Anda di halaman 1dari 5

Nama : Taufik Adiyanto

NPM : E1B021048

Bagaimana pengolahan dan penyimpanan benih ?


1. Prinsip pengolahan benih hutan mirip dengan tanaman pertanian, yaitu. untuk
mendapatkan benih bersih yang dapat disimpan. Karena benih tanaman sering ditangani
dalam jumlah besar, terdapat insentif yang tinggi untuk mengembangkan mekanis
peralatanyang dapat memproses jumlah massal dengan cepat danefisien.Dengan
penyesuaian sederhana, beberapa peralatan ini dapat digunakan untuk benih hutan.
Teknologi adalah di dalam kata lain sering tersedia.

Pengolahan dilakukan dengan tujuh cara :

a. Prapembersihan pembersihan kasar untuk menghilangkan kotoran yang lebih besar


seperti daun, ranting dan buah kosong tentang.

b. Precuring.Prosedur pengeringan bertahap yang berkepanjangan diterapkan pada


pematangan buah dan biji serta kemudahanDiaxtRtindakan.

c. Ekstraksi pemisahan fisik buah dan biji (atau penyimpanan lainnyasatuan).

d. Penghapusan sayap, rambut dan lampiran lainnya tentang benih atau unit penyimpanan
lainnya.

e. Pembersihan penghapusan kotoran, yaitu semua bahan non-benih, mis. luar


negeribenih,bagian buah, bagian bunga dan debu.

f. Penilaian pemisahan fraksi biji menjadi beberapa bagian berdasarkan pada,misalnya


ukuran.

g. Penyesuaian dari kadar air. Biasanya pengeringan sebagai persiapan untuk statau usia.
untuk sensitif terhadap pengeringan benih, remoistening mungkin kadang-kadang berlaku
jika benih telah dikeringkan sampai di bawah aman tingkat.

2. Biasanya petani mendapatkan benih dari dua sumber, yaitu dari pedagang yang berasal
dari produsen benih dan dari petani itu sendiri. Keduanya memerlukan penyimpanan dahulu
sebelum ditanam di lapangan. Lingkungan tempat penyimpanan sangat berpengaruh terhadap
viabilitas benih dan oleh karena itu harus dikontrol sebaik-baiknya. Melalui pengaturan
lingkungan yang baik, benih dapat disimpan beberapa tahun tanpa harus kehilangan viabilitas
yang berarti.

Faktor lingkungan yang paling berperan dalam mempengaruhi viabilitas benih selama
penyimpanan adalah temperatur dan kadar air benih. Penurunan viabilitas dapat ditekan
serendah mungkin bila benih disimpan pada temperatur dan kadar air benih yang rendah.

Benih tanaman serealia biasanya mempunyai kandungan air kurang dari 15 persen.
Selain itu kelembaban udara juga harus dijaga serendah mungkin agar vibilitas benih tetap
tinggi serta untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit terutama cendawan. Sedangkan
cahaya bukan merupakan faktor penting dalam penyimpanan benih. Untuk mendapatkan
perkecambahan yang bagus, sering dilakukan “perlakuan benih”, baik sebelum benih
tersebut disimpan atau ditanam. Beberapa metode perlakuan benih yang sering dilakukan
adalah: Perlakuan Fisik, penyeragaman ukuran benih dengan membuang benih yang
terlalu besar atau terlalu kecil, termasuk perlakuan fisik. Tujuan Dari perlakuan ini tidak lain
adalah untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam di lapang selain guna memudahkan
pekerjaan tanam terutama bila menggunakan alat. Seleksi benih untuk keseragaman ini
biasanya dilakukan sebelum dilakukan pembersihan benih untuk menghilangkan benih-benih
gulma, kerikil, tanah, sisa-sisa tanaman dan mungkin benih-benih tanaman lain.

