Lamanya waktu produksi setiap unit mesin dapat dikurangi karena waktu
untuk proses perakitan menjadi lebih cepat.
Pembuatan komponen-komponen mesin dapat dilakukan
secaraterpisahdipabrik lain. Dengan demikian dapat dimungkinkan
adanya jalinan kerja sama antar pabrik.
Pembuatan suku cadang dapat dilakukan dalam jumlah yang
besardanbiayanya juga menjadi murah. Suku cadang ini
didistribusikankeberbagaitempatsebagaipersediaanuntuk reparasi. Ini
mengakibatkan waktu dan biaya reparasi menjadi turun.
Proses pengelolaan produksi menjadi lebih mudah, kualitas produksi
juga dapat dijaga, bahkan dapat ditingkatkan.
Sifat mampu tukar pada benda produksi juga mempunyai keuntungan, yakni :
Waktu perakitan dapat diturunkan
Komponen tidak harus dibuat oleh pabrik yang bersangkutan (out-plant).
Suku cadang dapat dibuat dengan massal dan
Biaya relatif murah
Produktifitas dan fleksibilitas sistem produksi terjamin
Bentuk hubungan antara nilai “ideal”, order, dan geometri dapat disimpulkan
melalui bagan dibawah ini :
idealism
Nilai kesederhanaan
order
Geometri
Pada bagan diatas, terlihat hubungan yang jelas antara “ideal” sebagai suatu
makna, karakteristik, dan identitas yang ingin dicapai merupakan suatu
variabel-variabel yang jika diuraikan lebbih dalam akan membentuk suatu
rumusan-rumusan yang akan menjadi cikal bakal suatu bentuk arsitektur
(order). Dari rumusan-rumusan tersebutlah maka peran seorang perancang
dituntut sekreatif mungkin menemukan bentuk-bentuk komponen yang bisa
mengvisualisasikan nilai-nilai ideal yang dimaksud. Dan geometri sendiri
berperan sebagai bahasa universal yang menjelaskan bentuk suatu ruang yang
dihasilkan dari rumusan-rumusan nilai ideal tersebut. Untuk itu, suatu
rangkaian nilai-nilai ideal hanya tepat menghasilkan suatu order dan geometri
tertentu. Jika nilai-nilai ideal tersebut berubah (bertambah/berkurang) maka
rumusan order yang dihasilkan akan berbeda pula, sehingga geometri yang
dihasilkan akan berbeda pula hasilnya.
3. Perakitan komponen
Suatu alat ukur pastilah memiliki susunan yang menyusun alat ukur itu
sendiri, susunan dari alat ukur itu bisa dikatakan sebagai konstruksi alat ukur.
Ada beberapa hal yang menjadi syarat yang harus terdapat dalam konstruksi
umum suatu alat ukur dan pengukuran.
Sensor adalah bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan
obyek pengukuran. Ada dua macam sensor yaitu sensor mekanik dan
sensor optik
Pengubah adalah bagian yang berperan sebagai pengubah data yang
diterima oleh sensor menjadi besaran yang terukur. Macam-macam
pengubah yaitu pengubah mekanis, pengubah elektris, pengubah
mekanis optis, dan pengubah pneumatis.
Pengubah mekanis
Cara kerja dari pengubah mekanis ini berdasarkan pada prinsip
kinematis yang melakukan perubahan gerakan lurus (translasi) menjadi
gerakan berputar. Sebagai contoh sebuah sistem kerja roda gigi dan
poros bergigi dari jam ukur (dial indicator), sistem kerja ulir dari
mikrometer.
Pengubah pneumatis
Kondisi aliran udara yang tertentu akan berubah bila area di mana
udara itu lalu juga berubah (menjadi lebih sempit atau lebih luas).
Prinsip inilah yang digunakan dalam alat ukur yang memakai pengubah
sistem pneumatis. Jadi, pada sistem pneumatis kondisi aliran udara akan
berubah bila celah antara objek ukur dengan sensor alat ukur di mana
udara lalu juga mengalami perubahan. Untuk mengetahui perubahan ini
digunakan cara yaitu pengukur perubahan tekanan dan kecepatan aliran
udara. Dalam pengubah sistem pneumatis paling tidak terdapat tiga
komponen yaitu : sumber udara tekan, sensor sekaligus sebagai
pengubah, pengukur perubahan aliran udara. Ada dua macam sistem
pengubah pneumatis yang biasa digunakan yaitu :
sistem tekanan balik (back pressure system)
sistem kecepatan aliran (flow velocity system)
Ada beberapa istilah dan definisi dalam pengukuran yang harus dipahami,
diantaranya: