Anda di halaman 1dari 6

No. Dokumen ESP.

01
Tanggal 25 September 2014
Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI 1
Halaman
LINGKUNGAN& K3

1. TUJUAN.
1.1. Prosedur ini menguraikan metode identifikasi Lingkungan ( Aspek&Dampak ) dan identifikasi
K3 ( HIRADC ) yang ada di lingkungan Pako Group.

2. RUANG LINGKUP
1.2. Prosedur ini berhubungan dengan semua proses yang menghasilkan produk dan jasa yang
berhubungan dengan dampak lingkungan serta potensi bahaya yang diakibatkan oleh
aktifitas / kegiatan di Pako Group (PT Pakoakuina Plant 1 dan Plant 2, PT Inkoasku dan PT
Palingda Nasional)

3 REFERENSI
3.1 Manual LK3 ( ESM.01 )

4. DEFINISI
4.1.Aspek Lingkungan :
Unsur kegiatan atau produk, atau jasa organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.
4.2.Bahaya :
Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit (3.8)
atau kombinasi dari semuanya.
4.3.Identifikasi bahaya
Proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan menentukan karakteristiknya.
4.4. Dampak Lingkungan :
Setiap perubahan pada lingkungan baik yang merugikan atau bermanfaat yang
keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi.
4.5. Resiko :
Kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan
suatu cidera atau sakit penyakit yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut.
4.6.Potensi Bahaya:
Suatu potensi dari sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi dapat menciderai atau sakit
penyakit atau kombinasi dari semuannya
4.5.Dampak Penting LK3:
4.5.1 Untuk dampak penting lingkungan merupakan hasil dari urutan penilaian dampak
lingkungan yang tertinggi yang akan dijadikan objective dan target.
4.5.2 Sedang K3 merupakan hasil dari urutan berdasarkan posisi ranking dari dampak K3
yang akan dijadikan objective dan target..
4.6. Sistem Proteksi:
Suatu system pengamanan yang bisa mencegah terjadinya dampak LK3
4.7. MR LK3:
Management Representative Komite SEASR ( Komite Safety, Environmental And Social
Responsibility).
4.8. Safety ( Keselamatan ) :
Bebas dari resiko yang tidak dapat diterima.
4.9. APD:
Alat Pelindung Diri
No. Dokumen ESP.01
Tanggal 25 September 2014
Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI 2
Halaman
LINGKUNGAN& K3

4.10 SAFETY DEVICE :


Sarana Keselamatan kerja yang ada di mesin / equipment

5 PROSEDUR
5.1. Penanggung Jawab.
5.1.1 Sistem Manajemen Lingkungan
5.1.1.1 Seluruh manager tertinggi di masing-masing departemen bertanggungjawab
untuk mengidentifikasi semua aspek kegiatan terhadap dampak Lingkungan
yang ada di area kerjanya.
5.1.1.2 Komite SEASR bertanggungjawab untuk menganalisa seluruh hasil identifikasi
diatas, untuk selanjutnya ditentukan urutan sejumlah dampak penting
Lingkungan yang akan dijadikan objective dan target Lingkungan
5.1.1.3 Komite SEASR mendistribusikan formulir identifikasi LK3 ke setiap departemen
/ bagian
5.1.2 Sistem Manajemen K3
5.1.2.1 Seluruh manager tertinggi di masing-masing departemen bertanggungjawab
untuk mengidentifikasi semua potensi bahaya, analisa resiko dan
pengendalian resiko ( HIRADC ) terhadap kegiatan yang ada di area kerjanya,
termasuk aktivitas SGA (small group activity) dengan melakukan duga bahaya
dan near miss (nyaris celaka)
5.1.2.2 Komite SEASR membantu untuk menganalisa seluruh hasil identifikasi diatas,
untuk selanjutnya ditentukan urutan sejumlah potensi bahaya berdasarkan
sistem ranking untuk dijadikan objective dan target K3 masing-masing
departemen/ bagian, termasuk memfasilitasi aktifitas SGA (duga bahaya dan
penanggulangan near miss / nyaris celaka).
5.1.2.3 Komite SEASR mendistribusikan formulir identifikasi LK3 ke setiap
departemen./ bagian termasuk aktifitas SGA (duga bahaya dan near miss
/nyaris celaka berupa catatan Hyarihatto.

5.2. Identifikasi LK3


5.2.1 Setiap manager tertinggi di masing-masing departemen harus dapat melakukan
identifikasi LK3 serta melakukan kriteria pembobotan terhadap dampak dari kegiatan
operasional di area masing-masing adapun identifikasi LK3 ini dikaitkan dengan kondisi
operasionalnya yaitu :
 Aktifitas rutin
 Tidak rutin (misalnya dandori, breakdown,etc)
 Normal
 Abnormal
 Kondisi Proses Berhenti ( Shut down )
 Kondisi Proses Awal ( Start-up )
 Kondisi Darurat ( Emergency )

Selain berkaitan dengan kondisi operasional juga harus memperhatikan faktor- faktor
sebagai berikut :
 Emisiudara
No. Dokumen ESP.01
Tanggal 25 September 2014
Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI 3
Halaman
LINGKUNGAN& K3

 Pencemaran air
 Pencemaran tanah
 Penggunaan dari raw material & sumberdaya alam
 Penggunaan energi
 Energi lain contoh Pembakaran, radiasi, vibrasi
 Limbah dari produk
 Aktifitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk
kontraktor dan tamu);
 Kapabilitas orang / Perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia
lainnya;
 Bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada
kesehatan dan keselamatan personel didalam kendali organisasi dilingkungan
tempat kerja;
 Bahaya-bahaya yang terjadi disekitar tempat kerja hasil aktifitas kerja yang terkait
didalam kendali organisasi;CATATAN 1 akan lebih sesuai penilaian bahaya-
bahaya dinilai seperti aspek lingkungan.
 Prasarana, peralatan dan material ditempat kerja, yang disediakan baik oleh
organisasi ataupun pihak lain;

Selain itu juga identifikasi LK3 harus memperhatikan hal-hal :


 Design dan development
 Proses produksi
 Pengepakan dan transportasi
 Performance lingkungan dan partisipasi dari kontraktor dan supplier.
 Manajemen limbah
 Ekstraksi dan distribusi dari raw material dan sumberdaya alam
 Distribusi, penggunaan dan lamanya produk.
 Keaneka-ragaman hayati.
 Perubahan-perubahan atau usulan perubahan didalam organisasi, aktifitas-
aktifitas atau material;
 Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara, dan
dampaknya kepada operasional, proses-proses dan aktifitas-aktifitas;
 Adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko dan
penerapan pengendalian yang dibutuhkan.
 Rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi-instalasi, mesin/peralatan,
prosedur operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada
kemampuan manusia.

5.2.2 Metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus:
 Ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk
memastikan metodenya proaktif;
 Menyediakan identifikasi , prioritas dan dokumentasi resiko-resiko, dan penerapan
pengendalian, sesuai keperluan.
5.2.3 Cara pengisian identifikasi,evaluasi dampak lingkungan dengan kriteria pembobotan
dapat dilihat pada “WI IdentifikasiLK3 “.
No. Dokumen ESP.01
Tanggal 25 September 2014
Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI 4
Halaman
LINGKUNGAN& K3

5.2.4 Formulir yang sudah terisi dengan benar diserahkan kepada Komite SEASR
5.2.5 Komite SEASR dan user kemudian memeriksa isian dari formulir dan diteliti akan
kebenarannya, formulir yang sudah benar, selanjutnya perlu dilakukan proses
penentuan terhadap nilai yang signifikan hasil identifikasi LK3 terkait aspek,dampak
Lingkungan. Dari nilai yang signifikan tersebut bisa diambil keputusan ( decision )
untuk dilakukan aktifitas terhadap nilai-nilai yang signifikan dengan system peringkat
resiko ( risk of rank ) yang terdiridari :
 E = Extreme Risk ( Resiko Sangat Tinggi ) atau Rank A (Fatality, Disability, Lost
Organ)
 H = High Risk ( Resiko Tinggi ) atau Rank A
 M = Medium Risk (Resiko Sedang) atau Rank B (Loss Time Injury/LTI)
 L = Low Risk ( Resiko Rendah) atau Rank C ( P3K Internal)

