Anda di halaman 1dari 26

PENANGANAN PASCA

PANEN PADI

Oleh
Ir. Darwin Girsang

Badan Koordinasi Penyuluhan


Pertanian, Perikanan, Kehutanan
Provinsi Sumatra Utara 2013
PENDAHULUAN

 Sebagai makanan utama, beras lebih disukai

 Pertumbuhan permintaan beras (3,0%) lebih tinggi


dari pada kenaikan produksi (2,6%).

 Kehilangan hasil padi selama penanganan pascapanen


tinggi, 21%
PRODUSEN Gambar. Diagram Alir Pascapanen Padi

PETANI

1. PTT
BUDIDAYA PADI 2. SRI
3. SUPRA INSUS
4. INSUS

PANEN TEKNOLOGI
ALAT TEKNOLOGI
MESIN

PERAWATAN
GKP PENJEMURAN GKG
PENGERINGAN

ALAT
MESIN BG PENGGILINGAN

TEKNOLOGI
KONSUMEN PASAR ALAT/MESIN
SDM
MASYARAKAT NASI, BUBUR, LONTONG

INDUSTRI TEPUNG, BIHUN, MINUMAN


TUJUAN KHUSUS

1. Menekan kehilangan hasil panen

2. Meningkatkan mutu gabah dan beras

3. Meningkatkan efisiensi kerja dan terciptanya tenaga


kerja profesional

4. Meningkatkan pendapatan petani dan tenaga pemanen

5. Menciptakan kerjasama yang baik antara kelompok


pemanen dan UPJA
PENGERTIAN PASCAPANEN
Pascapanen hasil pertanian :
Suatu tahapan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan
hasil pertanian sampai siap untuk dipasarkan.

Penanganan pascapanen :
Tindakan yang disiapkan/dilakukan pada tahapan
pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman digunakan
oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri.

Hasil utama pertanian :


Hasil pertanian (bahan utama) untuk tujuan usaha
pertanian dan diperoleh hasil melalui maupun tidak melalui
proses pengolahan

Kehilangan :
Lenyapnya barang tanpa sepengetahuan atau seijin
pemiliknya
PASCAPANEN PADI

o Pemungutan hasil (pemanenan)


o Perontokan
o Perawatan gabah basah
o Pengeringan
o Penggilingan
o Pengemasan
o Pengangkutan
o Penyimpanan
o Pengolahan
o Standarisasi
SISTEM PEMANENAN PADI
 Individual (keroyokan)
Pemanenan padi dengan jumlah pemanen tidak
terbatas, siapa saja boleh ikut panen tanpa ikatan satu
dengan lainnya

 Ceblokan (Sromo)
Pemanenan padi dengan jumlah pemanen terbatas,
orang lain tidak boleh ikut panen tanpa seijin
penceblok yang sebelumnya ikut merawat tanaman
tanpa dibayar

 Pemanenan padi sistem kelompok


Pemanenan padi dengan jumlah tenaga pemanen
terbatas dengan sistem kerja beregu (kelompok) dan
perontokannya menggunakan mesin perontok
PERLU DIPAHAMI
KERAGAAN KOMPONEN TEKNOLOGI PEMANENAN

A Pemanenan Padi
1 Umur panen padi berdasarkan :
 Diskripsi varietas.
 Kadar air, 21-26%.
 Hari setelah berbunga rata, 30-35 HSB.
 Kenampakan malai, 90-95% kuning.
2 Alat pemanenan dan cara panen

Alat panen :

 Ani-ani
 Sabit biasa
 Sabit bergerigi
 Mesin pemanen

Cara panen :

 Potong atas
 Potong tengah
 Potong bawah
B Perontokan Padi
Tujuan :
Melepaskan butir gabah dari
malainya.
Cara/alat
 Iles, injak-injak
 Pukul/gedig
 Banting/gebot
 Pedal thresher
 Power thresher/mesin
perontok
KEHILANGAN HASIL PADI
Kehilangan Hasil
 Selama penanganan pascapanen tinggi (±20%)
 Tertinggi pada pemanenan dan perontokan
 Pemanenan ±9%
 Perontokan ±5%
 Ditingkat petani kehilangan
Panen-Perontokan 14-19%
 Kehilangan hasil dapat dikurangi dengan
 pemanenan padi sistem kelompok (4,39-6,58%).
PELAKSANAAN KERJA PANEN
SISTEM KELOMPOK

1. Penyiapan kelompok panen dan UPJA

2. Inventarisasi luas panen, jumlah kelompok panen dan mesin


perontok

3. Penentuan waktu panen melalui koordinasi dengan kelompok


pemanen

4. Pemanenan padi dimulai. Bagian UPJA menyiapkan tempat


untuk perontokan

5. Setelah tumpukan padi dirasa cukup, proses perontokan


segera dimulai
PENERAPAN PEMANENAN PADI SISTEM KELOMPOK

Hasil uji coba empat kelompok (1998)

