Risiko dan peluang usaha selalu berjalan beriringan. Risiko usaha merupakan informasi kejadian,
kerugian, atau pekerjaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yan diambil dalam kegiatan usaha
sehari-hari. Layaknya jeli melihat peluang usaha, berani mengambil risiko merupakan hal yang prinsip
dan wajar dalam merealisasikan Potensi sendiri sebagai wirausaha.
Gambar 2.10 Risiko terburuk bisnis adalah kegagalan usaha karena ingin berhasil Sumber:
Stalkerrainbow
Para wirausaha pada umumnya menyukai pengambilan risiko usaha atau bisnisnya. Pengambilan risiko
dalam hidup melibatkan suatu kendala akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, perhatian akan masa
depan, dan keinginan hidup di masa sekarang. Secara umum, risiko dibagi menjadi enam jenis sebagai
berikut.
1. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk barang/jasa yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku di pasar. Produk
telah menjadi kuno (absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh terus menurun dan
terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias
gulung tikar atau bangkrut. Risiko pasar yang lain yaitu persaingan dalam usaha produk barang/jasa.
Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh suatu wirausaha biasanya selalu diamati oleh wirausahawan lainnya.
Oleh karena itu, para pembisnis tidak boleh lengah terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang
berkembang agar tidak berakibat yang fatal karena tindakan pesaing.
Hal yang merupakan risiko bagi para pebisnis yang mengakibatkan barang produk barang/jasa tidak laku
dijual, di antaranya
b. adanya tindakan atau peraturan baru yang berwajib: dan c. adanya pencurian, kecelakaan, dan
kebakaran.
Upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi risiko tersebut dapat dijelakan sebagai berikut.
a. Mengadakan inovasi produk (product innovation), yaitu membuat desain baru dari produk
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas.
b. Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh informasi pasar secara
berkesinambungan. Biasanya cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk usaha yang
besar.
2.Risiko Real
Risiko real adalah risiko yang terlihat, dapat dihitung, dapat diantisipasi, dan dapat dihindari. Berikut hal-
hal yang termasuk ke dalam risiko real, di antaranya
kehilangan modal:
kehilangan kesempatan:
kehilangan mata pencaharian: dan
kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya (dicision making) karena ada
pengalihan gaya bisnis keluarga menjadi gaya bisnis profesional.
3. Risiko Psikologis
Risiko psikologis adalah risiko yang tidak terlihat, tidak terhitung, dapat diantisipasi,
tapi belum tentu dapat dihindarkan. Hal-hal yang termasuk ke dalam risiko psikologis dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, dan citra) dan risiko menanggung malu.
Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain, sehingga akan menumbuhkan sikap
paranoid.
Kehilangan perasaan (potent) atau mampu menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.
Kehilangan jati diri.
Kehilangan motivasi dan lain sebagainya.
Risiko ini terjadi di luar kuasa manusia, seperti bencana alam, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, dan
kebanjiran. Karena kemungkinan terjadinya sangat kecil, risiko ini dianggap tidak ada. Risiko ini dapat
dialihkan dengan memanfaatkan jasa asuransi.
Gambar 2.11 Kegagalan menjadi salah satu jalan menuju kesuksesan Sumber: Pardi, t.t.
Risiko ini terjadi akibat ketidakmampuan seorang wirausahawan atau yang mengoorganisasi usaha
dalam mengambil keputusan risiko yang dapat sering terjadi berhubungan dengan hal sebagai berikut.
f. Terus-menerus mengalami kerugian karena biaya yang terus membengkak serta harga jual tidak
berubah.
g. Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja menurun.
h. Perencanaan dan desain yang salah sehingga sulit dioperasionalkan serta hal. hal yang
berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.
i. Risiko karena tidak dipercaya oleh perbankan akibat terjadi kredit macet di dalam perusahaan.
6. Menangani Risiko
2) Kemampuan mengorganisasi (organizational skill), yaitu kemampuan meramu dengan tepat dari
faktor produksi dalam usaha yang mencakup sumber daya modal.
3) Kemampuan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha dan dapat
dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada organisasi. Dengan demikian, setiap
pemimpin dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptual skill).
Strategi yang dimaksud, meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia,
strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitian dan pengembangan. Tujuan dari
strategi ini sebagai berikut.
5) Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi memiliki konsekuensi setiap saat harus membayar
premi asuransi yang merupakan pengeluaran tetap. Contoh: asuransi kebakaran dan asuransi tenaga
kerja.
Dalam rangka mengidentifikasi peluang usaha perlu dilakukan analisis yang salah satu metodenya, yaitu
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman
(threat).
Gambar 2.12 Analisis SWOT usaha kecil Sumber: Azzaini, 2019
Dalam suatu proyek bisnis/wirausaha atau suatu spekulasi bisnis, kegunaan analisis SWOT ini untuk
mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk barang atau jasa
sebagai alat penyusun strategi.
SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), Oopportunities (peluang),
dan threats (ancaman). Dalam hal ini SWOT sebagai suatu model daiam menganalisis suatu organisasi
yang berorientasi profit dan nonprofit dengan tujuan utama mengetahui keadaan organisasi tersebut
secara lebih komprehensif. Maksud dari analisis SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kekuatan (strengths)
Kekuatan (strengths) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi dan
proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Hal tersebut yaitu kekuatan yang dimiliki pariwisata. Dengan
mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan
dalam pasaran dan mampu bersaing untuk perkembangan selanjutnya yang menyangkut pariwisata.
b. Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau
konsep bisnis yang ada, kelemahan yang dianalisis, merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi dan proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau
merugikan bagi pengembangan objek wisata.
c. Peluang (opportunities)
Peluang (opportunities) merupakan kondisi peluang berkembang di masa yan akan datang. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, seperti kompetitor
dan kebijakan.
d. Ancaman (threats)
Ancaman (threats) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT Pengaruh faktor internal dan eksternal dalam
kaitannya dengan analisis SWOT dalam menentukan peluang usaha sebagai berikut.
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal memengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O ang T). Faktor ini menyangkut
dengan kondisi-kondisi di luar perusahaan yang memengaruhi dalam pembuatan keputusan
perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri (industry environment) dan lingkungan bisnis
makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum, tekonologi, kependudukan, dan sosiai budaya.
b. Faktor internal
Faktor internal memengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S and W). Faktor ini menyangkut
dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan. Hal ini turut memengaruhi terbentuknya pembuatan
keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini mencakup semua macam manajemen
fungsional, yaitu pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan,
sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan (corporate culture).
Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang diperlukan
untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang dapat diharapkan. Adanya kebutuhan finansial dan
pengembalian (return) dapat sangat berbeda bergantung pada pemilihan alternatif yang ada bagi usaha
baru. Berikut langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis kelayakan finansial.
No. Langkah-Langkah 1.
— Penjelasan
Penentuan kebutuhan “Penentuan kebutuhan finansial dilakukan satu bulan sekali finansial total dengan
agar kebutuhan akan finansial tercukupi sehingga tidak dana yang diperlukan mengalami kelebihan dan
kekurangan dana. Dalam kaitannya untuk operasional dengan usaha produk barang/jasa, wirausaha
dapat memperhitungkan aspek finansial, seperti alat transportasi, alat dan bahan material untuk
membuat produk tersebut.
2. Penentuan sumber Penentuan sumber daya finansial yang tersedia harus daya finansial yang
dibedakan antara sumber finansial jangka pendek, tersedia menengah, dan jangka panjang. Hal ini
berkaitan dengan usaha produk barang/jasa yaitu aspek transportasi. Finansial jangka menengah seperti
bahan dan material yang dipakai membuat produk. Finansial jangka panjang yaitu aspek finansial untuk
memperluas dan mempertahankan keutuhan usahanya.
Contoh analisis SWOT usaha bisnis pariwisata kekinian untuk kaum milenial sebagai berikut.
Gambar 2.14 Sepuluh destinasi prioritas yang dicanangkan pemerintah Indonesia (10 Bali Baru) Sumber:
Putra, 2019
Sepuluh destinasi prioritas yang disiapkan oleh pemerintah merupakan peluang bisnis yang luar biasa
untuk Anda para kaum milenial. Terlebih jika Anda adalah salah satu kaum muda yang tinggal di salah
satu daerah destinasi tersebut. Ada beberapa peluang usaha yang dapat Anda tangkap dari kebijakan
fenomenal ini. Peluang usaha ini tidak tertutup untuk Anda yang tidak berada di daerah tersebut.
Beberapa contoh usaha yang dapat Anda lakukan sebagai berikut.
a. Usaha kuliner
Untuk membuka usaha kuliner tentunya dibutuhkan keahlian memasak. Keahlian ini dapat dipelajari
melalui Youtube, aplikasi resep masakan, atau belajar langsung dari resep keluarga. Sebaiknya membuat
usaha kuliner dengan menu masakan atau jajanan untuk oleh-oleh khas dari daerah destinasi tersebut.
Gambar 2.15 Ayam taliwang makanan khas Mandalika Lombok Sumber: Dika Saputri, 2019
Contoh: Jika Anda tinggal di Mandalika, Lombok, Anda dapat membuka Usaha ayam taliwang Lombok.
Analisis SWOT dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Strength
2) Weakness
Tidak semua orang menyukai ayam dan masakan yang pedas karena ayam taliwang identik dengan rasa
yang pedas.
3) Opportunity
4) Threats
Banyak tempat makan yang menyediakan masakan serupa. Berdasarkan analisis SWOT yang telah
dilakukan, ada beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan untuk memulai membuka usaha kuliner
ayam taliwang, yaitu
1) menciptakan resep yang khas olahan sendiri untuk memperkuat identitas produk (ayam taliwang),
4) menciptakan suasana tempat makan yang nyaman dan bernuansa khas Mandalika, Lombok,
a. Analisis kelayakan
Sebelum peluang usaha baru diimplementasikan, analisis dalam bidang teknis perlu diperhatikan.
Melaksanakan analisis kelayakan teknis seperti pembuatan produk kreatif dan kualitas hasil produknya
sangat dibutuhkan dan disukai masyarakat.
Seorang wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi tentang pasar
karena tujuan dari pemasaran untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hal tersebut dilakukan dengan
mencari informasi mengenai produk barang/jasa yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
c. Menentukan jumlah konsumen potensial Langkah ketiga yaitu menentukan jumlah konsumen
potensial. Seorang wirausaha produk barang/jasa harus belajar dengan usaha yang sudah berdiri. Dalam
hal ini, seorang wirausaha produk barang/jasa harus mempelajari wirausaha yang lebih dulu bergerak di
bidang usaha tersebut. Dengan demikian, wirausaha mampu mengetahui data statistik konsumen
potensial dari usaha produk barang/jasa tersebut.
d. Sumber informasi pasar Sumber informasi pasar adalah informasi untuk mengevaluasi peluang pasar
masa sekarang dan yang akan datang dari suatu bentuk. Dua pendekatan untuk memperoleh data
tentang informasi tersebut yaitu mengadakan penelitian secara spesifik yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi yang disebut dengan data primer. Selain itu, menemukan data-data relevan
yang berasal dari usaha-usaha yang sudah berdiri, seperti melakukan riset pada sebuah usaha produk
barang/jasa paling sukses di Indonesia.
e. Ujicoba pasar Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi risiko yang
ada pada suatu usaha. Metode yang digunakan dalam uji coba pasar berkaitan dengan usaha produk
barang/jasa dengan cara membuat sebuah karya baru dan dilihat respons masyarakat terhadap produk
tersebut.
f Studi kelayakan pasar Walaupun studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu
yang banyak dan merupakan tugas yang rumit, tetapi wirausaha produk barang/jasa baru perlu untuk
melakukannya. Studi kelayakan pasar akan dapat mengurangi risiko kerugian dan kegagalan usaha
produk barang atau jasa. Studi kelayakan pasar merupakan analisis lebih lanjut dari kegiatan uji coba
pasar.
