Anda di halaman 1dari 4

Nama : Afifah Ainiyyah

NIM : 043451156

Mata Kuliah :PANG4225 – Penanganan dan Pengolahan Serealia dan Palawija

Praktek pascapanen kacang tanah yang dilakukan oleh Petani di Desa Candirejo

Hasil panen berupa brangkasan berikut polong kacang tanah (basah) dikumpulkan dan
dijemur di ladang selama 2–5 hari. Penjemuran dilakukan langsung di atas tanah tanpa
menggunakan alas. Setelah didapatkan brangkasan dan polong kacang tanah setengah kering
(layu), kemudian diangkut ke rumah mengunakan alat angkut yang ada untuk dilakukan
proses perontokan. Proses perontokan merupakan proses pemisahan polong kacang tanah dari
brangkasannya. Proses perontokan dilakukan setelah mendapat tenaga kerja, karena pada saat
itu petani masih mengejar tanam untuk musim berikutnya. Keterbatasan tenaga kerja
menyebabkan proses perontokan bisa berlangsung sampai beberapa bulan. Brangkasan layu
dibiarkan tertumpuk di gudang maupun teras rumah sampai brangkasan mengering dan
berjamur. Penyimpanan kacang tanah dilakukan setelah proses pemipilan selesai.
Penyimpanan dilakukan menggunakan karung plastik bekas tanpa diikat dan diletakkan di
atas lantai tanpa alas. Hal ini dilakukan pada saat panen musim hujan maupun kemarau. Pada
kegiatan ini, proses penyimpanan dilaksanakan selama 3 bulan.

Sumber ; http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/06/63_hano
%20hanafi.pdf

1. Apakah penanganan pascapanen kacang tanah yang dilakukan oleh petani Desa
Candirejo sudah sesuai? Jelaskan alasan Anda!

Jawab : Menurut saya, penanganan pascapanen kacang tanah yang dilakukan oleh petani
Desa Candirejo belum sepenuhnya sesuai dengan praktik yang baik. Terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan penanganan pascapanen yang dilakukan oleh petani di Desa
Candirejo belum tepat diantaranya, proses penjemuran dilakukan langsung di atas tanah tanpa
menggunakan alas sehingga dapat meningkatkan risiko kontaminasi dan kerusakan. Tanah
yang tidak bersih dapat mengotori kacang tanah, dan tanah yang lembab juga dapat memicu
pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan. Selain itu, proses perontokan yang
berlangsung selama beberapa bulan yang menunjukkan keterbatasan tenaga kerja. Hal ini
dapat berdampak negatif pada kualitas kacang tanah, karena semakin lama kacang tanah
terpapar lingkungan terbuka, semakin tinggi risiko kerusakan dan serangan hama.
Menyimpan kacang tanah dalam karung plastik bekas tanpa diikat dan tanpa alas juga dapat
menimbulkan risiko. Karung yang tidak diikat dengan rapat dapat memberikan celah bagi
serangga dan hama lainnya untuk masuk dan merusak kualitas dari kacang tanah.

2. Bila belum sesuai tentukan perbaikan proses pascapanen yang Anda sarankan!

Jawab : Cara memanen kacang tanah yang baik dan dianjurkan adalah dengan cara menggali
dan membalikkan sebagian dari tanah yang ada di sekeliling tanaman kacang tanah sehingga
polong dari kacang tanah dapat tercabut semua. Pada proses ini dapat menggunakan bantuan
alat seperti kultivator, pendangir, sabit lurus, atau alat bantu lain yang sejenis. Untuk kasus
diatas, berikut ini merupakan proses pascapanen yang disarankan agar kualitas dari kacang
tanah yang dipanen dapat terjaga.

a. Perompesan polong

Setelah kacang tanah dipanen atau batangnya sudah tercabut dari tanah, sebaiknya segera
dilakukan perompesan guna memisahkan polong dari batang dan akarnya. Kemudian polong
harus segera dilakukan proses pengeringan untuk mempercepat penurunan kadar air dalam
waktu tiga hari pertama sehingga dapat dilewati dengan aman. Untuk proses perompesan
polong kacang tanah dalam jumlah yang besar dapat menggunakan mesin perontoh,
contohnya mesin perontok tipe pedal.

