Anda di halaman 1dari 12

JENIS RUMPUT LAUT DAN MANFAATNYA

1. Jenis-jenis rumput laut dan manfaatnya!


Salah satu potensi biota laut perairan Indonesia adalah makroalgae atau dikenal dalam
perdagangan sebagai rumput laut (seaweed). Makroalgae laut ini tidak mempunyai akar,
batang, dan daun sejati yang kemudian disebut dengan thallus, karenanya secara taksonomi
dikelompokkan ke dalam Divisi Thallophyta. Tiga kelas dalam Divisi ini adalah
Chlorophyta (alga hijau), Phaeophyta (alga coklat), Rhodophyta (alga merah).
Rumput laut potensial adalah jenis-jenis rumput laut yang telah diketahui dapat
digunakan di berbagai industri sebagai sumber karagin, agar-agar dan alginat. Karaginofit
adalah rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida karagin, agarofit adalah
rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida agar-agar keduanya merupakan
rumput laut merah (Rhodophyceae). Alginofit adalah rumput laut coklat (Phaeophyceae)
yang mengandung bahan utama polisakarida alginat.

A. Chlorophyta (alga hijau)


Anadyomene brownii Anadyomene plicata Anadyomene stellata

Anadyomene wrightii Avrainvillea amadelpha Avrainvillea erecta


Caulerpa cupressoides Caulerpa serrulata Cladophoropsis
vaucheriiformis

Codium intricatum Okamura Dictyosphaeria cavernosa Boodlea vanbosseae

Boodlea composita Boergesenia forbesii Halimeda distorta

Bornetella nitida Bornetella oligospora Caulerpa cactoides

Halimeda macroloba Halimeda opuntia Neomeris annulata


Tydemania expeditionis Valonia macrophysa Chaetomorpha crassa
Weber-van Bosse Kützing

B. Phaeophyta (alga coklat)


Turbinaria spp. telah banyak dipergunakan sebagai pupuk, pestisida, dan pembasmi
serangga. Dalam industri kosmetik, digunakan untuk pembuatan sabun dan deterjen,
salep, krim, jeli, emulsi, cairan, lotion, pasta gigi, bedak padat, sabun dan kosmetik
rambut. Sifat alginat yang tidak beracun, digunakan pada industri makanan seperti pada
pembuatan es krim sebagai stabilisator dan mencegah terjadinya kristal es, salad dan saus
sebagai emulsifer. Sifat gel dari alginat untuk menyiapkan campuran puding, pengisi kue,
dan makanan yang dihasilkan pabrik.
Alginat digunakan sebagai lapisan kertas, industri katun tekstil dan cat, keramik,
bahan pembuat tablet, alat pengkilap, juga digunakan dalam plastik, vulkanite fiber,
industri kulit imitasi, produk gelas dan industri gambar
Kalsium alginat sudah diketahui sebagai media koagulasi darah yang paling efektif.
Kalsium alginat juga diketahui membentuk wool atau kain kasa hemostatik yang apabila
kontak dengan darah dan eksudat, alginat akan membentuk serabut gel, yang
menyebabkan penghentian pendarahan. Pada teknologi farmasi, alginat digunakan juga
sebagai zat pengental, pengikat (penstabil, emulasi, sespensi). Disintegrator (formulasi
tablet) juga digunakan dalam formulasi yang tahan terhadap keasaman lambung (kapsul
dengan salut enterik).
Kandungan koloid alginat dari algae Sargassum dalam industri kosmetik digunakan
sebagai bahan pembuat sabun, pomade, cream body lotion, sampo dan cat rambut. Di
industri farmasi sebagai bahan pembuat kapsul obat, tablet, salep, emulsifier, suspensi
dan stabilizer, obat gondok, anti bakteri dan tumor. Di bidang pertanian sebagai bahan
campuran insektisida dan pelindung kayu. Di industri makanan sebagai bahan pembuat
saus dan campuran mentega. Manfaat lainnya dalam industri fotografi, kertas, tekstil dan
keramik.
Dictyota ciliolata Dictyota bartayresiana Dictyota cervicornis

Dictyota dichotoma Lobophora variegata Rosenvingea orientalis

Turbinaria conoides Turbinaria ornata Turbinaria tricostata

Turbinaria triquetra Turbinaria turbinata Turbinaria decurrens

Padina australis Padina tetrastromatica Padina boryana


Padina boergesenii Padina fraseri Padina minor Yamada

Padina pavonica Padina sanctae-crucis Hormophysa cuneiformis


(J.F.Gmelin) P.C.Silva

Hydroclathrus clathratus Sargassum aquifolium Sargassum cristaefolium

Sargassum echinocarpum Sargassum hemiphyllum Sargassum polycystum

Sargassum ilicifolium Sargassum oligocystum Sargassum pallidum


C. Rhodophyta (alga merah)
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diekstraksi dengan air atau larutan
alkali dari spesies tertentu dari kelas Rhodophyceae (alga merah). Karaginan berfungsi
untuk pengental, pengemulsi, pensuspensi, dan faktor penstabil. Karaginan juga dipakai
dalam industri pangan untuk memperbaiki penampilan produk kopi, bir, sosis, salad, es
krim, susu kental, coklat, jeli. Industri farmasi memakai karaginan untuk pembuatan
obat, sirup, tablet, pasta gigi, sampo dan sebagainya. Industri kosmetika
menggunakannya sebagai gelling agent (pembentuk gel) atau binding agent (pengikat).
Sedangkan industri non pangan seperti tekstil, kertas, cat air, transportasi minyak
mentah, penyegar udara, pelapisan keramik, kertas printer atau mesin pencetak serta
karpet dan sebagainya.
Eucheuma spinosum merupakan rumput laut dari kelompok Rhodopyceae (alga
merah) yamg mampu menghasilkan karaginan. Eucheuma dikelompokkan menjadi
beberapa spesies yaitu Eucheuma edule, Eucheuma spinosum, Eucheuma cottoni,
Eucheuma cupressoideum dan masih banyak lagi yang lain. Kelompok Eucheuma yang
dibudidayakan di Indonesia masih sebatas pada Eucheuma cottoni dan Eucheuma
spinosum. Eucheuma cottoni dapat menghasilkan kappa karaginan dan telah banyak
diteliti baik proses pengolahan maupun elastisitasnya. Sedangkan Eucheuma spinosum
mampu menghasilkan iota karaginan.

Acrosorium polyneurum Amphiroa beauvoisii Amphiroa cryptarthrodia

Amphiroa beauvoisii Acrocystis nana Zanardini Zellera tawallina G.Martens


Amphiroa ephedraea Amphiroa foliacea Amphiroa fragilissima

Amphiroa rigida Amphiroa anceps Amansia glomerata C.Agardh 1

Halymenia floresii Halymenia dilatata Halymenia mirabilis


D.L.Ballantine & H.Ruiz 1

Halymenia abyssicola Halymenia formosa Halymenia porphyroides

Eucheuma denticulatum Galaxaura rugosa Gracilaria arcuata

Gracilaria canaliculata Gelidium pusillum Gelidium pacificum


Gelidium amansii Gelidium corneum Gelidium crinale

2. Jenis yang paling dibudidayakan!


1. Eucheuma cottonii
Rumput Laut Eucheuma cottonii merupakan
jenis rumput laut yang paling banyak
dibudidayakan di wilayah perairan Indonesia.
Perkembangan budidayanya cukup
menggembirakan. Hal ini tidak terlepas dari
mudahnya membudidayakan rumput laut jenis
ini dan permintaan pasar yang sangat tinggi. Sentra wilayah budidaya rumput laut
jenis ini terdapat di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali,
Jawa Timur, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Barat.Eucheuma cottonii
merupakan rumput laut penghasil karaginan yang sebagian besar hasilnya digunakan
untuk bahan baku industri. Rumput laut Eucheuma cottonii dibudidayakan untuk
memenuhi permintaan pasar ekspor yang digunakan untuk industry kosmetik atau
farmasi.

2. Eucheuma spinosum
Eucheuma spinosum masih satu jenis dengan
Eucheuma cottonii dan sama-sama sebagai
penghasil karaginan. Perbedaannya, Eucheuma
spinosum menghasilkan karaginan jenis iota
karaginan yang berupa jelly yang bersifat lembut,
fleksibel dan lunak, sedangkan Eucheuma cottonii
menghasilkan karaginan jenis kappa karaginan berupa jelly yang bersifat kaku, getas
Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta)
Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta) adalah satu satunya ganggang yang tergolong dalam kingdom monera
Divisio Cyanophyceae. Dimasukkan dalam kingdom monera karena struktur selnya mirip dengan struktur sel
bakteri yaitu bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi membran).

Ciri-ciri Ganggang Hijau Biru


• Bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi membran)
• Bentuk ganggang ini bisa uniseluler (bersel tunggal), koloni (gabungan beberapa sel) atau filamen
(benang), Contoh:
o Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa, Anacystis
o Bentuk koloni: Polycystis, Merismopedia, Nostoc, Microcystis
o Bentuk filamen: Oscilatoria, Microcoleus, Anabaena, Rivularia.
• Memiliki pigmen klorofil (berwarna hijau), karotenoid (berwarna oranye) serta pigmen fikobilin yang
terdiri dari fikosianin (berwarna biru) dan fikoeritin (berwarna merah). Gabungan pigmen-pigmen ini
membuat warnanya hijau kebiruan.
• Bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri dari zat anorganik) karena memiliki klorofil.
• Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa,dan mempunyai selaput berlendir.

• Ganggang ini merupakan disebut makhluk hidup perintis karena dapat hidup di tempat-tempat makhluk
hidup lain tidak dapat hidup.
• Ganggang hijau biru yang berbentuk filamen dapat juga membentuk spora berdinding tebal yang
resisten terhadap panas dan pengeringan dan dapak memfiksasi/mengikat N (nitrogen) yaitu heterokist.
Selain heterokist ada juga bagian spora yang membesar berisi cadangan makanan yang disebut akinet.

Cara perkembangbiakan ganggang hijau biru


cara perkembangbiakan yang dikehui ada 3 cara yang ketiga-tiganya termasuk perkembangbiakan
vegetatif/aseksual sedangkan perkembangbiakan generatif/seksualnya belum diketahui. ketiga cara tersebut
adalah :

a. Pembelahan Sel
sel membelah menjadi dua bagian yang membentuk sel baru. sel-sel yang terpisah bisa tetap bergabung
membentuk koloni. Misal : Gleocapsa
b. Fragmentasi
adalah pemutusan sebagian anggota tubuh yang dapat membentuk individu baru. Terjadi pada ganggang yang
berbentuk filamen/benang. Misal : Oscillatoria.

c. Spora vegetatif
spora vegetatif yang dimaksud disini adalah heterokist. Pada keadaan yang tidak menguntungkan heterokist
tetap mampu bertahan karena dinding selnya tebal dan banyak mengandung bahan makanan. Setelah
lingkungan kembali menguntungkan heterokist dapat membentuk filamen baru. Misal : Chamaesiphon
comfervicolus

Klasifikasi Ganggang Hijau-Biru


Divisio Cyanophyceae dibedakan dalam 3 ordo berdasarkan bisa tidaknya membentuk spora yaitu : ordo
Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales.

a. Ordo Chroococcales

Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau – hijauan. Umumnya alga ini
membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan sel – sel tetap
bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok – kelompok atau
koloni contoh spesies dari ordo chroococcales :

Chrococcus
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau 4 sel. Hasil pembelahan sel dari
Chrococcus berbentuk setangah bola.

Gleocapsa
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang terdapat di
dalamnya. Membran kadang – kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa terdapat pada batuan yang lembab atau
pada air.

b. Ordo Chamaesiphonales

Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora. Benang – benang
itu dapat putus – putus merupakan hormogonium yang dapat merayap dan merupakan koloni baru
prosesnya disebut fragmentasi.

c. Ordo Hormogonales

Sel – selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu membran. Benang – benang itu
melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai
percabangan semu. Benang – benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.contohnya : Oscillatoria,
Nostoc comune, Anabaena, Spirulina dan Rivularia.

Manfaat Ganggang Hijau (Cyanophyta)


1. Nostoc
Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari
udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
2. Anabaena azollae
Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata ( paku air ). Paku ini dapat memfiksasi nitrogen (N2) di udara dan
mengubah menjadi amoniak(NH3) yang tersedia bagi tanaman.
3. Spirullina
ganggang ini mengandung protein yang tinggi yang lebih dikenal dengan sebutan protein sel tunggal
(PST) sehingga dijadikan sebagai sumber makanan.
dan keras. Bali adalah salah satu provinsi yang mengembangkan budidaya rumput laut
jenis ini.

3. Gracilaria sp.
Jenis yang dikembangkan secara luas adalah
Gracilaria spp. Di Indonesia, Gracilaria verrucosa
umumnya dibudidayakan di tambak. Jenis ini
mempunyai Thallus berwarna merah ungu dan kadang-
kadang berwarna kelabu kehyauan dengan
percabangan alternate atau dichotomy, perulangan
lateral berbentuk silindris, meruncing di ujung dan mencapai tinggi 1-3 cm serta
berdiameter antara 0,5 - 2,0 mm.
Rumput laut Gracilaria spp dapat tumbuh baik di perairan payau. Gracilaria spp
adalah jenis rumput laut yang bersifat agarofit yaitu jenis rumput laut penghasil agar-
agar. Perkembangan budidaya rumput laut jenis ini tidak sepesat jenis Eucheuma
cottonii. Sentra produksi Gracilaria spp terletak di Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan
Nusa Tenggara Timur.

4. Sargassum sp.
Sargassum spp merupakan jenis rumput laut yang
sangat potensial untuk dikembangkan. Sargassum
spp adalah jenis rumput laut penghasil alginat. Di
Indonesia Sargassum spp satu-satunya rumput
laut penghasil alginat selain Turbinaria spp.
Perkembangan budidaya rumput laut jenis ini
masih sangat terbatas. Oleh karena permintaannya yang masih rendah perkembangan
budidaya rumput laut jenis ini tidak sepesat rumput laut Euchema cottonii dan
Gracilaria spp.

Anda mungkin juga menyukai