Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT TIRTA CISADANE TANGERANG

Oleh Mahesa Ryan Pamuji NIS 08.54.06236

KEMENETRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK BOGOR BOGOR 2012

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI PT TIRTA CISADANE TANGERANG

Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Di Sekolah Menengah Kejuruan Smak Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012

Oleh Mahesa Ryan Pamuji NIS 08.54.06236

KEMENETRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMAK BOGOR BOGOR 2012

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN Disetujui dan disahkan oleh:

Disetujui oleh: Pembimbing I, Pembimbing II,

Didin Solahudin NIP. 05.131

Meita Utari NIP.09. 176

Pembimbing III,

Rusman. M,Si NIP.19781113 200502 1 001

Disahkan oleh: Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Smak Bogor,

Dra. Hadiati Agustine NIP. 19570817 198103 2 002

KATA PENGANTAR

Laporan berjudul Laporan Praktik Kerja Industri di PT Tirta CisadaneTangerang dengan subjudul Penetapan Kadar Fe dalam air minum dan air baku ini, bertujuan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir kelas tiga belas ( XIII) semester delapan (VIII) tahun ajaran 2011/2012 di Sekolah Menengah Kejuruan Smak Bogor. Praktik Kerja Industri Dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan (1 November 2011 31 Januari 2012). Secara garis besar, laporan ini berisi pendahuluan, tinjauan umum, tinjauan khusus, tinjauan pusaka, metode analisis, pembahasan, serta kesimpulan dan saran mengenai kegiatan di Laboratorium PT Tirta Cisadane. Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan berkat anugerah dan karunia-Nya, maka penulis dapat melaksanakan dan menyelesaian laporan Praktik Kerja Industri di PT Tirta Cisadane, Tangerang. Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan sehingga laporan ini masih memiliki banyak kesalahan dan masih perlu diperbaiki. Oleh karena itu, Penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap agar laporan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca, baik yang sebidang dalam ilmu analis kimia maupun diluar ilmu analis kimia

Tangerang, Januari 2012

Penyusun,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. B. Latar Belakang Praktik Kerja Industri ...................................................................... 1 Tujuan Praktik Kerja Industri.................................................................................... 1

BAB II INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN ....................................................................... 3 A. B. C. D. Sejarah Institusi ......................................................................................................... 3 Fungsi Organisasi ...................................................................................................... 3 Sistem Pengolahan Air .............................................................................................. 4 Ruang Lingkup Laboratorium ................................................................................... 7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 9 A. B. C. D. E. F. Air ............................................................................................................................. 9 Sumber Air .............................................................................................................. 10 Parameter Kualitas Air ............................................................................................ 11 Bahan Kimia Pengolah Air ..................................................................................... 14 Penjaminan Mutu Pengujian ................................................................................... 15 Grafik Kendali Mutu ............................................................................................... 17

BAB IV METODE ANALISIS ........................................................................................ 22 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 26 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 33 A. Simpulan ...................................................................................................................... 33 B. Saran ............................................................................................................................ 34 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 35

ii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Faktor pengganggu dalam penetapan besi ............................................... 24 Tabel 2 Pembacaan kadar Besi selama bulan Desember 2011 ............................. 26 Tabel 3 Peraturan Menteri Kesehatan No 492/MENKES/PER/IV/2010 untuk kadar Fe ................................................................................................................. 26 Tabel 4 PP No. 22 tahun 2001 untuk kadar Fe ..................................................... 27 Tabel 5 Pembacaan kontrol sampel Fe.................................................................. 29

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 1) ............................ 19 Gambar 3 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 3) ............................ 20 Gambar 2 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 2) ............................ 20 Gambar 4 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 4) ............................ 21 Gambar 5 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 5) ............................ 21 Gambar 6 Reaksi antara Fe dengan ortho-penantroline .................................................... 23 Gambar 7 Kadar Fe dalam Treated Water ........................................................................ 27 Gambar 8 Kadar Fe dalam raw water ............................................................................... 28 Gambar 9 Grafik kendali mutu akurasi untuk control sampel .......................................... 30 Gambar 10 Grafik kendali mutu presisi ............................................................................ 31

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Tirta Cisadane ............................................. 36 Lampiran 2 . Skematis Sistem Pengolahan Air..................................................... 36 Lampiran 3 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010..... 36 Lampiran 4 . Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 ....................................... 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri Sejalan dengan meningkatnya pembangunan dan modernisasi di sektor industri maka tidak dapat dielakan lagi sekolah-sekolah kejuruan, khususnya SMK-SMAK Bogor harus mampu menghadapi tuntutan dan tantangan yang senatiasa datang mengikuti perkembangan jaman seperti sekarang ini. Mengingat tuntutan dan tantangan masyarakat industri pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat dan bersifat padat pengetahuan dan keterampilan, maka pengembangan akan pendidikan menengah kejuruan khususnya untuk ruang lingkup kimia analisis harus difokuskan pada kualitas lulusannya. Berkaitan dengan hal itu, maka pola pengembangan yang diterapkan dalam pembinaan mutu sistem pendidikan menjadi sangat penting, salah satunya dengan dilaksanakannya program praktik kerja industri. Praktik kerja industri dilaksanakan oleh setiap siswa SMK-SMAK Bogor, kelas XIII pada semester 8 yang dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung mulai 1 November 2011 hingga tanggal 29 Januari 2012.

B. Tujuan Praktik Kerja Industri


Adapun tujuan praktik kerja industri ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis. 2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam rangka memasuki dunia kerja. 3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial pada dunia kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan sistem kerja.

4. Memporoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor. 5. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia kepada lembagalembaga penelitian dan perusahaan industri ditempat pelaksanaan prakerin (sebagai konsumen tenaga analis kimia). 6. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrument kimia analisis yag lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di sekolah.

