraca Analitik
7. Alat Nitrogen Analyzer FOSS KjeltecTM8400
Bahan:
1. Asam Sulfat pekat
2. Larutan H2SO4 0.5 N
3. Asam Borat 1%
4. Indikator Conway 0.15 gr+0.10 gr BCG dalam 100 ml Etanol
5. Larutan NaOH 40% w/v
23
Cara Kerja
Preparasi
1. Ditimbang ± 0.5 gr contoh dimasukan ke dalam labu kjeldahl
2. Ditambahkan 25 ml H2SO4 p
3. Didestruksi dengan Digestion Unit pada suhu ±350oC selama ± 2 Jam sampai
larutan jernih, dinginkan
4. Dimasukkan ke labu ukur 100 ml secara hati-hati, ditambahkan air demin
sampai tanda tera
5. Dipipet 10 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung kjeltec
Perhitungan
( Vpenitar−Vblanko ) x N x 14.008 x fp
% Total Nitrogen= x 100
w x 1000
24
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS
A. HASIL ANALISIS
Hasil analisis produk UREA PT PUPUK SRIWIDJAJA pabrik PUSRI IB,
IIB, III, dan IV pada tanggal 11 Februari 2019:
1.Pabrik Pusri IB
25
3.Pabrik Pusri III
No Parameter Satuan Hasil Standar SNI 02
. 2801-2010
5. Pabrik Pusri IV
26
B. PEMBAHASAN
a. Kadar Nitrogen
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar
tinggi. Urea diubah menjadi ammonium sulfat dengan penambahan asam sulfat
kemudian amonia didestilasi dan dimasukan ke dalam larutan penampung dalam
alat penerima kemudian dititrasi dengan larutan asam atau basa sesuai dengan
penampungnya.
Analisis kadar nitrogen di PT Pupuk Sriwidjaja menggunakan alat Nitrogen
Analyzer sehingga lebih mudah dan lebih cepat karena proses destilasi dan titrasi
di dalam alat Nitrogen Analyzer dan hasil akan langsung di dapat dalam
%Nitrogen. Hasil yang di dapatkan dari ke-empat pabrik yaitu Pusri IB, IIB, III,
dan IV secara berturut turut adalah 46.01%; 46.26%; 46.34%; dan 46.09% dimana
hasil tersebut telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu minimal
46%.
Proses destruksi dilakukan dengan menggunakan alat digestor sebagai yang
dapat diatur suhunya dan waktu destruksi dan scrubber untuk menetralkan uap
SO2 yang dihasilkan. Uap SO2 yang dihasilkan dinetralkan menggunakan air dan
apabila ada uap SO2 yang tidak ternetralkan oleh air, maka akan dinetralkan
dengan NaOH menjadi Na2SO4.
Pada proses destruksi digunakan H2SO4 untuk mengubah komponen urea
menjadi ammonium sulfat dan menghilangkan pengotor-pengotor yang ada.
Destruksi dilakukan pada suhu 350oC hingga larutan jernih selama 2 jam. Waktu
yang diperlukan untuk proses destruksi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
27
a. Jenis contoh
b. Jumlah garam
c. Zat pengoksidasi
d. Suhu dari block digestor
e. Banyaknya asam yang digunakan
f. Katalis yang digunakan
g. Zat pereduksi
Setelah proses destruksi selesai, hasil destruksi didinginkan terlebih dahulu
lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml secara hati-hati karena H 2SO4 pekat
yang digunakan untuk proses destruksi bersifat korosif. Hasil destruksi diencerkan
secara hati-hati menggunakan air demin karena reaksi antara H 2SO4 pekat dengan
air bersifat eksoterm. Eksoterm adalah proses pelepasan panas dari sistem ke
lingkungan.
Sampel dipipet sebanyak 10 ml kemudian didestilasi di dalam alat Nitrogen
Analyzer FOSS Kjeltec. Hasil destilasi ditampung dalam 50 ml Asam Borat yang
telah ditambahkan indikator Conway lalu dititrasi dengan H 2SO4 0,1N. Asam
borat dipilih sebagai penampung karena asam borat tidak mengikat kuat NH 3 yang
dihasilkan sehingga pada proses titrasi NH 3 yang terikat dengan asam borat
bereaksi dengan H2SO4 dan setelah proses titrasi asam borat terbentuk kembali.
Senyawa yang dapat digunakan sebagai penampung hasil destilasi adalah HCl
yang ditambahkan secara berlebih terukur karena sebagian dari HCl bereaksi
dengan NH3 dan HCl yang tidak bereaksi dengan NH 3 dititrasi dengan NaOH.
Penampung HCl tidak digunakan karena efisiensi pereaksi yang digunakan.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tanggal 11 Februari 2019
dapat disimpulkan produk pupuk urea prill PT Pupuk Sriwidjaja memenuhi
syarat-syarat dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 02 2801-2010. Dengan ini
pupuk urea prill PT Pupuk Sriwidjaja telah terjaga kualitasnya dan hasil analisis
ini akan menjadi acuan untuk PT Pupuk Sriwidjaja dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas.
B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan setelah pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) di PT Pupuk Sriwidjaya Palembangsebagai bahan masukan bagi
institusi tempat prakerin dan bagi pembaca adalah sebagai berikut :
1. Faktor keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dan diutamakan, terutama
dalam melakukan pekerjaan.
2. Sikap kerjasama dan kekeluargaan antara praktikan dan analis laboratorium
harus selalu ditanamkan agar tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan
harmonis.
3. Fasilitas yang ada dilaboratorium harus dirawat dengan baik oleh praktikan
maupun analis.
4. Kebersihan dan kerapihan laboratorium harus dijaga baik oleh praktikan
maupun analis.
5. Semoga PT Pupuk Sriwidjaya Palembang dapat terus menjalin kerjasama
dengan Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Bogor.
29
DAFTAR PUSTAKA
Data % Nitrogen
No Lokasi Volume Penitar (ml) Kadar
.
1. Pusri IB 15.80 46.37%
2. Pusri IIB 15.50 46.28%
3. Pusri III 15.55 46.50%
4. Pusri IV 15.50 46.25%
Volume blanko: 0.25 ml
31
Perhitungan
( Vpenitar−Vblanko ) x N x 14.008 x fp
% Total Nitrogen = x 100
w x 1000
( 15.80−0.25 ) x 0.1085 x 14.008 x 10
% Pusri IB = x 100
0.5097 x 1000
= 46.37%
( 15.50−0.25 ) x 0.1085 x 14.008 x 10
% Pusri IIB = x 100
0.5008 x 1000
= 46.28%
( 15.55−0.25 ) x 0.1085 x 14.008 x 10
% Pusri III = x 100
0.5001 x 1000
= 46.55%
( 15.50−0.25 ) x 0.1085 x 14.008 x 10
% Pusri IV = x 100
0.5011 x 1000
= 46.25%
31