Anda di halaman 1dari 4

Nama : Setyo Wanti Palupi

Nim : 361741311132
Kelas : 3D Agribisnis
Matkul: Pasca Panen

PANEN DAN PASCA PANEN PADI SAWAH

Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai
menghasilkan produk antara yang siap untuk dipasarkan. Dengan demikian kegiatan pasca
panen padi meliputi beberapa tahapan yaitu pemanenan, penupukan dan pengumpulan,
perontokan, pembersihan, pengangkutan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan serta
pengeringan, pemasaran.

Adapun tahapan kegiatan pasca panen antara lain:

A. PENENTUAN SAAT PANEN


Saat panen harus tepat, karena kalau tidak tepat dapat menimbulkan kehilangan
hasil yang tinggi dan mutu gabah atau beras rendah. penentuan panen dapat dilakukan
berdasarkan:
• Pengamatan visual: dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan
sawah , umur panen optimal pdi dicapai apabila 90-95% butur padi pada
malai sudah berwarna kuning atau kuning keemasan, pada kondisi ini akan
menghasilkan gabah berkualitas baik sehingga menghasilkan rendaman
giling yang baik.
• Pengamatan teoritis: dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan
mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas
padi umur panen yang tepat adalah 30-35 hari setelah berbunga merata
atau 135-145 HST, berdasarkan kadar air umur padi optimal dicpai setelah
kadar air gabah mencapai 22-23% pada musim kemarau dan antara 24-
26% pada musim penghujan.
B. PEMANENAN
1.Umur Padi
Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
• 90-95% gabah tampak sudah menguning
• Mulai berumur 30-35 hari setelah bunga merata
• Kadar air gabah 22-26% yan diukur dengan mousture tester

2.Alat Mesin dan Pemanenan Padi


Pemanenan padi harus menggunakan alat dan mesin yang memenuhi
persyartan teknis, kesehatan dan ekonomi. Alat dan mesin pemanenan padi telah
berkembang dari ani-ani menjadi sabit bergerigi biassa kemudian sabit bergerigi
dengan bahan baja yang sangat tajam, dan yang terakhir yang telah diproduksi adalah
reaper, srtriper, dan combine harvester.
3.Sistem Panen
Sistem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhu
persyaratan sebagai berikut.
• Panen dilakukan dengan sistem beregu atau berkelompok
• Pemanenan dan perontokandilakukan oleh kelompok pemanen
• Jumlah pemanen antara 7-10 orang yang dilengkapi 1 unit pedal thester

C. PEMUPUKAN DAN PENGUMPULAN


Ketidak tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan dapat menyebabkan
kehilangan hasil yang sangat tinggi. Dengan menggnakan alas dan wadah pada saat
pemupukan dan pengumpulan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94-2,36%.
D. PERONTOKAN
Ketidak tepatan dalam melakukan perontokan bisa mengakibatkan kehilangan
hasil sampa 5% lebih, cara perontokan padi telah mengalami perkembangan dengan cara
digebot ataupun diinjak dan dipukul-pukul telah beralih menggunakan mesin perontok.
E. PENGERINGAN
Pengeringan merupakan penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu
sehingga siap untuk diolah dan digiling atau aman disimpan dalam waktu yang lama.
Kehilangan hasil akibat ketidak tepatan dalam melakukan proses pengeringan dapat
mencapai 2-13% saat sekarang cara pengeringan sudah berkembang dari cara
penjemuran menjadi pengeringan buatan.
F. PENGGILINGAN
Penggilingan dalam pasca panen padi merupakan kegiatan memisahkan beras dari
kulit yang membungkusnya. Pemisahan ada dua cara yaitu yang pertama secara
tradisional mengunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu, yang kedua debgan cara
mpdern atau dengan alat penggiling yaitu Hulle. Kendala penggilingan gabah secara
trdisional adalah pengerjaannya sangat lambat, tenaga kerja yang memadai tidak tersedia
dan alatnya sulit dijumpai. Sedangkan hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat
penggiling gabag Hulle sama dengan cara trdisional yaitu pada tahap pertama diperoleh
beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.
G. PENYIMPANAN
Penyimpana n merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah atau beras agar
dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu, akibat yang ditimbulkan kalau salah
dalam melakukan penyimpanan ganah atau beras antara lain timbulnya jamur, serangan
serangga, kutu beras yang dapat menurunkan kualitas gabah atau beras. Cara
penyimpanan gabah atau beras bisa dengan sistem curah dan juga dengan sistem kemasan
atau wadah seperti karung plastik, karung goni dan sebagainya.
H. PEMASARAN
Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual langsung di lahan
pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengepul yang disebut penebas. Penebas
inilah yang akan memanen danmengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani
sendiri yang memanen, mengeringkan, lalu menjual kepedagang pengumpul, baik berupa
gabah kering giling atau sudah menjadi beras. Penjual beras biasanya dilakukan petani
langsung kepada pedagang beras dipasar, dititipkan kepasar swalayan atau dijual
langsung ke konsumen.

Anda mungkin juga menyukai