BAB II

INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN

A. Sejarah Institusi Dengan maksud memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, dimana dari PDAM Tangerang masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai, maka upaya yang dilakukan adalah malaksanakan pembangunan melalui pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, yaitu PT Tirta Cisadane. Pada tanggal 22 April 1996 PDAM Kabupaten Dati II Tangerang menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan instalasi air minum dengan PT Tirta Cisadane. Pengolahannya didesain oleh Degremont-Perancis. Instalasi ini selesai dibangun pada tahun 1996 dan telah memasok airnya ke Jakarta pada tahun yang sama. Kerjasama dengan pihak swasta ini menggunakan bentuk kontrak kelola yang berjangka waktu 15 tahun. PT Tirta Cisadane adalah perusahaan swasta dengan jumlah karyawan sebanyak 78 orang. PT Tirta Cisadane bertempat di: Site Office : Jalan Raya Serpong No.1-2 Serpong, Tangerang Selatan 15310 Head Office : Menara Sudirman lantai 6, suite D Jalan Jendral Sudirman Kavaleri 60 Jakarta 12190 Dalam pengoperasiannya, PT Tirta Cisadane menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000 dan sistem manajemen laboratorium ISO/IEC 17025:2005.

B. Fungsi Organisasi
PT Tirta Cisadane, Tangerang menghasilkan produk air minum untuk konsumsi masyarakat, yang sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010.Tanggung jawab PT Tirta
3

Cisadane adalah menjamin instalasi pengolahan air minum Cisadane dapat beroperasi secara terus menerus selama 24 jam/hari sesuai dengan kapasitas dan kualitas yang ditentukan. Pendistribusian air tersebut, dikelola oleh PDAM Tirta Kerta Raharja yang memasok air minum ke wilayah Serpong sebesar 200 L/detik dan wilayah Jakarta 2800 L/detik yang secara komersial ditetapkan pada tanggal 12 Desember 1996.

C. Sistem Pengolahan Air


Pengolahan air minum di Instalasi Pengolahan Air Minum Cisadane Serpong, memiliki karakteristik bangunan seperti: 1. Bangunan Intake dan stasiun pompa air baku dengan enam buah pompa yang masing-masing berkapasitas maksimum 850 L/detik. Pompa tersebut dilengkapi oleh sistem anti hammer untuk melindungi pompa air baku dari tekanan balik air jika pompa tiba-tiba berhenti bekerja. 2. Dua unit bangunan grit chamber untuk membuang atau memisahkan partikel berukuran besar. 3. 4. Bangunan preozon untuk mengoksidasikan bahan-bahan organik. Bangunan mixing chamber untuk mereaksikan air baku dengan koagulan (contoh Alum Sulfat, PAC), pra netralisasi pH (kapur atau Soda Kaustik), dan pra desinfeksi (Klorin atau Kaporit). 5. 6. Tiga unit pulsator seluas 676,7 m2 dengan modul lamellar. Dua belas unit penyaring pasir tipe Aquazur V (gravitasi) masing-masing seluas 121 m2. 7. Reservoir tempat untuk menampung air bersih yang kemudian dilakukan penginjeksian penetral dan desinfektan. 8. Stasiun pompa air bersih, dengan enam buah pompa berkapasitas maksimum 750 L/detik, dan satu buah regulating tank.

Proses pengolahan air minum secara umum yang terdapat di Instalasi Pengolahan Air Minum Cisadane Serpong adalah: 1. Screening Proses ini adalah pemisahan sampah, plastik, daha-dahan pohon yang berukuran besar dari air baku. 2. Transmisi Air Baku Proses ini adalah proses perpindahan air baku dari Intake ke grit chamber di WTP. Pipa transmisi air baku menghubungkan pompa air baku dengan grit chamber pada WTP untuk mengalirkan air baku. 3. Prekoagulasi Pada proses ini dilakukan penambahan Flokulan sebelum proses koagulasi di mixing chamber. Proses ini dilakukan pada saat kekeruhan air baku diatas 600 NTU. Prekoagulasi dilakukan karena kemampuan pulsator yang terbatas dalam menampung lumpur hasil koagulasi dan sedimentasi. 4. Prasedimentasi Pada proses prasedimentasi terjadi pengurangan kandungan zat padat dalam air. Zat padat yang lolos dari proses screening tetapi berukuran cukup besar, seperti lumpur,pasir, kerikil, akan mengendap karena adanya gaya gravitasi. Proses ini terjadi di grit chamberdengan kecepatan alir air yang sangat rendah. 5. Preozonasi Preozonasi dapat disebut juga desinfeksi.Gas ozon diinjeksikan di preozonchamber, sehingga pertumbuhan alga di clarifier dan filter dapat dicegah.

6.

Koagulasi Proses ini adalah pencampuran koagulan (zat penggumpal) dengan air baku untuk menggumpalkan padatan tersuspensi, yang tidak dapat mengendap pada proses sedimentasi. Proses ini terjadi di mixing chamber. Koagulan yang biasa dipakai adalah: a. Tawas Alum Alum atau aluminium sulfat adalah bahan kimia dengan komponen utama Al2(SO4)3 H2O. Tersedia secara komersil dalam bentuk padatan dan cairan. Kandungan Al2O3 dalam alum padat berkisar antara 11 17 % tergantung jumlah air kristal yang bervariasi dari 13 18 %. Kandungan Al2O3 dalam alum cair minimal 8%. Baik untuk padat ataupun cair, kualitas alum ditentukan dari kadar Al2O3. b. Polialuminiumklorida ( PAC ) PAC adalah suatu persenyawaan anorganik komplek, ion hidroksil, serta ion aluminium, yang mempunyai rumus

Alm(OH)nCl(3m-n) PAC efektif di antara tingkat pH yang lebih luas. Tidak terlalu menurunkan pH karena tidak menghasilkan sisa asam. 7. Flokulasi Proses flokulasi adalah pembentukan flok-flok dari proses koagulasi. Proses ini dipercepat dengan pengadukan yang lambat. Dengan proses ini, didapatkan ukuran flok yang semakin bersar dan mudah dipisahkan oleh air. Flokulasi terjadi di clarifier chamber. 8. Klarifikasi Proses klarifikasi adalah proses pengendapan flok-flok dari proses koagulasi. Pada proses ini terjadi pemisahan zat tersuspensi sebesar 99%.

