Anda di halaman 1dari 6

Sistem Manajemen K3

=====================================================================

I. STASIUN PENERIMAAN TBS


1. Definisi Terdapat tiga tahap dalam stasiun penerimaan : A. Truk tiba di PKS dan menunggu di depan pagar PKS. B. Truk yang masuk ke pabrik ditimbang (gross). Setelah ditimbang TBS dibongkar dari truk di penerimaan dan diteruskan ke jembatan timbang untuk penimbangan tarra, truk meninggalkan PKS. C. TBS dipindahkan dari penerimaan ke lori siap untuk di rebus.

Tahapan ini digambarkan secara skematik di bawah ini :

TRUK TBS KELUAR

TRUK TBS MASUK DAERAH TIBA

BERAT TARRA

JEMBATAN TIMBANG

BERAT BRUTO PENERIMAAN LORI KE STASIUN REBUSAN 2. Fungsi Dan Tujuan Beberapa tujuan stasiun ini adalah sebagai berikut : a) Menerima TBS dari estate dengan waktu tunggu penerimaan truk yang seminimal mungkin. b) Penimbangan TBS masuk secara akurat. c) Membongkar TBS ke penerimaan dan kemudian ke lori dengan pembongkaran optimal sehingga buah terkelupas dan kehilangan berondolan yang minimum.

Sistem Manajemen K3

===================================================================== 3. Masterplan Stasiun Mass balance untuk stasiun ini sebagai berikut : 100% TBS STASIUN PENERIMAAN

100% KE REBUSAN a) Stasiun penerimaan harus menerima truk/traktor TBS yang masuk ke pabrik dengan waktu tunggu antrian timbang seminimal mungkin. b) Pabrik harus mengendalikan restan TBS setiap hari, dengan pedoman restan maksimum : 4 jam x rated throughput yang ditetapkan manajemen. c) Untuk mengendalikan restan, waktu mulai olah pabrik setiap hari harus ditentukan dengan mempertimbangkan pola truk TBS yang masuk ke pabrik dan juga throughput pabrik. d) Jumlah unit lori tersedia dirumuskan :

e) Untuk mendapatkan hasil timbangan akurat, (i) Timbangan harus dikalibrasi oleh metrologi 1x/tahun, (ii) Service kontrak 2x/tahun atau lebih bila diperlukan, (iii) cross-check jembatan timbang dengan menggunakan batu timbang 2 bulan sekali oleh assistant maintenance (pelaksanaan disesuaikan dengan prosedur berlaku). f) Batu timbang harus dikalibrasi setahun sekali oleh metrologi.

Catatan : Grading TBS dilaksanakan di areal khusus (bagi pabrik yang sudah memiliki) yang dipersiapkan di stasiun penerimaan. Dan bagi pabrik yang belum memiliki areal khusus pelaksanaan grading harus tetap dilaksanakan sesuai SOP grading, di salah satu sudut pada stasiun penerimaan atau di areal yang memungkinkan bisa dilaksanakan grading (bila lokasi penerimaan buah penuh pada saat panen puncak). Pada masa panen puncak bila lokasi loading ramp penuh buah restan (tidak ada lokasi grading lagi) Factory Manager meminta persetujuan CEO untuk pengurangan persentase grading atau tidak melakukan grading. (Restan adalah TBS yang sudah lama, sebelum rebus dan thresher). Tidak memungkinkan untuk menentukan secara umum mengenai ; minimal waktu tunggu antrian timbang dan waktu mulai olah pabrik untuk mencapai kontinyuitas proses dan pengendalian restan,

Sistem Manajemen K3

===================================================================== disebabkan adanya perbedaan throughput dan pola TBS masuk disetiap pabrik. Namun agar mendapatkan pedoman hal diatas, dapat dipergunakan metode sebagai berikut : I. Setiap PKS harus menentukan dan mengendalikan item-item dibawah ini : Huruf B Throughput pabrik E Kapasitas Lori Batas Restan Perputaran truk (Rata-rata) PKS xxxx ...... ton/jam ...... ton/lori ...... ton min. ...... ton max. ...... menit tunggu ...... menit bruto-tarra ...... menit total ...... ton lori ...... ton rebusan ...... Rebusan ...... Total

Maksimum penyimpanan

II. Pola TBS yang masuk ke PKS harus dimonitor dan dicatat. Pola ini berbeda setiap bulan tergantung pada ton TBS.

Namun tinggi, sedang dan rendahnya pola tonase dapat ditentukan (berdasarkan rata-rata) dengan menggunakan format berikut ini : (Tonase adalah kapasitas yang diperoleh suatu pabrik) Lembar Kerja I Form Untuk Memantau TBS Diterima : 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 Total

Lembar kerja di atas harus dibuat setiap bulan untuk memastikan pola khusus TBS masuk setiap bulan (tinggi, sedang & rendah). *Dari lembar kerja I (rata-rata). a. Lembar ini memberikan penjelasan rencanan kegiatan b. Apabila restan meningkat karena sesuatu alasan, hal ini harus sesegera mungkin dikembalikan ke normal.

