Anda di halaman 1dari 90

Tebu Sistem Mekanis

• Pada sistem ini tebu ditanam pada lahan kering dengan pengelolaan

lahan yang lebih sederhana dibanding sistem Reynoso.


•Dipergunakan di lahan kering (permeabilitas tanah baik)
•Pada lahan dg drainase jelek (tanah liat) dibuat sistem drainase
APLIKASI APLIKASI 1 hari BRUSHING 3-7 hari BAJAK I
DOLOMITE BLOTONG 4-7 hari

FIELD SHAPE
HARROW I

2 hari

BAJAK II

BASALT DRESSING + SUB SOILER 1 hari MARKIING/ 1 hari HARROW II


RIDGER
1-2 hari

Note: Untuk kasus tertentu (areal ex alang-alang dan areal program bibit)
masa klantang dari brushing ke ploughing ± 2 minggu
Persiapan Lahan Tebu Sistem Mekanis
Setelah Pengolahan tanah primer dan sekunder
• Lahan dibuat dalam sistem guludan (kairan) dengan jarak puncak
ke puncak antara (100 – 110) cm. Lb : 50 cm dan tinggi 40 cm.
Ridger atau furrower yg ditarik traktor. (135 cm)
• Dibagian lembah dibuat kasuran ( tanah yang digemburkan) dengan
chisel maupun subsoiler
• Dibuat sistem Slot yg dicampur dg bahan organik dan biochar.
pengembangan sistem sontopisasi yang dikembangkan Mardiyo di
PG Ceper Baru dg Sontop (brujul), ditarik sapi.
• Pemadatan tanah diantara barisan tanaman (lalulintas kendaraan)
selama 4 tahun (1 PC dan 3 keprasan)
BRUSHING

BRUSHING : Penghancuran tunggul-2 tanaman dengan


tandem disk harrow
Tandem disk Harrow
• Agar tunggul dan tanah mudah dihancurkan
• Tanpa ada pembalikkan tanah
Brushing Benar 
20 cm Permukaan tanah rata tunggul dan sampah terpotong
KEDALAMAN IDEAL 15 – 20 CM
Horison tanah tegalan
• Terlihat lapisan-2 yg berwarna gelap dan
terang
• Ketebalan solum tanah 20 cm
kkk

Hasil Pembuatan kairan pd tanah pasir


Combine
•Hemat Energi
•Efektif (berdaya guna)
•Waktu, biaya
•Kepadatan tanah
Alat Kair/Gulud :
•Kair
•Ridger
•Rotary
•Disk Plow (jarang)
Proses pembutan bedengan
Persiapan Tanam

Hasil Pembuatan kairan pd tanah lempung


Basalt Dressing

Kegiatan pemupukkan dasar pada dasar kairan


Slot
Slot adalah saluran di dalam tanah yg biasanya di isi dg
bahan tertentu , spt calsium, bahan organik atau biochar
Fungsi :
-Memperdalam sistem perakaran tebu karena tanaman tebu berakar
dalam
- Memperbaiki sifat fisika dan kimia serta biologi tanah
- Mengurangi resiko kegagalan bertani tebu akibat kekeringan
- Mengamankan air dan BO tanah
Kombinasi Chisel dan garu paku
Subsoiler : Bekerja pd kedalaman 40 cm
Filter Cake Spreader
ECER BIBIT

Ecer bibit double overlaping 25% Ecer bibit single overlaping 25%
COVER BIBIT
Kelemahan
• Bila tidak presisi dapat menyebabkan bagal pecah
• Jumlah tunas tdk dapat dipastikan (Nol = tanpa tunas)
• Tidak dpt dipastikan Over lapping / end to end
Pemeliharaan
• Pengairan
• Pemberantasan hama dan penyakit
• Penyiangan
• Pemupukan
• Klentek
Dolomite Spreader

Dolomit dipergunakan untuk peningkatan pH pd tanah masam dan


menambah unsur mikro Mg
TABUR DOLOMITE
BAIK/BENAR:
Tabur merata, kondisi material
kering,tepat aplikasi
LEAF REMOVER
• Traktor 18 HP
• 4 roller
• PKP minimal 135 cm
• Untuk single
• Kapasitas Kerja 2
ha/hari
• Penggerak PTO
• Aplikasi umur 6-7
bulan dan 2 bulan
sbelum panen.
Tujuan Klentek

• Kebakaran
• Aerasi
• Mulsa
• Bibit Hama dan Penyakit
• Bersih
Pengairan

• Proses pengairan dilakukan berdasarkan kondisi tanaman


(sebelum titik layu permanen)
• Pada tebu sistem mekanis tidak lazim dipergunakan sistem
pengairan sistem genangan (flooded)
• Penggunaan sistem sprinkler irrigation lebih diutamakan
Keuntungan
1. Keseragaman aplikasi yang tinggi
2. Pemakaian aliran kontinu yang kecil
3. Dapat digunakan pada topografi yang
curam / bergelombang
4. Sering diaplikasikan pada irigasi, ringan
digunakan
5. Tenaga kerja hanya dibutuhkan dalam
jangka waktu pendek setiap harinya
6. Dapat dilakukan oleh tenaga kerja yang
relatif tidak mempunyai keterampilan
7. Otomatisasi sudah tersedia
8. Cuaca (iklim mikro) dapat dimodifikasi
Kerugian
1. Biaya awalnya tinggi ($500 - $3,500 per ha)
2. Biaya operasionalnya tinggi
3. Kualitas air dapat menjadi masalah
4. Kondisi basah selama pematangan tanaman dapat
berdampak pada hasil
5. Tingkat fluktuasi aliran pada sumber air
6. Bentuk lahan yang tidak teratur menjadi sulit untuk
diirigasi Irregular field shapes are difficult to irrigate
7. Kondisi sangat berangin / sangat kering memberikan
kehilangan air yang tinggi
8. Tanah dengan tingkat aliran yang rendah (< 3 mm/hr)
menimbulkan masalah pada limpasan / larian air
Pembuatan Saluran Drainase
Panen
• Umur (12-14 bln), Agustus, rendemen tertinggi.
• Cara Panen :
- Tanah dibongkar disekitar rumpun tebu sedalam 20 cm
- Batang tebu dipotong 3 buku dr pangkal (Ratoon)
- Mencabut batang tebu, bila akan dibongkar, untuk plane
cane, atau tanaman lain
- Pucuk di buang
- Batang tebu diikat (30 -50) batang per ikat
Syarat Panen : SBM (Segar, Bersih dan Manis)
Pemanenan tebu dapat dilakukan
dengan beberapa cara
 Berdasarkan atas keadaan tebu yang ditebang, cara
pemanenan tebu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) pemanenan tebu hijau (green cane), dan (2)
pemanenan tebu bakar (burnt cane). 
 Berdasarkan atas sumber tenaga utama yang
digunakan, pemanenan tebu dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu: (1) pemanenan tebu secara manual,
dan (2) pemanenan tebu secara mekanis.
      Pemanenan tebu hijau dilakukan secara langsung
tanpa ada perlakuan lain terhadap tanaman tebu
sebelum dipanen.  Pemanenan tebu bakar dilakukan
setelah tanaman tebu dibakar untuk membersihkan
sampah daun tebu.
Pemanenan tebu secara
manual
 Pemanenan tebu secara manual dilakukan
dengan dua cara, yaitu: (1) loose cane, dan
(2) bundle cane.  Hasil panen dengan cara
loose cane berbentuk tebu lonjoran yang
lepas dan dimuat ke kendaraan angkut
menggunakan grab loader, sedangkan hasil
panen dengan cara bundle cane berbentuk
tebu lonjoran yang terikat dan dimuat ke
kendaraan angkut menggunakan tenaga
manusia.
Tahap pelaksanaan pemanenan tebu
dengan cara loose cane (Soepardan,
1988):
(a)    Daun tebu kering (klaras) dibersihkan
dan diletakkan dalam satu barisan
(b)    Pangkal batang tebu di permukaan
tanah dipotong
(c)    Pucuk batang tebu dipotong
(d)    Potongan batang tebu ditumpuk pada
satu barisan; umumnya 4 atau 6
deretan tebu yang telah ditebang
disusun menjadi 1 deretan melintang.
Tahap-tahap pemanenan tebu
dengan cara bundle cane

 Tahap-tahap pemanenan tebu dengan


cara bundle cane adalah sama dengan
cara loose cane, perbedaannya terletak
pada potongan batang-batang tebu
yang diikat dengan jumlah tertentu
kemudian disusun pada suatu barisan.
Kapasitas lapang pemanenan
tebu secara manual
 Kapasitas lapang pemanenan tebu secara manual
umumnya sebesar 0.0025 ha/jam/orang.  Apabila
dalam 1 hari bekerja selama 8 jam maka akan
diperoleh luasan tebu panen sebesar 0.02 ha, atau
± 1.6 ton tebu panen/hari/orang (TCH ± 80
ton/ha).  Pabrik gula yang mempunyai areal tebu
panen seluas 15 000 ha, maka akan diperlukan 750
000 hari-orang pemanen tebu.  Apabila waktu
panen selama 180 hari maka setiap hari kerja
diperlukan ± 4.167 orang pemanen tebu.  Kondisi
ini telah memicu penggunaan mesin panen tebu
yang mempunyai kapasitas tebang lebih besar.
Pemanenan tebu secara
mekanis
 Faktor-faktor yang menyebabkan dilakukannya pemanenan tebu
secara mekanis menggunakan mesin panen tebu (sugarcane
harvester), diantaranya adalah:
(1)    Kesulitan memperoleh tenaga kerja tebang tebu karena adanya
persaingan memperoleh tenaga kerja tebang tebu, terutama untuk
pabrik gula di daerah yang jarang penduduknya
(2)    Tenaga kerja tebang tebu hanya bekerja selama ± 8 jam/hari
pada siang hari, sedangkan mesin panen tebu dapat bekerja selama
24 jam/hari
(3)    Kapasitas tebang tebu mesin panen tebu jauh lebih besar
dibanding tenaga kerja tebang tebu
(4)    Waktu panen tebu yang optimum umumnya relatif singkat
sehingga penggunaan mesin panen tebu (sugarcane harvester),
terutama pada daerah dengan tenaga kerja terbatas, akan dapat
membantu menyelesaikan kegiatan pemanenan tebu pada
waktu yang telah ditentukan, sehingga susut tebu atau gula
dapat dikurangi (Abreu et al., 1980).
Pemanenan tebu secara
mekanis
 Faktor-faktor yang ditimbulkan oleh keadaan
lahan tempat mesin panen tebu dioperasikan
yang mempengaruhi efisiensi waktu dan
biaya pemanenan, diantaranya adalah:
(1)    Kemiringan lahan
(2)    Pola kebun
(3)    Tinggi dan panjang guludan
(4)    Kebersihan lahan dari benda-benda
yang dapat mengganggu kinerja mesin.
Pemanenan tebu secara mekanis
dapat dilakukan dengan dua
 yaitu: cara
(1) menggunakan wholestalk harvester,
(2) menggunakan chopper harvester. 
Kedua jenis mesin panen tebu tersebut
berbeda dalam hal hasil potongan
batang tebu panen.
Wholestalk harvester

 Wholestalk harvester memotong tebu pada


pangkal batang dekat permukaan tanah,
kemudian dibawa ke belakang dan disusun di
atas guludan.  Dengan demikian, tebu hasil
panen masih berupa lonjoran batang tebu
(utuh) yang diletakkan di atas permukaan
tanah.  Tebu hasil panen dengan cara seperti
ini sering tercampur kotoran (tanah) pada saat
pemuatannya ke alat angkut yang akan
membawanya ke pabrik.
Gambar 2.  Contoh wholestalk harvester
yang dikembangkan oleh MERADO (CMERI)
Chopper harvester

 Chopper harvester memotong tebu berupa


potongan-potongan berukuran pendek.
 Tebu yang sudah dipotong pada pangkal
batangnya akan dipotong lagi menjadi
potongan-potongan lebih pendek yang
disebut billet dengan ukuran 20 – 40 cm
(Gentil dan Ripolli, 1977).
Penggunaan chopper harvester akan lebih
menguntungkan dibanding wholestalk
harvester untuk beberapa kondisi tertentu
Cane Harvester dg hand traktor

Cane Harvester dg hand traktor disarankan lahan tebu dibakar lebih


dahulu agar tdk mengganggu proses panen
Kondisi tebu yang rebah dan tidak teratur mempersulit panen
Cane Harvester (Rebah)
Cane Harvester (batangan)

Panen dg Cane Harvester (batangan) menghasilkan panen tebu yg tidak


bersih krn tanpa pemotongan pucuk
KINERJA GRAB LOADER DAN
ANGKUTAN
Copper Cane Harvester
Chopper harvester memotong tebu berupa potongan-potongan
berukuran pendek.  Tebu yang sudah dipotong pada pangkal
batangnya akan dipotong lagi menjadi potongan-potongan
lebih pendek yang disebut billet dengan ukuran 20 - 40 cm
Mekanime Kerja Cane Copper Harvester
Cane Copper Harvester

Proses panen dg Cane copper Harvester hrs segera diangkut ke


pabrik dan digiling karena akan cepat rusak dan menurunkan
rendemen
Proses yang terjadi di dalam suatu unit mesin
panen tebu chopper harvester secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut (Deacon,
1986):
(1)    Mengarahkan batang-batang tebu dalam suatu
barisan ke dalam bagian pemotong batang
tebu
(2)    Memotong pucuk batang tebu
(3)    Memotong batang tebu di permukaan tanah
(4)    Menggoncang batang tebu supaya terlepas dari
tanah dan pasir yang menempel
(5)    Memotong batang-batang tebu menjadi billet
(6)    Membawa billet menggunakan conveyer
(7)    Membuang sampah (trash) dan material yang
ringan
(8)    Memuat billet ke kendaraan angkut.
Cane Harvester (Copper)
Transbordo Triden - TAC 13000.mpg
Slide 52
Keuntungan Copper Cane dibanding dg Whole stalk
Harvester
• Ukuran batang tebu panen pendek-pendek
• Batang-batang tebu panen bersih, hampir tidak tercampur kotoran
•Kapasitas angkut kendaraan pengangkut batang tebu lebih besar
•Lama waktu tunggu setelah dipanen sebelum digiling lebih singkat
(kurang dari 16 jam). Keuntungan atau masalah ?????
•Sesuai untuk lahan tebu berproduktivitas tinggi, tanaman tebu
tegak dan rebah, dan areal lahan tebu yang umumnya berukuran
lebar
Tabel 1.  Perbedaan penggunaan dan hasil panen
tebu menggunakan wholestalk harvester dan
chopper harvester
Indikator Wholestalk Harvester Chopper Harvester

Proses pemanenan tebu Memotong tebu pada pangkal Tebu yang sudah dipotong
batang dekat permukaan pada pangkal batangnya akan
tanah, kemudian dibawa ke dipotong lagi menjadi
belakang dan disusun di atas potongan-potongan lebih
guludan pendek
Ukuran batang tebu panen Lonjoran (batang tebu utuh) Potongan-potongan pendek

Kebersihan batang tebu panen Tercampur kotoran (tanah) Hampir tidak tercampur
kotoran
Kapasitas angkut kendaraan Lebih rendah Lebih tinggi
pengangkut batang tebu
panen
Lama waktu tunggu setelah Lebih dari 24 jam Kurang dari 16 jam
dipanen sebelum digiling
Aplikasi Cocok untuk lahan tebu Cocok untuk lahan tebu
berproduktivitas sedang, berproduktivitas tinggi,
tanaman tebu tegak, dan areal tanaman tebu tegak dan
lahan berukuran semp rebah, dan areal lahan
berukuran lebar
Grab Loader

Grab Loader dipergunakan sebagai cara bongkar muat hasil


tebangan
Pengelolaan Trash

• Trash Shredder (Pemecah Trash)


• Wheel Trash Rake (Penyapu), Tanaman Tumpang Sari
Mesin Trash Tebu
• Skema Mesin Trash Tebu
Video, Mesin Trash Tebu
TRASH SHREDDER
(Video)
Pengangkuatan

• Lori : Rel khusus dari lahan ke pabrik


• Truk : Truk biasa atau dump Truck
• Traktor dg trailer
Pengankuatan dg traktor yg dilengkapi trailer

Pengankuatan di lahan
Pengankuatan dg traktor yg dilengkapi trailer

Pengankuatan di jalan kebun


Pengankuatan dg truck
Pengankuatan dg Lori

Pengankuatan dg Lori diperlukan rel khusus


Proses Angkut

Pd lahan perkebunan tebu hrs tersedia jalan yg memungkinkan untuk


proses Angkut dg kendaraan berat
Antrian Tebu
Penimbangan dan Penggilingan

Syarat :
• Tidak mengandung pucuk tebu
• Bersih dari daduk (pelepah tebu yg mengering)
• Maksimal 36 jam setelah tebang harus digiling
Pembongkaran
Pengomposan
PEMANEN NANAS
PEMANEN NANAS

Anda mungkin juga menyukai