Penanganan benih perlu dilakukan secara khusus dan serius, karena kelalaian dan
keterlambatan dalam penanganan benih akan menyebabkan daya berkecambah menurun atau
kematian benih. Kesalahan dalam proses pengolahan benih juga dapat menyebabkan
penurunan mutu. Pengolahan benih meliputi penjemuran batangan/pocokan, perontokan benih,
pembersihan benih, sortasi, pengeringan, pengemasan dan penandaan. Penjemuran
Batangan/Pocokan: Batang kenaf dijemur di sinar matahari selama 2-3 hari. Pada saat
menjemur batang kenaf perlu dialasi dengan alas plastik, karena buah-buah yang kering akan
mudah pecah. Perontokan benih: Batangan/pocokan yang telah dijemur selanjutnya dibungkus
dengan terpal plastik, kemudian dipukul-pukul dengan kayu atau besi. Perontokan ini dapat
juga menggunakan mesin pemecah kapsul (seed thresher). Pembersihan benih: Pembersihan
benih dilakukan agar benih bebas dari bahan-bahan/benda asing yang tidak diinginkan dan
terhindar dari kontaminasi cendawan gudang. Pembersihan dilakukan secara manual dengan
nampan (ditampi) dan dengan mekanis menggunakan seed blower. Sortasi: Sortasi dilakukan
agar benih mempunyai mutu dan ukuran yang seragam, bebas dari benih yang rusak serta
bahan-bahan /benda asing yang tidak diinginkan dan terhindar dari kontaminasi cendawan
gudang. Pemilihan dapat dilakukan secara manual (dipilih dengan tangan) atau secara mekanis
dengan seed grafity separator. Pengeringan: Pengeringan benih dimaksudkan untuk
mengurangi kadar air benih sehingga benih aman untuk diproses lebih lanjut, terhindar dari
serangan hama dan penyakit serta tidak berkecambah. Kadar air benih yang akan disimpan
antara 6-9%. Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari selama 2-
4 hari atau menggunakan pemanas buatan dengan suhu tidak boleh melebihi 40o C.
Pengemasan: Agar benih terlindung dari gangguan hama/penyakit dan tahan disimpan dalam
waktu lama, maka perlu dilakukan pengemasan benih. Benih dikemas dalam kaleng atau
kantong plastik dengan tebal kantong plastik 0,08-0,1 mm dan ditutup rapat (kedap air dan
udara). Volume kemasan sesuai dengan kebutuhan, berkisar 1-5 kg. Pada saat memasukkan
benih ke dalam kantong atau kaleng, sebaiknya benih tidak dalam keadaan panas (setelah
penjemuran) karena dapat merusak viabilitas benih. Penandaan/pelabelan: Label harus
dilegalisasi oleh instansi yang berwenang, ditempatkan di dalam atau di luar kemasan benih
dan berisi sebagai berikut: (a) Varietas; (b) Kadar air; (c) Benih murni; (d) Daya kecambah; (e)
Nama dan alamat Perusahaan/produsen, (f) Isi kemasan; (g) Nomor lot; (h) Nomor seri label;
(i)Perlakuan pestisida (bila ada); J) Kadaluwarsa benih.
Masa berlaku label: (a) enam bulan setelah tanggal selesai pengujian mutu di laboratorium; (b)
enam bulan setelah pengujian ulang Penyimpanan benih Penyimpanan benih perlu dilakukan
dengan baik agar umur benih atau viabilitas benih tetap baik sampai dengan waktu yang
diinginkan. Tempat penyimpanan benih harus aman dari berbagai gangguan yang dapat
merusak benih. Kondisi ruang penyimpanan minimal sebagai berikut: (1) RH ruang tidak
melebihi 75%; (2) Suhu ruang 10-30oC; (3) Aerasi udara dalam ruangan baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi viabilitas benih, baik faktor dalam maupun luar.
Faktor dalam diantaranya adalah kadar air, viabilitas, dan vigor awal benih harus sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan dan faktor luar yaitu macam kemasan dan kondisi ruang
simpan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan benih adalah faktor dalam, seperti
kadar air dan daya berkecambah benih. Kadar air untuk benih dasar 6-8 %, benih pokok 6-8 %
dan benih sebar 6-9%. Sedangkan daya berkecambah dari benih dasar, benih pokok dan benih
sebarminimal80%.
Penyimpanan benih diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:
a. Penyimpanan jangka pendek (3-12 bulan): Ruang simpan harus baik, bersih dan diberi
ventilasi, kemasan benih disusun di rak-rak, Suhu ruangan 28-32o C, kelembaban 60-70%.
b. Penyimpanan jangka menengah (10-15 tahun: ruang simpan harus baik, bersih dan tidak
diberi fentilasi , kemasan benih disusun di dalam lemari /rak, suhu ruangan di bawah10o C,
kelembaban40-50%.
c. Penyimpanan jangka panjang (> 15 tahun): Ruang simpan harus baik, bersih dan tidak diberi
ventilasi, kemasan benih disusun di dalam rak lemari, suhu ruangan di bawah 0o C (-5o C-
20oC), kelembaban 30-40%. (Sri Wijiastuti, Penyuluh Pertanian Pusluhtan).

Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman yang menggunakan bagian-bagian


vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman yang berasal dari bagian
vegetatif disebut bibit. Baik perbanyakan secara generatif (benih) maupun perbanyakan secara
vegetatif (bibit), kedua-duanya digunakan petani karena masing-masing mempunyai kelebihan.

Selain itu setiap jenis tanaman mempunyai sifat spesifik dalam kaitannya dengan bahan tanam
ini. Tanaman-tanaman seperti: Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, gandum, kelapa sulit
diperbanyak secara vegetatif kecuali dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Sedangkan
tanaman rambutan, apel, kopi, kakao, tebu, ubikayu, ubijalar, dan lainnya lebih baik
diperbanyak secara vegetatif.

a. Siklus hidup aseksual atau vegetatif

Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk diwarisi secara
sempurna. Bagian-bagian tanaman pada fase siklus seksual manapun dapat di gunakan sebagai
bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan
diambil sebelum mencapai fase dewasa akan tetap menunjukan sifat juvenilnya. Bahan
tanaman yang dipilh karena sifat bunga dan buah nya tidak lagi menunjukan sifat juvenilnya
ataupun transisinya dan tetap secara biologi dewasa. Dengan demikian perlu di ketahui fase
vegetatif dan fase pembungaan. fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan
perpanjangan akar dan batang, peningkatan volume tanaman, dan perluasan daun. Pada fase
pembungan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup
dan akhirnya membentuk buah dan biji. Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara
antara lain: setek (batang, akar, dan daun) okulasi dan penyambungan. Tidak seperti
perbanyakan secara generatif yang dapat ditanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih
yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu disemaikan lebih dulu
sebelum ditanam di lapangan.

b. Persemaian,
Persemaian diperlukan dengan maksud untuk memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya
penyiraman yang harus dilakukan pagi dan sore menyediakan media tanam yang sangat bagus,
misalnya permukaan tanah halus dan bila perlu dicampur pasir mengurangi biaya dan tenaga
kerja, misalnya bila harus menggunakan naungan, daripada membuat naungan tersebar
diseluruh lahan lebih murah membuat naungan di bedengan persemaian memberi kesempatan
menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindah di lapangan sehingga akan mengurangi
persentase sulaman, dan (e) pada jenis-jenis tanaman tertentu dengan transplanting (pindah
tanam) memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi

faktor lingkungan berikut harus diperhatikan selama prsedang berjalan pada :


1.Suhu.Suhu disimpan di dalam fisiologis kisaran, yaitu suhu tinggi yang ekstrim harus
dihindari. Di bawah alam mengatakan Ation, naungan oleh daun dan penguapan mengatur
suhu. AS menghormati kondisi precuring, suhu diatur dalam hal yang samacara, yaitu dengan
naungan dan penyemprotan air biasa.
2.Kelembaban. Kelembaban udara mengatur laju pengeringan. Selama alam Al proses
pematangan, pengeringan juga diatur oleh aliran air dari itu pohon induk. Sumber itu terputus
selama precuring dan kelembaban diatur sepenuhnya oleh kelembaban udara dengan
konsekuensi buah juga bisa mengering dengan cepat. Laju pengeringan dikurangi dengan
meningkatkan kelembapan secara teduh dan teratur penyemprotan. Kelembaban adalah
mulanya tinggi dan GR iklan biasanya berkurang seiring kemajuan pematangan.
3.Lampu.Untuk buah kering warna yang matang adalah biasanya kuning coklat atau hitam
(Gbr. 3.2). Buah berdaging dapat memiliki warna matang yang cerah. Abraku ghtwarna dewasa
cenderung kurang berkembang kuat selama pemasakan akhir dibandingkan selama kondisi
alam. Mungkin tidak memengaruhi pada kualitas benih Tetapi terkadang dapat menyesatkan
penentuan tahap kedewasaan.

Anda mungkin juga menyukai