Sistem Manajemen K3

===================================================================== 4. Prosedur Operasi 4.1. Jam Olah & Restan Factory Manager harus menentukan waktu mulai dan berhenti olah pabrik setiap hari, agar proses lancar dan restan minimal. Untuk itu, Factory Manager dapat menggunakan jadwal yang diberikan dalam lembar kerja I. 4.2. Jembatan Timbang a. Sebelum Operasi Pastikan permukaan platform bersih. Kolong jembatan timbang pastikan tidak berisi air. Untuk printer elektronik, pastikan telah menunjukan angka 0. b. Selama Operasi SATPAM harus mengendalikan dan mencatat : a. Waktu tiba, waktu masuk dan waktu keluar truk TBS. b. Pastikan posisi truk di jembatan timbang telah sesuai (beri tanda). c. Pastikan supir meninggalkan truk. Petugas jembatan timbang : a. Petugas jembatan timbang meminta Surat Pengantar Buah (SPB) dari supir dan memasukan data ke komputer. b. Berat kotor TBS kemudian dimasukkan secara otomatis ke komputer apabila dial menunjukkan angka konstan. c. Apabila terdapat perbedaan berat yang tidak dapat ditoleransi, maka hal ini harus diperiksa. d. Penimbangan berat tarra juga harus mengikuti prosedur yang sama. c. Stop Operasi Petugas jembatan timbang harus memprint semua data (summary) penerimaan pada komputer dan memberikan paraf / tanda tangan. Pastikan semua sistem elektronikal telah di matikan. 4.3. Penerimaan a. Sebelum Operasi Pastikan hidraulic oil level pada boxnya ada dan cukup (standar) Periksa kebocoran pipa/hose pada masing-masing pintu penerimaan. Pastikan lori beroperasi cukup, yaitu dengan jumlah minimal

Sistem Manajemen K3

=====================================================================

b. Selama Operasi Pengaturan truk TBS masuk ke stasiun penerimaan yang teratur sehingga arus kendaraan lancar. Pastikan truk berada pada tempat (pintu-pintu) yang kosong di stasiun penerimaan. Bila terjadi hujan dan petir, penimbangan di stop dengan persetujuan Factory Manager/KTU/kasie. c. Pengisian Lori Pengisian lori harus berdasarkan First In First Out. Pengisian lori harus dimulai dari pintu penerimaan No. 1. Lori harus diisi sebanyak mungkin (sesuai kapasitas lori). Setelah pengisian, pastikan TBS diisi merata dan berondolan dari lantai harus dikembalikan (dinaikan) ke lori. Lori harus dikirimkan ke bagian belakang rebusan sesegera mungkin. Penyediaan lori buah yang cukup harus dipastikan dalam operasi di penerimaan. d. Setelah Truk Berhenti Memasuki PKS TBS yang masih ada di dalam penerimaan harus dimasukkan ke dalam lori. Berondolan berserakan di lantai harus dimasukkan ke dalam lori. Bagian bawah penerimaan harus dibersihkan. Semua sistem elektrikal harus di matikan. Matikan semua peralatan komputer, printer, indicator Avery dan out put UPS. Lepaskan semua hubungan supply listrik dari stop kontaknya dan cabke data dari komputer ke D-Link SAP. 5. Monitoring a. Waktu Truk Mill ............... Tanggal Tippler 1 2 3 4 Jumalah Truk Non Tippler Total Truk Tunggu Antrian Pembongkaran Diperiksa (KTU/FM)

Sistem Manajemen K3

===================================================================== d s t 29 30 31 Rerata Perhitungan : Rata-rata untuk 1 truk = total waktu antrian atau pembongkaran dibagi Total Truk. b. Statistik Pengisian Lori Harian dan Bulanan Tanggal ................ Jam Supply Lori Kosong ke L. Ramp Line A Line B Total Supply Lori Buah dari L. Ramp ke St. Rebusan No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 Total

07.00-08.00 Dst 05.00-06.00 06.00-07.00 Rerata/Jam Dibuat Operator; 1. ............... 2. .............. Diperiksa Assisten; 1. Shift 1 ............. 2. Shift 2 ............. Diketahui; 1. Askep 2. F.M

Bulan ............. Tanggal Supply Lori/Jam (Unit) Dari Rail Track ke L. Dari L. Ramp ke Ramp Rebusan Target Lori (Kapasitas Mill) Di Periksa Askep/FM

1 2 Dst 30 31 Rerata

Anda mungkin juga menyukai