Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farokha Tunnisa

NPM : 2110631090046
Kelas : 4C Agroteknologi

JURNAL 1
1. Hubungan Seed Borne Pathogen dengan kemampuan penyimpanan?
Jawab : Munculnya tular benih salah satunya berasal dari penanganan pasca panen
yang kurang tepat. Kesehatan yang buruk pada tanaman induk akibat dari belum
optimalnya upaya pengendalian dilapangan, merupakan faktor pemicu berkembangnya
penyakit pada benih. Selain itu kerusakan mekanis pada benih yang timbul selama
proses pemanenan, pengelolaan dan penyimpanan benih; serta kadar air benih yang
tinggi akibat proses pengeringan yang kurang baik, merupakan faktor kondusif yang
memicu serangan berbagai patogen pada benih. Benih membawa penyakit berakibat
pada rendahnya daya kecambah dan lemahnya vigor benih, mengurangi populasi
tanaman sehat sehingga merugikan secara ekonomis karena menambah kebutuhan
benih untuk tanam ulang. Penyimpanan benih dengan suhu dan kelembapan yang tidak
sesuai dapat menimbulkan cendawan. Hal ini juga didukung dengan kadar air benih
yang tinggi. Cendawan yang tumbuh akan berpengaruh pada umur simpan benih,
karena cendawan mampu menyebabkan benih menjadi busuk dan mati.
2. Parameter yang dapat diperhatikan untuk kerusakan benih akibat Seed Borne
Pathogen?
Jawab : Benih tanaman yang terinfeksi patogen merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya tular benih. Lokasi pathogen pada benih umunya terdapat
dalam jaringan benih, permukaan benih, dan luar benih. Parameter yang diperhatikan
diantaranya seperti potensi tumbuh maksimum (%), daya berkecambah (%), indeks
vigor (%), kejadian penyakit secara umum, identifikasi patogen dan kejadian penyakit
berdasarkan jenis patogen.
3. Cara pengendalian Seed Borne Pathogen selama penyimpanan?
Jawab : Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa dijelaskan bahwa ada kemungkinan
jamur akan bertahan hidup pada benih yang terinfeksi dalam jangka waktu yang lama
bila disimpan pada suhu yang sangat rendah. Dengan cara ini, bank gen dapat menjadi
tempat penyimpanan isolat. Selain itu, Singh et.al.(2003) juga menyarankan untuk
melakukan status Kesehatan benih sebelum disimpan untuk konservasi yang membantu
membuang lot benih yang terinfeksi agar viabilitas benih tingi untuk periode yang
lebih lama.

Pencegahan dan pengendalian penyakit tular benih dapat dilakukan dengan cara seleksi
dan perlakuan benih. Seleksi benih dilakukan dengan memilih benih yang bagus dan
bermutu secara fisik. Langkah selanjutnya adalah perlakukan terhadap benih.
Perlakuan benih yang sering dilakukan pada saat sebelum tanam atau ketika benih akan
disimpan adalah dengan cara mekanis, fisis, dan kimia. Perawatan mekanis bertujuan
untuk membuang sumber penyakit yang tercampur dalam lot benih atau patogen berada
di luar benih. Perawatan fisis pada umumnya dengan menggunakan suhu panas seperti
solarisasi yaitu benih dipapar dengan panas sinar matahari (dijemur), direndam dalam
air hangat, udara panas, uap panas, dan radiasi mikrowave atau gelombang mikro.
Perawatan secara kimia menggunakan pestisida (fungisida, antibiotik, insektisida) dan
desinfektan, pada umumnya diterapkan dalam industri benih. Pengendalian penyakit
terbawa benih yang efektif meliputi pengendalian prapanen dan pengendalian
pascapanen termasuk perawatan benih selama dalam penyimpanan atau selama
distribusi benih.

JURNAL 2

1. Biji kedelai dan jagung :

Benih kedelai dan jagung merupakan benih ortodoks, jadi untuk benih kedelai dan
jagung menurut saya disarankan dalam Penyimpanan kering dengan control kadar
air dan suhu, seperti yang sudah diketahui bahwa daya simpan benih dipengaruhi oleh
sifat genetik benih, mutu benih awal simpan dan kondisi ruang simpan. Oleh karena
itu, hanya benih yang bermutu tinggi yang layak untuk disimpan. Kondisi ruang
penyimpanan yang baik untuk benih-benih, termasuk benih jagung adalah pada
kondisi kering dan dingin.

Penyimpanan kering dengan kontrol kadar air dan suhu ini direkomendasikan untuk
banyak spesies ortodoks yang memiliki periode pembibitan tetapi ditanam setiap tahun
dalam proyek aforestasi skala besar. Kombinasi kadar air 4-8% dan suhu 0 sampai 5°
akan mempertahankan viabilitas selama 5 tahun atau lebih.
2. Biji kakao :

Benih kakao termasuk benih rekalsitran yang mempunyai sifat mengalami penuaan dan
kemunduran benih selama penyimpanan, viabilitas benih menurun apabila diturunkan
kadar airnya (12-31%) dan tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban rendah.
Jadi menurut saya teknik penyimpanan yang cocok adalah Penyimpanan lembab
tanpa kontrol kadar air suhu, cocok untuk penyimpanan benih rekalsitran, selama
beberapa bulan selama musim dingin. Benih dapat disimpan di tumpukan di atas tanah,
di lubang dangkal, di tanah yang dikeringkan dengan baik atau berlapis-lapis di gudang
yang berventilasi baik, sering kali ditutup atau dicampur dengan daun, pasir lembab,
gambut atau bahan berpori lainnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kondisi
lembab dan sejuk, dengan aerasi yang baik untuk menghindari panas berlebih yang
mungkin diakibatkan oleh tingkat respirasi yang relatif tinggi terkait dengan
penyimpanan lembab. Ini dapat dicapai dengan memutar tumpukan secara teratur.
3. Teknologi penyimpanan benih menurut jenis kemasan:
1.) Kelembaban sebelumnya
• Jika penyimpanan benih memiliki fasilitas untuk mengontrol suhu dan
kelembaban relatif, wadah permeabel dapat digunakan dengan aman untuk benih
ortodoks, selama beberapa tahun, asalkan hama dapat disingkirkan. misalnya, tas
katun, kertas karton, papan serat.
2.) Tahan kelembaban
• Setelah mengeringkan benih ortodoks untuk memperbaiki kadar air, benih dapat
ditempatkan dalam wadah kedap air yang tertutup rapat.
• Ini menghindari persyaratan dehumidifikasi yang luas. Penyimpanan jangka
panjang paling efektif bila wadah anti lembab digabungkan dengan suhu rendah
terkontrol yang disediakan oleh pendinginan.
3.) Tahan kelembaban
• Metode ini memiliki keuntungan tambahan dari eksklusi oksigen. Ini tidak
cocok untuk benih bandel, namun kantong plastik ukuran ego 700.
• Mereka termasuk polietilen atau film plastik lainnya dan aluminium foil. Ini
tahan terhadap aliran uap air tetapi dalam jangka waktu yang lama, ini akan
menjadi aliran lambat uap air yang cenderung menyeimbangkan kelembaban
relatif di dalam dan di luar wadah.
• Polietilen tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang benih ortodoks untuk
konservasi genetik, karena tidak ada kontrol mutlak atas serapan air oleh benih.
Sangat cocok untuk penyimpanan jangka pendek atau menengah dan telah
memberikan hasil yang sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai