Anda di halaman 1dari 10

Tugas Metrologi

Nama: Idang Pratomo

NIM: 18 211 003

Jurusan: Teknik Mesin

UNIVERSITAS SAINS dan TEKNOLOGI JAYAPURA


Jl. Raya Sentani – Padang Bulan, Abepura, Jayapura 99351

Telp. ( 0967 ) 581659 – 582449 – 583259

Tahun Pelajaran 2018 / 2019


Hubungan antara kualitas geometri dengan kualitas fungsional produk

Kualitas geometri adalah kualitas pada suatu produk yang meliputi


tentang ukuran, bentuk, dan kehalusan permukaan sedangkan kualitas
fungsional adalah kualitas pada suatu produk yang berfungsi dengan baik atau
tidak, jadi hubungan antara kualitas geometri dengan kualitas fungsional
adalah sangat penting, dikarenakan apabila kualitas geometris yang terdiri dari
bentuk, ukuran, dan kehalusan permukaan dibuat dari tingkat ketelitian yang
tinggi dan baik serta utama sehingga kualitas fungsionalitas pada suatu produk
dikatakan berfungsi dengan baik. Komponen mesin boleh dikatakan bercirikan
kualitas geometrik yang teliti dan utama. Misalnya kualitas fungsional dari
bantalan tergantung atas kualitas geometrik dari poros maupun lubangnya,
dalam hal ini mengenai ukuran (dimensi), bentuk dan kehalusan permukaan
dari masing-masing komponen (lubang dan poros). Dengan menggunakan
material yang sama, poros berdimensi besar akan lebih besar pula
kekuatannya dibandingkan dengan poros berdimensi kecil. Untuk komponen
mesin dengan kecepatan tinggi, seperti baling-baling dengan porosnya yang
digunakan pada pesawat udara, maka letak titik beratnya memegang peranan
penting. Kesalahan bentuk pada bagiannya akan mengubah letak titik berat
sehingga fungsi mesin akan terganggu karena getaran yang diakibatkan oleh
kesalahan titik berat. Ada beberapa hal yang perlu diketahui Dalam sebuah
hubungan antara kualitas geometri dengan kualitas fungsional yakni, sifat
mampu tukar komponen, bentuk geometri yang ideal, perakitan komponen.

1. Sifat mampu tukar komponen

Sebagai hasil terbesar dari usaha-usaha manusia mengurangi adanya


penyimpangan dalam proses pengerjaan suatu produk adalah munculnya
prinsip dasar dalam dunia industri yaitu pembuatan komponen yang memiliki
sifat mampu tukar (interchangeability). Salah satu contoh sederhana dari
pembuatan komponen dengan sifat mampu tukar komponen adalah
pembuatan poros dan roda sudut sentrifugal. Poros dan lubang sudut yang
dibuat sengaja diberi kelonggaran tertentu. Namun kelonggaran tersebut
masih dalam batas-batas maksimum dan minimum, dengan demikian poros
dan roda sudut tersebut masih tetap dapat dipasangkan. Sudah tentu dari
kelonggaran ini terjadi variasi perbedaan itu sudah diperhitungkan maka
kualitas fungsional dari pompa tersebut dapat dipenuhi.
Dengan menggunakan prinsip dasar adanya komponen yang mempunyai sifat
mampu tukar seperti tersebut di atas, ternyata ada beberapa keuntungan
ditinjau dari proses produksi. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain
adalah :

 Lamanya waktu produksi setiap unit mesin dapat dikurangi karena waktu
untuk proses perakitan menjadi lebih cepat.
 Pembuatan komponen-komponen mesin dapat dilakukan
secaraterpisahdipabrik lain. Dengan demikian dapat dimungkinkan
adanya jalinan kerja sama antar pabrik.
 Pembuatan suku cadang dapat dilakukan dalam jumlah yang
besardanbiayanya juga menjadi murah. Suku cadang ini
didistribusikankeberbagaitempatsebagaipersediaanuntuk reparasi. Ini
mengakibatkan waktu dan biaya reparasi menjadi turun.
 Proses pengelolaan produksi menjadi lebih mudah, kualitas produksi
juga dapat dijaga, bahkan dapat ditingkatkan.

