Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Budaya 5R di PT Asahimas Flat Glass Tbk,

Kawasan Bukit Indah Industrial Park Karawang


Gumilar Bagus Pinogoro
Mahasiswa program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
E-mail: gbaguspinogoro@gmail.com

Abstract.5R culture is one of the industrial work culture that is quite easy to understand, this
concept is the first step in spreading industrial culture. 5R culture is the application of K3 so
that workers have standards in working properly. The concept of the 5R culture includes
Concise, Neat, Clean, Caring and Diligent that must be implemented when working, so that the
creation of a safe and comfortable workplace. The purpose of this study is to explain the
application of the 5R culture residing at PT Asahimas Flat Glass Tbk. This research method
uses qualitative methods with an informant who works at the company. The results showed that
PT Asahimas Flat Glass Tbk. has run the 5r culture well. Based on these results there is a
policy regarding acculturation of the company conducted by 5R in order to achieve a
productivity.

Keywords: 5R Culture, Application of K3.

1. Pendahuluan
Teknologi yang semakin maju dan tidak dapat dielakkan, terutama pada sektor industri yang ditandai
dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi, dan modernisasi serta struktur globalisasi. Hal ini
memberikan dampak baik bagi proses produksi karena digunakan alat-alat yang lebih canggih serta
modern dan bahan yang lebih berbahaya meningkat seiring dengan industrialisasi. Tentunya hal ini
memiliki efek samping berupa jumlah dan ragam sumber bahaya bertambah akibat penggunaan
teknologi itu sendiri contohya seperti lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan syarat keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), proses kerja yang tidak baik, peraturan kerja yang semakin komplek
sehingga dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja(Tarwaka,2014).
Pada salah satu penerapan K3 yang dilakukan di industri bertujuan menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat terhindar dari kecelakan dan
penyakit akibat kerja dan meningkatkan produktivitas dalam bekerja (Yenita, 2017). Banyak dari
kecelakan kerja yang timbul hanya karena akibat dari hal yang sepele, Hal seperti pekerjaan rumah
seperti menyapu, mengepel maupun membersikan tempat kerja yang terkadang memberikan pengaruh
bagi keselamatan dan kesehatan para pekerja.
Penanganan untuk masalah dari ragam sumber bahaya perlu dilakukan dengan cara yang baik.
Salah satu pencegahan yang banyak dilakukan perusahaan adalah budaya 5R agar para pekerja merasa
aman dan nyaman di lingkungan kerja mereka. PT Asahimas Flat Glass Tbk. merupakan perusahaan
yang memproduksi berbagai macam jenis kaca terutama pada jenis kaca mobil dengan mengandalkan
mitra bisnis dari produsen mobil-mobil terkenal yagng berada di wilayah Kawasan Bukit Indah
Industrial Park. Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) dilakukan sebagai bentuk adaptasi
dari budaya kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) yang penerapannya sama dan berasal
dari Negara Jepang yang dikembangkan oleh Hiroyuki Hirano dan telah digunakan berbagaimacam
perusahaan di berbagai negara (Sartono dam Mukhamad, 2012).
PT Asahimas Flat Glass Tbk. melalui wawancara pada seorang pekerja bahwa penerapan
budaya 5R di perusahaan ini telah dilakukan melalui berbagai kebijakan dalam bekerja. Hal ini
menandakan bahwa tim dari Health Safety Environment (HSE) telah berhasil memberiakan kesan
kepada para pekerja mengenai pentingnya budaya 5R. Selain itu tugas HSE adalah melakukan
pengawasan dan tanggung jawab terhadap seluruh jaminan keselamatan dan kesehatan para
pekerjanya. Dalam penerapan budaya 5R tim HSE melakukan semua lini dengan membuat organisasi
5R, membuat jadwal, pemetaan area, serta mengadakan pembahasan berupa bimbingan terhadap para
pekerja.

2. Metode
Jenis metode penelitian dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan
penelitian berupa penelitian kulitatif. Penelitian ini dilakukan atas dasar pemenuhan tugas Bahasa
Indonesia dengan tujuan agar para pembaca mengetahui penerapan budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin) di PT Asahimas Flat Glass Tbk. Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan seorang
informan yang bekerja di PT Asahimas Flat Glass Tbk. yang telah mengabdi selama 23 tahun. Dalam
penelitian ini untuk mendapatkan informasi peneliti menggunakan alat komunikasi melalui layanan
aplikasi obrolan kepada informan.
Metode pegumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak langsung, sehingga sumber
data berasal dari informan berdasarkan pada pengalaman dan pendapat yang dialami informan
mengenai pembahasan tentang penelitian ini.

3. Hasil dan Pembahasan


Gambaran perusahaan
Berdasarkan penelitian dan wawancara yang telah dilakukan, PT Asahimas Flat Glass Tbk. meruaka
perusahan yang memproduksi berbagai jenis kaca mobil. Adapun target pasar industri ini adalah
perusahaan yang memproduksi mobil, perusahaan tersebut antara lain Toyota, Daihatsu, Hino, Isuzu,
Suzuki dan perusahan produsen mobil lainnya terutama produsen dari perusahaan asal Jepang. Secara
garis besar produksi kaca PT Asahimas Flat Glass Tbk. di golongkan menjadi Laminate Glass dan
Tempered Glass. Laminate Glass Adalah kaca pengaman yang terdiri dari beberapa lapisan kaca
dimana diantaranya terdapat lembaran Polivinyl Butiral (PVB) Film, apabila pecah maka pecahan
akan tetap menempel pada PVB film. Sedangkan Tempered Glass adalah Kaca pengaman yang dibuat
berdasarkan proses tempering, yaitu proses pemanasan kaca biasa sampai suhu tertentu (650 – 750)O
C dan kemudian didinginkan secara tiba tiba dengan meyemprotkan udara. Akibat proses tempering
ini, pada lapisan luar kaca bekerja tegangan tekan (compressive test) dan pada lapisan dalam kaca
bekerja tegangan tarik (tensile stress). Apabila pecah maka pecahan akan berbentuk butiran- butiran
yang tidak membahayakan.

Penerapan 5R
5R merupakan program untuk memperbaiki dan menjadi pedoman dalam budaya kerja yang ada di
perusahaan. Sehingga dengan Program ini para pekerja dapat membawa pola pikir mereka dalam
berkerja kearah yang lebih positif. Mereka sebagai pekerja akan merasa aman, nyaman, lingkungan
kerja yang bersih dan semangat dalam melakukan pekerjaan. Tetapi dalam praktiknya tidak mudah
untuk menjalakan program 5R ini karena banyak pekerja yang belum menerapkan kreativitas dalam
bekerja. Kebanyakkan pekerja beranggapan bahwa industri hanya tempat mencari penghasilan semata
sehingga ketika tidak di awasi mereka tidak mau menerapkan kreativitas dalam bekerja. Selain itu,
tidak adanya komitmen bersama dan dukungan yang konsisten dari level top manajer membuat budaya
5R tidak berjalan atau gagal di terapkan.
Mereka yang menjadi penanggung jawab atau pemegang kebijakan ini diharapkan mampu
mengatasi dan mencegah terjadinya pemborosan yang terdapat dilingkungan kerja. Karena dengan
kurangnya perhatian dari orang yang terlibat dalam penerapan budaya 5R dapat berdampak pada
produktivitas, pemborosan, kualitas produk bahkan sistem pelayanan. Sehingga perlu dilakukan
pengoptimalan program 5R yang berlaku, sebaiknya langkah awal yang diterapkan dalam menangani
masalah ini adalah dengan mengubah paradigm para pekerja yang kurang toleransi dengan pola pikir
terhadap sesuatu yang tidak standar di lingkungan kerja.
PT Asahimas Flat Glass Tbk. sebagai industri yang memiiki sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja telah melakukan upaya dalam menjamin para tenaga kerjanya. Oleh karena itu,
diperlukan upaya untuk menjamin para tenaga kerja, yaitu dengan adanya penerapan budaya 5R di
semua lini perusahaan. Program 5R dilakukan agar para pekerja secara tidak langsung menjamin
keselamatan dan kesehatan diri mereka serta lingkungan kerja mereka. Sehingga jika seluruh orang
yang berada di lingkungan kerja PT Asahimas Flat Glass Tbk. telah memahami tentang budaya kerja
5R ini maka angka kecelakan yang terjadi akibat dari proses kerja berkurang dengan efisien. Selain itu
budaya ini juga akan meningkatkan produktivitas pekerja sehingga seluruh komponen yang menjadi
bagian dari PT Asahimas Flat Glass Tbk. akan megalami keuntungan yang besar.

Program 5R
Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan PT Asahimas Flat Glass telah membuat
kebijakan tentang penerapan budaya kerja 5R. Adapun program 5R yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
• Melibatan semua lini dengan membuat struktur organisasi 5R
Dengan adanya organisasi 5R ini setiap lini dapat mengetahui program tentang 5R yang harus
dilaksanakan sesuai dengan anjuran yang di berikan oleh HSE. Setiap anggota organisasi 5R harus
memiliki pemahaman mengenai penerapan 5R yang sistematis dan efisien. Jika pemahaman atau
penguasaan materi tentang penerapan 5R belum berjalan dengan baik maka langkah yang perlu
dilakukan dengan mengutus beberapa anggota organisasi untuk melakukan pelatihan penerapan 5R
yang didapat dari luar lungkungan kerja. Adapun tujuan organisasi ini tentu untuk mengawasi program
serta memberikan masukan agar program 5R dapat terlaksana dengan baik.
• Membuat jadwal harian, mingguan bahkan bulanan
Untuk mengawasi berjalannya program 5R ini maka diperlukan jadwal untuk evaluasi tentang
program 5R. walaupun melakukan sitem audit yang terjadwal namun pelaksanaan secara acak dapat
dilakukan oleh top manajemen untuk menghindari pihak yang biasanya hanya melakukan proses
pengawasan saja sebelum audit pelaksanan 5R dimulai. Hal ini menjadikan para perkerja sebagai
sinyal peberitahuan agar para pekerja konsisten dalam melaksanakan penerapan 5R di lingkungan
kerja.
• Pemetaan area dan dibuat penanggung jawabnya
Pembagian area kerja berdasarkan dengan program 5R, dilakuakan agar setiap area memiliki
penanggung jawab mengenai program 5R. Biasanya dilakukan seperti pengawasan kebersihan
lingkungan kerja oleh penanggung jawab sebagai bahan laporan terhadap HSE perusahaan. Bahkan
sebelum penerapan 5R dimulai, dapat dilakukan pilot projek (projek percontohan) 5R dengan cara
yang efektif pada salah satu area yang mana bisa dilakukan dengan berbagai pihak dari lintas
karyawan.
• Mengadakan toolbox meeting
Program ini berupa bimbingan kepada para pekerja sesuai area yang diadakan sebelum waktu masuk
kerja, biasanya program ini diadakan dengan durasi 10 menit. Dibutuhkan suatu pelatihan yang
memadai untuk kepada para pekerja, mengingat bahwa segala bentuk penerapan budaya 5R
diimplementasikan oleh para pekerja secara langsung.
• Diadakan meeting bulanan
Meeting ini dilakukan untuk mengetahui keberlangsungan program 5R dan juga pemberian materi
tentang pentingnya 5R bagi seluruh komponen perusahaan, jika program 5R ini telah dilaksanakan
maka harus menyerahkan laporan ke department terkait masing-masing area yang sudah dibagi. Yang
paling penting, meninjau hasil dan item tindakan (yang baik dan yang buruk) dengan kelompok
yang bertanggung jawab untuk area yang diaudit. Dengan selalu mengharapkan untuk
mendapatkan umpan balik dan ide-ide karyawan.
PT Asahimas Flat Glass Tbk. melakukan pendataan yang dapat di lihat oleh setiap pekerja
secara terbuka yang dapat dilihat dipapan informasi. Data yang diseidakan berupa kesiapan setiap
pekerja dan juga program mengenai penerapan 5R yang akan dilakukan. Selain itu, terdapat kuesioner
tentang penerapan budya 5R. Papan informasi juga terdapat statistiK penerapan 5R, struktur organisasi
5R dan foto mengenai masalah mengenai penerapan 5R. Hal ini membuktikan bahwa hasil dari
pelaksanaan 5R di PT Asahimas Flat Glass Tbk. membuktikan adanya penerapan 5R dan dapat
diawasi oleh seluruh pekerja PT Asahimas Flat Glass Tbk. Bahkan untuk melakukan sosialisasi PT
Asahimas Flat Glass Tbk. telah memberikan buku pedoman tetang K3 dan pengelolaan lingkungan
kepada setiap pekerja. Hal ini memudahkan para pekerja untuk mengingat kembali materi tentang
sistem penerapan 5R di perusahaan.

4. Simpulan
PT Asahimas Flat Glass Tbk. telah melakukan penerapan budaya 5R dengan baik dan memiliki
program untuk menerapkan budaya 5R yang jelas. Dalam setiap harinya pelaksanan budaya 5R
dilakukan dengan pengawasan oleh penanggung jawab yang telah ditunjuk, sehingga program
penerapan 5R di PT Asahimas Flat Glass Tbk. dapat berjalan dengan konsisten. Meskipun telah
dilaksanakan dengan pengawasan, masih ada pekerja yang masih belum peduli mengenai budaya 5R.
Padahal budaya 5R memiliki banyak manfaat bagi seluruh komponen di PT Asahimas Flat Glass Tbk.
Budaya 5R yang diterapkan oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk. dalam kondisi sebenarnya sudah
diterapkan dengan sangat baik, hal ini ditandai dengan beberapa pekerja yang memiliki kesadaran
untuk menegur pekerja yang lain ketika tidak sesuai standar. Perusahaan ini sendiri melakukan
pendataan dan pengorganisasian untuk penerapan budaya 5R dengan dilakuan secaa transparan dan
menerima masukan dari para pekerja demi kebaikan bersama.

5. Daftar Pustaka
Rantung, A. R., Pinontoan, O. R., & Suoth, L. (2019). ANALISIS PENERAPAN BUDAYA 5R (RINGKAS,
RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI OLEH PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK. KESMAS, 7(5).
IRAWAN, F. (2011). PENERAPAN RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN (5R) DI BAGIAN
PRODUKSI DAN ADMINISTRASI PT. CALVARI ABADI UNIT PRECAST CONCRETE (Doctoral
dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Purwanto, A. B., Subaris, H. K., MKes, S. K., & PH, S. D. S. K. M. (2018). Penerapan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin) Di PT. Pertamina DPPU Adi Sumarmo Boyolali Tahun Ajaran 2017/2018 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Norikun, B. (2019). PENERAPAN BUDAYA JEPANG (SEIRI DAN SEITON) TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN.
Nusannas, I. S. (2016). Implementasi Konsep Budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat Dan Rajin) Sebagai
Upaya Meningkatkan Kinerja Perusahaan Dari Sisi Non Keuangan. Eqien: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 3(2),
93-106.
Absari, D. M. (2013). Penerapan Standar 5r Pada Area Produksi Konveksi 4 Di Pt. Dan Liris Sukoharjo.
Susanto, S. A. J., & Rahardjo, J. (2018). Analisa Perubahan dan Perbaikan Sistem Kerja Serta Budaya Perusahaan
dengan Fast Start dan 5R pada SPP KRW PT X. Jurnal Titra, 6(2), 145-152.
Puspitasari, E. P. (2014). Penerapan Manajemen Tata Graha 5r (Housekeeping) Sebagai Upaya Pencegahan
Kecelakaan Kerja Di Bagian Gudang Induk Pt. Inka (Persero) Madiun.
Sartono, D., Abduh, M., & Tomang, J. J. A. U. T. (2012). Pengaruh Program 5r (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Produksi Pemintalan Benang. Jurnal Universitas Esa
Unggul, hal 1, 13.
MULYO, W. B. (2011). PENERAPAN 5R DALAM LEAN MANUFACTURING GUNA MENGURANGI
WASTE (Studi Kasus di PT. Bromo Experience) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah
Malang).

Anda mungkin juga menyukai