Anda di halaman 1dari 32

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kom- Setelah mengikuti pembelajaran, Peserta


petensi mampu melakukan penanganan Panen dan
Dasar dan pascapanen padi

Indika- Menjelaskan Karakteristik Padi


tor Menjelaskan Kriteria Panen dan Cara Panen
Keber- Melakukan Cara Perontokan, Pengangkutan,
hasilan Pengeringan. Penggilingan dan
Penyimpanan.
PENDAHULUAN

Pascapanen hasil pertanian :


Suatu tahapan kegiatan yang dimulai sejak
pemungutan hasil sampai siap untuk dipasarkan.

Penanganan pascapanen :
Tindakan yang disiapkan/dilakukan pada tahapan
pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman
digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih
lanjut.
PENDAHULUAN

 Sebagai makanan utama

 Petumbuhan pemintaan beras (3,0%) lebih


tinggi dari pada kenaikan produksi (1,6%).

 Kehilangan hasil padi selama penanganan


pascapanen tinggi, rata-rata nasional 20,5%.

 Kehilangan pada pemanenan-perontokan


14,5-18,9%.

 Mutu gabah dan beras rendah.


 Penurunan kehilangan hasil panen,
 Peningkatan mutu hasil dan daya saing
hasil,
 Peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Data Kehilangan Hasil Akibat Penanganan Panen dan
Pascapanen yang Tidak Tepat

No. Tahap Kegiatan Susut Hasil

1. Pemanenan 9,52%
2. Perontokan 4,78%
3. Pengangkutan 0,19%
4. Pengeringan 2,13%
5. Penggilingan 2,19%
6. Penyimpanan 1,61%

Total 20,51%
Sumber : BPS 2013

Data kehilangan hasil tersebut kalau dikonversi dalam bentuk


rupiah akan merugikan petani pertahun sekitar 18 triliun rupiah.
PANEN

Definisi
Pemanenan – biasanya merujuk pada semua
kegiatan yang dilakukan di lapang, termasuk :

 Pemotongan batang - reaping


 Penumpukan batang padi
 Pengumpulan/pengikatan
 Penyimpanan sementara
Kriteria Panen, ditentukan melalui 2 cara :
Pengamatan visual
1. Kenampakkan padi pada hamparan sawah.
2. Umur panen optimal padi dicapai setelah 90 sampai 95 % butir
gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning
keemasan
3. memiliki kerontokan gabah sekitar 16–30 % (Cara mengukurnya
dengan meremas malai dengan tangan).

 Pengamatan teoritis
(a) berdasarkan umur tanaman (30-35 HSB rata atau 135–140 HST)
(b) kadar air gabah (22–23 % pada musim kemarau, dan 24–26 %
pada musim penghujan (Darmadjati, 1981; Darmadjati et al, 1989).
Cara Panen
1. Pemotongan Manual
a. Pemotongan

 “Ani-ani”
 Sabit – 10-15 org-hr/ha

Susut bobot
 Sktr – 5% dr produksi
2. Pemotongan Mekanis
a. Sistem pengguntingan-bar reaper

 Aksi geseran
 Kebutuhan tenaga rendah
 Rumit membuatnya
 Biaya perawatan mahal
• Kapasitas Lapang : 2 ha/hr
• Kebutuhan tenaga : 1 operator
7-8 org/ha tenaga pengumpul
• Susut bobot : <1–2%
b. Rotary disc cutter reaper
 Kombinasi tekanan & geseran
 Kebutuhan tenaga lebih besar
 Lebih mudah membuatnya
 Biaya perawatan murah
1) Kapasitas Lapang 2 ha/hr
2) Susut bobot: 1–2%
C. Pemotongan Mekanis
Pemanen tipe sikat buatan PhilRice

• Dapat memotong padi, sawah bersih dr jerami dan daun


• Kapasitas 0.4-0.6 ha/hr, susut bobot <1%
• Mesin 2 hp 2-tak
D. Reaper buatan PhilRice-JICA

• Model Morallo • Model Lakas Kuliglig

• Kap 2 ha/hr, Susut rontok 1-2%


• Mesin gasolin 6 hp;
• Butuh 2 orang operator
Pengangkutan dan Pengumpulan
 5 org-hr/ha
 Tumpukan kecil agar aerasi baik & agar
pemanasan minimum
 Segeri rontok & keringkan

Susut bobot
 Sktr – 2% dr produksi
PASCA PANEN

 Pasca Panen adalah suatu


kegiatan dari mulai proses panen
sampai dengan proses
menghasilkan produk setengah
jadi (produk antara/ intermediate).
 Kegiatan Pasca Panen Meliputi
:
 pemotongan malai
 pengumpulan
 perontokan dan pembersihan
gabah
 Pengeringan
 Penyimpanan
 penggilingan atau penepungan
 pengemasan dan pengangkutan.
No Kegiatan-kegiatan Tingkat Kehilangan
hasil
1 Iles/injak-injak 3,99 %
2 Pukul/geding 4,54 %
3
Banting/gebat tanpa tirai 6,4 – 12,3 %
4
5 Banting/gebat dengan tirai 4,45 – 5,06 %
6 Pedal Tresher Belum ada data
Power Tresher 0,84 %
-TH-6-quick 1 1,54 %
-TH-6-quick 2 0,34 %
Modifikasi TH-6-Aceh 1 0,64 %
Modifikasi TH-6-Aceh 2
1. Perontokan Manual
a. Menginjak-injak
 Menggosok/iles
 Diinjak kaki manusia/binatang

b. Membanting
 Aksi bantingan – impact
 400-500 kg/day – 2 orang
 Susut 2 – 4%

c. Menyisir
 Efek sisir
2. Perontokan Mekanis
a. Pedal thresher
 Manual: 50-75 kg/h, 1-2 orang
 Motor/engine : 500 kg/h, 2-3 orang

b. Thresher tipe McCormick


 “Tilladora”
 Unit perontokan dg combine
 PTO-driven, traktor 2/4 roda
 2 – 4 t/j, 8-10 orang
 Susut 6-11%
c. Thresher aliran aksial
 500 kg/j – 2 t/j, 2-8 orang
 Throw-in; mesin 5 – 16 hp
 Drum dg gerigi; 600-1000
rpm
 Susut bobot 0.1-2.0%

a) Tangential; b) Axial flow


Pengangkutan:
Yaitu pemindahan gabah dari sawah ke
tempat prosesing atau ke rumah.
dilakukan dengan cara dipikul oleh
tenaga manusia, dengan gerobak, truk
atau trailer.
Dalam pengangkutan ini sering pula
terjadi kehilangan.
D. PENGERINGAN
1. Penjemuran
 Paling banyak digunakan
 Metode termurah
 Ketebalan tumpukan 2-4 cm
 Pembalikan setiap 30 min agar
pengeringan seragam dan
menghindari overheating
 Tergantung pada cuaca
2. Pengeringan dg Udara
Panas
a. Pengering tipe bak
 Tidak bergerak, tipe
batch
 Konveksi paksa – kipas
axial
 2-10 t/batch
 Tebal 30-35 cm
 Perbedaan KA bisa 2%
 Waktu 4-10 j
 Suhu udara 40-50°C
 Bahan bakar : minyak
tanah, solar atau sekam
 Peralihan penanaman padi lokal kepada
varietas unggul baru, mengakibatkan:
1. Berubah cara panen dari potong malai
ke potong batang
2. Dari ani-ani ke arit
3. Dari tumbuk menjadi digebot dan
digiling
 Penjemuran dengan memanfaatkan
sinar matahari
 Pengeringan dengan menggunakan

mesin pengering
 Perawatan gabah basah dengan

menggunakan garam dapur (1-2%)


Penggilingan Padi

Kadar air gabah harus 14%


Proses pengupasan kulit
Proses penyosohan
Pengemasan
 Secara curah dalam jumlah besar tanpa
kemasan dalam kotak kayu atau silo
 Secara dikemas dalam karung
SYARAT PENYIMPANAN BERAS

1. Bersihkan ruang penyimpanan dan disanitasi


dengan fungisida dan insektisida

2. Ruang penyimpanan tidak ada lubang untuk


jalan tikus, burung, penerangan dan ventilasi
cukup dan mudah dibersihkan

3. Siapkan balok kayu dan papan untuk


mengganjal karung beras

3. Beras dalam keadaan kering, kadar air (14%).

4. Beras dalam bentuk kemasan

6. Beras ditumpuk dalam bentuk blok-blok,


sehingga mudah dibersihkan,
 Faktor internal : Dari beras itu sendiri
Kerusakan kimiawi – proses hidrolisa
dan oksidasi.

 Faktor eksternal
 Kerusakan mikrobiologis karena
serangan jamur, misal, beras
berwarna kusam kehitaman
 Kerusakan biologis, karena serangan
serangga, misal, beras berlubang
dan bau.
 Kerusakan lainnya oleh tikus,
burung dan ayam – bobot berkurang
 Beras yang disimpan harus kering
 Penyosohan harus sempurna
 Cara pengemasan
 Ruang penyimpanan harus bersih dan
tidak lembab, tidak berlubang, mempunyai
ventilasi baik dan penerangan cukup baik
 Jenis varietas padi
 Kadar air gabah saat panen
 Alat dan cara panen
 Sistem panen

Anda mungkin juga menyukai