Anda di halaman 1dari 8

1.

Struktur

ISO 45001:2018 mengadopsi High Level Structure (HLS) atau struktur


tingkat tinggi berdasarkan ISO Guide 83 (Annex SL) untuk mempermudah
proses implementasi dan integrasi beberapa sistem manajemen di sebuah
organisasi. Berikut perbedaan struktur pada standar ISO 45001 dan OHSAS
18001:

Klausul pada OHSAS


Klausul pada ISO 45001:2018
18001:2007
1. Scope

2. Normative References

3. Terms and Definitions


1. Scope
4. Context of the Organization
2. Reference Publications
5. Leadership
3. Terms and definitions
6. Planning
4. OH&S Management System
Requirements
7. Support
 
8. Operation

9. Performance Evaluation

10. Improvement

2. Konteks Organisasi

Penerapan HLS pada ISO 45001:2018 menghasilkan perbedaan mendasar


dengan OHSAS 18001, yakni dengan diadakannya pasal baru mengenai
"Konteks Organisasi". ISO 45001:2018 menyiratkan fokus lebih kuat pada
konteks organisasi.  

Pada ISO 45001 klausul 4.1 dijelaskan, sebelum menyusun sistem


manajemen K3, setiap organisasi dituntut untuk memahami kebutuhan dan
harapan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah, shareholder,
pemasok dan masyarakat/ komunitas sekitar dan dituntut untuk
mempertimbangkan isu-isu K3 internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk memenuhi tujuan K3.

3. Kepemimpinan

Perbedaan lainnya adalah peran kuat dari manajemen puncak. K3 menjadi


aspek utama dari keseluruhan sistem manajemen di sebuah organisasi, yang
membutuhkan komitmen kuat dari manajemen puncak. Pada ISO
45001:2018, manajemen puncak memiliki peran kepemimpinan yang kuat
terhadap sistem manajemen K3.  Pada saat yang sama, organisasi juga
perlu melibatkan pekerja dalam mencapai tujuan K3.

Sedangkan peran kepemimpinan pada OHSAS 18001 bersifat tunggal,


organisasi yang menggunakan standar ini mendelegasikan tanggung jawab
K3 kepada perwakilan manajemen atau manajer K3.

4. Partisipasi Pekerja

ISO 45001:2018 pada klausul 5.4 membahas tentang partisipasi pekerja.


Standar ini lebih menekankan dan mendorong partisipasi pekerja, terutama
non-managerial worker dalam sistem manajemen K3. Partisipasi pekerja
inilah yang tidak dibahas secara spesifik dalam OHSAS 18001.

Pada ISO 45001, non-managerial worker didorong berpartisipasi dalam


menentukan:

 Mekanisme untuk partisipasi dan konsultasi


 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
 Tindakan pengendalian bahaya dan risiko
 Identifikasi kebutuhan kompetensi, pelatihan dan evaluasi pelatihan
 Investigasi kecelakaan, ketidaksesuaian dan terlibat dalam tindakan
pengendaliannya
 Kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan
 Kebijakan K3
 Peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan otoritas organisasi.

5. Identifikasi Bahaya
Sebagaimana OHSAS 18001, ISO 45001 juga berfokus pada identifikasi
bahaya secara proaktif dan terus menerus. Tetapi, ISO 45001 membuat
beberapa pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya yang tidak
disebutkan dalam OHSAS 18001.

Untuk identifikasi bahaya, ISO 45001 memiliki pertimbangan yang tidak


terlepas pada:

 Kondisi dan kegiatan rutin dan non-rutin pada pekerjaan


 Situasi darurat
 Faktor manusia, mencakup pekerja, kontraktor, pengunjung dan tamu
perusahaan
 Perubahan terbaru atau yang baru diusulkan dalam organisasi, operasi
kegiatan dan sistem manajemen K3
 Kecelakaan kerja sebelumnya, baik internal atau eksternal organisasi
termasuk penyebabnya
 Perubahan pengetahuan atau informasi tentang bahaya
 Faktor sosial, seperti beban kerja, jam kerja, kepemimpinan dan
budaya organisasi.

6. Informasi Terdokumentasi

Dalam pelaksanaan OHSAS 18001, organisasi banyak terfokus pada


pemeliharaan dan pengendalian dokumen dan catatan. Sedangkan dalam
ISO 45001, dokumen dan catatan dihilangkan dan diganti menjadi istilah
baru, yakni “ Documented Information”.

ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, media


pendukung berupa kertas, magnetik, elektronik, foto atau kombinasi dari
semuanya. ISO 45001 memperbolehkan informasi terdokumentasi dalam
format dan media pendukung apa pun, serta dari sumber mana pun.

Namun, organisasi tetap harus mengendalikan informasi terdokumentasi


dengan baik. Informasi terdokumentasi harus selalu tersedia dan cocok
digunakan di mana dan kapan pun diperlukan serta terlindung keamanan
dan kerahasiaannya.

7. Outsourcing, Pemasok dan Kontraktor


Pada ISO 45001, organisasi harus memastikan proses outsourcing dan
segala pengadaan barang/ jasa yang dilakukan oleh outsourcing, pemasok
dan kontraktor tetap terkendali dan sesuai dengan persyaratan sistem
manajemen K3. Persyaratan mengenai outsourcing, pemasok dan kontraktor
ini dibahas secara spesifik dalam klausul berbeda.

Sementara pada OHSAS 18001, standar ini hanya membahas tentang


outsourcing ataupun kontraktor dalam satu klausul 4.4.6 operational control.

8. Peningkatan (Improvement)

ISO 45001 memiliki klausul yang membahas mengenai peningkatan


(improvement) secara spesifik. Sedangkan dalam OHSAS 18001,
pembahasan secara spesifik dan terpisah mengenai peningkatan tidak
tersedia, namun pembahasannya tetap terintegrasi dengan beberapa klausul
lain.

Terkait peningkatan, organisasi harus melakukan tindakan peningkatan


berkelanjutan untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam sistem
manajemen K3. Dalam melakukan tindakan peningkatan, organisasi harus
melakukan penyelidikan insiden, penyelidikan ketidaksesuaian, dan tindakan
perbaikan berkelanjutan. 

Meskipun terdapat beberapa perbedaan, baik ISO 45001 maupun OHSAS


18001 tetap memiliki tujuan yang sama, yakni mengurangi risiko di tempat
kerja dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang
terlibat dalam kegiatan organisasi.

Standar ISO 45001:2018 dan Penerapannya

Lebih dari 2,78 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan atau penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan setiap tahunnya. ─ Data International
Labour Organization (ILO) 2017

Setiap hari, ribuan nyawa melayang akibat kecelakaan atau penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan. Kematian pada pekerja ini seharusnya
dapat dicegah dan dikendalikan agar tidak terulang di masa mendatang.
Oleh karena itu, ISO 45001 hadir untuk membantu organisasi melakukan hal
ini.
Dengan diterbitkannya ISO 45001:2018 ini sangat diharapkan dapat
memperbaiki sistem manajemen K3 di negara-negara di seluruh dunia,
termasuk Indonesia. ISO 45001:2018 dirancang untuk membantu organisasi
mengelola risiko K3 dan memperbaiki kinerja K3 secara proaktif.

"Standar baru ini akan membantu organisasi menyediakan


lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dan tamu
perusahaan dengan terus meningkatkan kinerja K3 mereka."─ David
Smith, Ketua Komite Proyek ISO/PC 283
ISO 45001:2018 menggunakan model Plan-Do-Check-Act (PDCA) dalam
implementasinya, yang menyediakan kerangka kerja sederhana dan efektif
bagi organisasi untuk merencanakan apa yang harus mereka lakukan di
tempat kerja sehingga risiko K3 dapat diminimalkan. 

PDCA pada ISO 45001:2018

Sumber: dqs-cfs.com

 
Apakah ISO 45001:2018 berlaku untuk semua jenis
organisasi?

Ya. ISO 45001 dirancang untuk membantu organisasi dari semua ukuran,
industri, atau sifat bisnisnya. Setiap organisasi bertanggung jawab
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Tujuan ISO 45001
adalah membantu organisasi untuk melakukan hal ini.

Apa saja manfaat ISO 45001:2018 bagi organisasi?

Manfaat utama dari penerapan ISO 45001:2018, antara lain:

1. Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja
3. Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat turnover atau pergantian
pekerja, untuk mendorong produktivitas
4. Mengurangi biaya premi asuransi
5. Menciptakan budaya K3, di mana pekerja didorong untuk aktif terlibat
dalam K3
6. Memperkuat peran kepemimpinan (manajemen puncak) untuk
meningkatkan kinerja K3 secara proaktif
7. Kemampuan memenuhi kewajiban terhadap peraturan perundangan
dan persyaratan K3
8. Meningkatkan reputasi perusahaan karena telah mencapai standar
internasional.

Apa yang harus saya lakukan jika saya sudah


mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001?

ISO 45001 akan menggantikan posisi OHSAS 18001. Begitu ISO 45001
dipublikasikan, maka organisasi yang telah memiliki sertifikat OHSAS 18001
diberi kesempatan tiga tahun untuk migrasi ke ISO 45001. Sementara,
organisasi yang belum memiliki sertifikat OHSAS 18001 dapat langsung
menerapkan ISO 45001 yang merujuk pada tahapan penerapan ISO 45001.

 
Bisakah ISO 45001 diintegrasikan dengan sistem
manajemen lain?

Bisa. ISO 45001:2018 mengadopsi High Level Structure (HLS) atau struktur
tingkat tinggi berdasarkan ISO Guide 83 (Annex SL), seperti struktur yang
sudah diterapkan pada ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.

Annex SL menetapkan struktur semua standar sistem manajemen di


masa depan dalam 10 klausul atau kriteria.

Struktur tingkat tinggi pada ISO 45001 bertujuan untuk memfasilitasi proses
implementasi dan integrasi beberapa sistem manajemen secara harmonis,
terstruktur dan efisien.

Sebagai contoh, ISO 45001 dan ISO 14001 dapat diintegrasikan dengan
mudah karena keduanya memiliki kaitan yang cukup erat. Hal ini dilihat dari
banyak organisasi yang menggabungkan sistem manajemen K3 (ISO 45001)
dengan sistem manajemen lingkungan (ISO 14001). 

Jika saya ingin mulai menerapkan ISO 45001, tindakan


apa yang sebaiknya saya lakukan?

Jika Anda mempertimbangkan untuk menerapkan ISO 45001 atau migrasi


dari OHSAS 18001, berikut beberapa langkah yang sebaiknya Anda lakukan:

1. Lakukan analisis terhadap pihak yang berkepentingan (individu atau


organisasi yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi Anda), serta
faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis Anda
2. Tentukan ruang lingkup sistem, dengan mempertimbangkan apa yang
ingin Anda capai dari sistem manajemen K3 Anda
3. Tentukan kebijakan dan tujuan K3 Anda
4. Tentukan perencanaan penerapan sistem manajemen K3 dan target
waktu untuk mencapai itu
5. Tentukan kompetensi dan/atau sumber daya yang akan mengelola
sistem manajemen K3 sebelum Anda menerapkan standar.

Anda mungkin juga menyukai