Anda di halaman 1dari 6

1.

GAS KARBON MONOKSIDA


2. Definisi Gas

Gas merupakan suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk
mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun, berbeda dengan cairan, gas yang tak
tertahan tidak mengisi volume yang telah ditentukan, sebaliknya gas mengembang
dan mengisi ruang apapun dimana mereka berada.

2. Definisi Pencemaran Udara

Pencemaran lingkungan menurut pasal 1 angka 7 Undang-undang Republik


Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke lingkungan dan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

3. Macam-Macam Gas Pencemar Udara

Di antara gas beracun terpenting dalam higiene perusahaan dan kesehatan kerja
adalah sulfur dioksida, asam sianida, asam sulfide, karbonmomnoksida (CO) serta
derivat-derivatnya. Gas seperti ozon dan CO2, kadang-kadang dapat menyebabkan
terjadinya keracunan pula. Selain itu, terdapat aneka racun gas yang khas untuk
suatu proses industri tertentu sehingga terhadapnya dituntut kewaspadaan yang
tinggi.

Gas yang dapat menyebabkan pencemaran udara antara lain:

1. Oksida Nitrogen

Oksida nitrogen lazim dikenal dengan NO. bersumber dari instalasi pembakaran
pabrik dan minyak bumi. Dalam udara, NO dioksidasi menjadi NO2 dan bila bereaksi
dengan hidrokarbon yang terdapat dalam udara akan membentuk asap. NO 2 akan
berpengaruh terhadap tanam-tanaman dan sekaligus menghambat pertumbuhan.
Pabrik yang menghasilkan NO di antaranya adalah pabrik pulp dan rayon,
almunium, turbin gas, nitrat, bahan peledak, semen, galas, batubara, timah hitam,
seng dan peleburan magnesium.

1. Fluorida

Fluorida adalah racun bersifat kumulatif dan dapat berkembang di atmosfer karena
amat reaktif. Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak dihisap tanah tapi langsung masuk
ke dalam daun-daun menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Binatang
yang memakan daunan tersebut bias menderita penyakit gigi rontok. Pabrik yang
menjadi sumber fluor antara lain pabrik pengecoran aluminium pabrik pupuk,
pembakaran batubara, pengecoran baja dan lainnya.
1. Sulfurdioksida

Gas SO2 dapat merusak tanaman, sehingga daunnya menjadi kuning kecoklatan atau
merah kecoklatan dan berbintik-bintik. Gas ini juga menyebabkan hujan asam,
korosi pada permukaan logam dan merusak bahan nilon dan lain-lain. Gas
SO2 menyebabkan terjadinya kabut dan mengganggu reaksi fotosintesa pada
permukaan daun. Dengan air, gas SO2membentuk asam sulfat dan dalam udara tidak
stabil. Sumber gas SO2adalah pabrik belerang, pengecoran biji logam, pabrik asam
sulfat, pabrik semen, peleburan tembaga, timah hitam dan lain-lain. Dalam
konsentrasi melebihi nilai ambang batas dapat mematikan.

1. Ozon

Ozon dengan rumus molekul O3 disebut oksidan merupakan reaksi foto kimiawi
antara NO2 dengan hidrokarbon karena pengaruh ultra violet sinar matahari. Sifat
ozon merusak daun tumbuh-tumbuhan, tekstil dan melunturkan warna. Reaksi
pembentukan ozon sebagai berikut:

NO2            ultra violet             NO + On

O2 + On                                O3

NO + On                              NO2

Peroksil asetil nitrat merupakan reaksi NO2 dalam fotosintesa merusakkan tanaman.

1. Amonia

Gas amonia dihasilkan pabrik pencelupan, eksplorasi minyak dan pupuk. Gas ini
berbahaya bagi pemanfaatan dan baunya sangat merangsang. Pada konsentrasi 25%
mudah meledak.

1. Karbon Monoksida

Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber


utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam
termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan
badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama
yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari
sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta ton per tahun. Separuh dari jumlah
ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan
sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan
minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO
(1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi
kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para
perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.
Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah tangga
dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO yang
cukup tinggi didalam kendaraan sedan maupun bus. Kadar CO diperkotaan cukup
bervariasi tergantung dari kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan
bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan
dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari. Selain cuaca, variasi dari kadar CO
juga dipengaruhi oleh topografi jalan dan bangunan disekitarnya. Pemajanan CO
dari udara ambien dapat direfleksikan dalam bentuk kadar karboksi-haemoglobin
(HbCO) dalam darah yang terbentuk dengan sangat pelahan karena butuh waktu 4-
12 jam untuk tercapainya keseimbangan antara kadar CO diudara dan HbCO dalam
darah. Oleh karena itu kadar CO didalam lingkungan, cenderung dinyatakan sebagai
kadar rata-rata dalam 8 jam pemajanan Data CO yang dinyatakan dalam rata-rata
setiap 8 jam pengukuran sepajang hari (moving 8 hour average concentration)
adalah lebih baik dibandingkan dari data CO yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3
kali pengukuran pada periode waktu 8 jam yang berbeda dalam sehari. Perhitungan
tersebut akan lebih mendekati gambaran dari respons tubuh manusia tyerhadap
keracunan CO dari udara. Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang
(indoor) terutama berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakan bahan bakar
fosil dan tungku masak. Kadar nya akan lebih tinggi bila ruangan tempat alat
tersebut bekerja, tidak memadai ventilasinya. Namun umunnya pemajanan yang
berasal dari dalam ruangan kadarnya lebih kecil dibandingkan dari kadar CO hasil
pemajanan asap rokok. Beberapa Individu juga dapat terpajan oleh CO karena
lingkungan kerjanya. Kelompok masyarakat yang paling terpajan oleh CO termasuk
polisi lalu lintas atau tukang pakir, pekerja bengkel mobil, petugas industri logam,
industri bahan bakar bensin, industri gas kimia dan pemadam kebakaran.
Pemajanan CO dari lingkungan kerja seperti yang tersebut diatas perlu mendapat
perhatian. Misalnya kadar CO di bengkel kendaraan bermotor ditemukan mencapai
setinggi 600 mg/m3 dan didalam darah para pekerja bengkel tersebut bisa
mengandung HbCO sampai lima kali lebih tinggi dari kadar nomal. Para petugas
yang bekerja dijalan raya diketahui mengandung HbCO dengan kadar 4–7,6%
(porokok) dan 1,4–3,8% (bukan perokok) selama sehari bekarja. Sebaliknya kadar
HbCO pada masyarakat umum jarang yang melampaui 1% walaupun studi yang
dilakukan di 18 kota besar di Amerika Utara menunjukan bahwa 45 % dari
masyarakat bukan perokok yang terpajan oleh CO udara, di dalam darahnya
terkandung HbCO melampaui 1,5%. Perlu juga diketahui bahwa manusia sendiri
dapat memproduksi CO akibat proses metabolismenya yang normal. Produksi CO
didalam tubuh sendiri ini (endogenous) bisa sekitar 0,1+1% dari total HbCO dalam
darah.

Pengendalian terhadap gas CO atau gerakan CO adalah sebagai berikut:

1. Pencegahan

 Sumber Bergerak
 Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
 Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
 Memasang filter pada knalpot.
 Sumber Tidak Bergerak
 Memasang scruber pada cerobong asap.
 Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
 Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
 Manusia

Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (10000
µg/Nm3 udara dengan rata-rata waaktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah
dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya:

 Menggunakan APD seperti masker gas.


 Menutup/menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO seperti
sumur tua, goa, dll.

1. Penanggulangan
2. Mengatur pertukaran udara di dalam ruang seperti menggunakan exhaust-
fan.
3. Bila terjadi korban keracunan maka lakukan:

 Dikeluarkan dari area supaya mendapat udara segar.


 Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
 Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

4. Dampak

Gas tertentu yang lepas ke udara dalam konsentrasi tertentu akan membunuh
manusia. Konsen trasi fluorida yang diperkenankan dalam udara 2,5 mg/meter
kubik. Fluorida dan persenyawaannya adalah racun dan mengganggu metabolism
kalsium dan enzim. Sedangkan hidrogen fluorida sangat initatif terhadap jaringan
kulit, merusak paru-paru dan menimbulkan penyakit pneumonia.

Asam sulfida, garam sulfida dan karbon disulfida adalah persenyawaan yang
mengandung sulfur. Persenyawaan sulfida dapat terurai dan lepas ke udara
menyebabkan kerusakan pada sel susunan saraf. Dalam kadar rendah tidak berbau
dan bila kadar bertambah menyebabkan bau yang tidak enak gejalanya cepat
menghebat menimbulkan pusing, batuk dan mabuk.

