Anda di halaman 1dari 32

MANUAL

TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman

: 1 dari 15

Pendahuluan

Umum

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel dalam


melaksanakan kegiatan pembangkitan listrik menyadari
bahwa kegiatannya berpotensi menimbulkan dampak negatif
terhadap kualitas kegiatan dan aspek Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan. PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel memprioritaskan
aspek mutu, lingkungan dan K3 dalam kegiatan operasi,
dalam penerapannya menggunakan standar ISO 9001:2008
(mutu), ISO 14001:2005 (lingkungan) dan SMK3 PP 50/2012
(K3) disebut sebagai Sistem Manajemen Terpadu, selanjutnya
disingkat dengan SMT. Kaidah-kaidah mutu, lingkungan dan
K3 harus terintegrasi dalam setiap kegiatan untuk mencegah
dan menurunkan/mengurangi insiden (kegagalan peralatan,
kecelakaan kerja, kebakaran, ledakan, penyakit akibat kerja,
pencemaran lingkungan dan gangguan operasi lainnya) serta
minimumkan risiko operasi guna meningkatkan keandalan,
efisiensi dan produktivitas. Hal ini menjadi tanggung jawab
seluruh jajaran pekerja, Mitra Kerja dan Mitra Usaha, tim
manajemen berkewajiban memantau pelaksanaannya secara
konsisten.

Diketahui bahwa kinerja semua pihak saling berhubungan,


baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
operasi akan mempengaruhi citra PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel maka dipandang perlu diterbitkan
Manual SMT sebagai acuan bagi pihak-pihak terkait dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap kegiatannya.

Pedoman SMT akan dijabarkan kembali dalam dokumentasi


sistem yang lebih rinci yaitu Prosedur yang menjelaskan
secara lebih detail tentang tata cara pelaksanaan prosesproses yang sudah digambarkan dalam Pedoman SMT yang

secara garis besar sesuai dengan SMT yang diterapkan di PT.


PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel.

Profile PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel

Nama Perusahaan
SUMBAGSEL

: PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN

Alamat : Jl. Demang Lebar Daun No. 375 Palembang 30128


Telephone

: (0711) 374951

Faximile

: (0711) 374958

Email : info.kitsbs@pln.co.id

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir


abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi
untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta
Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari
hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang
Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut
dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik
tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan
September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno
membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.

Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah


menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status
Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No.
17,
No. dokumen

No. revisi

: 00

MANUAL
TERPADU

Tanggal :
Halaman

: 2 dari 15

PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha


ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam
bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di
atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero).

Kantor Induk PT. PLN KITSBS juga memiliki 9 unit


Pembangkit, adapun unit tersebut adalah:

Sektor Bandar Lampung (SBDL)

Sektor Tarahan (STAR)

Sektor Bukit Asam (SBAM)

Sektor Keramasan (SKRM)

Sektor Bengkulu (SBKL)


Sektor Bukit Tinggi (SBKT)

Sektor Ombilin (SOMB)

Sektor Jambi (SJMB)


Sektor Teluk Sirih (STIR)

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sumbagsel ditetapkan berdasarkan SK General Manager
Nomor 114.K/GM KITSBS/2008. Tugas - tugas dan fungsi dari
masing-masing pejabat dituangkan dalam Uraian Jabatan
yang dibagikan kepada masing-masing pejabat melalui
koordinasi Bidang SDM & ADM. Struktur Organisasi PT. PLN

(Persero) Pembangkitan Sumbagsel dapat dilihat dalam


lampiran Pedoman Sistem ini.

(Lampiran 1)

1.4 Ruang Lingkup Penerapan

SMT diterapkan untuk seluruh proses kerja dan area yang


ada di lingkungan kantor PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel dalam pengelolaan kegiatan Perencanaan dan
Pengendalian Supply Listrik.

1.5 Pengecualian

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel menerapkan


seluruh klausul dalam Standard Sistem manajemen terpadu
ISO 9001:2008, kecuali :
Klausul 7.3 : Desain dan Pengembangan
Klausul 7.5.2 : Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa

Klausul 7.5.5 : Preservasi Produk

Klausul 7.6 : Pengendalian Peralatan Pemantauan dan


Pengukuran

Hal ini dikarenakan karakteristik proses-proses yang ada


dalam sistem manajemen terpadu PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel tidak ada yang sesuai untuk
penerapan klausul-klausul tersebut. Dengan tidak
diterapkannya klausul-klausul diatas, PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel menjamin tidak akan mengurangi
efektifitas sistem yang diterapkan dan mutu pelayanan yang
diberikan. Apabila di kemudian hari PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel menerapkan klausul di atas, maka
akan dilakukan peninjauan terhadap sistem manajemen
terpadu yang diterapkan

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :
Halaman

: 3 dari 15

SISTEM MANAJEMEN TERPADU

Komitmen Manajemen

Visi

Bagi PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel, Visi


merupakan cita cita dalam mengembangkan PT PLN
(Persero) dan refleksi dari pusat perhatian manajemen
terhadap keinginan pelanggan dan pihak-pihak yang terkait.
Disamping itu Visi adalah bentuk penetapan keinginan
Corporate dalam menggerakkan organisasi ke arah yang
dituju.
Adapun Visi PT PLN (Persero) adalah : Menjadi Perusahaan
Pembangkit Terkemuka dan Unggul di Indonesia dengan
Kinerja Kelas Dunia

2.1.2. Misi

Strategi dalam pencapaian cita cita yang telah tertuang


dalam Visi PT PLN (Persero) ditetapkan sebagai Misi.
Adapun Misi PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel
adalah :

Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien,


handal dan berwawasan lingkungan.
Menerapkan tata kelola pambangkit kelas dunia yang
didukung oleh Sumber Daya Manusia berpengalaman dan
berpengetahuan.
Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam
pelaksanaan tugas dan tanggungjawab.

2.1.3. Motto

Motto PT. PLN (Persero) adalah LISTRIK UNTUK


KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK.

2.1.4. Kebijakan

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel berkomitmen


menjadi produsen tenaga listrik dengan kinerja kelas dunia.
Perusahaan berusaha menyajikan energi listrik yang handal,
senantiasa bekerja sesuai standard dan prosedur kerja yang
telah ditentukan serta selalu berusaha melakukan perbaikan
dan peningkatan yang berkesinambungan dengan cara :

Menerapkan Sistem Manajemen Terpadu (SMT) ISO


9001:2008, ISO 14001:2005 dan SMK3 PP 50/2012 dalam
seluruh proses kegiatan bisnis perusahaan.
Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya yang berkaitan dengan Mutu, Lingkungan
dan K3.
Menetapkan wewenang dan tanggung jawab kepada seluruh
jajaran perusahaan untuk menjamin terpeliharanya SMT.
Memelihara dan mengkomunikasikan Kebijakan SMT ini
kepada seluruh karyawan dan pihak eksternal terkait.
Melakukan Usaha Pencegahan dan Pengendalian
Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan Kerja serta
Penyakit Akibat Kerja secara berkelanjutan.
Menjalin hubungan yang harmonis dengan Stake holder dan
pihak-pihak yang berkepentingan.

Referensi:

ISO 9001:2008, klausul 5.1 Kepemimpinan dan Komitmen,


5.3 Kebijaksanaan

ISO 14001:2005, klausul 4.2 Kebijaksanaan


PP 50/2012, elemen 1.1 Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman

: 4 dari 15

2.1.5. Tanggung jawab dan Wewenang

Dalam pengembangan, penerapan dan pemeliharaan SMT,


General Manajer PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumatera
Bagian Selatan menerbitkan Surat Keputusan General
Manajer PT PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian
Selatan No. 009.K/MKITSBS/2012 tanggal 27 April 2012
tentang Tim Set-Up dan Implementasi Sistem Manajemen
Terpadu (SMT). Struktur tim SMT PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel selengkapnya seperti pada
Lampiran - 3.

Berikut uraian struktur, tanggungjawab dan wewenang tim


SMT PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel:

Penanggung jawab

Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi


persyaratan pelanggan dan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan pengendalian dan
pengelolaan lingkungan, serta melaksanakan kegiatan
operasional perusahaan yang sesuai dengan aturan
dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja.

Menetapkan kebijakan perusahaan PT PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Selatan.

Memastikan bahwa sasaran perusahaan ditetapkan


pada masing-masing fungsi/ tingkatan di dalam
organisasi.

Menetapkan program management lingkungan dan


keselamatan dan kesehatan kerja.

Mengusulkan rencana kerja dan anggaran perusahaan


PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Selatan.

Menetapkan tanggung jawab dan wewenang masingmasing fungsi.

Menyediakan dan mengendalikan sumber daya untuk


operasi dan pemeliharaan kantor.

Melakukan tinjauan manajemen secara terencana dan


berkelanjutan.

Wakil Manajemen

Memastikan bahwa proses yang di perlukan untuk


sistem manajemen terpadu PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan telah
ditetapkan, dilaksanakan dan di pelihara serta
ditingkatkan secara berkelanjutan keefektifannya.

Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan


yang efektif dari sistem mutu yang di
dokumentasikan.

Merencanakan dan memantau program audit internal

Mengidentifikasikan dan mengelola program untuk


perbaikan sistem mutu yang berkelanjutan.

Menentukan apakah kebijaksanaan dan penerapan


yang diajukan telah memenuhi persyaratan ISO 9001:
2008, sesuai dengan produk layanan yang di berikan,
ditetapkan dengan benar dan ketidaksesuaian telah di
perbaiki.

Mengkoordinir pelaksanaan rapat tinjauan


manajemen.

Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam hal


penerapan sistem manajemen mutu PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan.

Melaporkan kepada General Manager tentang kinerja


sistem manajemen terpadu PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan.

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman

: 5 dari 15

Memastika bahwa seluruh karyawan PT PLN (Persero)


Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan memahami
dan berupaya memenuhi persyaratan pelanggan
dalam rangka memberikan kepuasan kepada
pelanggan, pengendalian lingkungan serta
persyaratan keselamtan dan kesehatan kerja.

Ketua Tim Audit Internal


Memimpin tim audit internal dari tanggung jawab
mengenai jalannya audit.

Membuat jadwal dan rencana audit internal yang akan


dilaksanakan.
Mengkoordinir auditor internal untuk pembagian area
audit.
Mengawasi seluruh anggota tim audit dalam
pelaksanaan audit internal.

Menyusun temuan audit dan membuat laporan audit.

Anggota tim audit internal

Melaksanakan audit internal sesuai jadwal audit


Mendokumentasikan observasi dan temuan yang
relevan.
Menyerahkan temuan audit kepada ketua tim audit
intenal.

Memverifikasi bahwa tindakan koreksi telah


dilaksanakan untuk setiap temuan/ ketidaksesuaian
yang ditemui selama audit.

Sekretaris Umum SMT

Melakukan verifikasi dan mengendalikan dokumen


seluruh sistem manajemen terpadu termasuk
melakukan upload ke sistem dokumentasi online.

Melakukan sosialisasi dan penyearah implementasi


SMT

Membantu Wakil Manajemen dalam penyelenggaraan


tinjauan maanajemen dan tugas SMT lainnya.

Menghadiri rapat pembahasan implementasi SMT


(Kendala/Tindak Lanjut)
Membuat program tahunan audit internal.
Mengusulkan tim pelaksanaan Audit (tim auditor)
kepada wakil manajemen.

Melakukan koordinasi dengan sekretariat bidang SMT


dan sekretari work group serta kepada wakil
manajemen.

Tim Sekretariat Per Bidang Sistem SMT


Menerbitkan dan mengendalikan dokumen SMT yang
terkait di bidangnya

Melakukan sosialisasi dan penyearah implementasi


SMT sesuai bidangnya masing-masing.

Membantu wakil manajemen dalam penyelenggaraan


tinjauan manajemen.

Memantau tindak lanjut hasil audit (internal/


eksternal) dan keputusan manajemen sesuai
bidangnya.

Menghadiri rapat pembahasan implementasi SMT


(kendala/ tindak lanjut)

Membantu wakil manajemen dan sekretaris umum


SMT dalam tugas SMT.

Melakukan koordinasi dengan sekretaris work group


dan kepada wakil manajemen.

Tim Sekretaris Work Group SMT

Melakukan penerbitan/ revisi dokumen sistem pada


bagian masing-masing

Mengendalikan dokumen dan rekaman SMT pada


bagian masing-masing.
Melakukan sosialisasi dan penyearah implementasi
SMT di bagian masing-masing.

Memantau tindak lanjut hasil audit (internal/


eksternal) dan keputusan manajemen dibagian
masing-masing.

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman

: 6 dari 15

Menghadiri rapat pembahasan implementasi SMT


(kendala/ tindak lanjut)
Menjadi agen perwakilan SMT dan konsultan di bagian
masing-masing.

Melakukan koordinasi dengan sekretaris umum dan


sekretaris bidang SMT, Deputi Manajer terkait serta
kepada Wakil Manajemen.

Tim Anggota Work Group SMT


Melakukan implementasi SMT pada bagian masingmasing

Mengendalikan dokumen dan rekaman SMT pada


bagian masing-masing.
Melakukan sosialisasi dan penyearah implementasi
SMT di bagian masing-masing.

Menindak lanjuti hasil audit (internal/ eksternal) dan


keputusan manajemen di bagian masing-masing.

Melakukan evaluasi kajian analisa bahaya resiko kerja,


identifikasi aspek dan dampak lingkungan, resiko
pengamanan dan resiko lainnya yang terkait di
bidangnya.

Menjadi pembina dan pengawas pelaksanaan SMT


bagi anggota pegawai & outsourching di bawahnya.

Melakukan koordinasi dengan sekretaris workgroup


dan deputi manager terkait.

Adapun tugas dan wewenang tiap bagian sesuai


Struktur Organisasi Perusahaan ditetapkan dalam
Dokumen Internal tugas dan wewenang PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel.

Referensi

ISO 9001:2008, klausul 5.5.1 Tanggungjawab dan


wewenang
ISO 14001:2005, klausul 4.4.1 Sumber daya, peran,
tanggung jawab dan wewenang

PP 50/2012, elemen 1.2 Tanggung jawab dan


wewenang untuk bertindak

Perencanaan

Perencanaan SMT di PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sumbagsel dilakukan mulai dari menetapkan proses-proses
yang dibutuhkan dalam bisnis dan dituangkan ke dalam
business process dan kemudian mendefinisikan detail proses
yang harus dilakukan dalam prosedur terkait yang
terdokumentasi.

Perencanaan SMT dilakukan untuk memastikan pencapaian


Sasaran yang ditetapkan dan memastikan keutuhan SMT ini
tetap terpelihara. Pimpinan Bagian bertanggung jawab untuk
membuat rencana mutu atau rencana kerja guna pencapaian
Sasaran yang telah ditetapkan oleh General Manager.

2.2.1. Identifikasi Peraturan

Untuk tetap mengikuti perkembangan peraturan yang berlaku


terutama yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja maka perusahaan berkomitmen untuk mengikuti terus
perkembangan peraturan dengan cara berhubungan dengan
pihak yang berwenang.

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-08

ISO 9001 klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan yang


Berkaitan dengan Produk
ISO 14001 klausul 4.3.2 Persyaratan Peraturan Perundanganundangan dan lainnya SMK3 PP 50/2012 elemen 2.3
Peraturan Perundangan dan Persyaratan laindibidang K3

: PT-KITSBS-06

: PP 50/ 2012, elemen


3.2.2 Identifikasi
bahaya dan penilaian
resiko dilakukan pada

tinjauan kontrak oleh


petugas yang
berkompeten.

MANUAL TERPADU

No. dokumen

Tanggal :
No. revisi

: 00
Halaman

: 7 dari 15

2.2.2. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian


Resiko

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel membuat,


menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, penilaian resiko dan penentuan pengendalian penting
secara terus menerus. PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel mendokumentasikan dan menjaga hasil
identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian yang
ditentukan selalu muktahir.

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel memastikan


resiko K3 dan pengendalian yang ditentukan adalah
dipertimbangkan saat membuat, menerapkan dan memelihara
sistem

manajemen K3- nya. Prosedur terkait Referensi

2.2.3. Identifikasi Aspek Dampak Lingkungan

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel


menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk, dan jasa
dalam lingkup system manajemen lingkungan, yang dapat
dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi dengan
memperhitungkan pembangunan yang direncanakan atau
baru; kegiatan produk dan jasa yang baru atau yang diubah,
menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan.
Prosedur terkait

Referensi
Lingkungan.

: PT-KITSBS-06

: ISO 14001:2005, klausul 4.3.1 Aspek

2.2.4. Tujuan, Sasaran dan Program

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel membuat,


menerapkan dan memelihara sasaran SMT yang
terdokumentasi, pada bagian dan tingkat yang relevan.

Ketika membuat dan mengkaji tujuan, perusahaan


mempertimbangkan persyaratan peraturan dan persyaratan
lain yang biasa diikuti organisasi, dan resiko K3 dan aspek
lingkungannya. Juga harus dipertimbangkan pilihan
teknologinya, persyaratan keuangan, operasional dan
bisnisnya, dan pandangan pihak terkait yang relevan.

PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel membuat,


menerapkan dan memelihara program untuk mencapai
sasarannya. Sasaran dan Program Manajemen Terpadu
menjadi bagian dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP) yang dibuat setiap tahun. RKAP ini ditetapkan
sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan operasional
yang mencakup seluruh anggaran perusahaan. Pencapaian
RKAP ini dievaluasi setiap triwulan. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah penambahan prasarana/instalasi baru. Jika ada
penambahan prasarana atau instalasi baru, terlebih dahulu
diidentifikasi tingkat resiko yang terjadi untuk dilakukan
pengelolaan yang sesuai dan menjadi bagian dalam program
organisasi.
Referensi:
ISO 9001:2008, klausul 5.4.1 Sasaran Mutu; 5.4.2
Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
ISO 14001:2005, klausul 4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program

PP 50/2012, elemen 2.1.5 Rencana kerja dan rencana khusus


yang berkaitan dengan produk, proses, proyek atau tempat
kerja tertentu telah dibuat dengan menetapkan tujuan dan
sasaran yang dapat diukur, menetapkan waktu pencapaian
dan menyediakan

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman

: 8 dari 15

sumber daya; 2.1.6 Rencana K3 diselaraskan dengan


rencana sistem manajemen perusahaan

Pendukung

Pengelolaan Pembiayaan

Biaya yang digunakan dalam pelaksanaan operasional


dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran Pendapatan
(RKAP). Realisasi pengeluarannya dimonitor oleh Bidang
Keuangan melalui mekanisme pengelolaan pembiayaan untuk
menghindari pengeluaran biaya diluar pos biaya atau diatas
plafon biaya yang telah ditetapkan.

Prosedur terkait

: PT-KITSBS-26

Referensi
: ISO 9001-2008, klausul 5.4.2 Perencanaan
sistem manajemen mutu

ISO 14001-2005, klausul 4.3 Perencanaan

2.3.2. Penyediaan Sumber Daya Manusia

Kebutuhan sumber daya manusia dipenuhi sesuai dengan


kebutuhan posisi dan kompetensi yang dibutuhkan.
Kebutuhan pegawai dipenuhi baik melalui rekrutmen dari luar
PT. PLN (Persero) atau melalui mutasi antar Unit. Proses
rekrutmen pegawai dilakukan baik secara terpusat di kantor
pusat PT PLN (Persero) atau dilaksanakan sendiri oleh PT
PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel.

Pelaksanaan rekrutmen diatur secara detail dalam keputusan


Direksi PT. PLN (Persero) Nomor. 264.K/DIR/2008 tentang
Sistem Rekruitmen Pegawai.

Pengelolaan Administrasi Pegawai dilakukan untuk


melaksanakan peraturan PT PLN (Persero) tentang
kepegawaian yang meliputi kenaikan pangkat, mutasi, cuti,
absensi, pensiun, dan pemeliharaan kesehatan pegawai. Hal

ini ditujukan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan


kepada setiap pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya
dan agar setiap pegawai mempunyai motifasi yang tinggi
untuk berperan aktif dalam pencapaian hasil yang diinginkan.
Untuk pengelolaan kehadiran pegawai, absensi kehadiran
masing masing pegawai diambil melalui scan wajah dan
setiap 1 minggu sekali Bidang SDM & UMUM melakukan
evaluasi data kehadiran melalui sistem informasi
kepegawaian. Nilai kehadiran pegawai dipakai untuk
menetukan IPK (Indeks Prestasi Kerja) masing masing
pegawai. Adapun mekanisme pengelolaan pegawai yang lain
diatur dalam Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor.
265.K/010/DIR/2000 tentang Pemeliharaan Kesehatan
Pegawai

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-17

ISO 9001-2008, klausul 6.1 penyediaan sumber daya; 6.2


sumber daya manusia

ISO 14001-2005, kalusul 4.4.1 sumber daya, peran,


tanggungjawab dan kewenangan PP 50/ 2012, elemen 7.1
pemeriksaan bahaya

2.3.3. Pelatihan, Kompetensi dan Kesadaran

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel menjamin setiap


pegawainya mempunyai kemampuan yang sesuai atas dasar
pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang
sesuai. Penetapan persyaratan bagi kemampuan yang harus
dimiliki sumber daya manusia dituangkan dalam persyaratan
jabatan dalam dokumen Uraian Jabatan Pegawai dan
Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ). Dokumen ini dipakai
sebagai salah satu dasar dalam mempertimbangkan
pemberian pelatihan, penempatan jabatan baru, maupun
rotasi pegawai.