Produk kreatif merupakan produk yang menggunakan teknologi digital untuk membantu proses
operasional usaha. Penggunaan teknologi digital dapat diterapkan dalam bentuk pemasaran online,
membuka akun penjualan di media sosial, menggunakan aplikasi keuangan dan administrasi usaha,
bahkan membuat toko online melalui blog atau marketplace. Beberapa hal yang perlu Anda rencanakan
dalam membuat produk kreatif sebagai berikut.
Dalam hal ini, mengetahui latar belakang usaha yang akan dijalankan dapat dilakukan dengan memilih
bidang usaha sesuai dengan hal yang paling disukai dan paling memungkinkan dilakukan untuk kondisi
saat ini.
Menemukan ide dan inovasi kreatif dari produk yang akan diproduksi lebih berdaya guna, efisien,
memberikan solusi untuk permasalahan, dan memiliki nilai tambah.
3. Deskripsi Produk
Menggambarkan produk secara terperinci dalam kata-kata, visual, serta konsep atau Cara penjualan
pada produk barang/jasa dengan penggunaan internet of thing.
Menentukan segmen dan target pelanggan secara spesifik agar penjualan Produk tepat sasaran.
5. Sumber Modal/Pendanaan
Membuat konsep atau cara penjualan dan pemasaran dengan tujuan agar dapa mengetahui kebutuhan
alat, lokasi, dan fasilitas yang dibutuhkan.
7. Lokasi Usaha
Lokasi usaha terdiri atas lokasi produksi dan lokasi penjualan. Layout lokasi dibuat terperinci agar dapat
merencanakan kebutuhan peralatan dan fasilitas.
Alat dan fasilitas sebaiknya direncanakan berdasarkan layout dan cara penjualan dengan jumlah dan
jenis yang telah diperhitungkan agar efisien dalam penggunaan modal.
9. Bahan Baku
Merencanakan bahan yang digunakan untuk produksi dalam jenis, ukuran, merek dagang, dan komposisi
penggunaan.
Perencanaan cara pengolahan perlu dilakukan mulai dari tahap uji coba sehingga mendapatkan cara
terbaik untuk memproduksi produk. Selain itu, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui alur proses
mulai dari awal hingga sampai kepada end user.
Sejak awal rencanakan nama, merek dagang, dan logo usaha. Berikan sentuhan kreatif agar memberikan
nilai tambah pada produk.
12. Kemasan
Kemasan dengan desain yang menarik akan memberi nilai keunggulan pada produk. Oleh karena itu,
sejak awal perlu perencanaan kemasan, baik dari segi bahan maupun desain.
13. Penggunaan Teknologi Digital Perencanaan penggunaan teknologi digital dalam proses produksi dan
pemasaran, seperti media sosial, aplikasi penjualan, dan blog.
G. Action Plan
Setelah membuat perencanaan usaha, langkah selanjutnya yaitu membuat rencana aksi. Manfaat dari
pembuatan rencana aksi agar Anda dapat mengetahui hal-hal yang akan dilakukan setelah pembuatan
rencana usaha beserta jadwal waktu yang ditetapkan. Setelah membuat rencana aksi, Anda dapat
langsung mempersiapkan usaha sampai pada pelaksanaan usahanya. Artinya, usaha Anda telah dapat
diwujudkan. Berikut contoh rencana aksi yang dapat membantu anda untuk merealisasikan usaha.
1. Tahap 1
b. Evaluasi produk.
c. Revisi/perbaikan.
2. Tahap 2
a. Menentukan merek dagang.
b. Mendesain logo.
3. Tahap 3
e. Membuat catatan dan mencari informasi kebutuhan peralatan menurut ukuran, jumlah, dan merek.
f. Membuat catatan kebutuhan fasilitas, seperti listrik, parker, internet, dan lainnya.
h. Menghitung kebutuhan tenaga kerja, membuat struktur organisasi, dan catatan tugas.
4. Tahap 4
a. Menghitung harga pokok produksi dan total biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap produksi
dibagi dengan hasil produksinya.