Uap yaitu bentuk gas dari zat tertentu tidak kelihatan dan dalam ruangan berdifusi
mengisi seluruh ruang. Yang harus diketahui adalah jenis uap yang terdapat dalam
ruangan karena untuk setiap zat berbeda.daya reaksinya. Zat-zat yang mudah
menguap adalah amoniak, chlor, nitrit, nitrat, dan lain-lain.

Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri sepeti pengolahan,
penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun dad
anorganik. Debu karena ringan akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik
bumi. Debu yang membahayakan adalah debu kapas, debu asbes, debu silicosis,
debu stannosis pada pabrik timah putih, debu siderosis, debu yang mengandung
Fe2O3. Penimbunan debu dalam paru-paru akibat lingkungan mengandung debu
yaitu pada manusia yang ada di sekitarnya bekerja atau bertempat tinggal.
Kerusakan kesehatan akibat debu tergantung pada lamanya kontak, konsentrasi
debu dalam udara, jenis debu itu sendiri dan lain-lain.
Asap adalah partikel dari zat karbon yang keluar dari cerobong asap industri karena
pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan yang mengandung karbon. Asap
bercampur dengan kabut atau uap air pada malam hari akan turun ke bumi
bergantungan pada daun-daunan ataupun berada di atas atap rumah. Bahan yang
bersifat partikel menurut sifatnya akan menimbulkan:

1. Ransangan saluran pernafasan.


2. Kematian karena bersifat racun.
3. Penyakit demam.

Bahan yang bersifat gas dan uap menurut sifat-sifatnya akar berakibat:

1. Merangsang penciuman seperti : HC1, H2S, NH3


2. Merusak alat-alat dalam tubuh, misalnya CaCI
3. Merusak susunan saraf : uap plumbum, fluoride
4. Merusak susunan darah : benzena

Untuk menghindari dampak yang diakibatk’an limbah melalui udara selain


menghilangkan sumbernya juga dilakukan pengendalian dengan penetapan nilai
ambang batas. Nilai ambang batas adalah kadar tertinggi suatu zat dalam udara yang
diperkenankan, sehingga manusia dan makhluk lainnya tidak mengalami gangguan
penyakit atau menderita karena zat tersebut. Di samping itu masih ada rumusan lain
yang diberikan khusus bagi para pekerja dalam lingkungan itu. Karena waktu kerja
manusia pada umumnya 8 jam sehari atau 40 jam seminggu, maka nilai ambang
batas bagi mereka berbeda dengan nilai ambang batas pada umumnya. Suatu zat
yang sama akan berbeda penerapannya terhadap kedua obyek yang berbeda,
misalnya antara manusia dan hewan, antara manusia dengan manusia sendiri dalam
dua lingkungan yang berbeda.

5. Penanganan Korban

Menyelamatkan serta mengobati korban keracunan oleh racun gas yang berbeda
mempunyai beberapa kesamaan dalam tindakan gawat daruratnya, yaitu sebagai
berikut:

1. Memindahkan penderita ke tempat lain yang udaranya segar, korban tidak


boleh ditolong di tempat peristiwa kejadian keracunan.
2. Menolong penderita dengan pernafasan buatan, apabila alat pernafasan
korban terganggu fungsinya.
3. Memberikan oksigen kepada korban.
4. Memberikan terapi khusus menurut jenis keracunan, misalnya pada
keracunan H2S diberika ula pengobatan yang ditujukan kepada eema paru dan
lainnya. Dalam hal keracunan CO boleh dikatakan pertolongan itu sendiri yaitu
memindahkan korban ke tempat yang udaranya tidak tercemar CO sudah
merupakan suatu antidote.

Khusus untuk pertolongan korban, perlu diperhatikan bahwa tidak boleh seorang
pun menolong korban, apabila dia sendiri tidak tahu tata cara memberikan
pertolongan dan juga ia tidak mempergunakan alat pelindung yang memadai.
Pengalaman menunjukkan bahwa penolonga yang tidak mematuhi persyaratan
tersebut akhirnya menjadi korban keracunan pula.

Maka dari itu, pengetahuan yang cukup dan kesadaran tinggi pekerja/ buruh
merupaka syarat mutlak untuk menghindari ada dan banyaknya korban yang
disebabkan oleh gas beracun yang berada dalam pekerjaan pada tempat kerja
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai