Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM VII

AKLIMATISASI

Dasar Teori

Aklimatisasi adalah proses penyesuaian planlet dari kondisi di dalam botol


(heterotrof) ke kondisi lingkungan luar (autotrof). Sumber lain menyebutkan
bahwa aklimatisasi merupakan proses pemindahan tanaman/planlet hasil kultur
jaringan dalam kondisi in vitro ke kondisi in vivo. Sebelum diaklimatisasi, perlu
diperhatikan ada tidaknya akar pada planlet karena aklimatisasi dapat dilakukan
apabila sudah ada akar pada planlet.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan aklimatisasi
adalah:
1. Kelembaban. Dalam keadaan in vitro kelembaban udara 95% dan pada
keadaan in vivo kelembaban udara 80%. Dengan demikian lapisan kutikula
terbentuk dan stomata mulai berfungsi.
2. Suhu. Dalam keadaan in vitro suhu optimal 20-25 °C dan suhu pada keadaan
in vivo yaitu sekitar 30 °C.
3. Cahaya. Dalam keadaan in vitro intensitas cahaya sebesar 1000-3000 lux
yang berasal dari lampu neon sedangkan pada kondisi in vivo tanaman akan
mendapat pencahayaan langsung dari matahari. Perbedaan intensitas cahaya
yang ekstrim ini dapat menyebabkan tanaman yang diaklimatisasi mengalami
stres. Oleh sebab itu, diperlukan penggunaan dan paranet pada masa awal
aklimatisasi sebelum dipindah ke tanah lapang.
4. Media tanam. Media yang digunakan merupakan campuran antara tanah,
pasir, dan bahan organik (pupuk kandang, humus, sabut kelapa, sekam,
serbuk gergaji, azola, dll). Setelah dicampur dengan komposisi yang
disesuaikan dengan sifat tanaman, kemudian media tersebut diayak dan
disterilkan dengan uap airnya yang lamanya tergantung volume media.
Media tersebut diletakkan di dalam wadah media tanam (seperti polybag, atau
pot) tergantung jenis tanamannya.

28
5. Pupuk. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk tanah dan pupuk daun.
Pupuk tanah yang dimaksud adalah pupuk kandang yang biasanya
dicampurkan dalam media tanam dengan komposisi tertentu. Sedangkan
pupuk daun umumnya diberikan sebagai pupuk perawatan yang dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman saat aklimatisasi. Pupuk daun diberikan
tergantung dari tujuan pemberian, yaitu untuk memperbanyak akar, seperti
Atonik, dan untuk pertumbuhan daun, seperti Gandasil D atau
Growmore.
Pemindahan dilakukan secara berhati-hati dan bertahap, yaitu dengan
memberikan sungkup plastik bening. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit
dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan
sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Selain itu,
penyungkupan dilakukan untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembaban, serta
meningkatkan daya tahan terhadap cahaya matahari secara langsung. Setelah bibit
mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup
dibuka dan dilakukan pemeliharaan, seperti penyiraman, penyiangan serta
penyemprotan pestisida.

Tujuan Praktikan

Tujuan praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui teknik


aklimatisasi untuk tanaman hasil perbanyakan secara in vitro.

Bahan dan Alat

Bahan

 Planlet : pisang talas, sulindang dan tundang.


 Media tanam : campuran tanah, pukan ayam dan sekam dengan komposisi
1 : 1 : 1.
 Sterilan : fungisida (Dithane-M45).
 Pupuk daun: Gandasil/Growmore dan Atonik.

29
 Kentang.

Alat

 Pinset.
 Polybag.
 Sungkup.
 Paranet.
 Handsprayer.
 Koran.
 Alat sterilisasi media tanam.
 Kompor gas.

Prosedur Kerja

1. Botol tanam yang berisi planlet pisang dikeluarkan terlebih dahulu 3 hari
sebelum dilakukan aklimatisasi. Botol tanam tersebut diletakkan di dalam
rumah kaca.
2. Planlet pisang yang ada di dalam botol dikeluarkan menggunakan pinset dan
dibersihkan dari sisa agar-agar yang masih melekat di bawah air mengalir.
3. Kemudian planlet direndam dengan larutan fungisida Dithane M-45 2 g L-1
selama 10 menit untuk mencegah pertumbuhan jamur, kemudian ditiriskan
dan dikeringanginkan di atas kertas koran.
4. Lalu ditanam dalam polybag yang telah diisi media tanam yang sudah steril.
5. Media yang digunakan untuk aklimatisasi pisang adalah kombinasi tanah,
pukan ayam dan sekam dengan komposisi 1 : 1 : 1 dimana setiap polybag
ditanami 1 planlet.
6. Kemudian planlet dalam polybag diletakkan di atas tanah dalam rumah
paranet dan disungkup selama satu minggu penuh atau dilakukan buka tutup
sungkup tergantung cuaca sampai umur 3 minggu setelah tanam.
7. Setelah bibit cukup kuat, sungkup kemudian dibuka seterusnya dan dipelihara
di bawah rumah paranet agar terlindung dari panas yang terlalu tinggi.

30
8. Selama pemeliharaan, dilakukan penyiraman dan pemberian pupuk daun
untuk memacu pertumbuhan bibit yang lebih baik.

Tugas

Praktikan diwajibkan mencari jurnal dengan topik aklimatisasi. Kemudian


menjelaskan bagaimana prosedur aklimatisasi dan pengaruh dari perlakuan yang
diberikan berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal tersebut.

31

Anda mungkin juga menyukai