Adapun keputusan dilakukan bisa berupa 4 hal aktifitas sesuai peringkat resikonya :
 Untuk peringkat E / Rank A yaitu segera dilakukan tindakan perbaikan
(temporary/Permanen) minimal Re-Engineering dengan melibatkan min DIC.
 Untuk peringkat H/ Rank A yaitu segera dilakukan tindakan perbaikan
(temporary/Permanen) minimal Re-Engineering dengan melibatkan min DIC.
 Untuk peringkat M / Rank B yaitu diperlukan tindakan perbaikan dengan segera
(temporary/permanen) minimal Re-Engineering dengan melibatkan min GM/
Kepala Pabrik)
 Untuk peringkat L Rank C yaitu diperlukan tindakan perbaikan secara
temporary/permanen) dengan Administrasi control & APD dengan melibatkan MR
SEASR.

5.2.6 Komite SEASR dan user kemudian memeriksa isian dari formulir dan diteliti akan
kebenarannya, formulir yang sudah benar, selanjutnya perlu dilakukan proses
penentuan terhadap nilai yang signifikan hasil identifikasi LK3. Dari nilai yang signifikan
tersebut bisa dilakukan pengendalian pada saat ini dan perlu ditindaklanjuti untuk
pengendalian tambahan, adapun nilai-nilai yang sangat signifikan ini terkait :
 Nilai secara peringkat resiko ( risk of rank ) lebih dari 5 atau masuk peringkat M,
H, dan E (Medium Risk, High Risk, dan Extreme Risk)
 Adanya keterkaitan dengan Peraturan.

Adapun keputusan dilakukan bisa berupa 3 hal aktifitas yaitu :


 Aktifitas signifikan bisa berupa perbaikan atau pembuatan aturan main
 Aktifitas pengendalian / kontrol bisa berupa aturan main atau pengecekan dengan
check sheet atau pengolahan data.
 Aktifitas perbaikan (improve) dengan melakukan eliminasi, subtitusi dan rekayasa
engineering.

5.2.7 Selanjutnya dari form identifikasi LK3 tersebut dibuatkan resume.Selanjutnya MR


Komite SEASR dari keseluruhan dampak yang ada ditentukan berdasarkan peringkat
resiko yang menjadi prioritas adalah untuk peringkat Extreme Risk dan High Risk serta
pertimbangan finansial dan teknologi
No. Dokumen ESP.01
Tanggal 25 September 2014
Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI 5
Halaman
LINGKUNGAN& K3

5.2.8 Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas


pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan
risiko berdasarkan hirarchi kontrol berikut ini:
 Eliminasi
 Subtitusi
 Re-Engineering
 Administrative
 Alat Pelindung Diri
5.2.9 Hasil dari penentuan identifikasi LK3 tersebut kemudian disebut sebagai "Identifikasi
LK3 “.
5.2.10 Hasil dari identifikasi LK3 tersebut, kemudian dimasukan kedalam formulir Resume
hasil identifikasi LK3.

5.3. Identifikasi LK3 terhadap aktifitas yang bersifat sementara.


5.3.1 Setiap manager tertinggi dimasing-masing departemen harus dapat melakukan
identifikasi LK3 serta melakukan kriteria pembobotan LK3 terhadap aktifitas yang
sifatnya sementara seperti :
 Aktifitas yang dilakukan pihak luar (supplier, kontraktor dan sub kontraktor) di
lingkungan Pako Group.
 Penambahan aktifitas proses karena kegagalan proses sebelumnya.
 Trial produk baru dengan dampak lingkungan & potensi bahaya yang belum
diidentifikasi.
5.3.2 Cara pengisian identifikasi, LK3 ini sesuai dengan kriteria pembobotan dapat dilihat
pada “WI IdentifikasiLK3".(ESW.01.ESS.01).
5.3.3 Formulir yang sudah terisi dengan benar diserahkan kepada Komite SEASR
5.3.4 Komite SEASR kemudian memeriksa semua formulir yang masuk dan diteliti akan
kebenarannya.
5.3.5 Komite SEASR dibantu user kemudian mengkonfimasikan hasil identifikasi ini dan
mensosialisasikan kepihak III ( supplier, sub kontraktor dan kontraktor ).
5.3.6 Hasil idenfitifkasi ini hanya berlaku selama aktifitas dijalankan (temporary).

5.4. Proses proses up-date data identifikasi LK3


5.4.1 Untuk melakukan evaluasi , revisi atau up-dating sewaktu-waktu terhadap data
Identifikasi LK3 harus mengacu pada hal-hal berikut ini :
 Terjadi perubahan proses atau aktifitas secara signifikan.
 Terjadi pencemaran lingkungan, kejadian, kecelakaan kerja & Penyakit Akibat
Kerja
 Terjadi kesalahan dalam pembobotan
 Tuntutan dari pihak luar terkait masalah Lingkungan & K3
 Terjadi Kondisi abnormal ( ketidak-sesuaian )
 Relay-out
 Penambahan maupun penghentian/penghilangan terhadap proses produksi.
 Perubahan perundang-undangan
No. Dokumen ESP.01
Tanggal 25 September 2014
Revisi 2
PROSEDUR IDENTIFIKASI 6
Halaman
LINGKUNGAN& K3

5.4.1 Diskusikan status pencapaian tujuan LK3 pada tahun yang sedang berjalan , setiap
item tujuan LK3 tercapai, berarti sudah ada dampak penting dan potensi bahaya yang
sudah teratas / ditanggulangi.
5.4.2 Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas, maka lakukan identifitasi LK3 yang paling
berpengaruh.
5.4.3 Isi formulir “Identifikasi aspek LK3 yang sudah teridentifikasi lengkap dengan kriteria
penilaiannya.
5.4.4 Komite SEASR harus melakukan persiapan untuk proses evaluasi dengan cara
mendistribusikan cara dan salinan kriteria penilaian LK3 kepada peserta evaluasi.
Sekretaris Komite SEASR membuatkan daftar perubahan dampak dan potensi bahaya
yang sudah terjadi sebelumnya. Peserta review harus dihadiri oleh MR LK3 ,Komite
SEASR dan manajer/ atau wakil yang ditunjuk dari masing-masing departemen terkait.
5.4.5 Tentukan dampak penting lingkungan & potensi bahaya K3 dalam evaluasi diatas.
Dalam hal ini Komite SEASR mengkonfirmasikan hasil dampak penting Lingkungan &
potensi bahaya K3 terakhir untuk ditindak-lanjuti.

5.5. Registrasi dan Evaluasi LK3


5.5.1. Registrasi LK3 adalah kumpulan identifikasi LK3.
5.5.2. Identifikasi LK3 yang ada di evaluasi minimal 1 x setahun jika kondisi normal dan
langsung dilakukan evaluasi identifikasi LK3 apabila terjadi seperti pencemaran
lingkungan, kejadian, kecelakaan, perubahan system ( modifikasi mesin atau
penambahan aktifitas ) atau mengacu pada point .
5.5.3. Evaluasi dapat juga dilakukan jika perusahaan sudah melakukan perubahan-perubahan
cukup besar, pengembangan pabrik atau penggantian proses dan produk.

6.LAMPIRAN
6.1 WI Identifikasi LK3 (ESW.01.ESS.01).
6.2 Form Identifikasi bahaya dan penilaian resiko/ identifikasi aspek lingkungan dan evaluasi
dampak lingkungan
6.3 Form Resume Hasil Identifikasi LK3.
6.4 Form Urutan Identifikasi & Evaluasi LK3.
6.5 Form Duga Bahaya (KYT)
6.6 Catatan Hyarihatto (near miss)

Anda mungkin juga menyukai