9.

Filtrasi Proses ini adalah pemisahan yang masih lolos dari proses klarifikasi, yaitu dengan cara penyaringan dengan media pasir.

10. Desinfeksi Desinefksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri. Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi yang dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Minum Cisadane Serpong menggunakan gas klorin atau kaporit sebagai desinfektan cadangan. 11. Netralisasi Proses ini bertujuan untuk menetralkan pH air, dengan penambahan kapur atau soda kautik. 12. Distribusi Proses ini merupakan suatu proses penyaluran air bersih dari reservoir sampai ke konsumen.

D. Ruang Lingkup Laboratorium


Laboratorium PT Tirta Cisadane telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional sebagai labaoratorium penguji sesuai ISO/IEC

17025:2005. Secara garis besar, laboratorium di PT Tirta Cisadane memiliki fungsi utama: 1. Fungsi kontrol ( Laboratorium kualitas ) Laboratorium berfungsi sebagai kontrol terhadap berbagai mutu produk, baik bahan baku, produk akhir ataupun analisis limbah. Fungsi kontrol lainnya sebagai kcontrol kualitas peralatan inspeksi dan pengujian.

2. Fungsi pengendalian ( Laboratorium Proses ) Laboratorium proses befungsi sebagai pengendali kualitas proses, berkaitan dengan optimalisasi chemical process, penentuan dosis, dan trouble shooting process. 3. Fungsi pengembangan ( Laboratorium R&D ) Laboratorium R&D berfungsi sebagai pengembangan dengan adanya riset dan pengembangan yang menunjang optimalisasi dan efisiensi proses. Laboratorium dilengkapi sumber daya manusia dan sistem manajemen yang handal, ditunjang dengan peratalan yang sesuai dengan fungsi yang akan dikembangkan, sehingga didapatkan kinerja yang optimal dari ketiga fungsi diatas. Sistem manajemen yang harus dikuasai laboratorium diantaranya sistem inspeksi, kalibrasi, pelaporan, informasi, penjaminan mutu, keselamatan dan keamanan. Laboratorium di PT. Tirta Cisadane dipimpin oleh seorang Kepala seksi dengan lima orang analis. Jadwal kerja analis laboratorium terbagi empat bagian, dengan pembagian waktu kerja sebagai berikut : Daily Shift I Shift II Shift III : 08.00 17.00 WIB : 07.00 15.00 WIB : 15.00 23.00 WIB : 23.00 07.00 WIB

BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom Hidrogen dan Oksigen dengan rumus kimia H2O. Sebuah molekul air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan molekul-molekul air yang lainnya bergabung melalui suatu ikatan Hidrogen antara atom H dengan atom O pada molekul air yang lain. Adanya ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifatsifat air diantaranya: 1. Pada keadaan normal, air merupakan zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. 2. Biasa digunakan sebagai pelarut polar. 3. Membeku pada suhu 0 0C dan mendidih pada suhu 100 0C pada tekanan 1 atm. 4. Bila direaksikan dengan logam alkali, air akan mengurai dan melepaskan H2. 5. Dapat mengalami ionisasi: H2O H+ + OHAir merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Apabila manusia hewan dan tumbuhan akan mati jika kekurangan air. Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk keperluan makan dan minum. Saat ini kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh pada kualitas air (Mahida, 1993). Kualitas air yang buruk disebabkan pula karena adanya berbagai jenis bakteri patogen dan kandungan bahan-bahan kimia berbahaya, sehingga diperlukan pengendalian dan pemeriksaan bahan-bahan berbahaya dalam air.

10

B. Sumber Air 1. Air Angkasa Air angkasa disebut juga air hujan. Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan kemudian mengembara di udara.Disaat mengembara tersebut, uap air bercampur dan melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lainnya.Oleh karena itu, air hujan juga mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara (Mahida, 1993). 2. Air Permukaan Air permukaan merupakan air baku utama bagi produksi air minum. Sumber air permukaan dapat berupa sungai, danau, waduk, empang, dan air dari saluran irigasi.Pada umumnya air permukaan sudah mengalami pencemaran, sedangkat derajat pencemaran tergantung pada lokasi daerahnya, misalnya bagian muara sungai lebih tinggi derajat pencemarannya dibandingkan bagian hulu. 3. a. Air Tanah dan Mata Air Air Tanah Air tanah merupakan sumber air bagi masyarakat pedesaan dalam bentuk mata air atau sumur, baik dalam berbentuk sumur galian, sumur pompa dalam maupun sumur pompa dangkal. Dilihat dari segi kuantitas, air tanah relatif cukup banyak jika dibandingkan dengan air hujan. Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah dan terdapat di dalam ruangruang antar butir-butir tanah maupun retakan batuan.Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah (Polunin, 1997). Dengan demikian, kondisi air tanah sangat bergantung pada kondisi tanahnya. Pada umumya, air tanah mengandung kadar Besi dan Mangan yang cukup tinggi.

11

b. Mata Air Pada umumya mata air dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mata air karang (rock spring) dan mata air tanah (earth spring), tergantung pada letak sumber airnya.Mata air harus terjaga dari masuknya air dari luar ke dalam daerah mata air karena hal itu dapat menyebabkan mata air tercemar. Perlindungan mata air dari pencemaran dapat dilakukan dengan membuat konstruksi bangunan yang sesuai. Bangunan tersebut sebaiknya terbuat dari beton dengan sistem pengeluaran air secara gravitasi atau dipasang saluran sedemikian rupa sehingga air dapat di pompa secara mekanis ke tangki-tangki penyimpanan. 4. Air Laut Air laut digunakan sebagai sumber air oleh masyarakat.Air laut memiliki kandungan garam yang sangat tinggi.Masyarakat yang tinggal di sekitar pantai biasannya memanfaatkan air laut untuk diambil garaBesiya.Air laut memiliki kehidupan biologi yang khas (Wibisono, 2005). C. Parameter Kualitas Air Air minum yang dihasilkan oleh pengolahan air harus memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/KEP/IV/2010 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Parameter minimal kualitas air minum yang wajib dianalisa sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.492/MENKES/KEP/IV/2010 antara lain adalah sebagai berikut: 1. a. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan : Mikrobiologi :

12

1) 2) b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 2. a. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

Parameter E.Coli. Parameter Total bakteri bentuk koli. Kimia An-Organik : Parameter Arsen. Parameter Flourida. Parameter Total Krom. Parameter Kadmium. Parameter Nitrit. Parameter Nitrat. Parameter Sianida. Parameter Selenium. Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan: Parameter Fisika : Parameter Bau. Parameter Rasa. Parameter Warna. Parameter Total Padatan Terlarut. Parameter Kekeruhan (NTU). Parameter Daya Hantar Listrik (DHL). Parameter Suhu. Parameter Kimia : Parameter Aluminium. Parameter Mangan. Parameter Total Hardness. Parameter Klorida Parameter Besi. Parameter Seng. Parameter Sulfat. Parameter Tembaga.

13

9)

Parameter Sisa Klor/Klor bebas.

10) Parameter Ammonia. 11) Parameter pH.

Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah parameter yang jika keberadaannya melebihi baku mutu akan menimbulkan efek yang langsung dirasakan oleh tubuh. Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan adalah parameter yang jika keberadaannya melebihi baku mutu akan menimbulkan efek di kemudian hari. Parameter uji harian (daily analysis) yang dilakukan pada analisis kualitas air baku, dan air minum di Laboratorium PT Tirta Cisadane, Serpong diantarannya sebagai berikut: 1. a. b. c. d. 2. a. b. c. d. e. f. Parameter Fisika Suhu Kekeruhan Konduktivitas Warna Parameter Kimia CO2 Bebas Alkalinitas Besi Mangan NH3 Total Padatan Terlarut

14

D. Bahan Kimia Pengolah Air

1. Koagulan Koagulan adalah suatu bahan kimia yang di dalam air akan terhidrolisis membentuk koloid bermuatan positif, digunakan untuk menetralkan koloid-koloid negatif dalam air dengan cara membentuk flok-flok, sehingga ukuran koloid menjadi lebih besar, maka koloid tersebut terendapkan dan air menjadi jernih ( Proste, R.L., 1997 ) 2. Kapur (Ca(OH)2) Kapur yang digunakan dalam proses pengolahan air berupa suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air, disebut juga milk of lime / lime milk. Larutan Ca(OH)2 merupakan basa dengan kekuatan sedang yang digunakan dalam proses pengolahan air untuk menaikkan pH air yang turun akibat penambahan koagulan.

3. Klorin Klorin adalah salah satu bahan kimia yang biasa dipakai dalam proses pemurnian air sebagai desinfektan (dalam bentuk asam

hipoklorit). Klorin dalam air tiga kali lebih efektif sebagai desinfektan untuk membunuh Eschericia Coli daripada bromida dan enam kali lebih efektif daripada iodide pada konsentrasi sama. Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi
-

termasuk pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl ), juga beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamya. Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat.

15

Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi. E. Penjaminan Mutu Pengujian Program penjaminan mutu pengujian berguna untuk menjamin hasil data analisis yang dilakukan dalam suatu laboratorium mendapat hasil yang cermat dan akurat. Sebagai salah satu persyaratan wajib ISO/IEC 17025:2005, Laboratorium PT Tirta Cisadane sendiri menerapkan beberapa program penjaminan mutu pengujian diantaranya adalah partisipasi dalam uji profisiensi, validasi metode analisis dan pengendalian mutu pengujian. Penjaminan mutu dimasukkan ke dalam setiap metode analisis sebagai salah satu persyaratan minimum. Suatu program penjaminan mutu yang baik

terdiri dari beberapa elemen seperti uji kemampuan awal, blanko sampel, sampel spike, replikasi analisa, internal standard. 1. Uji kemampuan awal Sebuah lab harus melakukan sebuah uji kemampuan setidaknya sekali, oleh setiap analis, sebelum analisa suatu sampel, untuk mendemonstrasikan ketepatan dari suatu metode dalam mendapat hasil yang sesuai untuk setiap analat. Demonstrasi ini juga berguna untuk melihat hasil modifikasi dari suatu metode, apakah hasil analisis dari suatu modifikasi metode baku akan sepresisi dan seakurasi metode awal. 2. Pengujian untuk kapabilitas Biasa dinamakan control sampel, digunakan untuk mengetahui apakah metode yang selama ini berjalan lab memberikan nilai baik dengan menganalisa suatu sampel yang telah diketahui kadarnya. 3. Reagent blank Berisi pelarut dan seluruh peraksi yang ditambahkan kedalam sampel dan mendapat perlakuan yang sama seperti sampel, Dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kontribusi dari kontaminan dan pereaksi

16

yang menyebabkan kesalahan dalam pembacaan analat (penambahan dan pengurangan konsentrasi). Jika didapat hasil blanko yang tidak sesuai, maka dicari segala kemungkinan penyebab kontaminasi dan dicari cara penghilangan kontaminan tersebut 4. Laboratory fortified blank

Laboratory fortified blank adalah sebuah pereaksi yang berisi sample air yang ditambahkan analat dari matrik matrik tertentu yang telah diketahui konsentrasinya. LFB digunakan untuk mengevaluasi performa laboratorium.

5. Kalibrasi Kalibrasi merupakan prosespenetapan hubungan dari suatau nilai yang diperoleh dengan suatu standar pengukuran. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan

tersertifikasi. 6. Spiked Sample Spiked sample adalah sampel yang telah ditambahkan analat tertentu yang telah diketahui konsentrasinya dengan perlakuan tertentu sehingga meminimalisir adanya perubahan matriks pada sampel. Analat yang ditambahkan kepada sampel volumenya tidak boleh melebihi 5% volume sampel induk.

17

F. Grafik Kendali Mutu Grafik kendali diperoleh dengan menggambarkan konsentrasi hasil pengukur dari larutan standar seperti reagent blanks, laboratory control standards, spiked sampel sebagai sumbu vertikal dan sederetan pengamatan berulang selama waktu tertentu sebagai sumbu horizontal. Grafik ini digunakan sebagai alat bantu visual dalam pembacaan data Penjaminan Mutu. Ada beberapa jenis grafik kendali yang dapat digunakan, tetapi untuk laboratorium pengujuan kimia biasa digunakan grafik X ( untuk kendali akurasi ) dan grafik R ( untuk kendali presisi ). Grafik X menggambarkan apakah suatu hasil pengukuran rata-rata dalam keadaan terkendali, yaitu jika datanya berada dalam criteria X 2 SD ( sd= standar deviasi = simpangan baku yang dihitung dari sejumlah pembacaan). Sedangkan grafik R menggambarkan apakah pengukuran dalam keadaan terkendali, yaitu jika R < batas kendali. Nilai R= % differensi antara dua data hasil pengulangan per rata-rata data tersebut. 1. Grafik akurasi

Grafik ini biasanya digunakan untuk kendali akurasi. Grafik dibuat berdasarkan data dari beberapa pengukuran, yaitu minimum 12 data. Grafik kendali mutu akurasi biasanya dibuat dengan

menggambarkan konsentrasi (kadar) atau persentase akurasi atau rekoveri dari larutan standar sebagai sumbu bertikal dan pengamatan atau pengujian berulang selama waktu ( periode) tertentu sebagai sumbu horizontal. Dari data yang terkumpul, dihitung nilai rata-rata = x, yang juga merupakan garis tengah atau nilai target dari standar baku acuan bersertifikat (Certificated References Material, CRM). Setelah itu dihitung batas kendali (Control Limit) dari standar deviasi yang didapat, baik batas kendali atas (Upper Control Limit, UCL) maupun batas kendali bawah (Lower Control Limit). Data hasil analisis sendiri harus sebesar 95% berada didalam WL dan 99% didalam CL.

18

Nilai rata-rata dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dengan keterangan : Sd Xn n = standar deviasi = rata-rata pengujian = pengujian ke-n pegulangan = jumlah pengulangan pengujian

Batas dari kendalinya ditentukan sebagai berikut: Batas Kendali Atas (Upper Control Limit, UCL); Batas Peringatan Atas ( Upper Warning Limit, UWL); Batas Peringatan Bawah (Lower Warning Limit, LWL); Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit, LCL);

2. Grafik presisi Grafik ini dibuat juga dari nilai rata-rata RPD dan dari standar deviasi dari suatu pengukuran suatu sampel pada pengendalian mutu. Presisi menunjukan seberapa besar kedekatan nilai prediksi/model satu sama lain.Nilai pembacaan yang baik antara satu pembacaan dengan yang lainnya akan menghasilkan RPD yang kecil yang berarti perbedaan antar dua pembacaan kecil..Untuk grafik jenis ini, hanya upper control limit dan

19

upper warning limit yang penting. Pengulangan atau repitibilitas dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi teknisi, tingkat kesulitan metode, dan kesesuaian metode pengujian dengan contoh uji dengan alat yang digunakan. Relative Percent Difference ( RPD ) dapat dihitung dengan:

Dengan keterangan : RPD X2 X1 = persen relatif antar dua pembacaan = pembacaan kedua = pengujian pertama

Batas dari kendalinya ditentukan sebagai berikut: Batas Kendali Atas (Upper Control Limit, UCL); Batas Peringatan Atas ( Upper Warning Limit, UWL); Syarat-syarat data yang tidak diterima atau out of control pada hasil analisis antara lain: a. Pembacaan melebihi 3 kali standar deviasi dari rata-rata ( diluar batas control limit )

Gambar 1 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 1)

20

b.

Dua pembacaan secara berurut-urut berada diatas garis warning limit

Gambar 2 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 2)

c.

Jarak antara dua pembacaan melebihi 4 kali standar deviasi

Gambar 3 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 3)

d.

Empat pembacaan dengan secara berturut-turut berada pada satu sisi yang sama dan melebihi satu kali standar deviasi, serta diantara 4 data tersebut ada data yang melebihi 2 standar deviasi dari ratarata

21

Gambar 4 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 4)

e.

10 pembacaan berada di satu sisi yang sama

Gambar 5 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 5)

Sebenarnya, selain syarat-syarat diatas, masih ada syarat-syarat lain agar data ditolak atau out of control, namun untuk skala laboratorium biasanya hanya syarat syarat ini yang digunakan.

22

BAB IV METODE ANALISIS 1. Pengambilan sampel Pengambilan sampel yang representatif mutlak dilakukan untuk kegiatan analisis suatu zat. Untuk setiap jenis contoh memiliki cara yang berbeda-beda dalam pengambilannya. Pengambilan contoh air untuk setiap proses pengolahan air untuk analisis kadar besi sebagai berikut: a. Disediakan tempat sampel berukuran 1000 ml. b. Sampel raw water diambil pada tap sampling, kemudian dicatat waktu pengambilannya. c. Sampel treated water diambil pada tap sampling, kemudian dicatat waktu pengambilannya. d. Diambil kembali masing-masing sampel ke dalam wadah gelas kaca yang bersih atau menggunakan wadah plastik. Tidak perlu ditambahkan asam jika langsung dianalisa. Untuk penyimpanan sampel dalam analisis lebih lanjut, digunkanan HNO3 pekat hingga pH 2 atau lebih. Sampel ini dapat disimpan hingga 6 bulan pada suhu ruang. Sebelum dianalisa, atur pH larutan hingga 3-5. 2. Penetapan Kadar Besi secara Spektrofotometri a. Dasar Ferrover Iron Reagent Powder Pillow mengubah semua besi terlarut dan kebanyakan besi tak larut menjadi besi II. Indikator 1,10 penantrolin pada pereaksi membentuk warna sindur yang sesuai dengan konsentrasi besi. Hasil reaksi diukur pada 510 nm. Metoda ini dapat digunakan untuk analisis air, air limbah, dan air laut.

22

23

b. Alat 1) Cuvet 2) Spektrofotometer HACH DR/2500 3) Pipet volume 10 ml c. Bahan 1) Sampel 2) Ferrover Iron Reagent Powder Pillow 3) Tissue d. Reaksi

Gambar 6 Reaksi antara Fe dengan ortho-penantroline

e. Cara Kerja Analisis Sampel 1) Tekan Hach program, Pilih program 265 Iron, Ferrover, tekan Start. 2) Isi 10 ml sampel ke dalam sampel sel. 3) Tambahkan 1 Sachet FerroVer iron regent powder pillow. 4) Tekan ikon waktu, tekan Ok. Waktu reaksi 3 menit akan dimulai. 5) Isi sampel sel ke 2 dengan 10 ml sampel (sebagai blanko). 6) Setelah pengatur waktu berbunyi, letakan sampel sel blanko ke dalam sel holder, tekan Zero. Display akan menampilkan 0,00 mg/L Fe.

24

7) Masukan sampel sel yang ditambahkan pereaksi ke dalam sel holder, tekan Read. Hasil akan tampak dalam mg/L Fe.

- Kontrol Sampel

1) Pengambilan matriks sampel air olahan (treated water) kurang lebih 30L. 2) Adisi sampel dengan standard, homogenkan. 3) Kemas dalam beberapa botol. 4) Tetapkan nilai acuan dengan cara uji homogenitas. 5) Lakukan analisis terhadap kontrol sampel setiap kali melakukan analisis besi, sesuai metode analisis besi. 6) Hasil pengujian sampel dapat diterima jika hasil pemeriksaan kontrol sampel masuk dalam rentang nilai acuan kontrol sampel.

f. Gangguan Analisis Masalah utama dalam penetapan kadar Fe cara spektrofotometri adalah gangguan-gangguan yang dapat mengganggu hasil pembacaan dalam penetapan. Dari semua pengganggu yang ada, kekeruhan (turbidity) adalah penggaggu utama yang ada khususnya pada air baku (raw water). Selain kekeruhan, masalah lain yang mungkin timbul berasal dari senyawa lain seperti di bawah ini,
Tabel 1 Faktor pengganggu dalam penetapan besi

Senyawa penggangu

Tingkat Gangguan dan Cara Penanganan

Kalsium, Ca2+

Tidak

menimbulkan

efek

selama

konsentrasi

dibawah 10.000 mg/L sebagai CaCO3 Klorin, ClTidak menimbulkan efek selama konsenstrasi dibawah 185.000 mg/L

25

Tembaga, Cu2+

Tidak menimbulkan efek. Terdapat masking agent pada FerroVer Reagent

Kadar Besi yang tinggi

Menghambat pembentukan warna. Encerkan sampel, dan analisis ulang

Oksida Besi Magnesium

Memerlukan destruksi ringan. Tidak menimbulkan efek selama konsentrasi

dibawah 100.000 mg/L sebagai MgCO3 Molybdat Molybdenum Tidak menimbulkan efek selama kadarnya dibawah 10 mg/L sebagai Mo Tingginya kadar Sulfida, 1. Diproses pada ruang asam atau pada ruangan S2yang bersikulasi udara baik. Tambahkan asam klorida pekat ( HCl-p ) 5 m kedalam 100 ml sampel pada Erlenmeyer. Panaskan selama 20 menit 2. Dinginkan. Atur pH hingga mencapai range 3-5 menggukanan Natrium Hidroksida ( NaOH ). Encerkan dengan air suling hingga mencapai volume 100 ml 3. Analisa Kekeruhan Disaring dengan menggunakan 0,2 m filter membran kaca. pH larutan Atur pH hingga mencapai 3-5

26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil pembacaan Fe pada sampel raw dan treated water
Tabel 2 Pembacaan kadar Besi selama bulan Desember 2011 Fe (mg/L) Raw water simplo Duplo 0,50 0,52 0,60 0,60 0,77 0,78 0,38 0,40 0,46 0,44 0,56 0,55 0,21 0,23 0,78 0,76 0,54 0,56 0,40 0,41 0,69 0,70 0,43 0,45 0,28 0,27 0,67 0,68 0,34 0,32 0,56 0,58 0,48 0,50 0,48 0,47 0,68 0,68 0,70 0,71

Tanggal 01/12/2011 02/12/2011 05/12/2011 06/12/2011 07/12/2011 08/12/2011 09/12/2011 12/12/2011 13/12/2011 14/12/2011 15/12/2011 16/12/2011 19/12/2011 20/12/2011 21/12/2011 22/12/2011 23/12/2011 27/12/2011 28/12/2011 29/12/2011

Treated water 0,02 0,03 0,05 0,01 0,03 0,02 0.00 0.00 0,04 0.00 0,05 0,02 0.00 0,01 0,04 0.00 0,01 0,01 0.00 0.00

Baku mutu yang digunakan oleh PT.Tirta cisadane terhadap air minum olahannya adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
Tabel 3 Peraturan Menteri Kesehatan No 492/MENKES/PER/IV/2010 untuk kadar Fe Jenis parameter
Besi

Satuan
mg/L

Kadar yang Diperbolehkan


0,3

26

27

Baku

mutu

tersebut menyatakan bahwa kadar Besi dalam air minum

maksimal 0,3 mg/L. Bila dibandingkan dengan kadar Besi pada air olahan dari tanggal 1 hingga 29 Desember 2011, tidak ada kadar Besi yang melebihi batas maksimum. Maka air minum hasil olahan PT.Tirta Cisadane selama jangka waktu tersebut memenuhi persyaratan kadar Besi dalam air minum.
Kadar Fe dalam air olahan ( treated water ) bulan Desember 2011
0.60 Kadar Fe ( mg/L) 0.40 0.20 0.00 1/12/2011 2/12/2011 5/12/2011 6/12/2011 7/12/2011 8/12/2011 9/12/2011 12/12/2011 13/12/2011 14/12/2011 15/12/2011 16/12/2011 19/12/2011 20/12/2011 21/12/2011 22/12/2011 23/12/2011 27/12/2011 28/12/2011 29/12/2011

Tanggal Pengujian kadar besi dalam air olahan kadar besi maksimum berdasarkan PERMENKES/N0.492/MENKES/PER/2010 ( 0.30 mg/L )

Gambar 7 Kadar Fe dalam Treated Water

Setelah didapat hasil pengamatan kadar Fe pada raw water dari tanggal 1 Desember hingga 29 Desember 2011, dapat disimpulkan bahwa air baku yang digunakan (raw water) tidak memenuhi persyaratan pada PP No. 82 tahun 2001 dimana kadar maksimal kadar besi dalam air baku ( golongan tipe 1 ) sebesar 0,3 mg/L.
Tabel 4 PP No. 22 tahun 2001 untuk kadar Fe Jenis parameter
Besi

Satuan
mg/L

Kadar yang Diperbolehkan


0,3

28

Namun dengan pengolahan air yang lebih lanjut, kadar Fe dapat ditekan sehingga menjadi lebih layak untuk digunakan sebagai air minum. Kadar Fe dalam air baku ( raw water ) bulan Desember 2011
0.80

Kadar Fe ( mg/L)

0.60 0.40 0.20 0.00 1/12/2011 2/12/2011 5/12/2011 6/12/2011 7/12/2011 8/12/2011 9/12/2011 12/12/2011 13/12/2011 14/12/2011 15/12/2011 19/12/2011 20/12/2011 21/12/2011 22/12/2011 23/12/2011 27/12/2011 28/12/2011 29/12/2011

Tanggal pengujian kadar Fe dalam air baku kadar maksimum Fe pada air baku berdasar sed PP No. 82 tahun 2001 ( 0.30 mg/L )

Gambar 8 Kadar Fe dalam raw water

16/12/2011

29

2.

Pembacaan kontrol dan pembuatan grafik kendali mutu Dalam penetapan ini juga dilakukan pembacaan terhadap kontrol sampel untuk memastikan bahwa analisis yang sedang berlangsung dalam laboratorium masih terkontrol. Untuk memudahkan dalam mengamati kontrol tersebut maka dibuatlah bagan kontrol yang terdiri dari bagan kontrol akurasi, dan bagan kontrol presisi.
Tabel pembacaan control sampel Fe pada control sampel Tabel 5 Pembacaan kontrol sampel Fe Fe (mg/L) Tanggal 1/12/2011 2/12/2011 5/12/2011 6/12/2011 7/12/2011 8/12/2011 9/12/2011 12/12/2011 13/12/2011 14/12/2011 Kontrol Sampel 0,35 0,34 0.38 0,32 0.36 0,35 0,33 0,35 0,37 0,34 Tanggal 15/12/2011 16/12/2011 19/12/2011 20/12/2011 21/12/2011 22/12/2011 23/12/2011 27/12/2011 28/12/2011 29/12/2011 Fe (mg/L) Kontrol Sampel 0,33 0,35 0,32 0,34 0,37 0,34 0,33 0,33 0,36 0,34

Hasil pembacaan kontrol sampel tersebut kemudian dapat dibuat grafik akurasi untuk memudahkan pengamatan visual. Pembacaan control sampel dan pembuatan grafik kendali mutu ini pun didasarkan dari ISO 17025.2005 pada sub klausal 5.9.2 yang yang menyatakan data pengendalian mutu harus dianalisis dan, bila ditemukan berada di luar kriteria, tindakan tertentu harus dilakukan untuk mengoreksi permasalahan dan mencegah pelaporan hasil yang salah.

30

Grafik bagan kontrol akurasi

Grafik kendali mutu akurasi


0.43 0.41 0.39

0.37
Fe (mg/L) 0.35 0.33 0.31 0.29 Kontrol Sampel rata - rata (0,347) UWL (0,379101812) LWL (0,314898188) UCL (0,39152718)

LCL (0,298847282)

0.27
0.25

tanggal pengujian

Gambar 9 Grafik kendali mutu akurasi untuk control sampel

31

Grafik bagan kontrol presisi

Grafik Bagan Kontrol Presisi


30

24

% RPD

18

12

Tanggal Pengujian

%RPD Fe

15%

Gambar 10 Grafik kendali mutu presisi

32

Dapat dilihat pada gambar bagan kontrol akurasi penetapan Besi di atas bahwa seluruh kadar pembacaan kontrol sampel masih berada di dalam daerah LWL (lower warning level), dan UWL (upper warning level), kecuali satu pembacaan, pada tanggal 3 Februari yang melebihi batas upper warning limit. Namun hal ini masih dapat diterima karena data baru dapat dianggap tidak valid jika ada dua pembacaan berturut-turut melewati garis warning limit Bagan kontrol presisi dibuat berdasarkan nilai %RPD dari pengulangan pembacaan sampel. Pada bagan kontrol presisi penetapan Besi dapat diamati bahwa tidak ada data %RPD (Relative Percent Difference) yang melewati batas 15%. Maka dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa penetapan kadar Besi dari tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 masih terkontrol kecermatan hasilnya. Batas 15% pada bagan kontrol presisi Besi ini ditentukan elah laboratorium PT. Tirta Cisadane sendiri berdasarkan evaluasi selama satu tahun. Pada dasarnya, dalam pembuatan bagan kontrol presisi sama dengan pembuatan bagan control akurasi, dengan tetap menggunakan garis rata-rata (), yang didapat dari rata-rata %RPD, dan digunakan warning limit (WL) yang didapat dari rata-rata + 2x standar deviasi, serta digunakan juga control limit (CL) yang didapat dari rata-rata + 3x standar deviasi. Berikut contohnya :

