Oleh :
Dani Adi Saputra 135040201111262
6.
Apabila ada buah yang masih hijau sekiranya buah tersebut ditinggalkan
menggunakan
mesin
yang
kembali
apabila
ada
dari
perawatan
benih
dari
beberapa
usaha
perbenihan
dilakukan
perlakuan
pelapisan benih ini. Pelapis benih ini dimaksudkan agar benih masih
mampu mempertahankan kemampuan tumbuhnya, kandungan airnya,
menyeragamkan bentuk, memudahkan penyimpanan dan memperpanjang
strobility benih. Namun dalam praktiknya cara ini juga menimbulkan
beberapa kelemahan seperti terjadinya thermodormancy pada benih dan
kehilangan sensivitas terhadap cahaya. Jenis-jenis pelapis yang
digunakan seperti diatomae, clay, vermiculate, dsb.
b. Penyimpanan benih
Tidak semua benih bisa langsung dikemas dan dipasarkan,
semuanya masih melewati proses yang akan memakan waktu. Oleh
karena itu, sangatlah penting fungsi dari tempat penyimpanan benih.
Benih disimpan sementara tersebut dalam jangka waktu tertentu.
b. Moisture Ressistance
Bahan pengemas ini dapat mencegah masuknya air ke dalam
kemasan meskipun kemasan ini disimpan di ruangan dengan RH tinggi
untuk jangka waktu yang relatif lama tidak akan terjadi perubahan kadar
air benih.
2. Berdasarkan kemampuan menahan masuknya air ke dalam kemasan
Struktur bahan pengemas sangat mempengaruhi kemampuan bahan
dalam mencegah masuknya air kedalam kemasan. Hal ini sangat penting
untuk mencegah benih menjadi basah, pada saat kemasan basah terkena air.
Karena apabila hal itu terjadi maka benih akan berimbibisi dan merangsang
proses perkecambahan sehingga benih dapat berkecambah dalam kemasan
sebelum digunakanuntuk usaha tani. Atau apabila kadar air benih meningkat
tetapi belum memungkinkan benih untuk berkecambah maka kenaikan
kadar air bebih tersebut akan memacu laju respirasi dan pada akhirnya akan
memacu laju deteriorasi sehingga akan mempengaruhi kualitas benih atau
bahkan merusak benih akibat pembusukan atau terserang hama dan
penyakit.
3. Berdasarkan kemampuan menahan pertukaran-pertukaran gas
Salah satu tujuan pengemasan benih adalah menekan laju respirasi
yang terjadi selama dalam penyimpanan serendah mungkin sehingga
perombakan cadangan makanan benih diusahakan seminimal mungkin dan
hanya cukup untuk aktifitas fisiologi dasar dalam rangka mempertahankan
kehidupan. Dengan demikian pada waktu benih dikecambahkan masih
memiliki cadangan makanan yang cukup besar sehingga benih dapat
berkecambah. oleh karena itu dalam rangka mempertahankan kualitas benih,
bahan pengemas yang digunakan harus dapat mengatasi pertukaranpertuksrsn gas-gas selama benih dalam penyimpanan.
Disamping klasifikasi tersebut, bahan pengemas masih harus
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Mudah didapat
b. Cukup kuat
c. Harga memadai
d. Mudah/dapat dicetak untuk logo atau keterangan lain.
e. Tidak beracun
f. Tidak bereaksi dengan benih
induknya
akibat
dari
berkumpulnya
gen-gen
dominan
Pohon
induk
yang
berbiji
banyak
sebaiknya
1) Pengujian Kemurnian
Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatankegiatan
untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponenkomponen benih
termasuk pula presentase berat dari benih murni (pure seed), benih
tanaman lain, benih varietas lain, bijibijian herba (weed seed) dan
kotoran dari masa benih (Kartasapoetra 2003).
Pengujian
kemurnian
benih
dilakukan
dengan
cara
besar dapat
benih
memiliki
arti
yang
luas,
artinya
dan
melindungi
kepentingan
petani
DAFTAR PUSTAKA
Bass LM 1975. Seed Moistore and Storage. National Seed Storage Laboratory,
Agricultural Research Service. US Dept of Agriculture: Washington D.C.
Kalie MB 2008. Bertanam Semangka. Depok: Penebar Swadaya.
Kartasapoetra AG 2003. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuswato 2007. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan Benih.
Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Mugnisjah dan Setiawan 1995. Produksi Benih. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Suharto 2010. Pembuatan Pepaya Bermutu. Balitbu.Litbang.Deptan.Go.Id
Diakses Pada Tanggal 12 Sept 2013.
Sutopo L 1998. Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tjitrosoepomo 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah
Mada Univ. Press. hlm. 6975. hlm. hal. 66.