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman

: 9 dari 15

Diklat merupakan salah satu tindakan yang dilakukan


terhadap pegawai untuk menutupi gap (kesenjangan) antara
persyaratan jabatan dan kemampuan yang dimiliki pegawai.
Pengelolaan diklat dilakukan oleh Bidang SDM & UMUM
melalui UDIKLAT dengan membuat perencanaan diklat yang
bersumber dari usulan masing-masing Bidang atas hasil
evaluasi kompetensi pegawai maupun hasil penilaian MUK.

Pengelolaan Diklat pegawai diatur dalam Keputusan Direksi


PT. PLN (Persero) Nomor. 053.K/010/DIR/2002 dan tata
caranya dijelaskan dalam Prosedur Operasional Pendidikan
dan Pelatihan (PO-02.SDM/KIT.SBS).

Prosedur terkait

Referensi

:PT-KITSBS-17

ISO 9001 klausul 6.2 Sumber Daya Manusia


ISO 14001 klausul 4.4.2 Kompetensi, Pelatihan dan
Kesadaran
SMK3 PP 50/2012 elemen 12 Pengembangan Keterampilan
dan Kemampuan PAS 99:2012 klausul 7.1 Pemeriksaan
Bahaya

2.3.4. Komunikasi dan Konsultasi

Proses Komunikasi dan Konsultasi dilakukan untuk


mengendalikan kegiatan operasional dan Sistem Manajemen
Terpadu berjalan secara efektif. PT PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel melibatkan partisipasi pekerja
dalam pelaksanaan:

identifikasi potensi bahaya, penilaian resiko (K3) dan aspek


dampak lingkungan serta menentukan pengendalian;
penyelidikan insiden dan ketidaksesuaian mutu, K3, serta
lingkungan;
keterlibatan dalam pengembangan dan pengkajian kebijakankebijakan dan tujuan-tujuan SMT konsultasi jika ada beberapa

perubahan yang mempengaruhi SMT perwakilan atas hal-hal


yang berkaitan dengan K3

Prosedur terkait

Referensi

:PT-KITSBS-18

ISO 9001:2008 Klausul 5.5.3, Komunikasi Internal ISO


14001:2005 Klausul 4.4.3 Komunikasi
SMK3 PP No. 50 tahun 2012 Sub Elemen 1.4 Keterlibatan &
Konsultasi dengan Tenaga Kerja

Dokumentasi Informasi

Penyusunan dokumen Sistem Manajemen Terpadu PT. PLN


(Persero) Pembangkitan Sumbagsel disamping dilakukan
untuk memenuhi ketentuan dalam standard Sistem
Manajemen Terpadu ISO 9001:2008, ISO 14001:2005, dan
PP 50/2012, juga untuk menjamin efektifitas dan efisiensi
penerapan Sistem Manajemen Terpadu dalam rangka
mempermudah pencapaian target-target kinerja yang telah
ditetapkan.

2.4.1. Pengendalian Dokumen

Setiap dokumen yang diberlakukan di PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumbagsel dikendalikan kesesuaiannya
terhadap ketentuan standard SMT oleh Wakil Manajemen
melalui Sekretaris SMT. Wakil Manajemen bertanggung jawab
untuk meninjau kecukupan dokumen yang diperlukan dalam
penerapan SMT sesuai persyaratan dan standar dan
kebutuhan proses bisnis PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumbagsel.

Pengelolaan dokumen yang dipakai sebagai acuan untuk


melaksanakan pekerjaan dalam rangka mencapai mutu
pelayanan yang ditentukan, merupakan tanggung jawab
fungsi yang berwenang di masing masing Bidang yang
bersangkutan, dan pengendaliannya

MANUAL TERPADU

No. dokumen

Tanggal :

No. revisi

: 00

Halaman
15

: 10 dari

dilakukan oleh Sekretaris SMT. Pengendalian Dokumen


dilakukan dalam hal pengidentifikasian, pengesahan,
penerbitan, penyimpanan, perubahan/ revisi, penarikan dan
pemusnahan dokumen.

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-01

ISO 9001 klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen


ISO 14001 klausul 4.4.5 Pengendalian Dokumen

SMK3 PP No. 50/2012 elemen 4 Konteks Organisasi

2.4.2. Pengendalian Catatan/Rekaman

Catatan/Rekaman yang dihasilkan dari pelaksanaan sistem


disimpan baik berupa soft copy maupun hard copy di masingmasing Bidang pelaksana proses. Dimana pengendaliannya
dilakukan oleh masing-masing Bidang dengan dikoordinasi
Sekretaris SMT melalui Daftar Catatan/Rekaman yang
disimpan yang dibuat masing-masing Bidang.

Pengendalian Catatan/Rekaman dilakukan dalam hal metode


penyimpanan, kemudahan pengambilan, penentuan masa
simpan, dan pemusnahan arsip.

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-02

ISO 9001:2008 Klausul 4.2.4 Pengendalian Rekaman

ISO 14001:2005 Klausul 4.5.4 Pengendalian Rekaman

SMK3 PP No. 50 tahun 2012 Elemen 10 Pengendalian


Rekaman

Operasional

Kegiatan operasional dalam hal ini berupa proses realisasi


pelayanan merupakan proses-proses yang terkait langsung
dengan pelanggan dengan input dari pelanggan dan output
ditujukan untuk pelanggan.

2.5.1. Rapat Koordinasi dengan P3BS

Rapat dengan P3BS dilakukan setiap bulan untuk


mendiskusikan tentang kebutuhan dan kemampuan supply
energi listrik. Dalam rapat dilakukan evaluasi realisasi
pemenuhan daya listrik bulan lalu dan membicarakan rencana
satu bulan ke depan. Selain itu juga P3BS diminta untuk
memberikan penilaian tentang kepuasannya terhadap
pelayanan yang dilakukan satu bulan terakhir, memberikan
saran, dan menyampaikan keluhan yang dirasakan.

2.5.2. Perencanaan Pembangkitan

Tujuan dari fungsi Perencanaan Pembangkitan adalah untuk


menganalisa dan merencanakan kebutuhan energi listrik
harian, bulanan serta tahunan sesuai dengan daya mampu
dari setiap unit disetiap sektor. Perencanaan kebutuhan
energi listrik ini digunakan sebagai dasar untuk
merencanakan program kegiatan investasi untuk kebutuhan
operasional pembangkit. Perencanaan program investasi
akan dianggarkan dalam RKAP.

Bidang Perencanaan bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan fungsi Perencanaan Pembangkitan yang diatur
dalam Prosedur Pengendalian Pemeliharaan Pembangkit (PTKITSBS-27)

MANUAL TERPADU

No. dokumen

Tanggal :

No. revisi

: 00

Halaman
15

: 11 dari

2.5.3. Perencanaan Pengusahaan

Perencanaan pengusahaan dilakukan apabila ada kebutuhan


pengembangan usaha penyediaan tenaga listrik dengan
mendirikan unit pembangkit baru atau meningkatkan
kemampuan beban unit yang sudah ada. Perencanaan
dilaksanakan melalui studi kelayakan usaha dan
mengembangkan hubungan kerjasama pendanaan.

Bidang Perencanaan bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan fungsi Perencanaan Pengusahaan yang diatur
dalam Prosedur Perencanaan dan Operasi (PT-KITSBS-26)

2.5.4. Pengendalian Beban

Pengendalian beban unit pembangkit dilaksanakan dengan


meminta laporan harian realisasi operasi pembangkit untuk
direkap dalam Monitoring Realisasi Operasi Pembangkit yang
disajikan untuk Manajemen. Apabila dalam laporan harian
realisasi operasi pembangkit ditemukan ada suatu masalah
dalam hal realisasi beban, maka akan dilakukan koordinasi
dengan Unit Pembangkit yang terkait untuk melakukan tindak
lanjut yang diperlukan.

Bidang Produksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan


fungsi Pengendalian Beban Unit Pembangkit yang diatur
dalam Prosedur Operasional Pengendalian Beban (PO-

01.PRD/KIT.SBS)

2.5.5. Pengendalian Pemeliharaan

Pengendalian pemeliharaan unit pembangkit dilaksanakan


dengan mengevaluasi permintaan biaya kebutuhan
pembiayaan pemeliharaan dari Unit pembangkit yang
diusulkan melalui SKK dari masing-masing Unit Pembangkit.

Evaluasi SKK dilakukan berdasarkan perencanaan


pemeliharaan Unit pembangkit dan besaran anggaran biaya
dalam RKAP.

Bidang Produksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan


fungsi Pengendalian Pemeliharaan Unit Pembangkit yang
diatur dalam Prosedur Pemeliharaan Pembangkit dan
Peralatan Pendukung (PT-KITSBS-29)

Evaluasi Kinerja

Proses-proses yang tergabung dalam kelompok pengukuran


analisa dan perbaikan adalah proses-proses yang bersifat
mengidentifikasi dan mengukur data-data dan fakta-fakta
tentang adanya ketidaksesuaian untuk dianalisa dan
dilakukan tindakan perbaikan sebagai bahan untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan, baik untuk meningkatkan mutu juga
untuk mengurangi resiko terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja. Proses-proses yang terkait antara lain :

Pengukuran sasaran mutu dan K3

Evaluasi Kinerja Keuangan

Inspeksi K3
Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Penanganan Keluhan Pelanggan

Audit Internal
Pengendalian Pelayanan Tidak Sesuai

Penanganan Insiden, Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

Tindakan Koreksi dan pencegahan

2.6.1. Pengukuran Sasaran Mutu dan K3

Pengukuran sasaran mutu perusahaan dilaporkan oleh


General Manager kepada Direksi setiap bulan sebagai
evaluasi kinerja mutu perusahaan. Pengukuran KPI Bidang
dilaksanakan dan dilaporkan oleh masing-masing Bidang
setiap bulan kepada General Manager sebagai bahan
evaluasi kinerja mutu masing-masing Bidang. Pengukuran
sasaran dan kinerja K3 beserta program kerjanya dilakukan
oleh Bidang SDM setiap bulan kepada General Manager
sebagai bahan evaluasi atas kinerja SMK3 perusahaan. Tata
cara

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman
15

: 12 dari

pelaporan sasaran mutu dan K3 diatur dalam Prosedur


Pemantauan dan pengukuran Lingkungan dan Kinerja K3 (PTKITSBS-10)

2.6.2. Evaluasi Kinerja Keuangan

Hasil pendataan penerimaan maupun pengeluaran keuangan


dikelola oleh Bidang Keuangan untuk dijadikan laporan
keuangan yang akurat, sehingga dapat dipakai oleh
Manajemen PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel
sebagai dasar memutuskan kebijakan usaha. Data
pemasukan dan pengeluaran dicatat dan diakumulasikan
setiap bulan menjadi laporan cash flow, laba/rugi dan neraca
untuk disajikan kepada General Manager dan Tim Manajemen
yang terkait.
Mengenai tata cara evaluasi kinerja keuangan dijelaskan
lebih lanjut dalam Prosedur

