Anda di halaman 1dari 2

Tahapan yang sangat penting dalam teknik kultur jaringan adalah aklimatisasi planlet

yang ditanam secara in vitro kedalam rumah kaca atau langsung ke lapang. Aklimatisasi
merupakan kegiatan akhir teknik kultur jaringan. Aklimatisasi adalah proses pemindahan
planlet dari lingkungan yang terkontrol (aseptik dan heterotrof) ke kondisi lingkungan tak
terkendali, baik suhu, cahaya, dan kelembaban, serta tanaman harus dapat hidup dalam
kondisi autotrof, sehingga jika tanaman (planlet) tidak diaklimatisasi terlebih dahulu tanaman
(planlet) tersebut tidak akan dapat bertahan dikondisi lapang. Menurut Yasmin et al. (2018),
aklimatisasi bibit (outflask) merupakan kegiatan memindahkan bibit dari botol dan ditanam di
dalam pot dengan media moss. Bibit tanaman berupa bibit dalam botol yang berasal dari
perbanyakan generatif dengan seedling yang sebelumnya telah dikembangbiakan di
laboratorium.
Aklimatisasi merupakan salah satu tahap kultur jaringan yang sangat penting.
Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian peralihan lingkungan dari kondisi heterotrof ke
lingkungan autotrof pada planlet yang diperoleh melalui teknik in vitro. Menurut
Nikmah et al. (2017), aklimatisasi adalah tahapan paling kritis, karena bibit sering mengalami
kematian. Planlet hasil kultur in vitro biasanya memiliki perakaran yang sedikit dan lemah
sehingga sangat rentan dan tidak berfungsi dalam keadaan in vitro. Akar akan segera mati
dan diganti dengan akar yang baru terbentuk kemudian. Media tumbuh dengan aerase dan
drainase baik dapat merangsang pertumbuhan akar. Pertumbuhan akar akan mempengaruhi
pertumbuhan bagian tanaman lainnya.
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke
bedeng. Menurut Tini et al. (2019), aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan bibit anggrek
Phalaenopsis dari dalam botol ke dalam pot besar yang dilakukan dengan cara bibit
dikeluarkan dari botol, kemudian dibersihkan dari sisa media yang masih menempel
menggunakan larutan atonik. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya
maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara
yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Aklimatisasi marupakan tahapan yang paling
akhir dari suatu suatu kultur jaringan tanaman. Tahapan ini memang sebenarnya sangat sulit
dilakukan karena tanaman hasil kultur di upayakan agar bisa beradaptasi pada lingkungan
baru di luar botol kultur.
Aklimatisasi merupakan proses penyesuaian pada kondisi lingkungan yang berbeda.
Hal ini dapat dilakukan dikarenakan setiap organisme memliki kemampuan mengatur
morfologi pada tubuh merka sehingga dapat menyatu dengan lingkungan hidup yang baru.
Aklimatisasi tanaman hasil kultur jaringan bertujuan untuk menyesuaikan (prakondisi) dari
lingkungan in vitro ke lingkungan in vivo di rumah kaca dan persemaian, dari kegiatan
tersebut diharapkan diperoleh tanaman yang memiliki formasi perakaran dan tinggi yang
lebih baik dan kokoh. Menurut Arianto et al. (2018), aklimatisasi merupakan suatu upaya
penyesuaian fisiologis dan adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru
yang akan dimasukinya. Metode aklimatisasi adalah suatu cara yang digunakan kepada ikan
untuk menyesuaikan diri pada lingkungan baru tersebut. Ikan akan merasakan perbedaan
pada suhu, tekanan, pH, salinitas serta jumlah oksigen yang didapatkan
Aklimatisasi dilakukan untuk mengadaptasikan tanaman hasil kultur jaringan terhadap
lingkungan baru sebelum ditanam dan dijadikan tanaman induk untuk produksi dan untuk
mengetahui kemampuan adaptasi tanaman dalam lingkungan tumbuh yang kurang aseptik.
Aklimatisasi bertujuan untuk mengadaptasikan tanaman hasil kultur terhadap lingkungan
baru sebelum kemudian ditanam di lahan yang sesungguhnya. Menurut Yasmin et al. (2018),
faktor-faktor yang berpengaruh pada tahap aklimatisasi anggrek yaitu keadaan bibit dalam
botol, metode aklimatisasi, dan kondisi lingkungan saat aklimatisasi.

Dapus kuljar acara 5


Arianto RM, Fitri ADP, Jayanto BB. 2018. Pengaruh aklimatisasi kadar garam terhadap nilai
kematian dan respon pergerakan ikan wader (Rasbora argyrotaenia) untuk
umpan hidup ikan cakalang. Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology 7(2) : 43-51
Nikmah ZC, Slamet W, Kristanto BA. 2017. Aplikasi silika dan NAA terhadap pertumbuhan
anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis l.) pada tahap aklimatisasi. J Agro
Complex 1 (3) : 101 110
Tini EW, SUlistyanto P, Sumartono GH. 2019. Aklimatisasi anggrek (Phalaepnopsis
amabilis) dengan media tanam yang berbeda dan pemberian pupuk daun. J Hort.
Indonesia 10 (2) : 119 127
Yasmin ZF, Aisyah SI, Sukma D. 2018. Pembibitan (kultur jaringan hingga pembesaran)
Anggrek Phalaenopsis di Hasanudin Orchids, Jawa Timur. Buletin Agrohorti 6
(3) : 430 – 439

Anda mungkin juga menyukai