2. Eucheuma spinosum
Eucheuma spinosum masih satu jenis dengan
Eucheuma cottonii dan sama-sama sebagai
penghasil karaginan. Perbedaannya, Eucheuma
spinosum menghasilkan karaginan jenis iota
karaginan yang berupa jelly yang bersifat lembut,
fleksibel dan lunak, sedangkan Eucheuma cottonii
menghasilkan karaginan jenis kappa karaginan berupa jelly yang bersifat kaku, getas
Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta)
Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta) adalah satu satunya ganggang yang tergolong dalam kingdom monera
Divisio Cyanophyceae. Dimasukkan dalam kingdom monera karena struktur selnya mirip dengan struktur sel
bakteri yaitu bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi membran).
• Ganggang ini merupakan disebut makhluk hidup perintis karena dapat hidup di tempat-tempat makhluk
hidup lain tidak dapat hidup.
• Ganggang hijau biru yang berbentuk filamen dapat juga membentuk spora berdinding tebal yang
resisten terhadap panas dan pengeringan dan dapak memfiksasi/mengikat N (nitrogen) yaitu heterokist.
Selain heterokist ada juga bagian spora yang membesar berisi cadangan makanan yang disebut akinet.
a. Pembelahan Sel
sel membelah menjadi dua bagian yang membentuk sel baru. sel-sel yang terpisah bisa tetap bergabung
membentuk koloni. Misal : Gleocapsa
b. Fragmentasi
adalah pemutusan sebagian anggota tubuh yang dapat membentuk individu baru. Terjadi pada ganggang yang
berbentuk filamen/benang. Misal : Oscillatoria.
c. Spora vegetatif
spora vegetatif yang dimaksud disini adalah heterokist. Pada keadaan yang tidak menguntungkan heterokist
tetap mampu bertahan karena dinding selnya tebal dan banyak mengandung bahan makanan. Setelah
lingkungan kembali menguntungkan heterokist dapat membentuk filamen baru. Misal : Chamaesiphon
comfervicolus
a. Ordo Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau – hijauan. Umumnya alga ini
membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan sel – sel tetap
bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok – kelompok atau
koloni contoh spesies dari ordo chroococcales :
Chrococcus
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau 4 sel. Hasil pembelahan sel dari
Chrococcus berbentuk setangah bola.
Gleocapsa
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang terdapat di
dalamnya. Membran kadang – kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa terdapat pada batuan yang lembab atau
pada air.
b. Ordo Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora. Benang – benang
itu dapat putus – putus merupakan hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru
prosesnya disebut fragmentasi.
c. Ordo Hormogonales
Sel – selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu membran. Benang – benang itu
melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai
percabangan semu. Benang – benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.contohnya : Oscillatoria,
Nostoc comune, Anabaena, Spirulina dan Rivularia.
3. Gracilaria sp.
Jenis yang dikembangkan secara luas adalah
Gracilaria spp. Di Indonesia, Gracilaria verrucosa
umumnya dibudidayakan di tambak. Jenis ini
mempunyai Thallus berwarna merah ungu dan kadang-
kadang berwarna kelabu kehyauan dengan
percabangan alternate atau dichotomy, perulangan
lateral berbentuk silindris, meruncing di ujung dan mencapai tinggi 1-3 cm serta
berdiameter antara 0,5 - 2,0 mm.
Rumput laut Gracilaria spp dapat tumbuh baik di perairan payau. Gracilaria spp
adalah jenis rumput laut yang bersifat agarofit yaitu jenis rumput laut penghasil agar-
agar. Perkembangan budidaya rumput laut jenis ini tidak sepesat jenis Eucheuma
cottonii. Sentra produksi Gracilaria spp terletak di Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan
Nusa Tenggara Timur.
4. Sargassum sp.
Sargassum spp merupakan jenis rumput laut yang
sangat potensial untuk dikembangkan. Sargassum
spp adalah jenis rumput laut penghasil alginat. Di
Indonesia Sargassum spp satu-satunya rumput
laut penghasil alginat selain Turbinaria spp.
Perkembangan budidaya rumput laut jenis ini
masih sangat terbatas. Oleh karena permintaannya yang masih rendah perkembangan
budidaya rumput laut jenis ini tidak sepesat rumput laut Euchema cottonii dan
Gracilaria spp.