Anda di halaman 1dari 4

B.

Analisis Break Even Point (BEP)

Sebagai seorang pebisnis, tentu Anda membuat keputusan terkait investasi pengembangan pemasaran
untuk menghitung berapa tahun perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atau memastikan waktu
usaha mengalami balik modal. Hal ini membutuhkan perhitungan break even point atau nama lain dari
analisis titik impas yang diartikan sebagai suatu keadaan atau titik perusahaan dalam kegiatan
operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Dengan kata lain, break even
point adalah titik impas antara besar jumlah laba dan biaya perusahaan dalam posisi yang sama atau
seimbang sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan keuntungan dan kerugian.

Gambar 1.1 Ilustrasi Break Even Point

Sumber : Kevinmia,2017

1.Mengenal Analisis Break Even Point (BEP)

Adapun analisis Break Even Point (BEP) merupakan suatu teknik mempelajari

hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, volume biaya variabel, dan

biaya tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita

kerugian karena penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel

dan hanya mampu menutup sebagian kecil biaya tetap (Widayati, 2019:72).

Perusahaan akan memperoleh keuntungan apabila penjualan melebihi biaya variabel

dan biaya tetap yang harus dikeluarkan. Break Event Point atau BEP menjadi suatu
analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual

kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul

serta mendapatkan keuntungan atau profit (Ekonomi, 2019).

2. Tujuan Analisis Break Even Point (BEP)

Tujuan dari analisis Break Even Point (BEP) untuk mengetahui volume penjualan atau produksi suatu
perusahaan akan mencapai laba tertentu. Selanjutnya, dengan adanya analisis Break Even Point (BEP)
tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi.
Dengan demikian, manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan
keuntungan, dan melakukan prediksi tentang keuntungan yang diharapkan melalui penentuan harga jual
per satuan, produksi minimal, pendesainan produk, dan lain lain. Dalam penentuan titik impas perlu
diketahui hal-hal berikut agar Break Even

Point (BEP) dapat ditentukan dengan tepat (Widayati, 2019:73).

a. Tingkat laba yang ingin dicapai dalam satu periode.

b. Kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat ditingkatkan.

C. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan yang mencakup biaya tetap maupun biaya variabel.

3. Asumsi Dasar dan Sasaran Analisis Break Even Point (BEP)


Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik Analisis Break Even Point (BEP) tergantung pada
konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan. Berikut dasar yang digunakan dalam analisis BEP
(Widayati, 2019:72).

a. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel.

b. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap
tidak mengalami perubahan secara total.

C. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap per unit
berubah-ubah.

Gambar 1.2 Analisis Break Even Point

Sumber : Merita,2012

Keterangan:

a. Sumbu datar (sumbu x) menunjukkan unit atau volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam
satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan.

b. Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.

c. BEP/impas terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya. Apabila dari
titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan
volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis tegak lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian
impas berdasarkan pendapatan penjualan.

d. Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang di antara garis total biaya dengan garis pendapatan
penjualan yang menjadi daerah rugi karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya.
Sementara daerah di sebelah kanan titik impas berup bidang di antara garis pendapatan penjualan
dengan garis total biaya yang menjadi daerah laba karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total
biaya.

Anda mungkin juga menyukai