Anda di halaman 1dari 5

Norma Pemakaian BBM

NORMA PEMAKAIAN BBM 

Bahan Bakar Minyak  yang selanjutnya disingkat BBM adalah hasil minyak bumi/nabati
yang diperoleh dari pengelolaan langsung bahan dasar atau produk campuran dengan
bahan kimia yang menghasilkan bahan untuk digunakan sebagai bahan bakar, minyak
mesin,  senyawa lain yang perlu bagi pemakaian dan/atau pemeliharaan alat/mesin.
Dalam hal ini kaitan perhitungan Running Account atau perhitungan VRA (Vehicle
Running Account) kendaraan alat berat dalam 1 tahun dengan prestasi ( jumlah HM atau
KM) 1 tahun) kerjanya dalam 1 tahun, serta biaya yang timbul dalam 1 tahun untuk unit
kendaraan tersebut/ alat berat, dalam variabel perhitungan biaya bahan bakar, biaya
gaji operator,biaya maintenance, biaya pajak dan asuransi.

Cara perhitungan kontrol dalam pemakaian BBM sehari-hari dapat dihitung sebagai
berikut :
1. Catat KM/HM pada saat awal pengisian BBM pada unit Kendaraan (A) (KM/HM Awal)
2. Jumlah BBM yang diisi (C)
3. Catat KM/HM pada akhir unit kendaraan/ alat berat selesai operasi (B) (KM/HM Akhir)
     Nilai B juga bisa didapat pada saat melihat KM/HM awal pada saat pengisian BBM berikutnya

    (B - A) :  C      --------------   ( KM/HM Akhir- KM/HM Awal) ; ( Jumlah BBM disi /Terpakai) =  X


Km/Liter
Norma Pemakaian BBM  yang dimaksud disini adalah jumlah kebutuhan BBM yang dipergunakan oleh
unit kendaraan/ alat berat/ mesin sesuai dengan kebutuhan estimasi KM/ Jam operasional/HM kendaraan
atau alat berat.

Untuk mesin / stasioner : seperti mesin genset dll cara perhitungan dapat dihitung
sebagai berikut :

k = faktor keketapan konsumsi pemakaian BBM solar perkilowatt  per jamnya)


p = daya mesin genset ( KVA = Kilo Volt Ampere)
t  = waktu (jam)

maka pemakaian BBM (liter/Jam) = k x p x t 

sedangkan untuk alat berat atau secara perhitungan standard (SNI) untuk perhitungan
biaya per HM alat berat biasa  dihitung sebagai berikut :

0,125 s/d 0,175 Liter/ HP/Jam x Pw 

Pw = Hourse Power ( Tenaga) Mesin Alat Berat

sedangkan pelumas dihitung  0,01 s/d 0,02 Liter/ HP/Jam x Pw 

atau dapat dihitung sebagai berikut :

dengan perkiraan penggunaan bahan bakar tergantung daya mesin 


untuk mesin bensin : keperluan bahan bakat 0,06 gal = 0,23 Liter/fwHP Jam
untuk mesin diesel : 0,04 gal = 0,15 liter /fw HPJam

Bensin : BBM = 0.06 x HP x eff


Solar    : BBM = 0.04 x HP x eff

Pemakaiaan pelumas perjam


Keterangan : q : Kebutuhan minyak (gallon/jam)                     HP : Daya mesin ( tenaga kuda )                       
C : Kapasitas bak karter ( galon)                         t : waktu pemakaian ( jam )

Bahan bakar : Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya
mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat yang
menentukan. Pabrik alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai
daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam. Perlu diperhatikan
bahwa selama pengoperasian alat mesin tidak selalu bekerja 100% misalnya saja pada
alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada waktu menggali dan mengangkat
tanah saja, sedang pada waktu bucket kosong mesin tidak menggunakan tenaga penuh.
Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh 100% misalnya hanya 50
menit/jam saja atau 0,8 jam dunia, hal ini disebut dengan operating factor, yang semakin
besar operating factor maka makin besar pula tenaga mesin bekerja untuk lebih
jelasnya, maka rumus penggunaan bahan bakar perjam. 

Minyak Pelumas : Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada besarnya bak karter
(crank case) dan lamanya periode pengganti minyak pelumas, biasanya antara 100 sampai 200 jam
pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk dan filter biasanya pembuat
memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam tergantung kondisi medan. Kondisi medan terbagi
menjadi 3 yaitu :·         Ringan : Gerakan – gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan
penuh
·             Sedang  : Gerakan-gerakan teratur muatan tidak penuh
·             Berat  : Bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh.

Dari catatan tersebut diatas hal-hal yang menjadi dasar evaluasi pemakaian BBM dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Jenis BBM yang digunakan. Pemilihan BBM untuk jenis kendaraan berteknologi
injeksi  dengan rata- rata mesin bertenaga kompresi tinggi dibandingkan dengan mesin
teknologi sebelumnya dengan tekanan diatas 9.0 : 1 , yang sesuai dengan spesifikasi
mesin tentu akan sangat berpengaruh dalam konsumsi BBM , pemahaman ini
mendasar yakni pada kompresi mesin adalah semakin tinggi maka akan sangat
membutuhkan bahan bakar yang cepat sesuai dengan keluaran tenaga mesin yang
dibutuhkan.
2. Kecepatan Kendaraan. Pada kecepatan konstan 40 - 50 Km/Jam , kendaraan
hanya menggunakan < 40% power dari mesin, sedangkan jika naik lebih kecepatan
maka dengan sendirinya tenaga yang dikeluarkan naik > 40% .
3. Ban / Tyre.  Pastikan kondisi tekanan angin ban cukup, kondisi tekanan ban kurang
handling menjadi buruk dan akibatnya boros BBM, sedangakan terlalu kencang
berbahaya pada kondisi fungsi pengereman.
4. Aerodinamis Kendaraan.  Hal ini yang mempengaruhi faktor gerakan unit
kendaraan yakni pembebanan, kondisi jalan, atau secara teknis sistem suspensi
kendaraan yang bermasalah.
5. Driving/ Teknik Mengemudi .  Hal ini berpengaruh  terhadap pengoperasian unit
atau kendaraan , mengoperasikan unit usahakan secara safety driving bukan agressive
driving, menyesuaikan posisi  handle porsneling kendaraan sesuai dengan track
countur jalan. misalnya pada saat kondisi menurun injak kopling sehingga mengurangi
keluaran tenaga mesin ( efek gravitasi), matikan mesin pada saat unit berhenti ( atau
posisi netral) pada saat berhenti sementara.
6. Faktor Teknis.  Faktor ini sangat berpengaruh dan mempengaruhi kinerja mesin ,
mulai dari segi pemliharaan rutin unit kendaraan, berkala , umur kendaraan , kondisi
mesin yang tidak standar (seperti kompresi bocor, saringan udara kotor, busi tidak bagus,
penggunaan aksesoris yang tidak wajar, AC, , Tape dll, )  dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai