Anda di halaman 1dari 84

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Fisika Kertas Karya Diploma (Metrologi dan Instrumentasi)

2018

Keran Air On – Off Menggunakan


Sensor Ultrasonik Berbasis
Mikrokontroler ATMega 328P

R, Irma Maharani
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5599
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KERAN AIR ON – OFF MENGGUNAKAN SENSOR
ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA
328P

LAPORAN PROJEK AKHIR 2

IRMA MAHARANI R
152411057

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KERAN AIR ON – OFF MENGGUNAKAN SENSOR
ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA
328P

LAPORAN PROJEK AKHIR 2

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli
Madya

IRMA MAHARANI R
152411057

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

KERAN AIR ON – OFF MENGGUNAKAN SENSOR


ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA
328P

LAPORAN PROJEK AKHIR 2

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang disebutkan sumbernya.

Medan, 20 Juli 2018

Irma Maharani R
152411057

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN LAPORAN PROJEK AKHIR 2

Judul : Keran Air On – Off Menggunakan Sensor


Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler ATMega 328P
Kategori : Projek Akhir 2
Nama : Irma Maharani R
Nomor Induk Mahasiswa : 152411057
Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi
Fakultas : MIPA – Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, 20 Juli 2018

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc Dr. Perdinan Sinuhaji, M.S


NIP. 19660729 199203 2 002 NIP. 19590310 198703 1 002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KERAN AIR ON – OFF MENGGUNAKAN SENSOR
ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA
328P

ABSTRAK

Telah dibuat Keran Air On – Off Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis


Mikrokontroler ATMega 328P. Pembuatan dilakukan untuk pengembangan sensor
dibidang besaran fisis menjadi besaran listrik. Sensor yang digunakan adalah Sensor
Ultrasonik terdiri dari pembangkit sinyal 40KHz yang berfungsi sebagai sensor yang
menghitung jarak. Pada pembuatan alat ini, Mikrontroler ATMega 328P sebagai
sistem minimum perangkat yang akan menjadi otak utama dari sistem yang
dijalankan. Penggunaan ATMega 328P dikarenakan dapat diintegrasikan dengan
sensor.

Kata kunci : Sensor, Mikrokontroler.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


TAP WATER ON OFF BY USING ULTRASONIC SENSOR
BASED ON ATMEGA328P MICROCONTROLLER

ABSTRACT

Has Made Tap Water On - Off By Using Ultrasonic Sensor Based On ATMega 328P
Microcontroller. Making is done for the development of sensors in the field of
physical quantities into electrical quantities. The sensor used is an Ultrasonic Sensor
consisting of a 40KHz signal generator that acts as a sensor that calculates distances.
In the manufacture of this tool, ATMega 328P microcontroller as a minimum system
of devices that will be the main brain of the system being run. The use of ATMega
328P can be integrated with the sensor.

Keywords: Sensor, Microcontroller.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan projek akhir
12 ini. Tak lupa, laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Diploma 3 pada program studi Metrologi dan
Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada projek akhir 2
ini penulis mengambil judul sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan laporan Projek akhir 2 hingga selesainya laporan ini,
penulis banyak mendapat masukan, kritik, saran, bantuan, doa, serta motivasi dari:
1. Tuhan yang Maha Esa yang sekiranya masih memberikan kesehatan dalam
pembutan projek akhir 2 ini.
2. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberi dukungan moral
maupun material yang disertai dengan doa
3. Terimakasih kepada Kakak-kakakku, abang-abangku, adikku, serta keponakanku
yang selalu membantu saya dalam menyusun Projek Akhir 2 ini.
4. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Diana Alemin Barus M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Metrologi dan
Instrumentasi FMIPA USU.
6. Bapak Junedi Ginting S.Si, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi D3 Metrologi
dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
7. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan mengenai projek akhir 2.
8. Seluruh Staff Program Studi D3 Metologi dan Instrumenta atas bimbingan dan
pengarahannya untuk melaksanakan projek akhir tersebut.
9. Kepada bg Roby Yetsun Jaya yang telah meemberikan waktunya untuk membantu
kami mengerjakan projek akhir 2.
10. Kepada Muslimah sejati yang senantiasa mendukung dan memotivasi saya.
11. Seluruh Mahasiswa/i D3 Metrologi dan Insrumentasi stambuk 2015 berkat
kepedulian dan kerjasamanya kita bisa melaksanan projek akhir tersebut.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak
yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta tenaganya untuk dapat membantu saya
dalam menyelesaikan laporan projek akhir21 ini. Untuk itu saya harapkan adanya
kritik dan saran dalam perbaikan penulisan dikemudian hari. Semoga bermanfaat
dan wawasan bagi para pembacanya, akhir kata terimakasih.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Medan, 20 Juli 2018
Hormat saya,

Irma Maharani R

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN PROJEK AKHIR 2 i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 2
1.5 Manfaat 2
1.6 Sistematika Penulisan 3

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA


2.1 Sensor Ultrasonik 4
2.2 Mikrokontroler 5
2.2.1 Mikrokontroler ATMega 328P 6
2.2.2 Fitur ATMega 328P 9
2.2.3 Spesifikasi 10
2.2.4 Pemrograman 10
2.3 LCD (Liquid Crystal Display) 13
2.3.1 Fungsi Pin LCD (Liquid Crystal Display) 14
2.3.2 Cara Kerja LCD (Liquid Crystal Display) 15
2.4 Regulator 16
2.4.1 Jenis-Jenis Regulator Tegangan 18
2.5 Kapasitor 20
2.5.1 Jenis-Jenis Kapasitor 20
2.5.2 Cara Kerja Kapasitor 20

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem 22
3.2 Fungsi Tiap Blok 22
3.3 Mikrokontroler 23
3.4 Sensor Jarak HCSR04 24
3.5 Rangkaian MOSFET 24
3.6 Rangkaian Power Supply Adaptor (PSA) 25
3.7 Perancangan Rangkaian LCD 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1 Pengujian Mikrokontroler ATMega 328 28
4.2 Pengujian port serial 28
4.3 Pengujian Power Supply 30
4.4 Pengujian LCD 30
4.5 Pengujian Sensor HCSR04 31
4.6 Hasil Pengujian Alat 31

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 32
5.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 34

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
2.1 Sensor Ultrasonik 5
2.2 ATMega 328P 7
2.3 Pin Mikrokontroler 328P 9
2.4 Tampilan Pemrograman 11
2.5 Bentuk Fisik LCD 16 x 2 14
2.6 Regulator Tegangan PSA 18
2.7 Dasar IC Voltage Regulator 19
2.8 Kapasitor 21
3.1 Diagram Blok Sistem 22
3.2 Rangkaian Mikrokontroller ATMega 328P 23
3.3 Rangkaian Sensor HCSR04 24
3.4 Rangkaian Driver MOSFET 25
3.5 Rangkaian PSA 25
3.7 Sistem kerja rangkaian LCD 37
4.2 Pengujian Terhubung Serial 29
4.3 Pengujian Modul Interface Arduino 30
4.5 Pengujian Sensor 31

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel

2.1 Spesifikasi ATMega 328P 10


4.1 Data Hasil Pengujian 31

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran

1. Alat Keran Air 35


2. Pemrograman 36
3. Data Sheet Mikrokontroller ATmega328P

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR SINGKATAN

RISC = Reduce Instruction Set Computer


CISC = Completed Instruction Set Computer
EEPROM = Electrically Erasable Programmable Read Only Memory
PWM = Pulse Width Modulation
SRAM = Static Random Access Memory
LCD = Liquid Crystal Display
Register Select = RS
Read/Write = R/W

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dalam
pengembangan sensor di bidang fisika instrumentasi. Sensor merupakan sebuah
perangkat yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik.
Dalam bidang fisika instrumentasi sensor sangat berperan penting. Pada semua
bidang, sensor sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, penulis pada Projek Akhir 2
mengajukan judul “Keran Air On – Off Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis
Mikrokontroller ATMega328P”. Disini sensor yang digunakan adalah sensor
ultrasonik. Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis
(bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonic dibangkitkan
melalui sebuah benda yang disebut Piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan
menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika sebuah osilator
diterapkan pada benda tersebut. Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari
transmitter, reiceiver, dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan
oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik. Pembuatan alat ini mikrokontroler
ATMega328P digunakan sebagai sistem minimum perangkat yang nantinya menjadi
otak utama dari sistem yang dijalankan.
Pengunaan AT-Mega328P dikarenakan jenis ini sangat efisien dalam
penggunaan dan dapat diintegrasikan dengan sensor yang akan digunakan Sensor
yang akan digunakan adalah sensor ultrasonik. Secara prinsip modul sensor
ultrasonik terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker
ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40
KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi
pantulan suaranya. Penggunaan on - off kran air secara otomatis diharapkan dapat
meminimalisir pemborosan pada penggunaannya sendiri. Karena pada umumnya
masyarakat sering lupa untuk menutup kembali kran air. Selain pemborosan hal itu
dapat menyebabkan kran cepat rusak dan tergenangnya air di aliran tempat air.
Dengan adanya sensor ultrasonik yang memiliki prinsip kerja mengirim lebar pulsa
yang mempresentasikan jarak maka diharapkan keran air on – off secara otomasi ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

dapat mudah digunakan tanpa adanya kendala yang sering dialami pada kran air on
– off yang menggunakan sensor PIR atau lainya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Pembuatan Projek Akhir 2 ini mempunyai rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana rangkaian atau diagram blok per blok
2. Komponen apa saja yang digunakan dan apa saja fungsinya
3. Bagaimana program tersebut bekerja

1.3 Batasan Masalah


Mengingat keterbatasan waktu dan menghindari topik yang tidak perlu maka
penulis membatasi pembahasan pembuatan alat ini. Adapun batasan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Perancangan alat ini berupa prototype menggunakan sensor ultrasonik berbasis
mikrokontroler ATMega328P
2. Perancangan ini menggunakan Driver MOSFET
3. Mikrokontroler ATMega328P chip yang digunakan sebagai peralatan elektronik.

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan Penulisan laporan Projek Akhir 2 ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Projek Akhir 2 pada
program Diploma Tiga (D-3) Metrologi Dan Instrumentasi FMIPA Universitas
Sumatera Utara.
2. Mengetahui karakteristik mikrokontroler AT-Mega 328P.
3. Mengetahui cara kerja keran air on – off menggunakan sensor ultarasonik
berbasis mikrokontroler ATMega 328P.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diinginkan dari Projek Akhir 2 ini adalah :
1. Untuk memahami tentang alat jarak berbasis mikrokontroler.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

2. Untuk memberikan kemudahan dalam pengukuran jarak, khususnya dengan


tampilan digital.
3. Untuk memberikan kemudahan bagi penyediaan perlatan pengukuran khususnya
untuk pengukuran jarak.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan Projek Akhir 2 ini, penulis membuat suatu
sistematika penulisan yang terdiri dari:
BAB 1: PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, sistematika penulisan dan relevansi dari penulisan tugas akhir ini.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dari cara kerja rangkaian teori pendukung itu antara lain tentang
Mikrokontroller ATmega328P, IC NE 555, IC 74LS14, dan lain-lain.

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN


Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisi tentang hasil analisa yang dilakukan terhadap pengolahan data yang diperoleh
dan membahas tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan spesifikasi
alat dan lain-lain.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN


Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan saran untuk
pengembangan alat kedepannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Ultrasonik


Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki
frekuensi mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan
dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai
dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Jika gelombang ultrasonic
berjalan melaui sebuah medium, Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung
sebagai berikut:
s = v.t/2……………...................................................................................... (1)
s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara yaitu 344 m/detik
dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika gelombang ultrasonic
menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan
sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan.
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis (bunyi)
menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonic dibangkitkan melalui
sebuah benda yang disebut Piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan
gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 kHz ketika sebuah osilator diterapkan
pada benda tersebut. Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari
transmitter, reiceiver, dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan
oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik.
Modul sensor Ultrasonik ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 3 m.
Keluaran dari modul sensor ultrasonik ini berupa pulsa yang lebarnya
merepresentasikan jarak. Lebar pulsanya yang dihasilkan modul sensor ultrasonic ini
bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS. Secara prinsip modul sensor ultrasonic ini
terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonic dan
sebuah mikropon ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi
suara sementara mikropon ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pintal suaranya.
Alat Ultrasonic modul umunya berbentuk papan elektronik ukuran kecil
dengan beberapa rangkaian elektronik dan 2 buah transducer. Dari 2 buah transducer
ini, salah satu berfungsi sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Ada juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

modul yang hanya mempunyai 1 buah transducer, berfungsi sebagai transmitter dan
receiver sekaligus. Tersedia pin VCC, TRIG, ECHO dan GND. Ada juga modul
yang pin TRIG dan ECHO-nya digabung menjadi satu dan pemakaiannya berganti-
ganti.
Ultrasonic modul ini bekerja dengan cara menghasilkan gelombang suara
pada frekuensi tinggi, yang kemudian dipancarkan oleh bagian transmitter. Pantulan
gelombang suara yang mengenai benda di depannya akan ditangkap oleh bagian
receiver. Dengan mengetahui lamanya waktu antara dipancarkannya gelombang
suara sampai ditangkap kembali, kita dapat menghitung jarak benda yang ada di
depan modul tersebut. Kita mengetahui kecepatan suara adalah 340m/detik. Lamanya
waktu tempuh gelombang suara dikalikan kecepatan suara, kemudian dibagi 2 akan
menghasilkan jarak antara ultrasonic modul dengan benda didepannya.
(https://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html)

Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik


(Sumber: www.elangsakti.com)

2.2 Mikrokontroler
Teknologi mikrokontroler sebagai salah satu produk teknologi semikonduktor
yang berkontribusi besar untuk menunjang aktivitas manusia. Perkembangan
mikrokontroler terkini mampu melakukan proses pengenalan percakapan serta
pengenalan gambaran yang sesuai dengan konteks kebutuhan pengguna.
Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dikhususkan untuk instrumentasi dan
kendali. Contoh aplikasi pada kendali motor, berperan seperti PLC (Programmable
Logic Controller), pengaturan pengapian dan injeksi bahan bakar pada kendaraan
bermotor atau alat mengukur suatu besaran. Mikrokontroler adalah suatu alat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan
program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler
sebenarnya membaca dan menulis data. Adapun kelebihan dari mikrokontroler
adalah sebagai berikut:
a. Penggerak pada mikrokonroler menggunakan bahasa pemprograman assembly
dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem
menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem.
b. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosedor, memori, dan I/O
terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem.
c. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer
sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah
instruksi atau program.
d. Pada mikrokotroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori
dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.
e. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.
(Siswo Wardoyo, dkk. 2015)
2.2.1 Mikrokontroler ATMega 328P
ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe
mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535,
ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler
antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial
(USART, timer, counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran
fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk
segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya
karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535,
ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler
diatas. ATMega 328 P adalah mikrokontroler keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
Computer). Mikrokontroler ATMega 328P adalah prosesor yang kaya fitur. At-
Mega 328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORT B, PORT C, dan PORT D
dengan total pin input atau output sebanyak 23 pin. Port tersebut dapat difungskan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

sebagai input atau output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.
ATMega328 adalah mikrokontroler keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur
RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang mana setiap proses eksekusi data
lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).
Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain:
a. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)
sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena EEPROM
tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
b. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
c. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
d. Memiliki 32 x 8-bit register serba guna.
e. Dengan clock 16 MHz kecepatan mencapai 16 MIPS.
f. Memiliki 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
g. Memiliki 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu
siklus clock.

Gambar 2.2 ATmega328P


(Sumber: ym-try.blogspot.com)
ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD
dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan
sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.
1. Port B
Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output.
Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.
a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran
PWM (Pulse Width Modulation).
c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi
SPI.
d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).
e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock
external untuk timer.
f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama
mikrokontroler.
2. Port C
Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output
digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.
a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit.
ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog
menjadi data digital
b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C
digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki
komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer nunchuck.
3. Port D
Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat
difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga
memiliki fungsi alternatif dibawah ini.:
a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level
sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD
kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.
b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program,
misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi
hardware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan
program interupsi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun
kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu
membutuhkan external clock.
d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer
0.
e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

Gambar 2.3 Pin Mikrokontroler ATMega 328P


(Sumber: ym-try.blogspot.com)
2.2.2 Fitur ATMega 328P
ATMega328 adalah mikrokontroler keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang mana setiap proses eksekusi
data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).
Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur antara lain:
1. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory)
sebesar1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena EEPROM
tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
2. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
3. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
4. 32 x 8-bit register serba guna.
5. Dengan clock 16 MHz kecepatan mencapai 16 MIPS.
6. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan
2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
7. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

2.2.3 Spesifikasi ATMega 328P


Tabel. 2.1 Spesifikasi ATMega 328P
Chip mikrokontroller ATmega328P
Tegangan operasi 5V
Tegangan input (yang 7V - 12V
direkomendasikan)
Digital I/O pin 14 buah, 6 diantaranya menyediakan
PWM
Analog Input pin 6 buah
Arus DC per pin I/O 40 Ma
Memori Flash 32 KB, 0.5 KB telah digunakan
untuk bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 Mhz
Dimensi 45 mm x 18 mm
Berat 5g
(Sumardi. 2012)
2.2.4 Pemrograman
Pemrograman board Arduino Nano dilakukan dengan menggunakan Arduino
Software (IDE), Chip ATmega328 yang terdapat pada Arduino Nano telah diisi
program awal yang sering disebut bootloader. Bootloader tersebut yang bertugas
untuk memudahkan anda melakukan pemrograman lebih sederhana menggunakan
Arduino Software, tanpa harus menggunakan tambahan hardware lain. Cukup
hubungkan Arduino dengan kabel USB ke PC, Mac, atau Linux anda, jalankan
software Arduino Software (IDE), dan anda sudah bisa mulai memrogram chip
ATmega328. Lebih mudah lagi, di dalam Arduino Software sudah diberikan
banyak contoh program yang memanjakan anda dalam belajar mikrokontroller

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

Gambar 2.4 Tampilan Pemrograman


(Sumber: www.makerfabs.com)
Untuk pengguna mikrokontroller yang sudah lebih mahir, anda dapat tidak
menggunakan bootloader dan melakukan pemrograman langsung via header ICSP
(In Circuit Serial Programming) dengan menggunakan Arduino ISP Development
Board Arduino Nano dapat diberi tenaga dengan power yang diperoleh dari koneksi
kabel Mini-B USB, atau via power supply eksternal. External power supply dapat
dihubungkan langsung ke pin 30 atau Vin (unregulated 6V - 20V), atau ke pin 27
(regulated 5V). Sumber tenaga akan otomatis dipilih mana yang lebih tinggi
tegangan. Beberapa pin power pada Arduino Uno :
1. GND adalah ground atau negatif.
2. Vin adalah pin yang digunakan jika anda ingin memberikan power langsung ke
board Arduino dengan rentang tegangan yang disarankan 7V - 12V
3. Pin 5V adalah pin output dimana pada pin tersebut mengalir tegangan 5V yang
telah melalui regulator
4. 3V3 adalah pin output dimana pada pin tersebut disediakan tegangan 3.3V yang
telah melalui regulator
5. REF adalah pin yang menyediakan referensi tegangan mikrokontroller. Biasanya
digunakan pada board shield untuk memperoleh tegangan yang sesuai, apakah
5V atau 3.3V
6. Memori Chip ATmega328 pada Arduino Uno R3 memiliki memori 32 KB,
dengan 0.5 KB dari memori tersebut telah digunakan untuk bootloader. Jumlah
SRAM 2 KB, dan EEPROM 1 KB, yang dapat di baca-tulis dengan
menggunakan EEPROM library saat melakukan pemrograman.
7. Input dan Output (I/O) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Arduino Nano
memiliki 14 buah digital pin yang dapat digunakan sebagai input atau output,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

sengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digital(Read). Pin-


pin tersebut ekerja pada tegangan 5V, dan setiap pin dapat menyediakan atau
menerima arus 20mA, dan memiliki tahanan pull-up sekitar 20-50k ohm (secara
default dalam posisi discconnect). Nilai maximum adalah 40mA, yang sebisa
mungkin dihindari untuk menghindari kerusakan chip mikrokontroller
Beberapa pin memiliki fungsi khusus :
1. Serial, terdiri dari 2 pin : pin 0 (RX) dan pin 1 (TX) yang digunakan untuk
menerima (RX) dan mengirim (TX) data serial.
2. External Interrups yaitu pin 2 dan pin 3. Kedua pin tersebut dapat digunakan
untuk mengaktifkan interrups. Gunakan fungsi attachInterrupt()
3 PWM yaitu Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 menyediakan output PWM 8-bit dengan
menggunakan fungsi analogWrite()
4 SPI yaitu Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), dan 13 (SCK) mendukung
komunikasi SPI dengan menggunakan SPI Library
5 LED yaitu Pin 13. Pada pin 13 terhubung built-in led yang dikendalikan oleh
digital pin no 13.
6 Arduino Nano memiliki 8 buah input analog, yang diberi tanda dengan A0
hingga A7. Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 1024 bits (jadi
bisa memiliki 1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke
5V, namun bisa juga menggunakan pin REF dengan menggunakan fungsi
analogReference().
7 Pin Analog A6 dan A7 tidak bisa dijadikan sebagai pin digital, hanya sebagai
analog. Beberapa pin lainnya pada board ini adalah :
8 I2C yaitu Pin A4 (SDA) dan A5 (SCL). Pin ini mendukung komunikasi I2C
(TWI) dengan menggunakan Wire Library.
9 AREF sebagai referensi tegangan untuk input analog.
10 Reset hubungkan ke LOW untuk melakukan reset terhadap mikrokontroller.
Biasanya digunakan untuk dihubungkan dengan switch yang dijadikan tombol
reset.
11 Komunikasi
Arduino Nano 3.0 memiliki beberapa fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, berkomunikasi dengan Arduino lainnya, atau dengan mikrokontroller

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

lain nya. Chip Atmega328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5V)
yang tersedia di pin 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip FTDI yang terdapat
pada board berfungsi menterjemahkan bentuk komunikasi ini melalui USB dan
akan tampil sebagai Virtual Port di komputer.
12 Pada Arduino Software (IDE) terdapat monitor serial yang memudahkan data
textual untuk dikirim menuju Arduino atau keluar dari Arduino. Lampu led TX
dan RX akan menyala berkedip-kedip ketika ada data yang ditransmisikan
melalui chip FTDI USB to Serial via kabel USB ke komputer. Untuk
menggunakan komunikasi serial dari digital pin, gunakan Software Serial library
13 Chip ATmega328 juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Di dalam
Arduino Software (IDE) sudah termasuk Wire Library untuk memudahkan anda
menggunakan bus I2C. Untuk menggunakan komunikasi SPI, gunakan SPI
library.
14 Reset Otomatis (software)
Biasanya, ketika anda melakukan pemrograman mikrokontroller, anda harus
menekan tombol reset sesaat sebelum melakukan upload program. Pada Arduino
Uno, hal ini tidak lagi merepotkan anda. Arduino Uno telah dilengkapi dengan
auto reset yang dikendalikan oleh software pada komputer yang terkoneksi. Salah
satu jalur flow control (DTR) dari ATmega16U pada Arduino Uno R3 terhubung
dengan jalur reset pada ATmega328 melalui sebuah kapasitor 100nF. Ketika jalur
tersebut diberi nilai LOW, mikrokontroller akan di reset. Dengan demikian proses
upload akan jauh lebih mudah dan anda tidak harus menekan tombol reset pada
saat yang tepat seperti biasanya. (Abdul, Kadir. 2012)

2.3 LCD (Liquid Crystal Display) 16 x 2


Display LCD sebuah liquid crystal atau perangkat elektronik yang dapat
digunakan untuk menampilkan angka atau teks. Ada dua jenis utama layar LCD
yang dapat menampilkan numerik (digunakan dalam jam tangan, kalkulator dll)
dan menampilkan teks alfanumerik (sering digunakan pada mesin foto kopi dan
telepon genggam). Layar LCD merupakan suatu media penampilan data yang sangat
efektif dan efisien dalam penggunaannya. Untuk menampilkan sebuah karakter pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

layar LCD diperlukan beberapa rangakaian tambahan. Untuk lebih memudahkan


para pengguna, maka beberapa perusahaan elektronik menciptakan modul LCD.
LCD merupakan alat untuk menampilkan karakter data dari sebuah alat masukan
seperti Mikrokontroler. LCD untuk peralatan mikrontroler ada beberapa tipe, yaitu
8x2, 16x2, 20x2, 20x4, 40×4. LCD 16x2 artinya LCD terdiri dari 2 baris dan 16
karakter. LCD dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian depan panel LCD yang terdiri
dari banyak dot atau titik LCD dan mikrokontroler yang menempel pada bagian
belakang panel LCD yang berfungsi untuk mengatur titik-titik LCD sehingga dapat
menampilkan huruf, angka, dan simbol khusus yang dapat terbaca.

Gambar 2.5 Bentuk Fisik LCD 16 x 2


(Sumber: https://mikrokontrolerindonesia.wordpress.com)
2.3.1 Fungsi Pin LCD
Modul LCD berukuran 16 karakter x 2 baris dengan fasilitas backlighting
memiliki 16 pin yang terdiri dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur-jalur catu
daya, dengan fasilitas pin yang tersedia maka lcd 16 x 2 dapat digunakan secara
maksimal untuk menampilkan data yang dikeluarkan oleh mikrokontroler.
1. Pin 1 dan 2
Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan dengan
tegangan positif catu daya, dan Vss pada 0V atau ground. Meskipun data
menentukan catu 5 Vdc (hanya pada beberapa mA), menyediakan 6V dan 4.5V yang
keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa modul.
2. Pin 3
Pin 3 merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras
display. Idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa dirubah untuk
memungkinkan pengaturan terhadap tingkatan kontras display sesuai dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

kebutuhan, pin ini dapat dihubungkan dengan variable resistor sebagai pengatur
kontras.
3. Pin 4
Pin 4 merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga
command control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter dapat
ditransfer dari dan menuju modulnya.
4. Pin 5
Read/Write (R/W), untuk memfungsikan sebagai perintah write maka R/W low
atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter atau
informasi status dari register-nya.
5. Pin 6
Enable (E), input ini digunakan untuk transfer aktual dari perintah-perintah atau
karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke display, data
ditransfer hanya pada perpindahan high atau low. Tetapi ketika membaca dari
display, data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah perpindahan dari low ke high
dan tetap tersedia hingga sinyal low lagi.
6. Pin 7-14
Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana data
dapat ditransfer ke dan dari display.
7. Pin 16
Pin 16 dihubungkan kedalam tegangan 5 Volt untuk memberi tegangan dan
menghidupkan lampu latar/Back Light LCD.
2.3.2 Cara Kerja LCD
Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-
bit atau 8 bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan
DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah
parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan
dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit
dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang
digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama
dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur
kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi
high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga
mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke
“0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali
ke high “1”.
Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD
dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar,
posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan
adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf
“A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam
kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD. Apabila R/W
berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan)
data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca
status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang
menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”.
Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih
pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara
parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat
sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling
penting. Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan
dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk
kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit
(3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data
atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set
(RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika
bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status
eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca. (Anonim. 2012)

2.4 Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari
sebuah catu daya agar efek darinaik atau turunnya tegangan jala-jala tidak
mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Rangkaian penyearah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

sudah cukup bagus jika tegangan ripple -nya kecil, tetapi ada masalah stabilitas. Jika
tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti
rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan DC
keluarannya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup
mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan
keluaran ini menjadi stabil. Regulator tegangan adalah bagian power supply yang
berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output
tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah
harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban
merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada
sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup
serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan.
Regulator tegangan untuk suatu power supply paling sederhana adalah menggunakan
dioda zener.

Gambar 2.6 Regulator Tegangan Pada Power Supply


(Sumber: rangkaianelektronika.info)
Rangkaian pencatu daya (power supply) dengan regulator diode zener pada gambar
rangkaian diatas, merupakan contoh sederhana cara pemasangan regulator tegangan
dengan dioda zener. Diode zener dipasang paralel atau shunt dengan L dan R .
Regulator ini hanya memerlukan sebuah diode zener terhubung seri dengan resistor
RS . Perhatikan bahwa diode zener dipasang dalam posisi reverse bias. Dengan cara
pemasangan ini, diode zener hanya akan berkonduksi saat tegangan reverse bias
mencapai tegangan breakdown dioda zener. Penyearah berupa rangkaian diode tipe
jembatan (bridge) dengan proses penyaringan atau filter berupa filter-RC. Resistor
seri pada rangkaian ini berfungsi ganda. Pertama, resistor ini menghubungkan C1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

dan C2 sebagai rangkaian filter. Kedua, resistor ini berfungsi sebagai resistor seri
untuk regulator tegangan (dioda zener). Diode zener yang dipasang dapat dengan
sembarang dioda zener dengan tegangan breakdown misal dioda zener 9 volt.
Tegangan output transformer harus lebih tinggi dari tegangan breakdown dioda
zener, misalnya untuk penggunaan dioda zener 9 volt maka gunakan output
transformer 12 volt. Tegangan breakdown dioda zener biasanya tertulis pada body
dari dioda tersebut. (Tse, Chi Kong. 1986)
2.4.1 Jenis-Jenis Regulator Tegangan
1. Fixed Voltage Regulator (Pengatur Tegangan Tetap)
IC jenis Pengatur Tegangan Tetap (Fixed Voltage Regulator) ini memiliki
nilai tetap yang tidak dapat disetel (di-adjust) sesuai dengan keinginan
Rangkaiannya. Tegangannya telah ditetapkan oleh produsen IC sehingga Tegangan
DC yang diatur juga Tetap sesuai dengan spesifikasi IC-nya. Misalnya IC Voltage
Regulator 7805, maka Output Tegangan DC-nya juga hanya 5 Volt DC. Terdapat 2
jenis Pengatur Tegangan Tetap yaitu Positive Voltage Regulator dan Negative
Voltage Regulator. Jenis IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan di
Pasaran adalah tipe 78XX. Tanda XX dibelakangnya adalah Kode Angka yang
menunjukan Tegangan Output DC pada IC Voltage Regulator tersebut. Contohnya
7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC 78XX merupakan IC jenis Positive Voltage
Regulator. IC yang berjenis Negative Voltage Regulator memiliki desain, konstruksi
dan cara kerja yang sama dengan jenis Positive Voltage Regulator, yang
membedakannya hanya polaritas pada Tegangan Outputnya. Contoh IC jenis
Negative Voltage Regulator diantaranya adalah 7905, 7912 atau IC Voltage
Regulator berawalan kode 79XX. IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan
sebagai IC Linear Voltage Regulator. Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar untuk IC
LM78XX beserta bentuk Komponennya (Fixed Voltage Regulator).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Gambar 2.7 Rangkaian Dasar IC Voltage Regulator


(Sumber: https://teknikelektronika.com)
2. Adjustable Voltage Regulator (Pengatur Tegangan yang dapat disetel)
IC jenis Adjustable Voltage Regulator adalah jenis IC Pengatur Tegangan DC
yang memiliki range Tegangan Output tertentu sehingga dapat disesuaikan
kebutuhan Rangkaiannya. IC Adjustable Voltage Regulator ini juga memiliki 2 jenis
yaitu Positive Adjustable Voltage Regulator dan Negative Adjustable Voltage
Regulator. Contoh IC jenis Positive Adjustable Voltage Regulator diantaranya adalah
LM317 yang memiliki range atau rentang tegangan dari 1.2 Volt DC sampai pada 37
Volt DC. Sedangkan contoh IC jenis Negative Adjustable Voltage Regulator adalah
LM337 yang memiliki Range atau Jangkauan Tegangan yang sama dengan LM317.
Pada dasarnya desain, konstruksi dan cara kerja pada kedua jenis IC Adjustable
Voltage Regulator adalah sama. Yang membedakannya adalah Polaritas pada Output
Tegangan DC-nya. IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear
Voltage Regulator. Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar IC LM317 beserta bentuk
komponennya (Adjustable Voltage Regulator). Regulator tersebut. Contohnya 7805,
7809, 7812 dan lain sebagainya positive Voltage Regulator. Switching Voltage
Regulator ini memiliki Desain, Konstruksi dan cara kerja yang berbeda dengan IC
Linear Regulator (Fixed dan Adjustable Voltage Regulator). Switching Voltage
Regulator memiliki efisiensi pemakaian energi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan IC Linear Regulator. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang dapat
mengalihkan penyediaan energi listrik ke medan magnet yang memang difungsikan
sebagai penyimpan energi listrik. Oleh karena itu, untuk merangkai Pengatur
Tegangan dengan system. Switching Voltage Regulator harus ditambahkan
komponen Induktor yang berfungsi sebagai elemen penyimpan energi listrik.
(Sutrisno.1987)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

2.5 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan
listrik, yang terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik, seperti keramik, gelas, vakum, dan lain-lain. Muatan positif dan negatif
akan berkumpul pada kedua ujung berlainan tersebut,apabila kedua ujung metal
(elektroda) dihubungkan dengan sumber tegangan. Fungsi Kapasitor adalah untuk
menyimpan muatan listrik/elektron yang disebut dengan kapasitansi. Beberapa
ilmuan menyatakan bahwa jika sebuah kapasitor yang diberi tegangan 1 volt dapat
memuat elektron sebanyak 1 coloumb maka dikatakan bahwa kapasitor tersebut
memiliki kapasitansi 1 farad. Berikut secara matematis, jika dinyatakan secara
rumus:
C= Q/V
C = Nilai kapasitansi,dalam F (Fared)
Q = Muatan elektron,dalam C (Coloumb)
V = Besar Tegangan,dalam V (Volt)
2.5.1 Jenis-Jenis Kapasitor
1. Kapasitor Elektrostatis
Kapasitor jenis ini terbuat dari bahan keramik,film,dan mika.Namun banyak yang
menggunakan bahan jenis keramik dan mika karena harganya lebih murah bila
dibandingkan dengan yang lain. Kapasitor jenis ini termasuk dalam kapasitor
nonpolar.
2. Kapasitor elektrolitik
Kapasitor jenis ini terbuat dari lapisan metal-oksida.pada umumnya kapasitor
jenis ini dalam pembuatannya menggunakan proses yang disebut denga
elektrolisis,sehingga dapat terbentuk kutub positif dan kutub negatif.
3. Kapasitor elektrokimia
Kapasitor yang terbuat dari campuran larutan atau bahan kimia ke-dalamnya.contoh
kapisitor jenis ini dapat kita jumpai di sekitar kita seperti baterai dan accumulator
(aki).Baterai dan aki memiliki tingkat kebocoran arus yang sangat kecil dan
kapaitansi yang besar.
2.5.2 Cara Kerja Kapasitor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga
termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang
bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng
logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau
isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.

Gambar 2.8 Kapasitor


(Sumber: duniaelektonika.blogspot.com)
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen tersebut
berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa
kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika, plastik cairan
dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam rangkaian elektronika,
kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada
rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga dapat menyimpan
muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih panjang gelombang pada
radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (Power Supply). Fungsi kapasitor
dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik. Untuk arus
DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai isulator (penahan arus listrik), sedangkan
untuk arus AC, kapasitor berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik).
Dalam penerapannya, kapasitor banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring,
perata tegangan yang digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang
AC (Isolator) dan masih banyak lagi penerapan lainnya
(Istiyanto, Jazi Eko. 2000)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem


Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih
komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap blog komponen
mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara
yang paling sederhana untuk menjelaskan dan menganalisa salah satu kerja dari suatu
sistem. Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan
merancang hardware yang dibuat secara umum. Berikut ini adalah diagram blok cara
kerja alat :

PSA 5v

Sensor Jarak
LCD 16x2
HCSR04

SELENOID
RELAY
VALVE

AT-Mega 328P

POMPA

JALA JALA PLN


220V

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

3.2 Fungsi Tiap Blok


Fungsi tiap blok, yaitu :
1. Blok Atmega328 memproses nilai yang didapt dari sensor untuk ditamplkan ke
2. Lcd dan menggerakkan koil rela
3. Blok Sensor Jarak HCSR04 : Sensor yang menghitung jarak tangan
4. Lok relay sebagai pengendali Solenoid Valve yang kemudain menggerakkan
pompa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

5. Blok LCD sebagai output tampilan


6. Blok power supply sebagai penyedia tegangan ke system dan sensor

3.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk
mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.
Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik
yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC
TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan
oleh mikrokontroler ini
Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara
automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan
rumah tangga, alat berat, dan mainan.

Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATMega328P


Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.
Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler ATMega328 dengan
compiler Arduino. Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga
rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk men-download file
heksadesimal kemikrokontroler Atmega 328 digunakanlah pin Tx, Rx pada kaki
mikrokontroler dihubungkan ke USB via programmer. Apabila terjadi keterbalikan
pemasangan jalur ke ISP Programmer atau terjadi error sehingga port nya tidak
terhubung, maka pemrograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena
mikrokontroler tidak akan bisa merespon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

3.4 Sensor Jarak HCSR04


HC-SR04 adalah Sensor Ultrasonik yang memiliki dua elemen, yaitu elemen
Pendeteksi gelombang ultrasonik, dan juga sekaligus elemen Pembangkit gelombang
ultrasonik. Sensor Ultrasonik adalah sensor yang dapat mendeteksi gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi ultrasonik atau frekuensi
di atas kisaran frekuensi pendengaran manusia

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor HC-SR04


Sensor HC-SR04 adalah sensor pengukur jarak berbasis gelombang ultrasonik.
Prinsip kerja sesnsor ini pirip dengan radar ultrasonik. Gelombang ultrasonik di
pancarkan kemudian di terima balik oleh receiver ultrasonik. Jarak antara waktu
pancar dan waktu terima adalah representasi dari jarak objek. Sensor ini cocok untuk
aplikasi elektronik yang memerlukan deteksi jarak termasuk untuk sensor pada robot.

3.5 Rangkaian Driver MOSFET


MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah
sebuah perangkat semionduktor yang secara luas di gunakan sebagai switch dan
sebagai penguat sinyal pada perangkat elektronik. MOSFET adalah inti dari sebuah
IC ( integrated Circuit ) yang di desain dan di fabrikasi dengan single chip karena
ukurannya yang sangat kecil. MOSFET memiliki empat gerbang terminal antara lain
adalah Source (S), Gate (G), Drain (D) dan Body(B).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Gambar 3.4 Rangkaian Driver MOSFET

3.6 Rangkaian Power Supply Adaptor (PSA)

switch

Gambar 3.5 Rangkaian PSA


Ketika switch(s1) ditutup (On), arus dari sumber DC 12Volt akan mengalir
menuju diode yang berfungsi sebagai pengaman polaritas. Kondensator C5 yang
berfungsi sebagai filter dapat dihilangkan jika tegangan input merupakan tegangan
DC stabil misalnya dari sumber baterai (Accu/Aki). Pada power supply ini
menggunakan IC LM7805. IC LM7805 merupakan salah satu tipe regulator tetap.
Regulator tegangan tipe ini merupakan salah satu regulator tegangan tetap dengan
tiga terminal, yaitu terminal Vin, Gnd, Vout.
Setelah melalui IC 7805, tegangan akan diturunkan menjadi 5 Volt stabil.
Fungsi C6 adalah sebagai filter terakhir yang berfungsi mengurangi noice (ripple
tegangan) sedangkan LED yang dipasang dengan resistor berfungsi sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

indicator. Pada umumnya power supply selalu dilengkapi dengan regulator tegangan.
Tujuan pemasangan regulator tegangan pada power supply adalah untuk
menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada
power supply.
Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya
hubung singkat pada beban. IC LM7805 mampu mengeluarkan tegangan +5V
dengan memberikan kapasitor pada masing-masing kakinya. Rangkaian penyearah
gelombang penuh kemudian dilanjutkan dengan filter kapasitor C yang dipasang
setelah diode bridge. Dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa
menjadi rata atau terjadinya pengosongan dan pengisian terhadap kapasitor yang
disebut tegangan rippel.
Rangkaian regulator ini dapat dipakai untuk menurunkan tegangan 12 volt
pada sebuah perangkat elektronika atau pada sebuah kendaraan menjadi stabil. Power
supply ini juga menggunakan IC LM 7805 yang berfungsi sebagai
regulator. Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated
circuit) mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umumnya
menghasilkan penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti
pengontrol, sampling, komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan
oleh komponen diskrit, sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam
IC. Regulator yang menggunakan IC LM 7805 selalu menghasilkan keluaran yang
bernilai positif.

3.7 Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)


Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display)
16 x 2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat
memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver
untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter.
Pemasangan potensio sebesar 5 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil.
Gambar 3.7 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke
mikrokontroler. Merupakan output yang berfungsi untuk menampilkan nilai
pembacaan pada sensor.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Gambar 3.6 Sistem kerja rangkaian LCD

Dari gambar 3.4, rangkaian ini terhubung ke PC.0... PC.5, yang merupakan
pin I/O dua arah dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara
serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan
oleh Mikrokontroller ATMega328.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Mikrokontroler ATMega 328P


Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega 328P ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai
sumber tegangan. Kaki 13 apabila diberikan logika high maka akan mengeluarkan
tegangan sebesar 4,52 Volt . Langkah selanjutnya adalah memberikan program
sederhana pada mikrokontroler ATMega 328P untuk menguji port port yang terdapat
pada ATMega 328P, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

//PROGRAM PENGUJIAN PORT


void setup( )
{ pinMode(13, OUTPUT);
}
void loop( )
{digitalWrite(13, HIGH);
delay(1000);
}

4.2 Pengujian port serial


Pengujian dapat dilakukan dengan bantuan program sebelumnya yaitu
membaca data sensor dan mengirimnya melalui port serial dengan catatan port serial
dihubungkan dengan modul RS485 dan keluaran modul dihubungkan dengan kabel
penghantar dengan panjang 15 meter. Ujung modul dihubungkan dengan modul
RS485 lainnya. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Hubungkan rangkaian dengan adaptor.
2. Buka Arduino yang telah diinstal pada PC
3. Pilih menu tools => port serial => pilih serial port yang tersidia pada PC
4. Pilih COM 5 (yang tersedia pada PC)
5. Pilih menu tools => serial monitor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

6. Setelah dijalankan maka data sensor pada mikrokontroler dapat dikirim ke PC.
Berikut adalah gambar modul percobaan atau pengujian yang dilakukan.

Gambar 4.2 Pengujian Terhubung Serial


Setelah dijalankan maka rangkaian akan bekerja mendeteksi berat, kemudian
mengirim data tersebut pada computer melalui jaringan serial port. Seperti
sebelumnya data akan ditampilkan pada input program hypeterminal, akan tetapi
pengujian kali ini menggunakan program serial monitor yang ada pada program
arduino. Data akan terlihat berupa berat yang dikirim tiap detik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Gambar 4.3 Pengujian Modul Interface Arduino

4.3 Pengujian Power Supply


Power supply berfungsi untuk menyuplai tegangan ke alat tersebut.
Tegangan yang dibutuhkan alat adalah 5 volt. Pengujian power supply dilakukan
untuk mengetahui apakah tegangan yang masuk ke alat tersebut bernilai 5 volt.
Tegangan awal atau masuk yang diberikan memiliki nilai yang lebih besar dari pada
tegangan outputnya hal tersebut disebabkan oleh power supply dan terjadinya
pembagian tegangan sehingga tegangan output memiliki nilai berkisaran dari 2 volt.

4.4 Pengujian LCD


LCD dihubungkan langsung ke Port B dari mikrokontroler yang berfungsi
mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan
numerik pada LCD. Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW.
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa
anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka
melalui program EN harus dibuat logika low „0‟ dan set high „1‟ pada dua jalur
kontrol yang lain RS dan RW. Jalur RW adalah jalur kontrol Read/Write. Ketika RW
berlogika low „0‟, maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD.
Ketika RW berlogika high „1‟, maka program akan melakukan pembacaan memori
dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low „0‟.
Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam untuk
menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke
mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai
berikut:
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("Irma");
lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf(“152411061");
delay_ms(1000);
lcd_clear();

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

4.5 Pengujian Sensor HCSR04


Sensor ini bekerja dengan mengirimkan gelombang ultrasonik (di atas
ambang batas pendengaran manusia) dan menyediakan pulsa keluaran yang berkaitan
dengan waktu yang dibutuhkan saat gelombang pantulan diterima kembali oleh
sensor. Dengan mengukur jeda waktu pulsa kirim terhadap pulsa yang diterima,
maka jarak yang diukur dapat dikalkulasikan.

Gmbar 4.5 Pengujian Sensor

4.6 Hasil Pengujian Keseluruhan Alat


Berikut ditampilkan hasil pengujian keseluruhan sistem dari mulai
pembacaan sensor hingga pengujian pompa air yang dihubungkan dengan driver
mosfet sebagai penggeraknya
4.1 Tabel Hasil Pengujian
No Pembacaan Sensor Tegangan pada Aliran Air
Jarak HCSR04 MOSFET
1. 50 – 30 (cm) 6,74 v Mati
2. 30 – 20 (cm) 8,87 v Sedang
3. 20 – 15 (cm) 9,17 v Cukup deras
4. 15 – 5 (cm) 11,3 v Deras

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah diselesaikan, dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan alat yang dibuat, dapat bekerja dan berfungsi sebagaimana
yang diharapkan, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alat timbang
digital yang mampu menampilkan berat secara otomatis. Mikrokonktroler
Atmega328P sebagai pengendali utama, cukup efisien karena membutuhkan
perangkat keras yang sedikit serta kebutuhan sumber catu daya yang kecil.
2. Piranti elektronik yang dibutuhkan dalam rangkaian Penyiram ini adalah sensor
Jarak HCSR04, Mikrokontroller ATMEGA 328P, Driver MOSFET IRF 540,
Pompa air mini DC 12v,LiquidCrystal (lcd) 16x2, Rangkaian PSA, Adapator
3. Kemampuan pada alat ini berdasarkan perubahan ketinggian atau jarak yang
dideteksi dari sensor HCSR yang kemudian diolah sehingga menghasilkan data
yang diharapkan berdasarkan ketinggian , misalkan pada ketinggian sekian maka
kecepatan air yag keluar cukup deras

5.2 Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari alat pada Projek Akhir 2 ini adalah:
1. Diharapkan alat ini dapat lebih dikembangkan lagi, baik dari segi fungsi
maupun aplikasi serta implementasi yang lebih baik dan luas.
2. Sebaiknya fungsi dari alat diharapkan bisa diperluas sehingga tampilan nya
bukan hanya via LCD namun juga via PC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Elektronika Dasar LCD (Liquid Crystal Display). http://elektronika-


dasar.we.id/lcd-liquid-cristal-display.html . [12 Mei 2018].
Chi Kong Tse. Analisis Rangkaian Linear. Erlangga: Jakarta. . [12 Mei 2018].
Istiyanto, Jazi Eko. 2000. Pengantar Elektronika &Instrumentasi. Andi offset:
Jogjakarta.
[12 Mei 2018].
Kadir Abdul.2012 Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontoler dan
Pemograman Menggunakan Arduino.Yogyakarta: Penerbit Andi. . [12 Mei
2018].
Sutrisno.1987. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Penerbit ITB : Bandung.
[12 Mei 2018].
Wardoyo, Siswo dan Surya Pramudyo Anggoro. 2015. Pengantar Mikrokontroler.
Yogyakarta; Teknosaim. . [12 Mei 2018].
https://www.elangsakti.com/2015/05/sensor-ultrasonik.html [20 Mei 2018].
daytronika.blogspot.com/2015/01/mikrokontroler-atmega328.html [15 Juni 2018].
www.elangsakti.com.html . [15 Juni 2018].
ym-try.blogspot.com.html. . [15 Juni 2018].
www.makerfabs.com.html. . [18 Juni 2018].
https://mikrokontrolerindonesia.wordpress.com.html. [18 Juni 2018].
rangkaianelektronika.info.com.html. [18 Juni 2018].
https://teknikelektronika.com.html. [18 Juni 2018].

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Keran Air On – Off Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler


ATMEGA328P

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

#include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(9, 8, 7, 6, 5, 4);

#define pinPWM 10
const int pTrig = 14;
const int pEcho = 15;

int kp = 200;
int error, Pro, pwm;

void setup() {
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16, 2);
pinMode(pTrig, OUTPUT);
pinMode(pEcho, INPUT);
pinMode(pinPWM, OUTPUT);

}
long durasi = 0;
float jarak = 0;

void hcsr(){
// trigger selama 10us
digitalWrite(pTrig, HIGH);
delayMicroseconds(10);
digitalWrite(pTrig, LOW);
durasi = pulseIn(pEcho, HIGH);
Serial.print("Durasi: ");
Serial.print(durasi);
Serial.print(", Jarak: ");
Serial.println((durasi *0.034)/2);
jarak = ((durasi*0.034)/2);
delay(100);
}

void kontrol_kp(){
// int error, Pro, pwm;

error = abs(jarak-2);
Pro = kp*error;
pwm = Pro;
if(error <=0){
// pwm = 120;
pwm = 0;
}
analogWrite(pinPWM, pwm);
Serial.println(pwm);
Serial.println(error);
}

void tampilSerial(){

}
void lcdTampil(){
lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Jarak"); lcd.setCursor(6, 0);
lcd.print(jarak);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("PWM"); lcd.setCursor(6, 1);


lcd.print(pwm);

}
void loop()
{
//
hcsr(); lcdTampil(); delay(1000);
// analogWrite(pinPWM, 250); delay(100);
kontrol_kp();
lcd.clear(); delay(10);
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Features
• High Performance, Low Power AVR® 8-Bit Microcontroller
• Advanced RISC Architecture
– 131 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution
– 32 x 8 General Purpose Working Registers
– Fully Static Operation
– Up to 20 MIPS Throughput at 20 MHz
– On-chip 2-cycle Multiplier
• High Endurance Non-volatile Memory Segments
– 4/8/16/32K Bytes of In-System Self-Programmable Flash program memory
– 256/512/512/1K Bytes EEPROM
– 512/1K/1K/2K Bytes Internal SRAM
8-bit
– Write/Erase Cycles: 10,000 Flash/100,000 EEPROM
– Data retention: 20 years at 85°C/100 years at 25°C(1)
Microcontroller
– Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits
In-System Programming by On-chip Boot Program with 4/8/16/32K
True Read-While-Write Operation
– Programming Lock for Software Security Bytes In-System
• Peripheral Features
– Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescaler and Compare Mode Programmable
– One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode, and Capture
Mode
– Real Time Counter with Separate Oscillator
Flash
– Six PWM Channels
– 8-channel 10-bit ADC in TQFP and QFN/MLF package
Temperature Measurement
– 6-channel 10-bit ADC in PDIP Package
ATmega48A
Temperature Measurement
– Programmable Serial USART
ATmega48PA
– Master/Slave SPI Serial Interface
– Byte-oriented 2-wire Serial Interface (Philips I2C compatible) ATmega88A
– Programmable Watchdog Timer with Separate On-chip Oscillator
– On-chip Analog Comparator ATmega88PA
– Interrupt and Wake-up on Pin Change
• Special Microcontroller Features ATmega168A
– Power-on Reset and Programmable Brown-out Detection
– Internal Calibrated Oscillator ATmega168PA
– External and Internal Interrupt Sources
– Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby,
and Extended Standby
ATmega328
• I/O and Packages
– 23 Programmable I/O Lines
ATmega328P
– 28-pin PDIP, 32-lead TQFP, 28-pad QFN/MLF and 32-pad QFN/MLF
• Operating Voltage:
– 1.8 - 5.5V
• Temperature Range: Summary
– -40°C to 85°C
• Speed Grade:
– 0 - 4 MHz@1.8 - 5.5V, 0 - 10 MHz@2.7 - 5.5.V, 0 - 20 MHz @ 4.5 - 5.5V
• Power Consumption at 1 MHz, 1.8V, 25°C
– Active Mode: 0.2 mA
– Power-down Mode: 0.1 µA
– Power-save Mode: 0.75 µA (Including 32 kHz RTC)

Rev. 8271BS–AVR–04/10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

1. Pin Configurations
Figure 1-1. Pinout ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

TQFP Top View PDIP

PC4 (ADC4/SDA/PCINT12)
PC5 (ADC5/SCL/PCINT13)
PC6 (RESET/PCINT14)

PC3 (ADC3/PCINT11)
PC2 (ADC2/PCINT10)
PD2 (INT0/PCINT18)

PD0 (RXD/PCINT16)
PD1 (TXD/PCINT17)

(PCINT14/RESET) PC6 1 28 PC5 (ADC5/SCL/PCINT13)


32
31
30
29
28
27
26
25
(PCINT16/RXD) PD0 2 27 PC4 (ADC4/SDA/PCINT12)
(PCINT17/TXD) PD1 3 26 PC3 (ADC3/PCINT11)
(PCINT19/OC2B/INT1) PD3 1 24 PC1 (ADC1/PCINT9)
(PCINT18/INT0) PD2 4 25 PC2 (ADC2/PCINT10)
(PCINT20/XCK/T0) PD4 2 23 PC0 (ADC0/PCINT8)
(PCINT19/OC2B/INT1) PD3 5 24 PC1 (ADC1/PCINT9)
GND 3 22 ADC7
(PCINT20/XCK/T0) PD4 6 23 PC0 (ADC0/PCINT8)
VCC 4 21 GND
VCC 7 22 GND
GND 5 20 AREF
GND 8 21 AREF
VCC 6 19 ADC6
(PCINT6/XTAL1/TOSC1) PB6 9 20 AVCC
(PCINT6/XTAL1/TOSC1) PB6 7 18 AVCC
(PCINT7/XTAL2/TOSC2) PB7 10 19 PB5 (SCK/PCINT5)
(PCINT7/XTAL2/TOSC2) PB7 8 17 PB5 (SCK/PCINT5)
(PCINT21/OC0B/T1) PD5 11 18 PB4 (MISO/PCINT4)
(PCINT22/OC0A/AIN0) PD6 12 17 PB3 (MOSI/OC2A/PCINT3)
10
11
12
13
14
15
16
9

(PCINT23/AIN1) PD7 13 16 PB2 (SS/OC1B/PCINT2)


(PCINT21/OC0B/T1) PD5
(PCINT22/OC0A/AIN0) PD6
(PCINT23/AIN1) PD7
(PCINT0/CLKO/ICP1) PB0
(PCINT1/OC1A) PB1
(PCINT2/SS/OC1B) PB2
(PCINT3/OC2A/MOSI) PB3
(PCINT4/MISO) PB4

(PCINT0/CLKO/ICP1) PB0 14 15 PB1 (OC1A/PCINT1)

28 MLF Top View 32 MLF Top View

PC4 (ADC4/SDA/PCINT12)
PC5 (ADC5/SCL/PCINT13)
PC4 (ADC4/SDA/PCINT12)
PC5 (ADC5/SCL/PCINT13)

PC6 (RESET/PCINT14)
PC6 (RESET/PCINT14)

PC3 (ADC3/PCINT11)
PC2 (ADC2/PCINT10)
PC3 (ADC3/PCINT11)

PD2 (INT0/PCINT18)

PD0 (RXD/PCINT16)
PD1 (TXD/PCINT17)
PD2 (INT0/PCINT18)

PD0 (RXD/PCINT16)
PD1 (TXD/PCINT17)

32
31
30
29
28
27
26
25
28
27
26
25
24
23
22

(PCINT19/OC2B/INT1) PD3 1 21 PC2 (ADC2/PCINT10) (PCINT19/OC2B/INT1) PD3 1 24 PC1 (ADC1/PCINT9)


(PCINT20/XCK/T0) PD4 2 20 PC1 (ADC1/PCINT9) (PCINT20/XCK/T0) PD4 2 23 PC0 (ADC0/PCINT8)
VCC 3 19 PC0 (ADC0/PCINT8) GND 3 22 ADC7
GND 4 18 GND VCC 4 21 GND
(PCINT6/XTAL1/TOSC1) PB6 5 17 AREF GND 5 20 AREF
(PCINT7/XTAL2/TOSC2) PB7 6 16 AVCC VCC 6 19 ADC6
(PCINT21/OC0B/T1) PD5 7 15 PB5 (SCK/PCINT5) (PCINT6/XTAL1/TOSC1) PB6 7 18 AVCC
(PCINT7/XTAL2/TOSC2) PB7 8 17 PB5 (SCK/PCINT5)
10
11
12
13
14
8
9

10
11
12
13
14
15
16
9
(PCINT22/OC0A/AIN0) PD6
(PCINT23/AIN1) PD7
(PCINT0/CLKO/ICP1) PB0
(PCINT1/OC1A) PB1
(PCINT2/SS/OC1B) PB2
(PCINT3/OC2A/MOSI) PB3
(PCINT4/MISO) PB4

(PCINT21/OC0B/T1) PD5
(PCINT22/OC0A/AIN0) PD6
(PCINT23/AIN1) PD7
(PCINT0/CLKO/ICP1) PB0
(PCINT1/OC1A) PB1
(PCINT2/SS/OC1B) PB2
(PCINT3/OC2A/MOSI) PB3
(PCINT4/MISO) PB4

NOTE: Bottom pad should be soldered to ground.


NOTE: Bottom pad should be soldered to ground.

2
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

1.1 Pin Descriptions

1.1.1 VCC
Digital supply voltage.

1.1.2 GND
Ground.

1.1.3 Port B (PB7:0) XTAL1/XTAL2/TOSC1/TOSC2


Port B is an 8-bit bi-directional I/O port with internal pull-up resistors (selected for each bit). The
Port B output buffers have symmetrical drive characteristics with both high sink and source
capability. As inputs, Port B pins that are externally pulled low will source current if the pull-up
resistors are activated. The Port B pins are tri-stated when a reset condition becomes active,
even if the clock is not running.
Depending on the clock selection fuse settings, PB6 can be used as input to the inverting Oscil-
lator amplifier and input to the internal clock operating circuit.
Depending on the clock selection fuse settings, PB7 can be used as output from the inverting
Oscillator amplifier.
If the Internal Calibrated RC Oscillator is used as chip clock source, PB7...6 is used as
TOSC2...1 input for the Asynchronous Timer/Counter2 if the AS2 bit in ASSR is set.
The various special features of Port B are elaborated in and ”System Clock and Clock Options”
on page 26.

1.1.4 Port C (PC5:0)


Port C is a 7-bit bi-directional I/O port with internal pull-up resistors (selected for each bit). The
PC5...0 output buffers have symmetrical drive characteristics with both high sink and source
capability. As inputs, Port C pins that are externally pulled low will source current if the pull-up
resistors are activated. The Port C pins are tri-stated when a reset condition becomes active,
even if the clock is not running.

1.1.5 PC6/RESET
If the RSTDISBL Fuse is programmed, PC6 is used as an I/O pin. Note that the electrical char-
acteristics of PC6 differ from those of the other pins of Port C.
If the RSTDISBL Fuse is unprogrammed, PC6 is used as a Reset input. A low level on this pin
for longer than the minimum pulse length will generate a Reset, even if the clock is not running.
The minimum pulse length is given in Table 28-12 on page 323. Shorter pulses are not guaran-
teed to generate a Reset.
The various special features of Port C are elaborated in ”Alternate Functions of Port C” on page
86.

1.1.6 Port D (PD7:0)


Port D is an 8-bit bi-directional I/O port with internal pull-up resistors (selected for each bit). The
Port D output buffers have symmetrical drive characteristics with both high sink and source
capability. As inputs, Port D pins that are externally pulled low will source current if the pull-up
resistors are activated. The Port D pins are tri-stated when a reset condition becomes active,
even if the clock is not running.

3
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

The various special features of Port D are elaborated in ”Alternate Functions of Port D” on page
89.

1.1.7 AVCC
AVCC is the supply voltage pin for the A/D Converter, PC3:0, and ADC7:6. It should be externally
connected to VCC, even if the ADC is not used. If the ADC is used, it should be connected to VCC
through a low-pass filter. Note that PC6...4 use digital supply voltage, VCC.

1.1.8 AREF
AREF is the analog reference pin for the A/D Converter.

1.1.9 ADC7:6 (TQFP and QFN/MLF Package Only)


In the TQFP and QFN/MLF package, ADC7:6 serve as analog inputs to the A/D converter.
These pins are powered from the analog supply and serve as 10-bit ADC channels.

4
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

2. Overview
The ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P is a low-power CMOS 8-bit microcon-
troller based on the AVR enhanced RISC architecture. By executing powerful instructions in a
single clock cycle, the ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P achieves through-
puts approaching 1 MIPS per MHz allowing the system designer to optimize power consumption
versus processing speed.

2.1 Block Diagram

Figure 2-1. Block Diagram

VCC
GND
Watchdog Power debugWIRE
Timer Supervision
Watchdog POR / BOD &
PROGRAM
Oscillator RESET LOGIC

Oscillator
Flash SRAM
Circuits /
Clock
Generation

CPU

EEPROM

AVCC

AREF

GND

2
8bit T/C 0 16bit T/C 1 A/D Conv.
DATABUS

Analog Internal 6
8bit T/C 2
Comp. Bandgap

USART 0 SPI TWI

PORT D (8) PORT B (8) PORT C (7)

RESET

XTAL[1..2]

PD[0..7] PB[0..7] PC[0..6] ADC[6..7]

The AVR core combines a rich instruction set with 32 general purpose working registers. All the
32 registers are directly connected to the Arithmetic Logic Unit (ALU), allowing two independent

5
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

registers to be accessed in one single instruction executed in one clock cycle. The resulting
architecture is more code efficient while achieving throughputs up to ten times faster than con-
ventional CISC microcontrollers.
The ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P provides the following features:
4K/8K bytes of In-System Programmable Flash with Read-While-Write capabilities,
256/512/512/1K bytes EEPROM, 512/1K/1K/2K bytes SRAM, 23 general purpose I/O lines, 32
general purpose working registers, three flexible Timer/Counters with compare modes, internal
and external interrupts, a serial programmable USART, a byte-oriented 2-wire Serial Interface,
an SPI serial port, a 6-channel 10-bit ADC (8 channels in TQFP and QFN/MLF packages), a pro-
grammable Watchdog Timer with internal Oscillator, and five software selectable power saving
modes. The Idle mode stops the CPU while allowing the SRAM, Timer/Counters, USART, 2-wire
Serial Interface, SPI port, and interrupt system to continue functioning. The Power-down mode
saves the register contents but freezes the Oscillator, disabling all other chip functions until the
next interrupt or hardware reset. In Power-save mode, the asynchronous timer continues to run,
allowing the user to maintain a timer base while the rest of the device is sleeping. The ADC
Noise Reduction mode stops the CPU and all I/O modules except asynchronous timer and ADC,
to minimize switching noise during ADC conversions. In Standby mode, the crystal/resonator
Oscillator is running while the rest of the device is sleeping. This allows very fast start-up com-
bined with low power consumption.
The device is manufactured using Atmel’s high density non-volatile memory technology. The
On-chip ISP Flash allows the program memory to be reprogrammed In-System through an SPI
serial interface, by a conventional non-volatile memory programmer, or by an On-chip Boot pro-
gram running on the AVR core. The Boot program can use any interface to download the
application program in the Application Flash memory. Software in the Boot Flash section will
continue to run while the Application Flash section is updated, providing true Read-While-Write
operation. By combining an 8-bit RISC CPU with In-System Self-Programmable Flash on a
monolithic chip, the Atmel ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P is a powerful
microcontroller that provides a highly flexible and cost effective solution to many embedded con-
trol applications.
The ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P AVR is supported with a full suite of
program and system development tools including: C Compilers, Macro Assemblers, Program
Debugger/Simulators, In-Circuit Emulators, and Evaluation kits.

2.2 Comparison Between Processors


The ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P differ only in memory sizes, boot
loader support, and interrupt vector sizes. Table 2-1 summarizes the different memory and inter-
rupt vector sizes for the devices.

Table 2-1. Memory Size Summary


Device Flash EEPROM RAM Interrupt Vector Size
ATmega48A 4K Bytes 256 Bytes 512 Bytes 1 instruction word/vector
ATmega48PA 4K Bytes 256 Bytes 512 Bytes 1 instruction word/vector
ATmega88A 8K Bytes 512 Bytes 1K Bytes 1 instruction word/vector
ATmega88PA 8K Bytes 512 Bytes 1K Bytes 1 instruction word/vector
ATmega168A 16K Bytes 512 Bytes 1K Bytes 2 instruction words/vector

6
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

Table 2-1. Memory Size Summary


Device Flash EEPROM RAM Interrupt Vector Size
ATmega168PA 16K Bytes 512 Bytes 1K Bytes 2 instruction words/vector
ATmega328 32K Bytes 1K Bytes 2K Bytes 2 instruction words/vector
ATmega328P 32K Bytes 1K Bytes 2K Bytes 2 instruction words/vector

ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P support a real Read-While-Write Self-Pro-


gramming mechanism. There is a separate Boot Loader Section, and the SPM instruction can
only execute from there. In ATmega 48A/48PA there is no Read-While-Write support and no
separate Boot Loader Section. The SPM instruction can execute from the entire Flash.

3. Resources
A comprehensive set of development tools, application notes and datasheets are available for
download on http://www.atmel.com/avr.
Note: 1.

7
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

4. Register Summary
Address Name Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 Page
(0xFF) Reserved – – – – – – – –
(0xFE) Reserved – – – – – – – –
(0xFD) Reserved – – – – – – – –
(0xFC) Reserved – – – – – – – –
(0xFB) Reserved – – – – – – – –
(0xFA) Reserved – – – – – – – –
(0xF9) Reserved – – – – – – – –
(0xF8) Reserved – – – – – – – –
(0xF7) Reserved – – – – – – – –
(0xF6) Reserved – – – – – – – –
(0xF5) Reserved – – – – – – – –
(0xF4) Reserved – – – – – – – –
(0xF3) Reserved – – – – – – – –
(0xF2) Reserved – – – – – – – –
(0xF1) Reserved – – – – – – – –
(0xF0) Reserved – – – – – – – –
(0xEF) Reserved – – – – – – – –
(0xEE) Reserved – – – – – – – –
(0xED) Reserved – – – – – – – –
(0xEC) Reserved – – – – – – – –
(0xEB) Reserved – – – – – – – –
(0xEA) Reserved – – – – – – – –
(0xE9) Reserved – – – – – – – –
(0xE8) Reserved – – – – – – – –
(0xE7) Reserved – – – – – – – –
(0xE6) Reserved – – – – – – – –
(0xE5) Reserved – – – – – – – –
(0xE4) Reserved – – – – – – – –
(0xE3) Reserved – – – – – – – –
(0xE2) Reserved – – – – – – – –
(0xE1) Reserved – – – – – – – –
(0xE0) Reserved – – – – – – – –
(0xDF) Reserved – – – – – – – –
(0xDE) Reserved – – – – – – – –
(0xDD) Reserved – – – – – – – –
(0xDC) Reserved – – – – – – – –
(0xDB) Reserved – – – – – – – –
(0xDA) Reserved – – – – – – – –
(0xD9) Reserved – – – – – – – –
(0xD8) Reserved – – – – – – – –
(0xD7) Reserved – – – – – – – –
(0xD6) Reserved – – – – – – – –
(0xD5) Reserved – – – – – – – –
(0xD4) Reserved – – – – – – – –
(0xD3) Reserved – – – – – – – –
(0xD2) Reserved – – – – – – – –
(0xD1) Reserved – – – – – – – –
(0xD0) Reserved – – – – – – – –
(0xCF) Reserved – – – – – – – –
(0xCE) Reserved – – – – – – – –
(0xCD) Reserved – – – – – – – –
(0xCC) Reserved – – – – – – – –
(0xCB) Reserved – – – – – – – –
(0xCA) Reserved – – – – – – – –
(0xC9) Reserved – – – – – – – –
(0xC8) Reserved – – – – – – – –
(0xC7) Reserved – – – – – – – –
(0xC6) UDR0 USART I/O Data Register 196
(0xC5) UBRR0H USART Baud Rate Register High 200
(0xC4) UBRR0L USART Baud Rate Register Low 200
(0xC3) Reserved – – – – – – – –
(0xC2) UCSR0C UMSEL01 UMSEL00 UPM01 UPM00 USBS0 UCSZ01 /UDORD0 UCSZ00 / UCPHA0 UCPOL0 198/213

8
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

Address Name Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 Page
(0xC1) UCSR0B RXCIE0 TXCIE0 UDRIE0 RXEN0 TXEN0 UCSZ02 RXB80 TXB80 197
(0xC0) UCSR0A RXC0 TXC0 UDRE0 FE0 DOR0 UPE0 U2X0 MPCM0 196
(0xBF) Reserved – – – – – – – –
(0xBE) Reserved – – – – – – – –
(0xBD) TWAMR TWAM6 TWAM5 TWAM4 TWAM3 TWAM2 TWAM1 TWAM0 – 245
(0xBC) TWCR TWINT TWEA TWSTA TWSTO TWWC TWEN – TWIE 242
(0xBB) TWDR 2-wire Serial Interface Data Register 244
(0xBA) TWAR TWA6 TWA5 TWA4 TWA3 TWA2 TWA1 TWA0 TWGCE 245
(0xB9) TWSR TWS7 TWS6 TWS5 TWS4 TWS3 – TWPS1 TWPS0 244
(0xB8) TWBR 2-wire Serial Interface Bit Rate Register 242
(0xB7) Reserved – – – – – – –
(0xB6) ASSR – EXCLK AS2 TCN2UB OCR2AUB OCR2BUB TCR2AUB TCR2BUB 165
(0xB5) Reserved – – – – – – – –
(0xB4) OCR2B Timer/Counter2 Output Compare Register B 163
(0xB3) OCR2A Timer/Counter2 Output Compare Register A 163
(0xB2) TCNT2 Timer/Counter2 (8-bit) 163
(0xB1) TCCR2B FOC2A FOC2B – – WGM22 CS22 CS21 CS20 162
(0xB0) TCCR2A COM2A1 COM2A0 COM2B1 COM2B0 – – WGM21 WGM20 159
(0xAF) Reserved – – – – – – – –
(0xAE) Reserved – – – – – – – –
(0xAD) Reserved – – – – – – – –
(0xAC) Reserved – – – – – – – –
(0xAB) Reserved – – – – – – – –
(0xAA) Reserved – – – – – – – –
(0xA9) Reserved – – – – – – – –
(0xA8) Reserved – – – – – – – –
(0xA7) Reserved – – – – – – – –
(0xA6) Reserved – – – – – – – –
(0xA5) Reserved – – – – – – – –
(0xA4) Reserved – – – – – – – –
(0xA3) Reserved – – – – – – – –
(0xA2) Reserved – – – – – – – –
(0xA1) Reserved – – – – – – – –
(0xA0) Reserved – – – – – – – –
(0x9F) Reserved – – – – – – – –
(0x9E) Reserved – – – – – – – –
(0x9D) Reserved – – – – – – – –
(0x9C) Reserved – – – – – – – –
(0x9B) Reserved – – – – – – – –
(0x9A) Reserved – – – – – – – –
(0x99) Reserved – – – – – – – –
(0x98) Reserved – – – – – – – –
(0x97) Reserved – – – – – – – –
(0x96) Reserved – – – – – – – –
(0x95) Reserved – – – – – – – –
(0x94) Reserved – – – – – – – –
(0x93) Reserved – – – – – – – –
(0x92) Reserved – – – – – – – –
(0x91) Reserved – – – – – – – –
(0x90) Reserved – – – – – – – –
(0x8F) Reserved – – – – – – – –
(0x8E) Reserved – – – – – – – –
(0x8D) Reserved – – – – – – – –
(0x8C) Reserved – – – – – – – –
(0x8B) OCR1BH Timer/Counter1 - Output Compare Register B High Byte 139
(0x8A) OCR1BL Timer/Counter1 - Output Compare Register B Low Byte 139
(0x89) OCR1AH Timer/Counter1 - Output Compare Register A High Byte 139
(0x88) OCR1AL Timer/Counter1 - Output Compare Register A Low Byte 139
(0x87) ICR1H Timer/Counter1 - Input Capture Register High Byte 139
(0x86) ICR1L Timer/Counter1 - Input Capture Register Low Byte 139
(0x85) TCNT1H Timer/Counter1 - Counter Register High Byte 139
(0x84) TCNT1L Timer/Counter1 - Counter Register Low Byte 139
(0x83) Reserved – – – – – – – –
(0x82) TCCR1C FOC1A FOC1B – – – – – – 138
(0x81) TCCR1B ICNC1 ICES1 – WGM13 WGM12 CS12 CS11 CS10 137
(0x80) TCCR1A COM1A1 COM1A0 COM1B1 COM1B0 – – WGM11 WGM10 135

9
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

Address Name Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 Page
(0x7F) DIDR1 – – – – – – AIN1D AIN0D 250
(0x7E) DIDR0 – – ADC5D ADC4D ADC3D ADC2D ADC1D ADC0D 267
(0x7D) Reserved – – – – – – – –
(0x7C) ADMUX REFS1 REFS0 ADLAR – MUX3 MUX2 MUX1 MUX0 263
(0x7B) ADCSRB – ACME – – – ADTS2 ADTS1 ADTS0 266
(0x7A) ADCSRA ADEN ADSC ADATE ADIF ADIE ADPS2 ADPS1 ADPS0 264
(0x79) ADCH ADC Data Register High byte 266
(0x78) ADCL ADC Data Register Low byte 266
(0x77) Reserved – – – – – – – –
(0x76) Reserved – – – – – – – –
(0x75) Reserved – – – – – – – –
(0x74) Reserved – – – – – – – –
(0x73) Reserved – – – – – – – –
(0x72) Reserved – – – – – – – –
(0x71) Reserved – – – – – – – –
(0x70) TIMSK2 – – – – – OCIE2B OCIE2A TOIE2 164
(0x6F) TIMSK1 – – ICIE1 – – OCIE1B OCIE1A TOIE1 140
(0x6E) TIMSK0 – – – – – OCIE0B OCIE0A TOIE0 112
(0x6D) PCMSK2 PCINT23 PCINT22 PCINT21 PCINT20 PCINT19 PCINT18 PCINT17 PCINT16 75
(0x6C) PCMSK1 – PCINT14 PCINT13 PCINT12 PCINT11 PCINT10 PCINT9 PCINT8 75
(0x6B) PCMSK0 PCINT7 PCINT6 PCINT5 PCINT4 PCINT3 PCINT2 PCINT1 PCINT0 75
(0x6A) Reserved – – – – – – – –
(0x69) EICRA – – – – ISC11 ISC10 ISC01 ISC00 72
(0x68) PCICR – – – – – PCIE2 PCIE1 PCIE0
(0x67) Reserved – – – – – – – –
(0x66) OSCCAL Oscillator Calibration Register 37
(0x65) Reserved – – – – – – – –
(0x64) PRR PRTWI PRTIM2 PRTIM0 – PRTIM1 PRSPI PRUSART0 PRADC 42
(0x63) Reserved – – – – – – – –
(0x62) Reserved – – – – – – – –
(0x61) CLKPR CLKPCE – – – CLKPS3 CLKPS2 CLKPS1 CLKPS0 37
(0x60) WDTCSR WDIF WDIE WDP3 WDCE WDE WDP2 WDP1 WDP0 55
0x3F (0x5F) SREG I T H S V N Z C 9
0x3E (0x5E) SPH – – – – – (SP10) 5. SP9 SP8 12
0x3D (0x5D) SPL SP7 SP6 SP5 SP4 SP3 SP2 SP1 SP0 12
0x3C (0x5C) Reserved – – – – – – – –
0x3B (0x5B) Reserved – – – – – – – –
0x3A (0x5A) Reserved – – – – – – – –
0x39 (0x59) Reserved – – – – – – – –
0x38 (0x58) Reserved – – – – – – – –
0x37 (0x57) SPMCSR SPMIE (RWWSB)5. – (RWWSRE)5. BLBSET PGWRT PGERS SELFPRGEN 294
0x36 (0x56) Reserved – – – – – – – –
0x35 (0x55) MCUCR – BODS(6) BODSE(6) PUD – – IVSEL IVCE 45/69/93
0x34 (0x54) MCUSR – – – – WDRF BORF EXTRF PORF 55
0x33 (0x53) SMCR – – – – SM2 SM1 SM0 SE 40
0x32 (0x52) Reserved – – – – – – – –
0x31 (0x51) Reserved – – – – – – – –
0x30 (0x50) ACSR ACD ACBG ACO ACI ACIE ACIC ACIS1 ACIS0 248
0x2F (0x4F) Reserved – – – – – – – –
0x2E (0x4E) SPDR SPI Data Register 176
0x2D (0x4D) SPSR SPIF WCOL – – – – – SPI2X 175
0x2C (0x4C) SPCR SPIE SPE DORD MSTR CPOL CPHA SPR1 SPR0 174
0x2B (0x4B) GPIOR2 General Purpose I/O Register 2 25
0x2A (0x4A) GPIOR1 General Purpose I/O Register 1 25
0x29 (0x49) Reserved – – – – – – – –
0x28 (0x48) OCR0B Timer/Counter0 Output Compare Register B
0x27 (0x47) OCR0A Timer/Counter0 Output Compare Register A
0x26 (0x46) TCNT0 Timer/Counter0 (8-bit)
0x25 (0x45) TCCR0B FOC0A FOC0B – – WGM02 CS02 CS01 CS00
0x24 (0x44) TCCR0A COM0A1 COM0A0 COM0B1 COM0B0 – – WGM01 WGM00
0x23 (0x43) GTCCR TSM – – – – – PSRASY PSRSYNC 144/166
0x22 (0x42) EEARH (EEPROM Address Register High Byte) 5. 21
0x21 (0x41) EEARL EEPROM Address Register Low Byte 21
0x20 (0x40) EEDR EEPROM Data Register 21
0x1F (0x3F) EECR – – EEPM1 EEPM0 EERIE EEMPE EEPE EERE 21
0x1E (0x3E) GPIOR0 General Purpose I/O Register 0 25

10
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

Address Name Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 Page
0x1D (0x3D) EIMSK – – – – – – INT1 INT0 73
0x1C (0x3C) EIFR – – – – – – INTF1 INTF0 73
0x1B (0x3B) PCIFR – – – – – PCIF2 PCIF1 PCIF0
0x1A (0x3A) Reserved – – – – – – – –
0x19 (0x39) Reserved – – – – – – – –
0x18 (0x38) Reserved – – – – – – – –
0x17 (0x37) TIFR2 – – – – – OCF2B OCF2A TOV2 164
0x16 (0x36) TIFR1 – – ICF1 – – OCF1B OCF1A TOV1 140
0x15 (0x35) TIFR0 – – – – – OCF0B OCF0A TOV0
0x14 (0x34) Reserved – – – – – – – –
0x13 (0x33) Reserved – – – – – – – –
0x12 (0x32) Reserved – – – – – – – –
0x11 (0x31) Reserved – – – – – – – –
0x10 (0x30) Reserved – – – – – – – –
0x0F (0x2F) Reserved – – – – – – – –
0x0E (0x2E) Reserved – – – – – – – –
0x0D (0x2D) Reserved – – – – – – – –
0x0C (0x2C) Reserved – – – – – – – –
0x0B (0x2B) PORTD PORTD7 PORTD6 PORTD5 PORTD4 PORTD3 PORTD2 PORTD1 PORTD0 94
0x0A (0x2A) DDRD DDD7 DDD6 DDD5 DDD4 DDD3 DDD2 DDD1 DDD0 94
0x09 (0x29) PIND PIND7 PIND6 PIND5 PIND4 PIND3 PIND2 PIND1 PIND0 94
0x08 (0x28) PORTC – PORTC6 PORTC5 PORTC4 PORTC3 PORTC2 PORTC1 PORTC0 93
0x07 (0x27) DDRC – DDC6 DDC5 DDC4 DDC3 DDC2 DDC1 DDC0 93
0x06 (0x26) PINC – PINC6 PINC5 PINC4 PINC3 PINC2 PINC1 PINC0 93
0x05 (0x25) PORTB PORTB7 PORTB6 PORTB5 PORTB4 PORTB3 PORTB2 PORTB1 PORTB0 93
0x04 (0x24) DDRB DDB7 DDB6 DDB5 DDB4 DDB3 DDB2 DDB1 DDB0 93
0x03 (0x23) PINB PINB7 PINB6 PINB5 PINB4 PINB3 PINB2 PINB1 PINB0 93
0x02 (0x22) Reserved – – – – – – – –
0x01 (0x21) Reserved – – – – – – – –
0x0 (0x20) Reserved – – – – – – – –

Note: 1. For compatibility with future devices, reserved bits should be written to zero if accessed. Reserved I/O memory addresses
should never be written.
2. I/O Registers within the address range 0x00 - 0x1F are directly bit-accessible using the SBI and CBI instructions. In these
registers, the value of single bits can be checked by using the SBIS and SBIC instructions.
3. Some of the Status Flags are cleared by writing a logical one to them. Note that, unlike most other AVRs, the CBI and SBI
instructions will only operate on the specified bit, and can therefore be used on registers containing such Status Flags. The
CBI and SBI instructions work with registers 0x00 to 0x1F only.
4. When using the I/O specific commands IN and OUT, the I/O addresses 0x00 - 0x3F must be used. When addressing I/O
Registers as data space using LD and ST instructions, 0x20 must be added to these addresses. The
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P is a complex microcontroller with more peripheral units than can be
supported within the 64 location reserved in Opcode for the IN and OUT instructions. For the Extended I/O space from 0x60
- 0xFF in SRAM, only the ST/STS/STD and LD/LDS/LDD instructions can be used.
5. Only valid for ATmega88A/88PA/168A/168PA/328/328P.
6. BODS and BODSE only available for picoPower devices ATmega48PA/88PA/168PA/328P

11
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

5. Instruction Set Summary


Mnemonics Operands Description Operation Flags #Clocks
ARITHMETIC AND LOGIC INSTRUCTIONS
ADD Rd, Rr Add two Registers Rd ← Rd + Rr Z,C,N,V,H 1
ADC Rd, Rr Add with Carry two Registers Rd ← Rd + Rr + C Z,C,N,V,H 1
ADIW Rdl,K Add Immediate to Word Rdh:Rdl ← Rdh:Rdl + K Z,C,N,V,S 2
SUB Rd, Rr Subtract two Registers Rd ← Rd - Rr Z,C,N,V,H 1
SUBI Rd, K Subtract Constant from Register Rd ← Rd - K Z,C,N,V,H 1
SBC Rd, Rr Subtract with Carry two Registers Rd ← Rd - Rr - C Z,C,N,V,H 1
SBCI Rd, K Subtract with Carry Constant from Reg. Rd ← Rd - K - C Z,C,N,V,H 1
SBIW Rdl,K Subtract Immediate from Word Rdh:Rdl ← Rdh:Rdl - K Z,C,N,V,S 2
AND Rd, Rr Logical AND Registers Rd ← Rd • Rr Z,N,V 1
ANDI Rd, K Logical AND Register and Constant Rd ← Rd • K Z,N,V 1
OR Rd, Rr Logical OR Registers Rd ← Rd v Rr Z,N,V 1
ORI Rd, K Logical OR Register and Constant Rd ← Rd v K Z,N,V 1
EOR Rd, Rr Exclusive OR Registers Rd ← Rd ⊕ Rr Z,N,V 1
COM Rd One’s Complement Rd ← 0xFF − Rd Z,C,N,V 1
NEG Rd Two’s Complement Rd ← 0x00 − Rd Z,C,N,V,H 1
SBR Rd,K Set Bit(s) in Register Rd ← Rd v K Z,N,V 1
CBR Rd,K Clear Bit(s) in Register Rd ← Rd • (0xFF - K) Z,N,V 1
INC Rd Increment Rd ← Rd + 1 Z,N,V 1
DEC Rd Decrement Rd ← Rd − 1 Z,N,V 1
TST Rd Test for Zero or Minus Rd ← Rd • Rd Z,N,V 1
CLR Rd Clear Register Rd ← Rd ⊕ Rd Z,N,V 1
SER Rd Set Register Rd ← 0xFF None 1
MUL Rd, Rr Multiply Unsigned R1:R0 ← Rd x Rr Z,C 2
MULS Rd, Rr Multiply Signed R1:R0 ← Rd x Rr Z,C 2
MULSU Rd, Rr Multiply Signed with Unsigned R1:R0 ← Rd x Rr Z,C 2
FMUL Rd, Rr Fractional Multiply Unsigned R1:R0 ← (Rd x Rr) << 1 Z,C 2
FMULS Rd, Rr Fractional Multiply Signed R1:R0 ← (Rd x Rr) << 1 Z,C 2
FMULSU Rd, Rr Fractional Multiply Signed with Unsigned R1:R0 ← (Rd x Rr) << 1 Z,C 2
BRANCH INSTRUCTIONS
RJMP k Relative Jump PC ← PC + k + 1 None 2
IJMP Indirect Jump to (Z) PC ← Z None 2
JMP(1) k Direct Jump PC ← k None 3
RCALL k Relative Subroutine Call PC ← PC + k + 1 None 3
ICALL Indirect Call to (Z) PC ← Z None 3
CALL(1) k Direct Subroutine Call PC ← k None 4
RET Subroutine Return PC ← STACK None 4
RETI Interrupt Return PC ← STACK I 4
CPSE Rd,Rr Compare, Skip if Equal if (Rd = Rr) PC ← PC + 2 or 3 None 1/2/3
CP Rd,Rr Compare Rd − Rr Z, N,V,C,H 1
CPC Rd,Rr Compare with Carry Rd − Rr − C Z, N,V,C,H 1
CPI Rd,K Compare Register with Immediate Rd − K Z, N,V,C,H 1
SBRC Rr, b Skip if Bit in Register Cleared if (Rr(b)=0) PC ← PC + 2 or 3 None 1/2/3
SBRS Rr, b Skip if Bit in Register is Set if (Rr(b)=1) PC ← PC + 2 or 3 None 1/2/3
SBIC P, b Skip if Bit in I/O Register Cleared if (P(b)=0) PC ← PC + 2 or 3 None 1/2/3
SBIS P, b Skip if Bit in I/O Register is Set if (P(b)=1) PC ← PC + 2 or 3 None 1/2/3
BRBS s, k Branch if Status Flag Set if (SREG(s) = 1) then PC←PC+k + 1 None 1/2
BRBC s, k Branch if Status Flag Cleared if (SREG(s) = 0) then PC←PC+k + 1 None 1/2
BREQ k Branch if Equal if (Z = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRNE k Branch if Not Equal if (Z = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRCS k Branch if Carry Set if (C = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRCC k Branch if Carry Cleared if (C = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRSH k Branch if Same or Higher if (C = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRLO k Branch if Lower if (C = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRMI k Branch if Minus if (N = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRPL k Branch if Plus if (N = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRGE k Branch if Greater or Equal, Signed if (N ⊕ V= 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRLT k Branch if Less Than Zero, Signed if (N ⊕ V= 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRHS k Branch if Half Carry Flag Set if (H = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRHC k Branch if Half Carry Flag Cleared if (H = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRTS k Branch if T Flag Set if (T = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRTC k Branch if T Flag Cleared if (T = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRVS k Branch if Overflow Flag is Set if (V = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRVC k Branch if Overflow Flag is Cleared if (V = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2

12
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

Mnemonics Operands Description Operation Flags #Clocks


BRIE k Branch if Interrupt Enabled if ( I = 1) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BRID k Branch if Interrupt Disabled if ( I = 0) then PC ← PC + k + 1 None 1/2
BIT AND BIT-TEST INSTRUCTIONS
SBI P,b Set Bit in I/O Register I/O(P,b) ← 1 None 2
CBI P,b Clear Bit in I/O Register I/O(P,b) ← 0 None 2
LSL Rd Logical Shift Left Rd(n+1) ← Rd(n), Rd(0) ← 0 Z,C,N,V 1
LSR Rd Logical Shift Right Rd(n) ← Rd(n+1), Rd(7) ← 0 Z,C,N,V 1
ROL Rd Rotate Left Through Carry Rd(0)←C,Rd(n+1)← Rd(n),C←Rd(7) Z,C,N,V 1
ROR Rd Rotate Right Through Carry Rd(7)←C,Rd(n)← Rd(n+1),C←Rd(0) Z,C,N,V 1
ASR Rd Arithmetic Shift Right Rd(n) ← Rd(n+1), n=0...6 Z,C,N,V 1
SWAP Rd Swap Nibbles Rd(3...0)←Rd(7...4),Rd(7...4)←Rd(3...0) None 1
BSET s Flag Set SREG(s) ← 1 SREG(s) 1
BCLR s Flag Clear SREG(s) ← 0 SREG(s) 1
BST Rr, b Bit Store from Register to T T ← Rr(b) T 1
BLD Rd, b Bit load from T to Register Rd(b) ← T None 1
SEC Set Carry C←1 C 1
CLC Clear Carry C←0 C 1
SEN Set Negative Flag N←1 N 1
CLN Clear Negative Flag N←0 N 1
SEZ Set Zero Flag Z←1 Z 1
CLZ Clear Zero Flag Z←0 Z 1
SEI Global Interrupt Enable I←1 I 1
CLI Global Interrupt Disable I←0 I 1
SES Set Signed Test Flag S←1 S 1
CLS Clear Signed Test Flag S←0 S 1
SEV Set Twos Complement Overflow. V←1 V 1
CLV Clear Twos Complement Overflow V←0 V 1
SET Set T in SREG T←1 T 1
CLT Clear T in SREG T←0 T 1
SEH Set Half Carry Flag in SREG H←1 H 1
CLH Clear Half Carry Flag in SREG H←0 H 1
DATA TRANSFER INSTRUCTIONS
MOV Rd, Rr Move Between Registers Rd ← Rr None 1
MOVW Rd, Rr Copy Register Word Rd+1:Rd ← Rr+1:Rr None 1
LDI Rd, K Load Immediate Rd ← K None 1
LD Rd, X Load Indirect Rd ← (X) None 2
LD Rd, X+ Load Indirect and Post-Inc. Rd ← (X), X ← X + 1 None 2
LD Rd, - X Load Indirect and Pre-Dec. X ← X - 1, Rd ← (X) None 2
LD Rd, Y Load Indirect Rd ← (Y) None 2
LD Rd, Y+ Load Indirect and Post-Inc. Rd ← (Y), Y ← Y + 1 None 2
LD Rd, - Y Load Indirect and Pre-Dec. Y ← Y - 1, Rd ← (Y) None 2
LDD Rd,Y+q Load Indirect with Displacement Rd ← (Y + q) None 2
LD Rd, Z Load Indirect Rd ← (Z) None 2
LD Rd, Z+ Load Indirect and Post-Inc. Rd ← (Z), Z ← Z+1 None 2
LD Rd, -Z Load Indirect and Pre-Dec. Z ← Z - 1, Rd ← (Z) None 2
LDD Rd, Z+q Load Indirect with Displacement Rd ← (Z + q) None 2
LDS Rd, k Load Direct from SRAM Rd ← (k) None 2
ST X, Rr Store Indirect (X) ← Rr None 2
ST X+, Rr Store Indirect and Post-Inc. (X) ← Rr, X ← X + 1 None 2
ST - X, Rr Store Indirect and Pre-Dec. X ← X - 1, (X) ← Rr None 2
ST Y, Rr Store Indirect (Y) ← Rr None 2
ST Y+, Rr Store Indirect and Post-Inc. (Y) ← Rr, Y ← Y + 1 None 2
ST - Y, Rr Store Indirect and Pre-Dec. Y ← Y - 1, (Y) ← Rr None 2
STD Y+q,Rr Store Indirect with Displacement (Y + q) ← Rr None 2
ST Z, Rr Store Indirect (Z) ← Rr None 2
ST Z+, Rr Store Indirect and Post-Inc. (Z) ← Rr, Z ← Z + 1 None 2
ST -Z, Rr Store Indirect and Pre-Dec. Z ← Z - 1, (Z) ← Rr None 2
STD Z+q,Rr Store Indirect with Displacement (Z + q) ← Rr None 2
STS k, Rr Store Direct to SRAM (k) ← Rr None 2
LPM Load Program Memory R0 ← (Z) None 3
LPM Rd, Z Load Program Memory Rd ← (Z) None 3
LPM Rd, Z+ Load Program Memory and Post-Inc Rd ← (Z), Z ← Z+1 None 3
SPM Store Program Memory (Z) ← R1:R0 None -
IN Rd, P In Port Rd ← P None 1
OUT P, Rr Out Port P ← Rr None 1
PUSH Rr Push Register on Stack STACK ← Rr None 2

13
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

Mnemonics Operands Description Operation Flags #Clocks


POP Rd Pop Register from Stack Rd ← STACK None 2
MCU CONTROL INSTRUCTIONS
NOP No Operation None 1
SLEEP Sleep (see specific descr. for Sleep function) None 1
WDR Watchdog Reset (see specific descr. for WDR/timer) None 1
BREAK Break For On-chip Debug Only None N/A

Note: 1. These instructions are only available in ATmega168PA and ATmega328P.

14
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6. Ordering Information

6.1 ATmega48A

Speed (MHz) Power Supply Ordering Code(2) Package(1) Operational Range


ATmega48A-AU 32A
ATmega48A-AUR(5) 32A
ATmega48A-MMH(4) 28M1
Industrial
20(3) 1.8 - 5.5 ATmega48A-MMHR(4)(5) 28M1
(-40°C to 85°C)
ATmega48A-MU 32M1-A
ATmega48A-MUR(5) 32M1-A
ATmega48A-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See ”Speed Grades” on page 321.
4. NiPdAu Lead Finish.
5. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28M1 28-pad, 4 x 4 x 1.0 body, Lead Pitch 0.45 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

15
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.2 ATmega48PA

Speed (MHz) Power Supply Ordering Code(2) Package(1) Operational Range


ATmega48PA-AU 32A
ATmega48PA-AUR(5) 32A
ATmega48PA-MMH(4) 28M1
Industrial
20(3) 1.8 - 5.5 ATmega48PA-MMHR(4)(5) 28M1
(-40°C to 85°C)
ATmega48PA-MU 32M1-A
ATmega48PA-MUR(5) 32M1-A
ATmega48PA-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See ”Speed Grades” on page 321.
4. NiPdAu Lead Finish.
5. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28M1 28-pad, 4 x 4 x 1.0 body, Lead Pitch 0.45 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

16
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.3 ATmega88A

Speed (MHz) Power Supply Ordering Code(2) Package(1) Operational Range


ATmega88A-AU 32A
ATmega88A-AUR(5) 32A
ATmega88A-MMH(4) 28M1
Industrial
20(3) 1.8 - 5.5 ATmega88A-MMHR(4)(5) 28M1
(-40°C to 85°C)
ATmega88A-MU 32M1-A
ATmega88A-MUR(5) 32M1-A
ATmega88A-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See ”Speed Grades” on page 321.
4. NiPdAu Lead Finish.
5. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28M1 28-pad, 4 x 4 x 1.0 body, Lead Pitch 0.45 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

17
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.4 ATmega88PA

Speed (MHz) Power Supply (V) Ordering Code(2) Package(1) Operational Range
ATmega88PA-AU 32A
ATmega88PA-AUR(5) 32A
ATmega88PA-MMH(4) 28M1
Industrial
20(3) 1.8 - 5.5 ATmega88PA-MMHR(4)(5) 28M1
(-40°C to 85°C)
ATmega88PA-MU 32M1-A
ATmega88PA-MUR(5) 32M1-A
ATmega88PA-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See ”Speed Grades” on page 321.
4. NiPdAu Lead Finish.
5. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28M1 28-pad, 4 x 4 x 1.0 body, Lead Pitch 0.45 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

18
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.5 ATmega168A

Speed (MHz)(3) Power Supply (V) Ordering Code(2) Package(1) Operational Range
ATmega168A-AU 32A
ATmega168A-AUR(5) 32A
ATmega168A-MMH(4) 28M1
Industrial
20 1.8 - 5.5 ATmega168A-MMHR(4)(5) 28M1
(-40°C to 85°C)
ATmega168A-MU 32M1-A
ATmega168A-MUR(5) 32M1-A
ATmega168A-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See ”Speed Grades” on page 321
4. NiPdAu Lead Finish.
5. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28M1 28-pad, 4 x 4 x 1.0 body, Lead Pitch 0.45 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

19
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.6 ATmega168PA

Speed (MHz)(3) Power Supply (V) Ordering Code(2) Package(1) Operational Range
ATmega168PA-AU 32A
ATmega168PA-AUR(5) 32A
ATmega168PA-MMH(4) 28M1
Industrial
20 1.8 - 5.5 ATmega168PA-MMHR(4)(5) 28M1
(-40°C to 85°C)
ATmega168PA-MU 32M1-A
ATmega168PA-MUR(5) 32M1-A
ATmega168PA-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See ”Speed Grades” on page 321.
4. NiPdAu Lead Finish.
5. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28M1 28-pad, 4 x 4 x 1.0 body, Lead Pitch 0.45 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

20
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.7 ATmega328

Speed (MHz) Power Supply (V) Ordering Code(2) Package(1) Operational Range
ATmega328-AU 32A
ATmega328-AUR(4) 32A
Industrial
20(3) 1.8 - 5.5 ATmega328-MU 32M1-A
(-40°C to 85°C)
ATmega328-MUR(4) 32M1-A
ATmega328-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See Figure 28-1 on page 321.
4. Tape & Reel

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)

21
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

6.8 ATmega328P

Speed (MHz) Power Supply Ordering Code(2) Package(1) Operational Range


ATmega328P-AU 32A
ATmega328P-AUR(4) 32A
Industrial
20(3) 1.8 - 5.5 ATmega328P-MU 32M1-A
(-40°C to 85°C)
ATmega328P-MUR(4) 32M1-A
ATmega328P-PU 28P3
Note: 1. This device can also be supplied in wafer form. Please contact your local Atmel sales office for detailed ordering information
and minimum quantities.
2. Pb-free packaging complies to the European Directive for Restriction of Hazardous Substances (RoHS directive).Also
Halide free and fully Green.
3. See Figure 28-1 on page 321.
4. Tape & Reel.

Package Type
32A 32-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Quad Flat Package (TQFP)
28P3 28-lead, 0.300” Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)
32M1-A 32-pad, 5 x 5 x 1.0 body, Lead Pitch 0.50 mm Quad Flat No-Lead/Micro Lead Frame Package (QFN/MLF)

22
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

7. Packaging Information

7.1 32A

PIN 1
B
PIN 1 IDENTIFIER

e E1 E

D1
D

C 0˚~7˚

A1 A2 A
L
COMMON DIMENSIONS
(Unit of Measure = mm)

SYMBOL MIN NOM MAX NOTE


A – – 1.20
A1 0.05 – 0.15
A2 0.95 1.00 1.05
D 8.75 9.00 9.25
D1 6.90 7.00 7.10 Note 2
E 8.75 9.00 9.25
Notes: 1. This package conforms to JEDEC reference MS-026, Variation ABA.
2. Dimensions D1 and E1 do not include mold protrusion. Allowable E1 6.90 7.00 7.10 Note 2
protrusion is 0.25 mm per side. Dimensions D1 and E1 are maximum B 0.30 – 0.45
plastic body size dimensions including mold mismatch.
C 0.09 – 0.20
3. Lead coplanarity is 0.10 mm maximum.
L 0.45 – 0.75
e 0.80 TYP

10/5/2001
TITLE DRAWING NO. REV.
2325 Orchard Parkway
32A, 32-lead, 7 x 7 mm Body Size, 1.0 mm Body Thickness,
R San Jose, CA 95131 32A B
0.8 mm Lead Pitch, Thin Profile Plastic Quad Flat Package (TQFP)

23
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

7.2 28M1

D
C

2
Pin 1 ID
3

E SIDE VIEW

TOP VIEW A1

y
K D2

0.45 COMMON DIMENSIONS


1
(Unit of Measure = mm)
2
R 0.20 SYMBOL MIN NOM MAX NOTE
3 A 0.80 0.90 1.00
E2 A1 0.00 0.02 0.05
b 0.17 0.22 0.27
b
C 0.20 REF
D 3.95 4.00 4.05
D2 2.35 2.40 2.45
L
E 3.95 4.00 4.05
e E2 2.35 2.40 2.45
0.4 Ref e 0.45
(4x) BOTTOM VIEW
L 0.35 0.40 0.45
y 0.00 – 0.08
Note: The terminal #1 ID is a Laser-marked Feature. K 0.20 – –

10/24/08
TITLE GPC DRAWING NO. REV.
Package Drawing Contact: 28M1, 28-pad, 4 x 4 x 1.0 mm Body, Lead Pitch 0.45 mm,
packagedrawings@atmel.com 2.4 x 2.4 mm Exposed Pad, Thermally Enhanced ZBV 28M1 B
Plastic Very Thin Quad Flat No Lead Package (VQFN)

24
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

7.3 32M1-A

D1

1
0
2
3 Pin 1 ID

E1 E SIDE VIEW

TOP VIEW A3
A2
A1
A
K
0.08 C COMMON DIMENSIONS
P (Unit of Measure = mm)
D2
SYMBOL MIN NOM MAX NOTE
A 0.80 0.90 1.00

1 A1 – 0.02 0.05
P
2 A2 – 0.65 1.00
Pin #1 Notch
(0.20 R) 3
A3 0.20 REF
E2
b 0.18 0.23 0.30

K D 4.90 5.00 5.10


D1 4.70 4.75 4.80
D2 2.95 3.10 3.25
E 4.90 5.00 5.10
b e L
E1 4.70 4.75 4.80

BOTTOM VIEW E2 2.95 3.10 3.25


e 0.50 BSC
L 0.30 0.40 0.50
P – – 0.60
0 – – 12o
Note: JEDEC Standard MO-220, Fig. 2 (Anvil Singulation), VHHD-2. K 0.20 – –

5/25/06
TITLE DRAWING NO. REV.
2325 Orchard Parkway
32M1-A, 32-pad, 5 x 5 x 1.0 mm Body, Lead Pitch 0.50 mm, 32M1-A E
R San Jose, CA 95131 3.10 mm Exposed Pad, Micro Lead Frame Package (MLF)

25
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

7.4 28P3

D
PIN
1

E1

SEATING PLANE

A1
L B2
B (4 PLACES)
B1
e

COMMON DIMENSIONS
0º ~ 15º REF (Unit of Measure = mm)
C
SYMBOL MIN NOM MAX NOTE

eB A – – 4.5724
A1 0.508 – –
D 34.544 – 34.798 Note 1
E 7.620 – 8.255
E1 7.112 – 7.493 Note 1
B 0.381 – 0.533

Note: 1. Dimensions D and E1 do not include mold Flash or Protrusion. B1 1.143 – 1.397
Mold Flash or Protrusion shall not exceed 0.25 mm (0.010"). B2 0.762 – 1.143
L 3.175 – 3.429
C 0.203 – 0.356
eB – – 10.160
e 2.540 TYP

09/28/01
TITLE DRAWING NO. REV.
2325 Orchard Parkway
28P3, 28-lead (0.300"/7.62 mm Wide) Plastic Dual 28P3 B
R San Jose, CA 95131 Inline Package (PDIP)

26
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

8. Errata

8.1 Errata ATmega48A


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega48A device.

8.1.1 Rev. D
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

8.2 Errata ATmega48PA


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega48PA device.

8.2.1 Rev. D
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

8.3 Errata ATmega88A


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega88A device.

8.3.1 Rev. F
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

27
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

8.4 Errata ATmega88PA


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega88PA device.

8.4.1 Rev. F
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

8.5 Errata ATmega168A


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega168A device.

8.5.1 Rev. E
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

8.6 Errata ATmega168PA


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega168PA device.

8.6.1 Rev E
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

28
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

8.7 Errata ATmega328


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega328 device.

8.7.1 Rev D
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

8.7.2 Rev C
Not sampled.

8.7.3 Rev B
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit
• Unstable 32 kHz Oscillator

1. Unstable 32 kHz Oscillator


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

2. Unstable 32 kHz Oscillator


The 32 kHz oscillator does not work as system clock. The 32 kHz oscillator used as asyn-
chronous timer is inaccurate.
Problem Fix/ Workaround
None.

8.7.4 Rev A
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit
• Unstable 32 kHz Oscillator

1. Unstable 32 kHz Oscillator


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

2. Unstable 32 kHz Oscillator


The 32 kHz oscillator does not work as system clock. The 32 kHz oscillator used as asyn-
chronous timer is inaccurate.
Problem Fix/ Workaround
None.

29
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

8.8 Errata ATmega328P


The revision letter in this section refers to the revision of the ATmega328P device.

8.8.1 Rev D
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit

1. Analog MUX can be turned off when setting ACME bit


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

8.8.2 Rev C
Not sampled.

8.8.3 Rev B
• Analog MUX can be turned off when setting ACME bit
• Unstable 32 kHz Oscillator

1. Unstable 32 kHz Oscillator


If the ACME (Analog Comparator Multiplexer Enabled) bit in ADCSRB is set while MUX3 in
ADMUX is '1' (ADMUX[3:0]=1xxx), all MUX'es are turned off until the ACME bit is cleared.
Problem Fix/Workaround
Clear the MUX3 bit before setting the ACME bit.

2. Unstable 32 kHz Oscillator


The 32 kHz oscillator does not work as system clock. The 32 kHz oscillator used as asyn-
chronous timer is inaccurate.
Problem Fix/ Workaround
None.

8.8.4 Rev A
• Unstable 32 kHz Oscillator

1. Unstable 32 kHz Oscillator


The 32 kHz oscillator does not work as system clock. The 32 kHz oscillator used as asyn-
chronous timer is inaccurate.
Problem Fix/ Workaround
None.

30
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATmega48A/48PA/88A/88PA/168A/168PA/328/328P

9. Datasheet Revision History


Please note that the referring page numbers in this section are referred to this document. The
referring revision in this section are referring to the document revision.

9.1 Rev. 8271B-04/10

1. Updated Table 8-8 with correct value for timer oscilliator at xtal2/tos2
2. Corrected use of SBIS instructions in assembly code examples.
3. Corrected BOD and BODSE bits to R/W in Section 9.11.2 on page 45, Section 11.5 on page 69
and Section 13.4 on page 93
4. Figures for bandgap characterization added, Figure 29-34 on page 349, Figure 29-81 on page
374, Figure 29-128 on page 399, Figure 29-175 on page 424, Figure 29-222 on page 449, Fig-
ure 29-269 on page 474, Figure 29-316 on page 499 and Figure 29-363 on page 523.
5. Updated ”Packaging Information” on page 546 by replacing 28M1 with a correct corresponding
package.

9.2 Rev. 8271A-12/09

1. New datasheet 8271 with merged information for ATmega48PA, ATmega88PA,


ATmega168PA and ATmega48A, ATmega88A andATmega168A. Also included
information on ATmega328 and ATmega328P
2 Changes done:
– New devices added: ATmega48A/ATmega88A/ATmega168A and
ATmega328
– Updated Feature Description
– Updated Table 2-1 on page 6
– Added note for BOD Disable on page 40.
– Added note on BOD and BODSE in ”MCUCR – MCU Control Register” on
page 93 and ”Register Description” on page 294
– Added limitation informatin for the application ”Boot Loader Support –
Read-While-Write Self-Programming” on page 279
– Added limitiation information for ”Program And Data Memory Lock Bits” on
page 296
– Added specified DC characteristice per processor
– Added typical characteristics per processor
– Removed execption information in ”Address Match Unit” on page 223.

31
8271BS–AVR–04/10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Headquarters International

Atmel Corporation Atmel Asia Atmel Europe Atmel Japan


2325 Orchard Parkway Unit 1-5 & 16, 19/F Le Krebs 9F, Tonetsu Shinkawa Bldg.
San Jose, CA 95131 BEA Tower, Millennium City 5 8, Rue Jean-Pierre Timbaud 1-24-8 Shinkawa
USA 418 Kwun Tong Road BP 309 Chuo-ku, Tokyo 104-0033
Tel: 1(408) 441-0311 Kwun Tong, Kowloon 78054 Saint-Quentin-en- Japan
Fax: 1(408) 487-2600 Hong Kong Yvelines Cedex Tel: (81) 3-3523-3551
Tel: (852) 2245-6100 France Fax: (81) 3-3523-7581
Fax: (852) 2722-1369 Tel: (33) 1-30-60-70-00
Fax: (33) 1-30-60-71-11

Product Contact

Web Site Technical Support Sales Contact


www.atmel.com avr@atmel.com www.atmel.com/contacts

Literature Requests
www.atmel.com/literature

Disclaimer: The information in this document is provided in connection with Atmel products. No license, express or implied, by estoppel or otherwise, to any
intellectual property right is granted by this document or in connection with the sale of Atmel products. EXCEPT AS SET FORTH IN ATMEL’S TERMS AND CONDI-
TIONS OF SALE LOCATED ON ATMEL’S WEB SITE, ATMEL ASSUMES NO LIABILITY WHATSOEVER AND DISCLAIMS ANY EXPRESS, IMPLIED OR STATUTORY
WARRANTY RELATING TO ITS PRODUCTS INCLUDING, BUT NOT LIMITED TO, THE IMPLIED WARRANTY OF MERCHANTABILITY, FITNESS FOR A PARTICULAR
PURPOSE, OR NON-INFRINGEMENT. IN NO EVENT SHALL ATMEL BE LIABLE FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL, PUNITIVE, SPECIAL OR INCIDEN-
TAL DAMAGES (INCLUDING, WITHOUT LIMITATION, DAMAGES FOR LOSS OF PROFITS, BUSINESS INTERRUPTION, OR LOSS OF INFORMATION) ARISING OUT OF
THE USE OR INABILITY TO USE THIS DOCUMENT, EVEN IF ATMEL HAS BEEN ADVISED OF THE POSSIBILITY OF SUCH DAMAGES. Atmel makes no
representations or warranties with respect to the accuracy or completeness of the contents of this document and reserves the right to make changes to specifications
and product descriptions at any time without notice. Atmel does not make any commitment to update the information contained herein. Unless specifically provided
otherwise, Atmel products are not suitable for, and shall not be used in, automotive applications. Atmel’s products are not intended, authorized, or warranted for use
as components in applications intended to support or sustain life.

© 2010 Atmel Corporation. All rights reserved. Atmel ®, Atmel logo and combinations thereof, AVR®, AVR ® logo and others are registered trade-
marks or trademarks of Atmel Corporation or its subsidiaries. Other terms and product names may be trademarks of others.

UNIVERSITAS SUMATERA 8271BS–AVR–04/10


UTARA

Anda mungkin juga menyukai