 Kehilangan hasil pada

 sistem kelompok 4,3-4,9%


 Sistem keroyokan 15,2-16,3%

 Kapasitas mesin perontok


 523,4-1.125,3 kg/jam/unit.
 Gabah tidak terontok 0,31-097%.
4 Penerapan Pemanenan Sistem Kelompok (2001)
1. Kehilangan hasil berdasarkan ceceran gabah
 Sistem kelompok 3,75%
 Sistem keroyokan 18,75%
2. Titik kritis kehilangan hasil pada :
 Pemotongan padi
 Pengumpulan potongan padi
 Perontokan padi
Tabel : Besarnya kehilangan hasil/gabah tercecer
Siatem Sistem
No Uraian
Individual Kelompok
1 Gabah rontok saat pemotongan (%) 3,31 1,56
2 Gabah dari malai tercecer (%) 1,88 0,85
3 Gabah tidak terontok (%) 8,59 -
4 Gabah tercecer saat perontokan (%) 497 -
5 Gabah ikut pembuanganj erami (50 - 1,34
Total kehilangan hasil riil (%) 18,75 3,75
TUJUAN

Menyelamatkan gabah hasil panen agar gabah tidak


rusak, rendemen beras tetap tinggi dan beras yang
dihasilkan bermutu baik
PERLU DIPAHAMI

Hasil utama usaha tani padi adalah gabah


atau beras, yang karena sifatnya gabah
basah mudah rusak.

Gabah basah secara biologis masih hidup,


sehingga melakukan respirasi
PERAWATAN GABAH BASAH

Proses respirasi
2C6H12O6+12O2 12CO2+12H2O+Kalori

Prinsip :
Mengawasi kecepatan respirasi, transpirasi oksidasi
dan infeksi hama dan penyakit

• Cara :
Penjemuran
Pengeringan
Pencegahan kenaikan suhu
PERLU DIPAHAMI

 Mutu gabah yang digiling


 Varietas padi yang digiling – genetik
 Teknik penggilingannya
 Kadar air gabah
 Unit proses atau jenis mesin penggilingan
 Kelengkapan unit proses
 Tenaga kerja
PERLU DIPAHAMI

 Era pasar bebas, konsumen menuntut beras

bermutu baik

 Pengertian mutu

Mutu adalah kumpulan sifat-sifat yang

membedakan tiap unit individual suatu

produk
Komponen mutu beras yang ditetapkan
dalam standar mutu beras :
1. Derajat sosoh
2. Kadar air
3. Beras kepala/butir utuh
4. Butir patah
5. Menir
6. Butir merah
7. Butir kuning/butir rusak
8. Butir kapur/butir hijau
9. Benda asing
10.Butir gabah
11.Campuran varietas lain
DIAGRAM PROSES PRODUKSI BERAS & FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP MUTU

PRODUSEN o Petani

o LATO
BUDIDAYA / GAP o Teknologi
o Umur panen
PASCA PANEN o Perontokan
o Perawatan gabah/pengeringan
GABAH o Mutu

o K.A. gabah
PROSES PENGGILINGAN GMP o Teknik penggilingan
o Jenis mesin
o Kondisi mesin
o Operator (SDM)
BERAS GILING o Rendemen beras giling

o Kualitas/mutu
KONSUMEN o Preferensi
o Pasar
o Dolog
o Industri
Faktor Penentu Rendemen: Mutu gabah :
• Varietas  % hampa
• Cekaman lingkungan (1,2,4,5,6)  % kotoran
• Agroekosistem  % sekam
• Teknik budidaya  % kadar air
• Iklim RENDEMEN
• Penanganan pascapanen BERAS GILING
• Alat penggilingan (Faktor konversi)
• Teknik penggilingan (1,2,4,5) Pengisian
biji

(7,8)
Mutu beras :
(8) Derajat sosoh

Gambar. Hubungan diagramatik antara faktor-faktor determinan mutu gabah dengan


rendemen beras giling.
PERBAIKAN MUTU BERAS

I. Perbaikan Budidaya Padi


 Mempertimbangkan LATO
 Teknologi Pendekatan PTT
 VUB/VUTB
 Bahan organik
 Bibit muda
 Jumlah bibit 1-2 batang/lubang
 Dosis pupuk berdasar BWD
 Pengendalian organisme pengganggu
II. Perbaikan Penanganan Pascapanen

 Umur Panen : - Diskripsi varietas


- Kadar air 22-36%
- Kenampakan 90-95% malai kuning
 Penjemuran : - Ketebalan 5-7 cm
- Pembalikan tiap 2 jam
 Pengeringan : - Suhu maksimun 420C
- Laju pengeringan maksimum
1,5%/jam
- K.A. 14%

Anda mungkin juga menyukai