Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KELAYAKAN MESIN FRAIS ACIERA F3 DENGAN

PENGUJIAN KUALITAS GEOMETRIS


Panji Setya Laksono (4.21.16.1.21)
panjisetyalaksono0707@gmail.com
Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan, Jurusan Teknik
Mesin
Politeknik Negeri Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan mesin frais F3 dengan
melakukan pengujian / pengukuran ketelitian geometriknya, apakah masih sesuai dengan
spesifikasinya yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya dan masih layak digunakan.
Metode yang digunakan adalah dengan melakukanpengukuran setiap komponen / bagian yang
berhubungan langsung dengan gerakan-gerakan utamanya.
Pengujian meliputi penyelarasan terhadap meja, kelurusan gerak vertikal lutut,
kesejajaran arbor dengan meja dan penyimpangan putaran spindel. Nilai penyimpangan hasil
pengujian yang dilakukan tersebut akan dibandingkan dengan nilai penyimpangan ijin menurut
standar ISO-1710.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa besarnya nilai penyimpangan yang diperoleh
dari mesin frais tersebut tidak layak digunakan untuk menghasilkan produk atau benda kerja
dengan ketelitian tinggi, akan tetapi jika hanya untuk membuat benda kerja untuk kegiatan
praktikum manufaktur masih layak digunakan.
Kata Kunci : Mesin Frais, Ketelitian Geometrik, ISO-1710

PENDAHULUAN kondisi kerja mesin itu. (Tolosi, Poeng, &


1. Latar Belakang Lumintang, 2019)
Proses produksi pembuatan suatu Mesin Milling yang telah dipakai
produk manufaktur yang ada didunia dalam jangka waktu tertentu mengalami
hampir seluruhnya memerlukan proses keausan pada berbagai komponennya
pemesinan. Proses pemesinan adalah suatu sehingga menyebabkan terjadinya
proses manufaktur dimana proses utamanya penyimpangan terhadap ketelitian awal.
adalah melepaskan atau menghilangkan Besarnya penyimpangan itu tidak boleh
sebagian material dari suatu bahan dasar melewati batas yang diijinkan. Besarnya
yang dapat berupa blok atau silinder pejal penyimpangan yang terjadi dapat diketahui
sehingga memenuhi bentuk dan kualitas dari hasil pengujian ketelitian geometri.
yang diinginkan. Selain itu, proses Untuk mesin perkakas yang telah
pemesinan ini merupakan salah satu proses mengalami rekondisi maka data pengujian
manufaktur yang kompleks karena harus geometrik dapat pula dijadikan ukuran
mempertimbangkan banyak faktor agar keberhasilan usaha rekondisi tersebut.
produk yang dihasilkan sesuai dengan (Apriana, Prianto, & Rahayu, 2015)
spesifikasi kualitas yang ditetapkan. 2. Tujuan
(Romiyadi, 2016) a. Melakukan pengukuran ketelitian
Proses pemesinan frais (milling) geometrik mesin perkakas pada
merupakan salah satu proses pemesinan mesin frais aciera F3.
yang banyak digunakan untuk pembuatan b. Menganalisis ketelitian geometrik
komponen. Karena mesin ini dipergunakan hasil pengujian yang dilakukan untuk
untuk membuat produk, maka ketelitian memperoleh penyimpangan yang
produk yang dibuat sangat tergantung pada terjadi.

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 1


c. Menentukan kelayakan operasional berlangsung. Penyimpangan ketelitian
suatu mesin perkakas melalui geometrik suatu mesin dapat diketahui
pengujian karakteristik. melalui pengujian yang mengacu pada
standar yang baku. Pengembangan
DASAR TEORI prosedur pengujian ini sebenarnya telah
Proses pemesinan Frais (milling) dirintis oleh G. Schlesinger dalam usahanya
merupakan suatu proses pemotongan benda membuat standar kelayakan untuk mesin
kerja dengan menggunakan mata potong perkakas. (Rikosa, Sumiati, & Yetri, 2018)
yang berputar. Proses pemotongan dengan Benda kerja yang dihasilkan oleh
menggunakan gigi potong yang banyak proses pemotongan memiliki kualitas
mengitari pisau ini dapat menghasilkan tertentu dan bisa diketahui dari ketelitian
proses pemesinan yang lebih cepat. dimensi, ketelitian bentuk serta kehalusan
Permukaan yang mampu dipotong oleh permukaan benda kerja tersebut.
mesin Freis adalah bidang datar, menyudut Penyimpangan ketelitian dapat
ataupun melengkung. Permukaan pada mengakibatkan benda kerja menjadi tidak
benda kerja dapat juga berbentuk sempurna, hal itu dapat diketahui dari
kombinasi dari beberapa bentuk. (Johan, ukuran dan kehalusan pada benda kerja
2014) menjadi tidak sesuai dengan yang
Proses pengerjaan frais ada 3 jenis, diinginkan. Penyimpangan ketelitian benda
yaitu: kerja berhubungan erat dengan
1. Freis Periperal (Slab milling) penyimpangan ketelitian pada mesin
Pada Slab Milling pengerjaan perkakas, karena mesin perkakas yang
permukaan yang di Freis dihasilkan oleh memotong atau menyayat benda kerja
gigi pisau yang terdapat pada permukaan tersebut. Penyimpangan ketelitian pada
luar badan alat potongnya. Sumbu dari mesin perkakas dapat diketahui melalui
putaran pisau biasanya pada bidang yang suatu pengujian mesin perkakas yang benar
sejajar dengan permukaan benda kerja yang dan tepat. (Tolosi, Poeng, & Lumintang,
dipotong. 2019)
2. Freis Muka (Face Milling) Setelah beberapa lama berbagai
Pada Face milling pisau dipasangkan prosedur pengujian mesin perkakas telah
pada spindel yang sumbu putarnya tegak diakui oleh seluruh pengguna dan pembuat
lurus terhadap permukaan benda kerja. mesin perkakas dan Organisasi Standar
Permukaan dipotong oleh ujung serta International (ISO) merangkum berbagai
selubung pisau. prosedur tersebut menjadi petunjuk baku.
3. Freis Jari (End Milling) Pengujian ketelitian geometrik mesin
Proses End milling pisaunya berputar perkakas yang dimaksud, adalah:
pada sumbu yang tegak lurus permukaan 1. Tes kelayakan
benda kerja. Pisau dapat digerakkan Pengujian ini dilakukan di tempat
menyudut untuk dapat menghasilkan mesin itu dibuat. Hasil pengujian harus
permukaan menyudut. Gigi potong pada berada dalam batas-batas penyimpangan
pisau terletak selubung pisau dan ujung yang diijinkan sesuai dengan kualitas mesin
badan pisau. (Johan, 2014) tersebut dan data ini dituliskan dalam
Keakuratan kinerja mesin perkakas lembar uji yang disertakan pada mesin yang
sangat penting dalam proses manufaktur bersangkutan. Dengan demikian
sehingga dapat menghasilkan produk yang kemungkinan konsumen dirugikan karena
berkualitas tinggi. Untuk dapat ketidak beresan pada mesin yang mereka
menghasilkan produk dengan kualitas beli dapat ditekan seminimal mungkin.
tinggi tersebut sangat perlu
dipertimbangkan kondisi mesin yang
digunakan saat proses produksi

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 2


2. Bagian kegiatan pemeliharaan lakukan pengujian pengukuran ketelitian
Dengan dilakukan pengujian, geometrik pada mesin perkakas frais
pemakai mesin dapat mengambil tindakan- aciera yang ada di Bengkel Teknik Mesin
tindakan lebih lanjut terhadap mesin yang Politeknik Negeri Semarang.
bersangkutan. Adapun bagian bagian yang akan di
3. Evaluasi hasil rekondisi mesin perkakas ukur adalah
Data hasil pengujian karaktreristik 1) Penyelarasan meja kerja
geometrik dapat dijadikan acuan Alat bantu Spirit level (water pass)
keberhasilan usaha rehabilitasi dan dapat yang diletakkan diatas meja kerja dalam
dijadikan pula sebagai pedoman bagi usaha arah memanjang dan melintang.
rehabilitasi tersebut dan data yang 2) Kelurusan gerak vertikal lutut
diperoleh menunjukkan tindakan-tindakan Alat bantu yang digunakan adalah
yang dicapai untuk memperbaiki kualitas dial indicator dan test bar siku yang
mesin. (Tolosi, Poeng, & Lumintang, 2019) diletakkan pada bagian tengah meja kerja.
Penyangga magnetik dial diletakkan pada
METODOLOGI PENGUJIAN bagian mesin yang tidak bergerak,
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan sedangkan ujung sensor jam ukur (dial
Tempat pelaksanaan pengujian ini indicator) ditempelkan tegak lurus pada
dilakukan di Bengkel Teknik Mesin test bar siku kemudian digerakkan secara
Politeknik Negeri Semarang. Dan waktu vertikal sepanjang test bar.
pelaksanaan pada tanggal 30 Maret 2019. 3) Ketegaklurusan permukaan meja
2. Bahan dan Peralatan kerja terhadap kolom pembimbing
Dalam pengujian tidak meng-gunakan Pengujian dilakukan dalam arah
bahan, akan tetapi meng-gunakan peralatan vertikal simetri dengan menggunakan alat
berupa mesin frais aciera dan alat ukur bantu dial indicator dengan ketelitian
ketelitian geometrik yang ada di resolusi 0,001 mm yang diletakkan pada
Laboratorium Perawatan dan Perbaikan meja kerja mesin.
Mesin Teknik Mesin Politeknik Negeri 4) Ketegaklurusan permukaan meja
Semarang, yaitu: kerja terhadap gerak vertikal spindle
• Mistar Baja utama
• Jangka Sorong Pengujian ini menggunakan alat
• Water Pas Mesin bantu test bar lurus yang dipasang pada
• Dial Indikator spindel head milling dan dial indicator
• Spidol dengan ketelitian/resolusi 0,001 mm.
• Silinder Reference 5) Kedataran permukaan meja kerja
Penyimpangan maksimum yang
• Kunci Pas
diijinkan menurut ISO adalah 0,025 mm
• Kunci Ring
untuk panjang lintasan pengujian 300 mm.
• Obeng
Alat Bantu yang digunakan adalah jam
• Tang ukur (dial indicator) yang dipasang pada
• Penyiku head milling.
3. Pengolahan Data 3.2. Proses Pengukuran dan
3.1. Sumber Data Pengambilan Data Ketelitian
Sumber data yang diperolah dalam Geometrik Mesin Bubut
penelitian ini adalah data primer yang Proses pengukuran dan pengambilan
langsung didapatkan dari obyek data ketelitian geometrik mesin bubut ini
pelaksanaan penelitian ini, yaitu me- mengacu pada standarisasi ISO 1710.

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 3


DATA PENGUJIAN
POLITEKNIK NEGERI LEMBAR PEMERIKSAAN MESIN 1
SEMARANG JENIS MESIN : FRAIS
KESALAHAN
BAGIAN YANG HASIL
GAMBAR YANG CATATAN
DIPERIKSA PEMERIKSAAN
DIIJINKAN
MEJA MESIN

16. kesejajaran
permukaan dengan 0,010 0,006
gerakan kepala
tetap, x 135 mm.

17. kesejajaran
permukaan dengan
gerakan 0,020 0,030 di setting
memanjang, x 300 kembali
mm.

KEPALA FRAIS
VETIKAL

20. Penyimpangan
putaran arah radial. 0,005 0,01 diperbaiki

21. Penyimpangan
putaran arah aksial. 0,005 0,008 diperbaiki

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 4


POLITEKNIK NEGERI LEMBAR PEMERIKSAAN MESIN 2
SEMARANG JENIS MESIN : FRAIS
KESALAHAN
BAGIAN YANG HASIL
GAMBAR YANG CATATAN
DIPERIKSA PEMERIKSAAN
DIIJINKAN
RAGUM – MESIN

Kesejajaran permukaan
permukaan 0,010 0,066 ragum
landasan dengan: berlubang/tidak
44. Gerakan rata
memanjang meja.

45. Gerakan kepala


tetap. 0,010 0,445 ragum terlalu
miring

BLOK SIKU 90

Kesejajaran
permukaan
landasan dengan :
50. Gerakan kepala di setting
tetap, x 135 mm. 0,010 0,03 kembali, blok
siku tidak rata
51. Gerakan
vertikal meja 0,010 0,130/35mm di setting
mesin, x 150 mm. kembali, blok
siku tidak rata

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 5


POLITEKNIK NEGERI LEMBAR PEMERIKSAAN MESIN 3
SEMARANG JENIS MESIN : FRAIS
KESALAHAN
BAGIAN YANG HASIL
GAMBAR YANG CATATAN
DIPERIKSA PEMERIKSAAN
DIIJINKAN
PERALATAN
SUDUT
VERTIKAL

Kesejajaran bidang
depan dengan:
53. Gerakan
memanjang
peluncur meja, x 0,020 0,161/300mm
300mm

54. Gerakan
vertikal peluncur 0,010 0,011/30mm
meja, x 150mm

PERALATAN
KORDINAT

Kesejajaran pelat
piringan dengan: di setting
58. Gerakan 0,010 0,485/120mm kembali
memanjang meja

59. Gerakan kepala 0,010 0,026/100mm di setting


tetap kembali

PENETAP
PEMBAGI

62. Kesejajaran
sumbu chuck 0,020 0,006
dengan meja, x
100mm

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 6


PEMBAHASAN
Pada pengujian kualitas geometris yang dilakukan pada mesin frais yang terdapat di
Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang meliputi kesejajaran permukaan meja
dengan gerakan kepala tetap dan gerakan memanjang, berdasarkan referensi gerakan kepala
tetap mempunyai toleransi 10 µm dan gerakan memanjang mempunyai toleransi 20 µm.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan jarak 150mm untuk gerakan kepala tetap
terdapat penyimpangan sebesar 6 µm dan untuk gerakan memanjang terdapat penyimpangan
sebesar 30 µm dengan hasil ini maka untuk pengujian kesejajaran permukaan meja dengan
gerakan kepala tetap penyimpangannya masih masuk toleransi, pengujian kesejajaran
permukaan meja dengan gerakan memanjang penyimpangannya tidak masuk toleransi,
Untuk pengujian penyimpangan arah radial dan arah aksial pada kepala frais vertikal,
berdasarkan referensi pengujian penyimpangan arah radial mempunyai toleransi 5 µm dan
referensi pengujian penyimpangan arah aksial mempunyai toleransi 5 µm. Berdasarkan
pengujian pengujian penyimpangan arah radial yang dilakukan terdapat penyimpangan sebesar
10 µm dan pengujian penyimpangan arah aksial terdapat penyimpangan sebesar 8 µm, dengan
hasil ini maka untuk pengujian penyimpangan arah radial dan arah aksial pada kepala frais
vertikal penyimpangannya tidak masuk toleransi.
Untuk pengujian kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan memanjang meja dan
gerakan kepala tetap pada ragum, berdasarkan referensi pengujian kesejajaran permukaan
landasan dengan gerakan memanjang meja mempunyai toleransi 10 µm dan pengujian
kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan kepala tetap mempunyai toleransi 5 µm.
Berdasarkan pengujian kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan memanjang meja
yang dilakukan terdapat penyimpangan sebesar 66 µm dan pengujian kesejajaran permukaan
landasan dengan gerakan kepala tetap yang dilakukan terdapat penyimpangan 445 µm, dengan
hasil ini maka untuk pengujian kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan memanjang
meja dan gerakan kepala tetap pada ragum penyimpangannya tidak masuk toleransi.
Untuk pengujian kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan vertical meja mesin
dan gerakan kepala tetap pada blok siku, berdasarkan referensi pengujian kesejajaran
permukaan landasan dengan gerakan vertical meja mesin mempunyai toleransi 10 µm dan
pengujian kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan kepala tetap mempunyai toleransi
10 µm. Berdasarkan pengujian kesejajaran permukaan landasan dengan gerakan vertical meja
mesin yang dilakukan terdapat penyimpangan sebesar 3 µm dan pengujian kesejajaran
permukaan landasan dengan gerakan kepala tetap yang dilakukan terdapat penyimpangan
sebesar 130 µm, dengan hasil ini maka untuk pengujian kesejajaran permukaan landasan
dengan gerakan vertical meja mesin dan gerakan kepala tetap pada blok siku penyimpangannya
tidak masuk toleransi.
Untuk pengujian kesejajaran bidang depan dengan gerakan memanjang peluncur meja
dan gerakan vertikal peluncur meja. Berdasarkan referensi pengujian kesejajaran bidang depan
dengan gerakan memanjang peluncur meja mempunyai toleransi 20 µm dan pengujian
kesejajaran bidang depan dengan gerakan vertikal peluncur meja mempunyai toleransi 10 µm.
Berdasarkan pengujian kesejajaran bidang depan dengan gerakan memanjang peluncur meja
yang dilakukan terdapat penyimpangan sebesar 161 µm dan pengujian kesejajaran bidang
depan dengan gerakan vertikal peluncur meja yang dilakukan terdapat penyimpangan sebesar
11 µm, dengan hasil ini maka untuk pengujian kesejajaran bidang depan dengan gerakan
memanjang peluncur meja dan pengujian kesejajaran bidang depan dengan gerakan vertikal
peluncur meja penyimpangannya tidak masuk toleransi.

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 7


Untuk pengujian kesejajaran pelat piringan dengan gerakan memanjang meja dan
gerakan kepala tetap. Berdasarkan referensi pengujian kesejajaran pelat piringan dengan
gerakan memanjang meja mempunyai toleransi 10 µm dan pengujian kesejajaran pelat piringan
dengan gerakan kepala tetap mempunyai toleransi 10 µm. Berdasarkan pengujian kesejajaran
pelat piringan dengan gerakan memanjang meja yang dilakukan terdapat penyimpangan
sebesar 485 µm dan pengujian kesejajaran pelat piringan dengan gerakan kepala tetap yang
dilakukan terdapat penyimpangan sebesar 26 µm, dengan hasil ini maka untuk pengujian
kesejajaran pelat piringan dengan gerakan memanjang meja dan gerakan kepala tetap
penyimpangannya tidak masuk toleransi.
Untuk pengujian kesejajaran sumbu chuck dengan meja berdasarkan referensi pengujian
kesejajaran sumbu chuck mempunyai toleransi 20 µm. Berdasarkan pengujian kesejajaran
sumbu chuck yang dilakukan terdapat penyimpangan sebesar 6 µm, dengan hasil ini maka
untuk pengujian kesejajaran sumbu chuck penyimpangannya masih masuk toleransi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian geometri mesin frais aciera F3 yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Mesin frais aciera F3 sudah tidak layak untuk digunakan, karena berdasarkan hasil
pengujian geometri, hamper semuanya tidak masuk toleransi.
2. Mesin frais aciera F3 perlu dilakukan perbaikan, agar bisa digunakan seperti semula.

DAFTAR PUSTAKA

Apriana, A., Prianto, B., & Rahayu, M. (2015). Analisa Kelayakan Mesin Milling F3 dengan
Pengujian Ketelitian Geometrik. Politeknologi , Volume 14, No. 3.
Johan, M. S. (2014). Leveling Mesin Perkakas dan Kekasaran Permukaan Benda Kerja.
Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Rikosa, S. A., Sumiati, R., & Yetri, Y. (2018). Uji Kelayakan Mesin Frais Type Schaublin 13
Menggunakan Metoda Pengujian Ketelitian Geometrik. Jurnal Teknik Mesin, Volume
1, No. 2.
Romiyadi. (2016). Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadap
Getaran Mesin Frais Universal Knuth UFM2. Jurnal Mechanical, Volume 7, No.2.
Tolosi, K., Poeng, R., & Lumintang, R. (2019). Analisis Ketelitian Geometrik Mesin Frais
Horizontal Kunzmann UF6N di Laboratorium Manufaktur Teknik Mesin UNSRAT.

Jurnal Teknik Mesin, 20 Mei 2019 | 8

Anda mungkin juga menyukai