Grafik presisi
25.00 20.00 % RPD 15.00 10.00 5.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Tanggal pengujian %RPD Fe UWL UCL rata-rata

Gambar 9 Grafik kendali mutu presisi

33

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setelah melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Laboratorium PT. Tirta Cisadane, penulis mendapatkan pengalaman dan tambahan ilmu pengetahuan dalam bekerja. Dengan bekerja penulis mendapatkan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis penetapan kadar Besi pada treated water, dan raw water dari tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 dapat disimpulkan bahwa: 1.Kadar Besi dalam air minum hasil olahan PT. Tirta Cisadane pada tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 telah memenuhi persyaratan yang ada pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, yakni maksimal 0,3 mg/L. 2.Kadar Besi dalam air baku yang berasal dari sungai cisadane pada tanggal 2 hingga 29 Desember 2011 tidak memenuhi persyaratan PP No. 82 tahun 2001, yakni maksimal 0,3 mg/L sebagai air kelas I, dengan rata-rata sebesar 0,53 mg/L , namun hal ini tidak berpengaruh pada kualitas air minum yang dihasikan, kerena air baku yang ada masih dapat diolahan secara lebih lanjut sehingga kadar pengotor dalam air dapat ditekan 3.Berdasarkan pengamatan pada bagan kontrol akurasi dan presisi dapat disimpulkan bahwa data analisis selama tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 dapat diterima. Namun apabila didapat data

kontrol sampel yang melebihi garis batas (out of control), maka dilakukan pengulangan. Jika hasil yang didapat tetap out of control, maka dilakukan pembacaan pada kontrol sampel yang lain. Jika masih terjadi out of control, maka dilakukan pembacaan

33

34

kontrol standar, dan jika out of control kembali terjadi, maka analisis dihentikan, lalu dilakukan investigasi secara menyeluruh. B. Saran 1. Sistem yang diterapkan oleh laboratorium PT. Tirta Cisadane baik dalam penjaminan kualitas mutu air olahan, pengecekan bahan kimia pengolahnya, bahan baku air dari Sungai Cisadane beserta limbahnya sudah sangat baik, dan dapat terus dipertahankan. 2. Di tempat prakerin, penulis dapat menambah beberapa ilmu seperti proses kalibrasi, pengolahan data, penggunaan Alat Pelindung Diri dengan sangat baik semoga SMAKBO bisa menerapkan sistem penjaminan mutu ini.

35

DAFTAR PUSTAKA

Chemical disinfectant, Chlorine. Januari 13, 2012. Lenntech BV,Rotterdamseweg, 402 M, 2629 HH Delft, The Netherlands. http://www.lenntech.com/processes/disinfection/chemical/disinfectantschlorine.htm Definitions of Quality-Assurance Data. Januari 27, 2012. BQA Memos 90.03, 92.01 and 95.01. http://bqs.usgs.gov/memos/aggregated.coding.html Eaton, Andrew D, Lenone S. Clesceri, Eugene W. Rice, dan Arnold E. Greenberg. 2005. Standard Methods for The Examination of Water and Waste Water, 21st edition. Washington, DC : American Public Health Association. Firdaus Achmad, Sukmawati Rahayu, dan Yani Sumarriani. Penerapan Grafik- X Dan Grafik- R Sebagai Grafik Kendali Dalam Pengujian Kualitas Air. BSN, JAKARTA. www.bsn.go.id/files/ Hach. 2008. Water Analysis Handbook Fifth Edition. Colorado: Hach Company

Sterilisasi-dan-desinfeksi. Januari 27, 2012. Bascom Label, Teori Kesehatan. http://www.bascommetro.com/2009/12/sterilisasi-dan-desinfeksi.html Thompson, Michael. 1995. Harmonized Guidelines for Internal Quality Control in Analytical Chemistry Laboratories. International Union of Pure Applied Chemistry Westgard, James. "Westgard Rules" and Multirules. Januari 24, 2012. Westgard QC 7614 Gray Fox Trail Madison, Wisconsin 53717. http://www.westgard.com/westgard-rules-and-multirules.htm

35

36

LAMPIRAN

37

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Tirta Cisadane

Site office
Direksi

Head Office

Site Office

Produksi Manager

Asisten QA Manager

Maintenance Manager

Human Resource Manager

Supervisor Produksi

Kepala Seksi Laboratorium

Kepala Seksi ISO & K3

Supervisor Maintenance Manager

Supervisor Human Resource

Group Leader Produksi

Senior Analis

Staff

Supervisor Sipil

Supervisor Mekanik

Supervisor Elektro

Supervisor Instrumen

Staff Human Resource

Operator Produksi

Analis

Teknisi

Group Leader Mekanik

Teknisi

Teknisi

Teknisi

38

Head office

Direksi

Head Office

Site Office

Finance

Purchasing

Research and Development

Accounting

Research and Development

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

39

Lampiran 2 . Skematis Sistem Pengolahan Air

40

Lampiran 3 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010

41

42

43

44

Lampiran 4 . Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001

45

46

Anda mungkin juga menyukai