ARTIKEL AKLIMATISASI
Disusun Oleh :
18602241059
PKO A
YOGYAKARTA
2019
AKLIMATISASI
Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu
organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Hal ini
didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi, perilaku,
dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya dengan
lingkungan. Beberapa kondisi yang pada umumnya disesuaikan adalah suhu
lingkungan, derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen. Proses penyesuaian ini
berlangsung dalam waktu yang cukup bervariasi tergantung dari jauhnya perbedaan
kondisi antara lingkungan baru yang akan dihadapi, dapat berlangsung selama
beberapa hari hingga beberapa minggu.
Proses aklimatisasi dapat diterapkan pada banyak hal, seperti pada pendakian
gunung. Hal ini biasanya dilakukan apabila seseorang ingin melakukan pendakian
pada gunung yang memiliki puncak yang cukup tinggi, hingga ribuan meter di atas
permukaan laut, seperti Gunung Everest. Beberapa hal utama yang harus
disesuaikan antara lain adalah suhu dan kadar oksigen di udara karena pada dataran
tinggi suhu lingkungan bisa jauh lebih rendah, demikian pula dengan kadar
oksigennya yang menyebabkan tubuh harus memproduksi lebih banyak sel darah
merah atau eritrosit. Contoh lain dari aklimatisasi ditemukan pada tanaman budi
daya dan pada teknik kultur jaringan. Dalam teknik kultur jaringan, tanaman yang
masih berada di dalam botol steril akan disiapkan untuk dipindahkan ke lingkungan
aslinya, yaitu di tanah terbuka dengan kondisi lingkungan yang lebih tidak
terkontrol.
Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian planlet dari kondisi mikro dalam botol
(heterotrof) ke kondisi lingkungan luar (autotrof). Planlet yang dipelihara dalam
keadaan steril dalam lingkungan (suhu dan kelembaban) optimal, sangat rentan
terhadap lingkungan luar (lapang). Mengingat sifat-sifat tersebut, sebelum ditanam
di lapang, planlet memerlukan aklimatisasi. Aklimatisasi dapat dilakukan di rumah
kaca atau pesemaian, baik di rumah kaca atau pesemaian. Dalam aklimatisasi,
lingkungan tumbuh (terutama kelembaban) berangsur-angsur disesuaikan dengan
kondisi lapang.
Aklimatisasi merupakan proses pemindahan planlet dari lingkungan yang
terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak terkendali, baik suhu,
cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam kondisi autotrof,
sehingga jika tanaman (planlet) tidak diaklimatisasi terlebih dahulu tanaman
(planlet) tersebut tidak akan dapat bertahan dikondisi lapang. Aklimatisasi
merupakan kegiatan akhir teknik kultur jaringan. Aklimatisasi dilakukan untuk
mengadaptasikan tanaman hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru sebelum
ditanam dan dijadikan tanaman induk untuk produksi dan untuk mengetahui
kemampuan adaptasi tanaman dalam lingkungan tumbuh yang kurang aseptik.
Planlet yang dapat diaklimatisasi adalah planlet yang telah lengkap organ
pentingnya seperti daun akar dan batang (jika ada), sehingga dalam kondisi
lingkungan luar planlet dapat melanjutkan perumbuhannya dengan baik. Selain itu
aklimatisasi juga memerlukan media yang tepat untuk pertumbuhan planlet.
Aklimatisasi dilakukan dengan memindahkan planlet kedalam polybag yang berisi
media dan disungkup dengan plastik bening. Sungkup digunakan untuk melindungi
bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan
sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan
dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan
bibit generatif.
Tanaman memiliki sifat totipotesi yang merupakan kemampuan setiap sel, dari
mana saja sel tersebut diambil, apabila diletakan dalam lingkungan yang sesuai
akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Pemindahan eksplan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama
penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generative.
Metode aklimatisasi pada tanaman kultur jaringan
Perbedaan faktor lingkungan antara habitat asli dan habitat pot atau antara habitat
kultur jaringan dengan habitat pot memerlukan penyesuaian agar faktor lingkungan
tidak melewati batas kritis bagi tanaman.
Salah satu metode yang digunakan pada proses aklimatisasi tanaman botol ke
tanaman pot menurut lc nursery adalah sebagai berikut:
Metode aklimatisasi ini adalah salah satu dari sekian banyak metode yang
digunakan untuk melakukan aklimatisasi terhadap bibit anggrek botol dan disebut
dengan metode kering. Untuk dapat meningkatkan efektivitas metode yang
digunakan, maka masalah fisiologis yang dihadapi oleh tanaman mungkin juga
perlu diketahui.
Masa aklimatisasi merupakan masa yang kritis karena pucuk atau planlet yang
diregenerasikan dari kultur in vitro menunjukan beberapa sifat yang kurang
menguntungkan, seperti lapisan lilin (kutikula tidak berkembang dengan baik,
kurangnya lignifikasi batang, jaringan pembuluh dari akar ke pucuk kurang
berkembang dan stomata sering kali tidak berfungsi (tidak menutup ketika
penguapan tinggi). Keadaan itu menyebabkan pucuk-pucuk in vitro sangat peka
terhadap transpirasi, serangan cendawan dan bakteri, cahaya dengan intensitas
tinggi dan suhu tinggi. Oleh karena itu, aklimatisasi pucuk-pucuk in vitro
memerlukan penanganan khusus, bahkan diperlukan modifikasi terhadap kondisi
linkungan terutama dalam kaitannya dengan suhu, kelembaban dan intensiitas
cahaya. Disamping itu, medium tumbuh pun memiliki peranan yang cukup penting
khususnya bila puucuk-pucuk mikro yang diaklimatisasikan belum membentuk
sistem perakaran yang baik.
Metode aklimatisasi dibagi menjadi 2, yaitu metode langsung (direct) dan metode
tidak langsung (indirect).
Metode langsung:
4. Menanam tanaman pada bak media arang sekam yang telah dibasahi.
3. Menanam tanaman pada bak media arang sekam yang telah dibasahi.
a.Aklimatisasi Panas
Pelatihan Panas adalah teknik umum yang digunakan dalam olahraga seperti lari
maraton. Kemampuan peningkatan atlet untuk memerangi panas dan kelembaban
yang menyertainya akan beruang hubungan yang vital untuk kinerja. Sebagai
contoh, di mana atlet sudah terbiasa untuk hidup dan pelatihan di daerah beriklim
sedang seperti Amerika Serikat atau Inggris barat laut, aklimatisasi cuaca yang
panas akan menjadi penting jika atlet bersaing dalam lingkungan seperti ras
September di California selatan. Pelatihan panas akan terikat erat dengan faktor
yang sesuai dari dehidrasi, dan kemampuan atlet untuk mengisi cairan.
Kedua volume dan intensitas yang meningkat sebagai atlet mulai beradaptasi.
Massa tubuh, tingkat hidrasi, dan indikator fisik lainnya harus dipantau melalui
tahap pelatihan panas.
Sangat hati-hati untuk memastikan hidrasi yang tepat atlet harus dipertahankan.
LIHAT JUGA kelelahan Panas, respon hormonal untuk berolahraga; Menjalankan
latihan kekuatan dan latihan.
b.Aklimatisasi ketinggian
Karena ada beberapa aktivitas atletik yang dilombakan pada ketinggian tinggi
(pengecualian termasuk mendaki gunung, ski alpine, dan peristiwa diperebutkan di
Lokal dataran tinggi seperti Kota Meksiko, Meksiko, dan Denver, Colorado),
aklimatisasi ketinggian, atau pelatihan ketinggian, tidak tidak mempersiapkan atlet
untuk kompetisi ketinggian tinggi, begitu banyak seperti mengembangkan
kemampuan seorang atlet untuk lebih memanfaatkan oksigen, yang membuat atlet
lebih efektif dalam kompetisi tingkat laut. Para atlet yang melatih di ketinggian
akan mengembangkan-selama periode satu sampai tiga bulan-kemampuan fisik
yang lebih besar untuk memanfaatkan oksigen untuk kinerja di udara, tipis kurang
oksigen kaya ketinggian tinggi, pernah dilatih, kapasitas untuk menghasilkan
jumlah yang lebih besar dari sel darah merah akan tetap menjadi faktor untuk
beberapa minggu, dalam jumlah yang terus menurun. Pelatihan Ketinggian
digunakan oleh berbagai atlet, termasuk di olahraga di mana kapasitas aerobik
sangat penting, seperti perenang dan pengendara sepeda.
Udara di ketinggian umumnya dikira sedang rendah oksigen tetapi ini tidak
benar. Udara, di tingkat manapun, mengandung oksigen 20,93%, 0,03% karbon
dioksida dan nitrogen 79,04%. Sebaliknya, seperti meningkatkan elevasi, oksigen
memiliki tekanan parsial semakinrendah.Pada setiap titik di bumi, udara lebih yang
berada di atas titik itu, semakin besar tekanan barometrik akan. Ini adalah prinsip
yang sama seperti berada di bawah air. Semakin penyelam adalah lebih banyak air
di atasnya ada dan semakin besar tekanan. Pada permukaan laut, udara memberikan
tekanan sekitar 760mmHg. Pada puncak Gunung Everest, 8848m (29.028 kaki) di
atas permukaan laut, udara hanya memberikan sebuah tekanan sekitar
231mmHg.Ingat bahwa setelah kita hirup, oksigen dalam alveoli (kantung udara
kecil di paru-paru) lolos ke darah untuk diangkut ke jaringan. Ini pertukaran gas
antara alveoli dan darah terjadi karena perbedaan tekanan disebut gradien tekanan.
Para exerts oksigen tekanan dalam alveoli lebih besar dari tekanan oksigen dalam
darah sekitar paru-paru. Hal ini mendorong oksigen dari paru ke dalam darah .Itu
masuk akal kemudian bahwa setiap penurunan tekanan oksigen memasuki paru-
paru akan mengurangi perbedaan tekanan atau gradien. Hasilnya kurang oksigen
yang diusir dari paru-paru ke dalam darah. Pada ketinggian itulahyangterjadi.
Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari
suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. Hal ini
didasarkan pada kemampuan organisme untuk dapat mengatur morfologi, perilaku,
dan jalur metabolisme biokimia di dalam tubuhnya untuk menyesuaikannya
dengan lingkungan. Beberapa kondisi yang pada umumnya disesuaikan
adalah suhu lingkungan, derajat keasaman (pH), dan kadar oksigen. Proses
penyesuaian ini berlangsung dalam waktu yang cukup bervariasi tergantung dari
jauhnya perbedaan kondisi antara lingkungan baru yang akan dihadapi, dapat
berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Aklimatisasi dalam
fisiologi berarti proses adaptasi terhadap iklim ( ketinggian, bawah air, humidity,
angin, gravitasi, suhu, perbedaan waktu ).
Perbedaan waktu (jet leg) : Tempat akan menyebabkan perbedaan waktu, Orang
datang dari timur yang jauh akan merasakan pagi di tempat baru sebagai siang hari,
siang hari sebagai malam hari.
Contoh lain dari aklimatisasi adalah penelitian dampak dari aklimatisasi panas
untuk meningkatkan kinerja atletik di lingkungan panas dan dingin oleh para
peneliti fisiologi manusia di University of Oregon.Peneliti melakukan tes latihan
pada 12 pesepeda yang sangat terlatih - 10 laki-laki dan dua perempuan - sebelum
dan sesudah program aklimatisasi 10-hari panas. Peserta menjalani tes psikologis
dan kinerja di bawah kondisi panas dan dingin. Sebuah kelompok kontrol yang
terpisah dari delapan pengendara sepeda yang sangat terlatih menjalani tes dan
mengikuti rezim latihan yang sama dalam lingkungan yang dingin.Data
menyimpulkan bahwa paparan panas aklimatisasi memberikan manfaat yang cukup
ergogenic dalam kondisi dingin, di samping manfaat kinerja yang diharapkan dalam
lingkungan yang panas. Studi ini adalah yang pertama untuk mengevaluasi dampak
dari aklimatisasi panas pada kinerja aerobik dalam kondisi dingin.
"Temuan kami dapat memiliki dampak yang signifikan dalam dunia olahraga
kompetitif," kata Santiago Lorenzo, seorang peneliti yang melakukan pekerjaan
sebagai bagian dari disertasinya di University of Oregon. Dia sekarang
menyelesaikan pelatihan post-doktoral di Institut untuk Latihan dan Kedokteran
Lingkungan (Universitas Texas Southwestern Medical Center) di Texas Dallas
Kesehatan Presbyterian Hospital.Studi ini menemukan peningkatan kinerja sekitar
7 persen setelah 10 eksposur panas aklimatisasi. "Dalam hal bersepeda kompetitif,
7 persen adalah peningkatan yang sangat besar dan bisa berarti bahwa pesepeda
bisa menggunakan pendekatan ini untuk meningkatkan kinerja mereka dalam
kondisi cuaca dingin," ujar Lorenzo. Namun, paparan panas harus di samping
rejimen pelatihan atlet normal .
Aklimatisasi panas meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengendalikan suhu
tubuh, meningkatkan berkeringat dan meningkatkan aliran darah melalui kulit, dan
memperluas volume darah memungkinkan jantung untuk memompa darah lebih
banyak untuk otot, organ dan kulit yang diperlukan.
Sumber : http://sandiorchid.com/aklimatisasi-pada-tanaman-kultur-jaringan/
http://agiliaalunjati.blogspot.com/2012/11/aklimatisasi.html