Anda di halaman 1dari 17

PANEN DAN PASCA PANEN

BALAI PENYULLUHAN PERTANIAN (BPP)


SAGALAHERANG
DINAS PERTANIAN
KABUPATEN SUBANG
PANEN
Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan:

Pengamatan visual : dengan cara melihat kenampakan padi pada


hamparan sawah, umur panen optimal padi dicapai apabila 90 – 95
% butir padi pada malai sudah berwarna kuning atau kuning
keemasan, pada kondisi ini akan menghasilakan gabah berkualitas
baik sehingga menghasilkan rendeman giling yang baik.
Pengamatan Teoritis : dilakukan dengan melihat deskripsi varietas
padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan
deskripsi varietas padi umur panen yang tepat adalah 30 – 35 hari
setelah berbunga merata atau 135 – 145 HST, berdasarkan kadar air
umur padi optimal dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22 -23
% pada musim kemarau dan antara 24 – 26 % pada musim
penghujan
PEMANENAN

•Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen


1. UMUR PANEN

yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:


• 90 -95 % gabah tampak sudah menguning
• Malai berumur 30 – 35 hari setelah bunga
merata
• Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan
mouisture tester
PEMANENAN

•Pemanenan padi harus menggunakan alat dan


2. ALAT DAN MESIN
PEMANEN PADI

mesin yang memenuhi persyaratan teknis,


kesehatan dan ekonomi. Alat dan mesin
pemanen padi telah berrkembang dari ani –
ani menjadi sabit bergerigi biassa kemudian
sabit bergerigi dengan bahan baja yang sangat
tajam,dan yang terakhir yang telah diproduksi
adalah Reaper, striper, dan combine harvester
SABIT
ANI - ANI
GERIGI
combine
Reaper STRIPER harvester
PEMANENAN

•Sitem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan


3. SISTEM PANEN

yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:


• Panen dilakukan dengan sistem beregu atau
berkelompok
• Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh
kelompok pemanen
• Jumlah pemanen antara 7 – 10 orang yang
dilengakapi 1 unit pedal thester.
• Pasca panen hasil pertanian adalah

PASCA tahapan kegiatan yang dimulai sejak


pemungutan (pemanenan) hasil
pertanian yang meliputi hasil
PANE tanaman pangan, hortikultura,
perikanan, peternakan dan

N perkerbunan, sampai hasil tanaman


tersebut siap untuk dipasarkan
(Anonimous, 1986).
penanganan pasca panen padi yaitu tahapan-
tahapan kegiatan pasca panen yang meliputi
pemanenan (pemotongan padi), perontokan,
perawatan, pengeringan, penggilingan,
penyimpanan, pengolahan, transfortasi,
standarisasi mutu, penanganan produk si
(Hassanudin, A. dkk., 2002).
Tujuan Penanganan Pasca Panen
menekan besarnya kehilangan hasil

menekan tingkat kerusakan hasil panen dengan meningkatkan daya


simpan dan daya guna komoditas pertanian

meningkatkan nilai tambah dan pendapatan

perluasan kesempatan kerja

melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup


Penanganan Pasca
Panen
PENUMPUKAN DAN PENGUMPULAN
Ketidak tepatan dalam penumpukan dan
pengumpulan dapat menyebabkan kehilangan
hasil yang sangat tinggi. Dengan menggunakan
alas dan wadah pada saat penumpukan dan
pengumpulan dapat menekan kehilangan hasil
PERONTOKAN antara 0,94 – 2,36 %

Ketidaktepatan dalam melakukan perontokan bisa


mengakibatkan kehilangan hasil sampai 5 % lebih,
cara perontokan padi telah mengalami
perkembangan dengan cara digebot ataupun diinjak
dan dipukul –pukul telah beralih dengan
menggunakan mesin perontok.
Penanganan Pasca Panen
PENGERINGAN
• Pengeringan merupakan penurunan kadar air
gabah sampai mencapai nilai tertentu sehingga
siap untuk diolah dan digiling atau aman untuk
disimpan dalamwaktu yang lama. Kehilangan
hasil akibat ketidaktepatan dalam dalam
melakukan proses pengeringan dapat mencapai
2 – 13 %, saat sekarang cara pengeringan sudah
berkembang dari cara penjemuran menjadi
PENYIMPANAN pengering buatan
• Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah /
beras agar dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu . akibat
yang ditimbulkan kalau salah dalam melakukan penyimpanangabah
atau beras antara lain: tunbuhnya jamur, serangan serangga, kutu beras
yang dapat menurunkan kualitas gabah atau beras.cara penyimpanan
gabah atau beras bisa dengan sistem curah dan juga dengan sistem
kemasan atau wadah seperti kaerung plastik, karung goni dan
sebagainya.
Penanganan Pasca Panen
PENGGILINGAN
Penyimpanan merupakan tindakan untuk
mempertahankan gabah / beras agar dalam keadaan baik
dalam jangka waktu tertentu . akibat yang ditimbulkan
kalau salah dalam melakukan penyimpanangabah atau
beras antara lain: tunbuhnya jamur, serangan serangga,
kutu beras yang dapat menurunkan kualitas gabah atau
beras.cara penyimpanan gabah atau beras bisa dengan
sistem curah dan juga dengan sistem kemasan atau wadah
seperti kaerung plastik, karung goni dan sebagainya.
• Pasca panen padi merupakan salah satu masalah
yang yang kini dihadapi petani. Masalah utama
dalam penanganan pasca panen adalah masih
tingginya kehilangan hasil selama penanganan
pasca panen yang besarnya sekitar 21% (BPS,
1996). Kehilangan terbesar terjadi pada saat
pemanenan sekitar 9% dan pada tahap perontokan
sekitar 5% (Hassanudin, A. dkk., 2002).
• Kehilangan hasil padi akan lebih besar lagi apabila
pemanen menunda perontokan satu sampai tiga
hari yang dapat menyebabkan kehilangan hasil
antara 2,57 – 3,12 % (Nugraha dkk., 1990).
Faktor yang mempengaruhi besarnya kehilangan hasil pada
masing-masing tahapan berbeda-beda.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kehilangan
hasil padi antara lain :

• Varietas Padi
• Umur Panen Padi
• Alat Panen
• Sistem Panen
• Prilaku Panen
• Perontok Padi
• Faktor Sosial
Program perbaikan penanganan panen dan pasca panen
dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu (1)
pendekatan wilayah, dan (2) pendekatan teknologi.
• Pendekatan wilayah : didasarkan atas pertimbangan
persepsi petani sebagai dominan, faktor sosial budaya dan
ekonomi dan kelembagaan. Pendekatan wilayah lebih
bersifat bottom up approach dengan memperhatikan
tingkat inovasi teknologi, faktor sosial budaya, ekonomi
dan kelembagaan panen di tingkat petani, termasuk buruh
tani.
• Pendekatan teknologi : merupakan top down approach
yang lebih didasarkan pada kriteria teknis, seperti
peningkatan kapasitas dan efisiensi kerja, serta perbaikan
teknologi alat dan proses untuk meningkatkan rendemen
dan mutu beras.
HAL YANG PALING SULIT ADALAH
MERUBAH KEBIASAAN

SELAMAT MENCOBA
MELAKUKAN PERUBAHAN...!

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai