Kwaliatas hasil panen padi sangat ditentukan dari penanganan panen dan pasca panen padi,
Pastinya kegiatan panen sampai pasca panen padi merupakan tahapan proses yang tidak bisa
dilepaskan satu dengan lainnya. Ada beberapa tahapan langkah yang harus mampu dilakukan
petani padi pada saat melakukan panen padi sebelum padi siap disimpan atau digiling untuk
dijadikan beras. Teknologi yang dianjurkan pada proses penanganan panen dan pasca panen
padi meliputi penentuan waktu panen, pemanenan, penumpukan dan pengumpulan,
perontokan, pengeringan penyimpanan padi dan penggilingan.
2. Pemanenan padi
Waktu panen padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat dan menggunakan alat panen
yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan dan ekonomis. Umur panen padi yang tepat
dapat dicirikan dengan tanda tanda berikut 1) 90 – 95 % malai padi menguning, 2) malai padi
berumur 30-35 hari berbunga merata, 3) kadar air gabah diukur dengan mouisture tester
menunjukkan kadar 22-26 %. Alat panen padi dapat menggunakan ani ani, sabit dan sekarang
mulai dibudayakan menggunakan alsintan mesin reaper.
4. Perontokan
Pada proses perontokan padi sering kali terjadi kehilangan hasil cukup tinggi mencapai 5 %.
Hal ini disebabkan perlakuan perontokan padi masih menggunakan alat tradisional dengan
cara digebot. Kemajuan teknologi yang berkembang perontokan padi dianjurkan
menggunakan pedal thresher dan power threser. Perontokan padi dengan cara digebot
membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk setiap alat gebotnya, nilai kehilangan hasilnya
tinggi. Sedangkan perontokan padi model pedal hhreser tenaga kerja yang dibutuhkan cukup
1 orang setiap alatnya dengan mengandalkan tenaga manusia sebagai mesin penggerak.
Untuk perontokan padi menggunakan power threser merupakan mesin perontok dengan
kemampuan tenaganya mengandalkan mesin dan effisien penggunaan waktu.
5. Pengeringan
Merupakan proses pengurangan kadar air pada gabah. Penurunan kadar air disesuaikan
dengan persyaratan kadar air untuk penyimpanan gabah. Pengeringan gabah dapat dilakukan
dengan dua cara, yang pertama dilakukan dengan menggunalan lantai penjemuran dan cara
kedua menggunakan pengering buatan, Pengeringan cara jemur dapat dilakukan dengan
menggunakan lantai jemur atau juga dapat menggunakan alas terpal atau plastik. Cara jemur
yang kedua menggunakan pengering buatan yang dilakukan bila matahari tidak bersinar
dengan baik. Penjemuran dengan pengering buatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
flat bed dryer dan continous flow dryer.
6. Penyimpanan
Merupakan perlakukan pada gabah/beras untuk bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu
dengan kondisi yang tetap baik. Jika perlakuan penyimpanan gabah tidak baik akan
menimbulkan tumbuhnya jamur, serangan serangga dan binatang mengerat. . Penyimpanan
gabah dapat dilakukan dengan cara curah dengan menggunakan silo dan penyimpanan gabah
dalam bentuk kemasan/wadah berupa karung.
7. Penggilingan
Merupakan proses perubahan gabah menjadi beras. Beberapa tahapan proses yang harus
dilakukan dalam pembuatan beras meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah,
penyosohan, pengemasan dan penyimpanan.