Sifat mampu tukar pada benda produksi juga mempunyai keuntungan, yakni :
 Waktu perakitan dapat diturunkan
 Komponen tidak harus dibuat oleh pabrik yang bersangkutan (out-plant).
 Suku cadang dapat dibuat dengan massal dan
 Biaya relatif murah
 Produktifitas dan fleksibilitas sistem produksi terjamin

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa antara kualitas


geometris dan kualitas fungsional suatu komponen terdapat hubungan yang
sangat penting. Untuk mendapatkan kualitas fungsional yang tepat maka
kualitas geometris harus diperhatikan. Untuk mendapatkan komponen yang
berkualitas geometris menurut ukuran manusia maka pada proses
pembuatannya harus berusaha mengurangi penyimpangan-penyimpangan
termasuk di dalamnya penggunaan metode pengukuran. Sudah tentu, untuk
dapat melakukan pengukuran perlu diketahui pula sistem dan standar
pengukuran yang berlaku di bidang industri.
2. Bentuk geometri yang ideal

Bentuk hubungan antara nilai “ideal”, order, dan geometri dapat disimpulkan
melalui bagan dibawah ini :

idealism

Nilai kesederhanaan

order

- - - - - - - - - - - Simple shape low profile ordinary shape

Geometri

Bentuk persegi, balok

Pada bagan diatas, terlihat hubungan yang jelas antara “ideal” sebagai suatu
makna, karakteristik, dan identitas yang ingin dicapai merupakan suatu
variabel-variabel yang jika diuraikan lebbih dalam akan membentuk suatu
rumusan-rumusan yang akan menjadi cikal bakal suatu bentuk arsitektur
(order). Dari rumusan-rumusan tersebutlah maka peran seorang perancang
dituntut sekreatif mungkin menemukan bentuk-bentuk komponen yang bisa
mengvisualisasikan nilai-nilai ideal yang dimaksud. Dan geometri sendiri
berperan sebagai bahasa universal yang menjelaskan bentuk suatu ruang yang
dihasilkan dari rumusan-rumusan nilai ideal tersebut. Untuk itu, suatu
rangkaian nilai-nilai ideal hanya tepat menghasilkan suatu order dan geometri
tertentu. Jika nilai-nilai ideal tersebut berubah (bertambah/berkurang) maka
rumusan order yang dihasilkan akan berbeda pula, sehingga geometri yang
dihasilkan akan berbeda pula hasilnya.
3. Perakitan komponen

Perlu kita ketahui bahwa perakitan merupakan suatu proses


penyambungan atau penggabungan dua atau lebih sebuah komponen secara
mekanik menjadi satu bentuk unit benda. Pekerjaan perakitan dimulai bila
objek tersebut sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila objek tersebut
telah tergabung secara sempurna. Perakitan komponen dalam proses
manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi
suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional,
pemberi nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dengan yang
buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Berikut
beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan perakitan :

a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.


Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu
sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu
pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS,
dan lain sebagainya. Keuntungan bila menggunakan bagian komponen
yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih
cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti
dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran, dan kerugiannya
yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif
lebih mahal.
b. Perakitan dengan pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-
komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-
pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita
pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam
pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya.
Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih
dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan
yang diambil dari komponen yang pertama.
Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri,
hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk
dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya
ada dua macam jenis perakitan yaitu :

 Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan


secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan
peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau
khusus.
 Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem
otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan
elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih
khusus.
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk
yang akan dilakukan perakitan yaitu;
 Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk
hanya satu jenis saja
 Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan
dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya
proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor
dan lain-lain.
Klasifikasi dan konstruksi umum alat ukur

Geometris objek ukur mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi.


Adanya variasi bentuk dan ukuran inilah yang menyebabkan timbulnya
berbagai jenis alat ukur dan jenis pengukuran. Agar hasil pengukurannya
mendapatkan hasil yang baik menurut standar yang berlaku maka diperlukan
cara pengukuran yang benar dan tepat. Untuk itu itu perlu juga diketahui
klasifikasi dari pengukuran. Ada beberapa cara pengukuran yang bisa dilakukan
untuk mengukur geometris objek ukur yaitu dengan menggunakan :

a. Alat ukur langsung dan tidak langsung


Alat ukur langsung adalah alat ukur yang sudah dilengkapi dengan
skala yang dapat dibaca secara langsung sehingga apabila mengukur
menggunakan alat ukur langsung ini data hasil pengukuran bisa langsung
diperoleh. Contoh dari alat ukur langsung ini adalah mistar, jangka
sorong, mikrometer dll.

Alat ukur tidak langsung adalah alat ukur yang pengukurannya


dilakukan secara tak langsung, proses pengukuran tak langsung
dilakukan dengan memakai beberapa jenis alat ukur berjenis
komparator/pembanding, standar dan bantu. Perbedaan harga yang
ditunjukkan oleh skala alat ukur dibandingkan dengan ukuran standar
(pada alat ukur standar) dan dapat digunakan untuk menentukan
dimensi objek ukur. Pengukuran tidak langsung dapat dilakukan apabila
alat ukur pembanding umumnya memiliki kecermatan tinggi, sementara
itu alat ukur standar memiliki kualitas ketelitian yang bisa diandalkan,
maka proses pengukuran tidak langsung dapat dilaksanakan. Proses
pengukuran tak langsung umumnya berlangsung dalam waktu yang
relatif lama, hal dikarenakan untuk mengasilkan harga yang cermat dan
tepat serta dapat dipertanggungjawabkan hasil ketelitiannya.
b. Konstruksi umum alat ukur

Suatu alat ukur pastilah memiliki susunan yang menyusun alat ukur itu
sendiri, susunan dari alat ukur itu bisa dikatakan sebagai konstruksi alat ukur.
Ada beberapa hal yang menjadi syarat yang harus terdapat dalam konstruksi
umum suatu alat ukur dan pengukuran.

 Sensor adalah bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan
obyek pengukuran. Ada dua macam sensor yaitu sensor mekanik dan
sensor optik
 Pengubah adalah bagian yang berperan sebagai pengubah data yang
diterima oleh sensor menjadi besaran yang terukur. Macam-macam
pengubah yaitu pengubah mekanis, pengubah elektris, pengubah
mekanis optis, dan pengubah pneumatis.

Pengubah mekanis
Cara kerja dari pengubah mekanis ini berdasarkan pada prinsip
kinematis yang melakukan perubahan gerakan lurus (translasi) menjadi
gerakan berputar. Sebagai contoh sebuah sistem kerja roda gigi dan
poros bergigi dari jam ukur (dial indicator), sistem kerja ulir dari
mikrometer.

Pengubah mekanis optis

Sebetulnya sistem optis di sini hanya berfungsi untuk


membelokkan berkas cahaya dari objek ukur sehingga terjadi bayangan
maya atau nyata yang ukurannya bisa menjadi lebih besar dari pada
objek ukurnya. Contoh dari alat-alat ukur yang menggunakan pengubah
sistem optis ini adalah : kaca pembesar, mikroskop, proyektor, teleskop,
autokolimator, dan teleskop posisi.
Pengubah elektris

Kini sudah banyak alat-alat ukur yang cara kerjanya menggunakan


sistem elektronik, di samping alat-alat ukur yang dioperasikan secara
manual. Prinsip kelistrikan yang digunakan dalam pengubah elektris ini
mempunyai fungsi untuk mengubah semua isyarat yang diterima oleh
alat ukur (besaran yang tidak bersifat elektris) menjadi suatu besaran
yang bersifat elektris. Dengan adanya prinsip kelistrikan maka besaran
yang bersifat kelistrikan tersebut diolah dan diubah menjadi lebih jelas
sehingga perubahan ini dapat dibaca pada skala alat ukur. Salah satu
contoh dari pengubah elektris ini adalah pengubah yang bekerjanya
dengan prinsip kapasitor.Timbulnya kapasitor karena adanya dua buah
pelat metal yang berpenampang sama diletakkan berdekatan dengan
jarak l. Besarnya kapasitas tergantung pada jarak l. Makin jauh jarak
pelat maka kapasitasnya akan menjadi turun, sebaliknya makin dekat
jarak pelat kapasitasnya makin naik. Bila silinder sensor menyentuh
objek ukur tentu terjadi perubahan jarak antara pelat metal karena
diubah oleh silinder tadi. Prinsip perubahan inilah yang digunakan oleh
alat-alat ukur yang mempunyai pengubah mengikuti sistem elektris.

Pengubah pneumatis

Kondisi aliran udara yang tertentu akan berubah bila area di mana
udara itu lalu juga berubah (menjadi lebih sempit atau lebih luas).
Prinsip inilah yang digunakan dalam alat ukur yang memakai pengubah
sistem pneumatis. Jadi, pada sistem pneumatis kondisi aliran udara akan
berubah bila celah antara objek ukur dengan sensor alat ukur di mana
udara lalu juga mengalami perubahan. Untuk mengetahui perubahan ini
digunakan cara yaitu pengukur perubahan tekanan dan kecepatan aliran
udara. Dalam pengubah sistem pneumatis paling tidak terdapat tiga
komponen yaitu : sumber udara tekan, sensor sekaligus sebagai
pengubah, pengukur perubahan aliran udara. Ada dua macam sistem
pengubah pneumatis yang biasa digunakan yaitu :
sistem tekanan balik (back pressure system)
sistem kecepatan aliran (flow velocity system)

 Penunjuk merupakan bagian alat ukur yang bisa menunjukkan harga


pengukuran. Ada dua macam penunjuk yaitu : penunjuk berskala dan
penunjuk digital. Penunjuk berskala ada dua macam yaitu penunjuk
skala linear dan penunjuk skala melingkar. Sementara untuk penunjuk
digital ada dua macam juga yaitu penunjuk mekanik dan penunjuk
elektrik (menggunakan LED).

Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami,
diantaranya:

- Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya


dari variabel yang diukur.
- Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran,
atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya.
- Kepekaan, rasio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur
perubahan input atau variabel yang diukur.
- Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu
ditanggapi oleh alat ukur.
- Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel
yang diukur.

Anda mungkin juga menyukai