b. Pembersihan dan sortasi

Polong kacang tanah yang dihasilkan dari proses perompesan harus segera dibersihkan dari
kotoran yang menempel seperti daun kering, potongan batang, keringkil, tanah. Dan kotoran
lainnya. Kemudian, polong dilakukan proses sortasi guna memisahkan polong tua, polong
sehat, dan bernas dari polong muda, berkecambah, berpenyakit, dan cacat. Sortasi dan
pembersihan polong kacang tanah dari kotoran dan dari polong yang berkualitas rendah
sangat penting, dalam pengamanan polong kacang tanah yang baik dan sehat, terutama jika
polong kacang tanah akan disimpan dalam waktu yang cukup lama.

c. Penjemuran

Polong kacang tanah yang dihasilkan dari proses perompesan masih basah dan memiliki
kadar air sebesar 40% – 60% sehingga harus segera dilakukan proses pengeringan atau
penjemuran hingga polong kacang tanah memiliki kadar air sebesar 20%. Jika polong kacang
tanah dalam keadaan basah di diamkan terlalu lama, polong kacang tanah dapat merangsang
pertumbuhan kapang A. flavus. Proses pengeringan polong kacang tanah dapat dilakukan
dengan proses penjemuran. Jika dilakukan proses penjemuran, sebaiknya menggunakan alas
(tikar, anyaman bambu halus) dalam keadaan bersih. Kadar air yang terkandung dalam
polong kacang tanah mencapai kadar air yang aman sekitar 9% setelah polong dikeringkan
sekitar 5 hari. Pengeringan dengan menggunakan alat pengering sederhana bisa dilakukan
dengan menghamparkan polong kacang tanah di atas rak atau para-para yang kemudian
digantungkan di atas perapian.

d. Pengupasan

Proses pengupasan atau pembijian kacang tanah bisa dilakukan secara manual (tradisional)
atau dengan menggunakan alat bantu. Untuk pengupasan secara tradisional dapat
menggunakan sebatang kayu yang dipukul-pukul ke polong kacang tanah. Namin, cara ini
sering didapatkan biji yang luka atau pecah. Cara yang aman untuk proses pengupasan
polong kacang tanah secara manual yang akan dijadikan nenih dapat dilakukan dengan
menggunakan tangan kosong, namun cara ini membutuhkan waktu yang lama. Alat pembiki
kacang tanah terbuat dari silinder, yakni silinder statis (bagian dalam) dan silinder bergerak
(bagian dalam).

e. Penyimpanan

Kacang tanah yang sudah dibersihkan dan telah disortasi ataupun yang telah lepas dari
polongnya kemudian dapat dikonsumsi atau disimpan. Proses penyimpanan kacang tanah
dapat digolongkan menjadi dua macam, yakni penyimpanan kacang tanah untuk dikonsumsi
dan penyimpanan kacang tanah untuk pembenihan. Alat-alat yang dibutuhkan dalam
penyimpanan kacang tanag diantaranya, kaleng atau blek, karung (goni), ataupun silo.
Terdapat faktor yang harus diperhatikan dalam penyimpanan kacang tanah, diantarnanya
bahwa tempat penyimpanan harus dalam keadaan bersih, terbebas dari serangga dan tikus,
sejuk dan kering.

Langkah-langkah pascapanen tersebut dapat dilakukan oleh petani di desa Candirejo untuk
tetap mempertahankan kualitas kacang tanah baik untuk dikonsumsi ataupun untuk dilakukan
penyimpanan atau pembenihan.

Sumber referensi :

Wijandi, Soesarsono. 2022. Penanganan dan Pengolahan Serelia dan Palawija BMP
PANG4225 Modul 5 Hal 5.7 – 5.11. Ed 2; Cet 1. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai