PERAWATAN
1) Penyiraman
• Satu hari setelah tanam lakukan penyiraman jika tidak turun
hujan. Penyiraman ini tidak boleh terlambat tetapi juga tidak
boleh terlalu banyak.
• Kekeringan pada masa kritis (pembentukan anakan sampai
umur 165 hari) akan menurunkan produksi 40 % dari potensi
produksinya (FAO 1997) walaupun tergantung juga dari tikat
cekamannya
2) Penyulaman
Diberikan 2 tahap
1. 7 hr setelah tanam ZA 4 ku + SP-36 2 ku
2. 1 bln setelah tanam ZA 4 ku + KCl 2 ku
ZA = 2 ku/ha
SP-36 = 2 ku/ha
KCl = 2 ku/ha
Diberikan 2 tahap
1. 7 hr setelah tanam ZA 4 ku + SP-36 2 ku
2. 1 bln setelah tanam ZA 4 ku + KCl 2 ku
• Dosis pupuk yang dianjurkan untuk tebu lahan kering tanaman pertama
(TRIT I) adalah
• 8 ku ZA, 2 ku SP36 dan 3 ku KCl tiap hektar dengan aplikasi 2 kali.
4) Pembumbunan.
• Jika kita ingin menanam kembali tebu, maka sisakan 3 ruas pada
bagian batang tebu. Jika tidak, maka kita bisa mencabutnya sampai
bagian akar.
Jika kita ingin menanam kembali tebu, maka sisakan 3 ruas pada bagian
batang tebu. Jika tidak, maka kita bisa mencabutnya sampai bagian akar.
Saat memanen, buang bagian pucuk dari tanaman tebu dan ikat batang-
batang tebu yang dipanen menjadi satu (biasanya sekitar 20- 30 batang).
Untuk menentukan periode kemasakan optimal tebu dan
sekaligus untuk memperkirakan waktu yang tepat
penebangan tebu, dilaksanakan analisis kemasakan tebu
(Maturity Test).
PELAKSANAAN TEBANG
Sistem penebangan Loose Cane (LC) adalah sistem penebangan di mana tebang
dan ikat tebu dilakukan secara manual sedang pemuatannya (loading) dilakukan
dengan menggunakan Grab Loader,
Pengangkutan tebu dari petak tebang ke pabrik dilakukan dengan truck (Losse
Box) ataupun diangkut dengan trailer.
Sementara itu untuk kekurangannya:
F. RENDEMEN TEBU
Proses kemasakan tebu merupakan proses yang berjalan dari ruas ke ruas
yang tingkat kemasakannya tergantung pada ruas yang yang bersangkutan.
Tebu yang sudah mencapai umur masak, keadaan kadar gula di sepanjang
batang seragam, kecuali beberapa ruas di bagian pucuk dan pangkal
batang.
Usahakan agar tebu ditebang saat rendemen pada
posisi optimal yaitu : sekitar bulan Agustus atau
tergantung jenis tebu.
Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung
saccharose 10 %, sedang yang berumur 12 bulan
bisa mencapai 13 %.
Angka rendemen yg digunakan pabrik gula :
bobot nira
R= {Pol – 0,4(Brix – pol)} --------------- x 100
bobot tebu
R = rendemen analisis
Pol = gula terlarut dalam nira
Brix = total padatan terlarut dalam nira
Bisa yg mudah dg hand refractometer
Menghitung rendemen tdklah mudah :
Tebu rakyat :
1 truk = kira2 7 ton
Lori = kira 2 4 ton
Misal kapasitas pabrik 5000 TCD (Ton Cane per Day)
--------- 400 truk + 550 lori.
Bisa sisten NPP (nira perahan pertama)---- 7-10 menit
Bisa dg core sampling
Rendemen Contoh
Rendemen ini merupakan contah yang dipakai untuk
mengetahui apakah suatu kebun tebu sudah mencapai
masak optimal atau belum.
Dengan kata lain rendemen contah adalah untuk
mengetahui gambaran suatu kebun tebu berapa
tingkat rendemen yang sudah ada sehingga dapat
diketahui kapan kapan saat tebang yang tepat dan
kapan tanaman tebu mencapai tingkat rendemen yang
memadai.
Rumus : Nilai nira x Faktor rendemen = Rendemen
Rendemen Sementara
Perhitungan ini dilaksanakan untuk menentukan bagi hasil
gula,namun sifatnya masih sementara.
Hal ini untuk memenuhi ketentuan yang menginstruksikan agar
penentuan bagi hasil gula dilakukan secepatnya setelah tebu
petani digiling sehingga petani tidak menunggu terlalu lama
sampai selesai giling namun diberitahu lewat perhitungan
rendemen sementara.
Cara mendapatkan rendemen sementara ini adalah dengan
mengambil nira perahan pertama tebu yang digiling untuk
dianalisis di laboratorium untuk mengetahui berapa besar
rendemen sementara tersebut.
Rumus : Rendemen Sementara = Faktor Rendemen x Nilai Nira
Rendemen Efektif
Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata atau rendemen
terkoreksi.
Rendemen efektif adalah rendemen hasil perhitungan setelah tebu
digiling habis dalam jangka waktu tertentu.
Perhitungan rendemen efektif ini dapat dilaksanakan dalam jangka
waktu 15 hari atau disebut 1 periode giling sehingga apabila pabrik
gula mempunyai hari giling 170 hari,maka jumlah periode giling
adalah 170/15 = 12 periode.
Hal ini berarti terdapat 12 kali rendemen nyata/efektif yang bisa
diperhitungkan dan diberitahukan kepada petani tebu.
Tebu yang digiling di suatu pabrik gula jelas hanya sebagian kecil
saja yang akan menjadi gula.
Kalau 1 kuintal tebu mempunyai rendemen 10 % maka hanya 10 kg
gula yang didapat dari 1 kuintal tebu tersebut