Operasional Evaluasi Kinerja Keuangan (PO03.KEU/KIT.SBS)

2.6.3. Inspeksi K3 dan lingkungan

Inspeksi K3 dan lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi


adanya kemungkinan potensi bahaya yang dapat timbul dari
kondisi tempat kerja dan lingkungan kerja, peralatan, bahan
baku serta mengidentifikasikan tindakan dan kegiatan yang
dilakukan pegawai dan aspek dampak lingkungan dari
kegiatan operasional perusahaan. Inspeksi K3 dan lingkungan
dilakukan dengan melaksanakan patroli rutin setiap akhir
bulan yang terdiri dari inspeksi lingkungan kerja, metode
kerja, peralatan P3K dan peralatan pemadam kebakaran.

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-10

ISO 9001 klausul 8.2 Pemantauan dan Pengukuran ISO


14001 klausul 4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
SMK3 PP 50/2012 elemen 1.3.1 Tinjauan Terhadap
Penerapan SMK3 Meliputi Kebijakan, Perencanaan,
Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi telah dilakukan,
dicatat dan didokumentasikan

PAS 99/2012 klausul 9.1 Pengukuran Monitoring, Analis dan


Evaluasi

2.6.4. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pelanggan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel


dalam hal ini adalah Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Sumatera (P3BS). Pengukuran kepuasan pelanggan
dilakukan dengan meminta penilaian, keluhan dan saran dari
pelanggan setiap pelaksanaa rapat rutin bulanan dengan
P3BS. Apabila ada ketidaksesuaian ditindaklanjuti dengan
pengisian form Permintaan Tindakan Koreksi (PTK) seperti
yang diatur dalam Prosedur Operasional Tindakan Koreksi
dan Pencegahan (PO-05.WM/KIT.SBS). Perkembangan
kepuasan pelanggan dipantau oleh Sekretaris SMT setiap
bulan dengan membuat grafik kepuasan pelanggan yang
dilaporkan dalam pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen
setiap 6 bulan.

Referensi

2.6.5. Penanganan Keluhan Pelanggan

Keluhan pelanggan adalah informasi tentang ketidakpuasan


ataupun informasi yang bersifat korektif terhadap pelayanan
yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan. Setiap
keluhan yang disampaikan oleh pelanggan ditindaklanjuti
dengan pengisian form Permintaan Tindakan Koreksi (PTK)
seperti yang diatur dalam Prosedur Operasional Tindakan

Koreksi dan Pencegahan (PO-05.WM/KIT.SBS)

Referensi

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman
15

: 13 dari

2.6.6. Audit Internal

Audit Internal dilaksanakan untuk melihat kesesuaian dan


efektifitas sistem manajemen mutu dan K3 yang diterapkan,
dilaksanakan secara periodik 6 bulan sekali. WM bertanggung
jawab dalam pengelolaan program audit tahunan dan selalu
berusaha meningkatkan mekanisme yang digunakan untuk
memperoleh hasil yang maksimal bagi peningkatan
berkelanjutan.

Audit Internal dilaksanakan oleh tenaga auditor yang sudah


dijamin kompetensinya melalui pelatihan dan dijamin
keobyektifannya dalam mengaudit dengan tidak mengaudit
bidang kerjanya sendiri. Ketua auditor bertugas mengkoordinir
pelaksanaan satu periode pelaksanaan audit, dipilih dari
tenaga auditor yang mempunyai jabatan minimal Deputi
Manajer.

Prosedur terkait

: PT-KITSBS-03

Referensi

ISO 9001 klausul 8.2.2 Audit Internal ISO 14001 klausul 4.5.5
Audit Internal

SMK3 PP 50/2012 elemen 11.1 Audit Internal SMK3 PAS


99:2012 klausul 9.2 Audit Internal

2.6.7. Pengendalian Pembangkitan Tidak Sesuai

Adanya ketidaksesuaian realisasi pembangkitan bisa


ditemukan dari keluhan pelanggan maupun dari hasil evaluasi
internal. Yang dikategorikan pelayanan tidak sesuai antara
lain :
Penurunan daya mampu

Terjadinya gangguan mesin yang menyebabkan Trip


Terjadinya gangguan dari system (black out)

keterbatasan supply bahan bakar

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-28

2.6.8. Penanganan Insiden, Kecelakaan dan Penyakit Akibat


Kerja

Pada saat terjadi insiden, kecelakaan atau penyakit akibat


pekerjaan harus ditangani dan dilaporkan sesegera mungkin.
Investigasi dilakukan paling lambat 24 jam setelah
diterimanya pelaporan untuk mengidentifikasi tindakan koreksi
maupun pencegahan yang akan dilakukan.

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-15

ISO 9001 klausul 8,3 Pengendalian Produk tidak Sesuai, 8.5.3


Tindalan Pencegahan ISO 14001 klausul 4.4.7 Kesiagaan dan
Tanggap Darurat

SMK3 PP 50/2012 elemen 5.3 Pengendalian Barang dan


Jasa yang di Pasok Pelanggan PAS 99: 2012 klausul 8.1
Perencanaan dan Pengendalian Operasional

2.6.9. Tindakan Koreksi dan Pencegahan

Tindakan koreksi dilakukan atas suatu ketidaksesuaian yang


terjadi dengan menghilangkan penyebab terjadinya
ketidaksesuaian agar ketidaksesuaian tidak terulang kembali.
Sedangkan tindakan pencegahan dilakukan untuk mencegah
terjadinya suatu ketidaksesuaian dengan menghilangkan
penyebab dari ketidaksesuaian yang potensial akan terjadi.

Identifikasi terjadinya ketidaksesuaian atau adanya


ketidaksesuaian yang potensial bisa didapat dari berbagai
sumber data yang ditinjau antara lain :
a. Hasil audit

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman
15

Analisa data KPI serta sasaran K3 & Lingkungan

Keluhan pelanggan

Pengukuran kepuasan pelanggan

Berbagai laporan pengendalian unit pembangkit.

: 14 dari

Hasil investigasi insiden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja

dan lain-lain

Setiap pegawai berkewajiban untuk menindak lanjuti adanya


ketidaksesuaian yang ditemukan ataupun adanya
ketidaksesuaian yang potensial akan terjadi. WM bertanggung
jawab dalam pengendalian pelaksanaan tindakan koreksi dan
pencegahan di seluruh lingkup PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel.

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-04

ISO 9001 klausul 8.5.3 Ketidaksesuaian dan Tindakan


Perbaikan ISO 14001 klausul 4.5.3 Ketidaksesuaian dan
Tindakan Perbaikan

SMK3 PP 50/2012 elemen 6.5 Pemeliharaan, Perbaikan dan


Perubahan Sarana Produksi PAS 99:2012 klausul 10.1
Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan

2.6.10. Tinjauan Manajemen

Untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas


dari sistem manajemen terpadu yang diterapkan, PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumbagsel melaksanakan Rapat
Tinjauan Manajemen (RTM). Rapat Tinjauan Manajemen
(RTM) diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam satu
tahun. General Manager bertanggung jawab atas
terselenggaranya Rapat Tinjauan Manajemen dan
penyelenggaraannya dikoordinir oleh Wakil Manajemen.

Agenda RTM meliputi :

evaluasi terhadap kebijakan K3, lingkungan dan mutu,

hasil audit,

evaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan


perundang-undangan dan persyaratan lain yang diikuti
organisasi,
umpan balik pelanggan,
hasil partisipasi, konsultasi & komunikasi dari pihak eksternal
yang berkepentingan, termasuk keluhan
kinerja proses, lingkungan dan K3
tingkat pencapaian tujuan dan sasaran

status penyelidikan insiden, tindakan perbaikan dan


pencegahan

tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya

perubahan yang mempengaruhi SMT, termasuk pada


perkembangan persyaratan perundang-undangan dan
peraturan lainnya terkait aspek lingkungan, K3, dan mutu
rekomendasi untuk perbaikan berkelanjutan

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-05

ISO 9001:2008 Klausul 5.6.1, Masukan Tinjauan Manajemen


dan 5.6.2 Keluaran Tinjauan Manajemen.
ISO 14001:2005 Klausul 4.6, Tinjauan Manajemen

SMK3 PP No. 50 tahun 2012 Elemen 15. Tinjauan


Manajemen

Perbaikan Berkelanjutan

Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan

MANUAL
TERPADU

No. dokumen

No. revisi

: 00

Tanggal :

Halaman
15

: 15 dari

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel menyusun


prosedur tindakan perbaikan, pencegahan dan pengendalian
ketidaksesuaian untuk memastikan bahwa peningkatan mutu,
lingkungan, dan K3 kerja terus dilakukan.

Tindakan perbaikan, pencegahan dan pengendalian


ketidaksesuaian dimaksudkan untuk:

solusi jangka panjang dan jangka pendek terhadap


permasalahan yang ditemukan

menghindari masalah yang mungkin akan terjadi


(pencegahan)

Setelah teridentifikasi, bagian terkait yang bertanggung jawab


untuk menentukan sebab ketidaksesuaian/masalah/potensi
masalah yang mungkin ada, menentukan rencana tindakan
dan melakukan tindakan pada waktu yang direncanakan.
Kemudian tindakan dikaji untuk memastikan bahwa masalah
tidak akan terjadi kembali dan penyelesaian masalah efektif.
Semua tindakan yang diambil tercatat.

2.7.2. Perbaikan Berkelanjutan

PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan


terus menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen
integrasi melalui pemakaian Kebijakan, Sasaran Tujuan
Program (dalam pelaksanaan disebut Program Manajemen
Integrasi/PMI), hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan
dan pencegahan serta tinjauan manajemen

Prosedur terkait

Referensi

: PT-KITSBS-04

ISO 9001:2008 Klausul 8.5.1 Perbaikan berkelanjutan; 8.5.2


Tindakan Korektif dan 8.5.3, Tindakan Pencegahan.

ISO 14001:2005 Klausul 4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan


Perbaikan dan Pencegahan SMK3 PP 50/2012 elemen 8
Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
PAS 99: 2012 klausul 10.1 Ketidaksesuaian dan Tindakan
Perbaikan

Lampiran

Lampiran 1 : Peta Kelistrikkan Wilayah Kerja PT. PLN


(Persero) Pembangkitan Sumbagsel

Lampiran 2 : Struktur Organisasi PT. PLN (Persero)


Pembangkitan Sumbagsel Lampiran 3 : Proses Bisnis PT.
PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Lampiran 4 :
Matriks Dokumentasi Sistem Manajemen Terpadu
Lampiran 5 : Kebijakan Perusahaan
Lampiran 6 : Sasaran Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai