Anda di halaman 1dari 7

Budidaya Perkebunan 

– Tahap awal dalam budidaya kakao adalah mempersiapkan lahan yang


akan ditanami kakao. Persiapan lahan atau arela dimulai dari tahap survai/pengukuran sampai
tahap pengendalian ilalang. Pada tahap ini, pelaksanaan pekerjaan meliputi pemetaan topografi,
penyebaran jenis tanah, serta penetapan batas areal yang akan ditanami. Hasi survai akan
sangat penting artinya untuk tahapan pekerjaan lain , bahkan dalam hal penanaman dan
pemeliharaan kakao. Tahap selanjutnya dari  persiapan lahan adalah tebas/babat.
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini adalah dengan membersihkan semak belukar dan kayu-
kayu kecil sedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah, setelah itu dilanjutkan
dengan tahap tebang. Tahap berikut ini dilaksanakan selama 3-4 bulan, dan merupakan tahap
yang paling lama dari semua tahap persiapan lahan. Bila semua pohon telah tumbang lalu
biarkan selama 1-1,5 bulan agar daun kayu mengering.
Areal yang telah bebas dari semak belukar, kayu-kayu kecil, dan pohon besar, apalagi bila baru
dibakar, biasanya cepat sekali menumbuhkan ilalang. Seperti diketahui, ilalang merupakan
gulma utama dari areal pertanian. Karena itu, pengendaliannya harus dilaksanakan sesegera
mungkin, sehingga sedapat mungkin areal telah bebas dari ilalang saat penanaman pohon
pelindung.

B.    Penanaman Pohon Pelindung


Setelah tahap persiapan dan pembersihan lahan selesai, pekerjaan selanjutnya adalah
penanaman pohon pelindung. Pada areal penanaman kakao ada dua jenis pohon pelindung,
yaitu: Pohon pelindung sementara dan Pohon pelindung tetap. Pohon pelidung sementara
berfungsi bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Untuk menetapkan pohon pelindung
yang hendak ditanam maka hal-hal yang berkaitan dengan morfologi daun, letak kedududkan
daun, ukuran tipe daun, tipe percabangan maupun ketahan akan hama penyakit, serta sifatnya
didalam penyerapan air dan hara patut diperhatikan. Bila memungkinkan, pohon pelindung
sebaiknya juga dimanfaatkan segi ekonomisnya seghingga areal penanaman kakao dan pohon
pelindungnya mempunyai nilai tambah.
Pohon pelindung sementara yang umum digunakan ialah: Maghonia macrophylla, Albizzi falcata
atau Ceiba petranda. Pohon pelindung hendaknya ditanam 12-18 bulan sebelum penanaman
kakao dilapangan. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa kakao harus sudah dibibitkan 4-6 bulan
sebelumnya.

C    Penentuan Jarak Tanam Kakao


Setelah pohon pelindung berumur 12 atau 18 bulan, pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan
lubang tanam. Tahap ini diawali dengan pengaturan jarak tanam yang ditandai dengan pancang-
pancang kayu pada titik yang akan dibuat lubang tanam. Jarak tanam yang ideal bagi kakao
adalah jarak yang sesuai dengan perkembangan bagian tajuk tanaman serta cukup tersedianya
ruang bagi perkembangan akar.
Pengaturan jarak tanam disesuaikan dengan sifat pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam,
dan kesuburan
tanah. Kakao dengan bahan tanaman Sca 6 misalnya membutuhkan ruang pertumbuhan tajuk
yang lebih kecil dibandingkan dengan klon lainnya. Dengan kata lain jarak tanam tergantung dari
luasan tajuk yang akan dibentuk tanaman. Berikt ini tabel jarak tanam dan jumlah pohon kakao
per hektar ;
Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Kakao per Hektar

Jarak Tanam (m x m) Jumlah Tanaman per Hektar

2.4 x 2.4 1680

3x3 1100

4x4 625

5x5 400

3.96 x 1.83 1380

2.5 x 3 1333

4x2 1250

3x2 1250

D.    Penentuan Pola Tanam


Pola tanam adalah teknik mengatur jarak tanaman dan pengaturan tanaman / pohon pelindung.
Penentuan pola tanam dianjurkan untuk mendapatkan areal penanaman kakao yang sebaik-
baiknya. Tujuan dari penentuan pola tanam antara lain untuk ;
1).    mengoptimalkan jumlah tanaman per hektar
2).    mengoptimalkan fungsi pohon pelindung
3).    meminimalkan kerugian yang timbul pada nilai kesuburan tanah
Pola tanam yang sering diaplikasikan pada perkebunan kakao antara lain ;
1).    Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi empat
2).    Pola tanam kakao segi empat, pohon pelindung segi tiga
3).    Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi empat
4).    Pola tanam kakao berpagar ganda, pohon pelindung segi tiga
Pola tanam segi empat
Pada pola tanam segi empat pohon pelindung segi empat tidak terdapat jarak antar dua  barisan
pohon kakao. Seluruh areal ditanami menurut jarak tanam yang ditetapkan. Pohon pelindung
berada tepat berada pertemuan diagonal empat pohon kakao. Pada pola tanam segi empat
pohon pelindung segi tiga juga sama. Perbedaannya terletak pada letak pohon pelindung
diantara dua gawangan dan dua barisan yang membentuk segi tiga sama sisi.
Pola berpagar ganda
Pada pola tanam berpagar ganda, beberapa berisan pohon kakao dipisahkan dua kali jarak
tanam yang telah ditetapkan dengan beberapa barisan pohon kakao berikutnya. Dengan
demikian terdapat ruang diantara barisan kakao yang bisa dimanfaatkan sebagai jalan untuk
pemeliharaan. Sedangkan pohon pelindung segi tiga dan segi empat sama polanya dengan pola
pohon pelindung terdahulu.

E.    Penanaman Tanaman Penutup Tanah


Tanaman penutup tanah pada areal perkebunan kakao pada umumnya adalah tanaman jenis
kacang-kacangan, antara lain Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides, Puerarai
javanica atau Pologonium caeruleum. Waktu penanaman benih tanaman penutup tanah adalah
setelah penentuan jarak tanam atau setelah pembersihan lahan. Tanaman penutup tanah
berfungsi untuk menambah kesuburan tanah, mempertahankan lapisan atas tanah serta
mencegah pertumbuhan gulma pengganggu. Kacang-kacangan ditanam 3 atau 2 baris diantara
barisan tanaman kakao.

F.    Pembuatan Lubang Tanam Kakao


Lubang tanam dibuat tepat pada titik jarak tanam yang telah dibuat sebelumnya dengan ukuran
40 x 40 x 40 cm, 50 x 50 x 50 cm atau 60 x 60 x 60 cm. Ukuran lubang tanam disesuaikan
dengan ukuran polybag bibit. Lubang tanam dibuat 2 – 3 minggu sebelum penanaman bibit.
Kemudian setiap lubang tanam ditaburi dengan kapur dolomit dengan dosis disesuikan dengan
kebutuhan. Biarkan selama beberapa hari atau setelah tersiram air hujan.

G.    Pemberian Pupuk Dasar Tanaman Kakao


Beberapa hari setelah penaburan kapur dolomit, lubang tanam diberikan pupuk dasar berupa
pupuk kandang atau kompos sebanyak 2 – 3 kg per lubang. Sebaiknya pupuk kandang atau
kompos yang digunakan adalah pupuk yang telah matang. Sebelum dimasukkan ke lubang
tanam pupuk kandang dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1 : 1 dan ditambahkan
pupuk TSP atau SP36 sebanyak 5 – 10 gram per lubang tanam. Kemudian lubang tanam ditutup
menggunakan serasah / dedaunan kering dan biarkan selama 2 minggu.

H.    Cara Penanaman Bibit Kakao


Jika semua langkah-langkah diatas sudah dilakukan dan keadaan pohon pelindung tetap telah
memenuhi syarat sebagai naungan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman.
Bibit tanaman kakao sudah bisa ditanam kelahan pada umur 4 atau 6 bulan.
Penanamannya dilakukan dengan memasukkan polybag ke dalam lubang tanam, kemudian
plastik polybag disayat menggunakan pisau dan dilepaskan dari media bibit. Cara ini dilakukan
untuk mencegah bibit kakao stres karena rusaknya media semai. Setelah itu lubang ditutup
menggunakan tanah dan dipadatkan. Tanah disekitar batang dibuat lebih tinggi agar air hujan
tidak menggenang dan untuk mencegah pembusukan akar bibit kakao.
Bibit tanaman kakao yang baru dipindah tanam hendaknya diberi naungan sementara dengan
menancapkan daun kelapa, daun pinang atau daun kelapa sawit untuk melindungi bibit dari
panasnya matahari. Pelindung sementara ditancapkan pada sisi timur dan sisi barat bibit. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kematian bibit / stres bibit sebab bibit yang baru ditanam sangat peka
terhadap sinar matahari.

I.    Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Kakao


Perkebunan Kakao (Foto by : Aris Alfi)

Setelah proses penanaman selesai, pekerjaan selanjutnya adalah merawat dan memelihara
agar tanaman tumbuh dengan baik dan sesuai harapan. Beberapa kegiatan dalam perawatan
dan pemeliharaan tanaman kakao antara lain sebagai berikut ;

1).    Penyulaman
Setelah penanaman selesai, lakukan pengontrolan tanaman secara rutin. Segera lakukan
penyulaman jika terdapat tanaman yang mati, terserang penyakit atau tanaman yang
pertumbuhannya kurang baik.

2).    Penyiraman
Lakukan penyiraman jika memang dibutuhkan, tanaman kakao yang baru dipindah tanam sangat
sensitif terhadap cuaca dan sangat membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Penyiraman
dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

3).    Penyiangan
Rumput liar/gulma yang tumbuh disekitar tanaman hendaknya selalu dibersihkan, supaya tidak
terjadi kompetisi dalam memperoleh unsur hara. Selain itu tanaman penutup tanah (kacang-
kacangan) yang ada disekitar tanaman juga harus dibersihkan agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman kakao. Sebisa mungkin hindari penggunaan herbisida untuk mencegah
kerusakan tanah dan keracunan pada tanaman, terutama tanaman muda yang baru pindah
tanam.

J.    Pemupukan Tanaman Kakao


Untuk menjaga ketersediaan nutrisi atau unsur hara serta menunjang pertumbuhan tanaman
kakao maka perlu dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan dilakukan secara teratur dengan
interval tertentu. Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk kandang, kompos atau pupuk
anorganik seperti pupuk urea, ZA, KCL, TSP / SP36 atau pupuk majemuk misalnya pupuk NPK.
Pemupukan bisa dilakukan dengan cara menaburkan disekeliling batang tanaman dengan jarak
dan dosis disesuaikan dengan umur dan lebar tajuk tanaman. Gunakan jenis pupuk sesui
kebutuhan dan tingkat/fase pertumbuhan tanaman kakao.

K.    Pemangkasan Pohon Pelindung


Selama masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan
cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Disamping itu, pemangkasan
pohon pelindung tetap juga dilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh tinggi dan
baik. Sedangkan pohon pelindung sementara dipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan
dengan pertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yang dibiarkan akan membatasi
pertumbuhan kakao, karena menghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingan denagn
tanaman utama dalam mendapatkan air dan hara.

1).    Pemangkasan pohon pelindung sementara


Pohon pelindung sementara harus dipangkas agar tidak menutupi tanaman kakao. Caranya
adalah dengan merumpisnya dengan menggunakan pisau babat tajam. Pohon pelindung
sementara harus tidak lebih tinggi dari 1,5 m agar tanaman kakao mendapatkan sinar matahari
yang sesuai dengan pertumbuhannya. Sisa pemangkasan diletakkan dipinggiran tanaman kakao
agar dapat menekan pertumbuangulma dan menjadi sumber hara. Sesuai dengan umur kakao,
pohon pelindung sementara dipangkas semakin rendah. Bila percabangan kakao telah tumbuh
kearah samping dan dedaunnya sudak cukup lebat, pohon pelindung sementara biasanya tidak
tumbuh lagi. Pohon pelindung sementara yang masih hidup harus dimusnahkan, kecuali yang
tumbuh di pinggiran jalan utama kebun, yang kelak berfungsi sebagai pagar bagi kakao.

2).    Pemangkasan pohon pelindung tetap


Pohon pelidung tetap dipangkas agar dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lama.
Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah. Dengan
pemangkasan diharapakan paling tidak cabang terendah pohon pelindung akan berjarak lebih 1
m dari tajuk tanaman kakao. Mengingat pohon pelindung tetap dapat diperbanyak dengan cara
vegetatif, maka cabang yang dipangkas dapt digunakan
sebagai bibit stek batang untuk areal tertentu yang pohon pelindung nya telah mati.
Disamping itu pemeliharaan juga dilaksanakan dengan memusnahkan pohon pelindung
sementara sejauh 50 cm dari batang pohon pelindung tetap. Dengan demikian pertumbuhannya
tidak terhalang dan penyebaran tajuk juga merata. Untuk pohon pelindung tetap yang
mempunyai dua cabang utama sejak awal pertumbuhan sehingga dibiarkan tumbuh sampai satu
tahun. Setelah itu satu cabang harus dipotong agar tidak memberikan naungan yang terlalu
gelap bagi kakao.

L.    Pemangkasan Tanaman Kakao


Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Pada tanaman kakao
terdapat 3 jenis pemangkasan, yaitu pemangkasan bentuk, pe,angkasan
produksi dan pemangkasan pemeliharaan. Fungsi dan tujuan pemangkasan pada kakao adalah
sebagai berikut ;
–    Agar pertumbuhan tajuk kokoh dan seimbang
–    Mengurangi kelembaban untuk meminimalkan serangan hama dan penyakit
–    Memudahkan pemeliharaan dan pemanenan hasil
–    Meningkatkan produksi kakao

1).    Pemangkasan Bentuk


Pada tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah umur 8 bulan perlu dilaksanakan
pemangkasan. Pemangkasan demikian disebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-
tunas air dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau cabang primer
yang tumbuh. Sebanyak 5-6 cabang dikurangi sehinnga hanya tinggal 3-4 cabang saja. Cabang
yang dibutuhkan adalah cabang yang simetris terhadap batang utama, kokoh, dan sehat.
Tanaman yang cabang-cabang primernya terbuka, sehingga jorket langsung terkena sinar
matahari, sebaiknya diikat melingkar agar pertumbuhannya membentuk sudut lebih kecil
terhadap batang utama atau tajuk menjadi lebih
ramping.
Kadang-kadang dilakukan juga pemangkasan terhadap cabang primer yang tumbuhnya lebih
dari 150 cm. Hal ini bertujuan untuk merangsang  tumbuhanya cabang-cabang sekunder. Untuk
bibit vegetatif, pemangkasan TMB dilaksanakan agar cabang yang tumbuh tidak rendah.
Pemangkasan bentuk dilaksanakan dalam selang waktu dua bulan sekali selama masa TBM.
Bentuk pemangkasan yang bertujuan untuk menggantikan cabang yang patah karena angin atau
tertimpa cabang pohon pelindung tetap dapat juga dimasukkan kedalam pelaksanaan
pemangkasan pemeliharaan. Pemangkasan tersebut disebut juga pemangkasan rehabilitasi
yang dilaksanakan dengan memelihara chupon pada ketinggian 25 cm dari jorket.

2).    Pemangkasan Produksi


Bentuk pemangkasan yang lain adalah pemangkasan produksi. Pada pemangkasan ini cabang-
cabang yang tidak produktif, tumbuh kearah dalam, menggantung, atau cabang kering,
menambah kelembapan, dan dapat mengurangi intensitas matahari bagi daun.

3).    Pemangkasan Pemeliharaan


Disamping pemangkasan bentuk, dikenal juga pemangkasan pemeliharaan yang lebih
mengutamakan keseimbangan cabang primer. Chupon harus dipangkas dalam selang waktu
dua minggu sekali. Karena bila dibiarkan tumbuh akan menyerap hara sematamata dan menjadi
inang beberapa hama. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memotong cabang-
cabang sekunder dan tersier yang tumbuhnya kurang dari 40 cm dari pangkal cabang perimer
ataupun sekunder. Cabang-cabang demikian bila dibiarkan tumbuh akan membesar sehingga
semakin menyulitkan ketetapan pemangkasan. Disamping itu pemangkasan semakin sukar
dilaksanakan dan semakin merugikan tanaman kakao tersebut.

M.    Pengendalian Hama dan Penyakit Kakao


Selain perawatan dan pemeliharaan, penanggulangan serangan hama dan penyakit merupakan
salah satu kunci utama dalam keberhasilan budidaya kakao. Serangan hama dan penyakit bisa
mengakibatkan kerugian karena menurunnya produksi dan kualitas hasil.
Beberapa jenis OPT yang sering mengganggu tanaman kakao antara lain sebagai berikut :

1).    Hama tanaman kakao :


Ulat Kilan (Hyposidea infixaria), Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa), Parasa
lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), Kutu – kutuan (Pseudococcus lilacinus), Helopeltis
antonii, Kakao Mot / Ngengat Buah (Acrocercops cranerella).

2).    Penyakit tanaman kakao :


Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), Jamur Upas (Upasia salmonicolor).

N.    Panen Buah Kakao


Buah kakao yang siap panen adalah buah yang sudah matang, yaitu sekitar umur 5,5 – 6 bulan
terhitung sejak berbunga. ciri buah yang sudah matang adalah buah yang kulitnya sudah
berwarna kuning atau merah. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan
terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan
sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu
dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Pemetikan
dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan
pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung untuk
selanjutnya dibersihkan dari pulp (daging buah). Selanjutnya biji dikeringkan sebelum dijual
kepengepul.
Demikian “Panduan Umum Budidaya Kakao“. Semoga bermanfaat…

Anda mungkin juga menyukai