Penanganan pascapanen :
Tindakan yang disiapkan/dilakukan pada tahapan
pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman
digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih
lanjut.
PENDAHULUAN
1. Pemanenan 9,52%
2. Perontokan 4,78%
3. Pengangkutan 0,19%
4. Pengeringan 2,13%
5. Penggilingan 2,19%
6. Penyimpanan 1,61%
Total 20,51%
Sumber : BPS 2013
Definisi
Pemanenan – biasanya merujuk pada semua
kegiatan yang dilakukan di lapang, termasuk :
Pengamatan teoritis
(a) berdasarkan umur tanaman (30-35 HSB rata atau 135–140 HST)
(b) kadar air gabah (22–23 % pada musim kemarau, dan 24–26 %
pada musim penghujan (Darmadjati, 1981; Darmadjati et al, 1989).
Cara Panen
1. Pemotongan Manual
a. Pemotongan
“Ani-ani”
Sabit – 10-15 org-hr/ha
Susut bobot
Sktr – 5% dr produksi
2. Pemotongan Mekanis
a. Sistem pengguntingan-bar reaper
Aksi geseran
Kebutuhan tenaga rendah
Rumit membuatnya
Biaya perawatan mahal
• Kapasitas Lapang : 2 ha/hr
• Kebutuhan tenaga : 1 operator
7-8 org/ha tenaga pengumpul
• Susut bobot : <1–2%
b. Rotary disc cutter reaper
Kombinasi tekanan & geseran
Kebutuhan tenaga lebih besar
Lebih mudah membuatnya
Biaya perawatan murah
1) Kapasitas Lapang 2 ha/hr
2) Susut bobot: 1–2%
C. Pemotongan Mekanis
Pemanen tipe sikat buatan PhilRice
Susut bobot
Sktr – 2% dr produksi
PASCA PANEN
b. Membanting
Aksi bantingan – impact
400-500 kg/day – 2 orang
Susut 2 – 4%
c. Menyisir
Efek sisir
2. Perontokan Mekanis
a. Pedal thresher
Manual: 50-75 kg/h, 1-2 orang
Motor/engine : 500 kg/h, 2-3 orang
mesin pengering
Perawatan gabah basah dengan
Faktor eksternal
Kerusakan mikrobiologis karena
serangan jamur, misal, beras
berwarna kusam kehitaman
Kerusakan biologis, karena serangan
serangga, misal, beras berlubang
dan bau.
Kerusakan lainnya oleh tikus,
burung dan ayam – bobot berkurang
Beras yang disimpan harus kering
Penyosohan harus sempurna
Cara pengemasan
Ruang penyimpanan harus bersih dan
tidak lembab, tidak berlubang, mempunyai
ventilasi baik dan penerangan cukup baik
Jenis varietas padi
Kadar air gabah saat panen
Alat dan cara panen
Sistem panen