TUGAS MANDIRI
DOSEN PENGAMPU
Deddy Misdarpon M, S.Pd., MT
DISUSUN OLEH
Oskar Alaudin
D51171020
1
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat, taufik
serta karunia-Nya, sehingga dapat bisa menyelesaikan penulisan Tugas Mandiri yang berjudul
“BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN” sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan. Maksud dari penyusunan tugas mandiri ini adalah
untuk memenuhi tugas dari dosen Rekayasa Bahan Bangunan sekaligus dosen perwalian Teknik
Konstruksi Bangunan, Bapak Deddy Musdarpon,MT. Dalam kesempatan ini saya menyadari
bahwa tanpa bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, tugas mandiri ini tidak akan
selesai dengan baik dan sempurna. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
2
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
DAFTAR ISI.
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................................. 2
BAB I ................................................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN................................................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ........................................................................................................................................... 5
B. Tujuan dan Sasaran .................................................................................................................................... 6
C. Metode Penelitian ...................................................................................................................................... 6
BAB II. ................................................................................................................................................................. 7
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN ............................................................ 7
A. TREND GREEN DESIGN ............................................................................................................................... 7
1. Ramah Lingkungan = Hemat .................................................................................................................. 9
2. Pemilihan Material Bahan Bangunan Ramah Lingkungan................................................................... 15
3. Klasifikasi Material Bahan Bangunan Ramah Lingkungan ................................................................. 17
B. MANFAAT BAMBU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN YANG RAMAH LINGKUNGAN. ............ 35
1. Material Bahan Bangunan Bambu ........................................................................................................ 35
2. Jenis-jenis bambu untuk konstruksi bangunan ..................................................................................... 37
3. Keunggulan Bambu .............................................................................................................................. 37
4. Kelemahan Bambu ............................................................................................................................... 38
5. Bambu sebagai elemen struktur bangunan gedung .............................................................................. 39
6. Aplikasi bambu untuk berbagai jenis konstruksi lain ........................................................................... 40
7. Perlindungan komponen Bambu .......................................................................................................... 41
8. Bangunan bambu sebagai bangunan ramah lingkungan “Green Building” ......................................... 42
9. Peran bambu dalam restorasi lingkungan ............................................................................................. 43
Bambu Sebagai Tulangan Dinding ........................................................................................................... 44
10. Spesifikasi Bambu .............................................................................................................................. 44
11. Pengolahan Bambu. ............................................................................................................................ 45
C. GREENCONSTRUCTION..................................................................................................................... 48
1. Pengertian Green Construction ............................................................................................................... 48
2. Konsep Green Construction ................................................................................................................ 49
3. Material Green Construction ............................................................................................................... 53
4. Kriteria penerapan Green Construction ............................................................................................. 53
5. Hambatan – hambatan dalam Penerapan Green Construction ........................................................... 60
D. PENERAPAN GREEN ARCHITECTURE DAN GREEN BUILDING ............................................... 62
SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE ............................................... 62
1.1. Green Architecture ............................................................................................................................ 65
2. Green Building ..................................................................................................................................... 66
3. Sustainable Architecture ..................................................................................................................... 67
2.1. Penerapan Green Architecture ......................................................................................................... 67
2. Penerapan Green Building .................................................................................................................. 69
3
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
4
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang terus berjalan telah banyak menghabiskan sumber daya alam dan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada alam.Dan tidak jarang juga pembangunan tersebut
mempunyai pengaruh negatif secara sosial-ekonomi pada daerah itu sendiri. Dengan
semakin berkembangnya budaya dan teknologi, kebutuhan manusia akan terus berkembang,
sementara daya dukung alam tidak semakin baik Menghadapi masalah ini diperlukan usaha-
usaha untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan alam tetapi kebutuhan manusia juga
tetap dipenuhi dengan baik.Salah satu cara terwujudnya tujuan diatas adalah dengan
menerapkan pembangunan infrastruktur yang memenuhi kriteria Green Building dalam
pemilihan material yang tepat bagi pembangunan yang terus berjalan ini. Selain dapat
menghemat sumber daya alam yang dipakai, juga berakibat positif bagi pemakai bangunan.
Karena pemakai bangunan dan alam ditempatkan dalam posisi yang sama saat pengambilan
keputusan.
Menurut Green building Council Indonesia (GBCI), Green Building adalah
bangunan baru ataupun bangunan lama, yang direncanakan dibangun, dan dioperasikan
dengan memperhatikan faktor-faktor keberlanjutan lingkungan. Green building merupakan
bagian dari sustainable building yang bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu bangunan
yang berfungsi keseluruhan, baik bangunan atau penghuni untuk lingkungan. Green
building, tidak hanya mengenai bangunan dengan banyak taman atau tanaman, namun juga
mengenai tahapan sumber, produksi, penggunaan produk serta pembuangan. Green material
mengambil material produksi lokal, dengan maksimal jarak hanya 1000 kilometer. Dan
penggunaan material ramah lingkungan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemanfaat
material lokal dan pemanfaatan bahan daur ulang.
Konsep pembangunan arsitektur hijau (Green Building Architecture) menekankan
peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari
desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan usai pembangunan.Pada umumnya,
desain rancang bangunan ramah lingkungan memerhatikan banyak bukaan untuk
memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami.Dengan demikian, pembangunan ramah
5
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
lingkungan dapat diketakan sebagai bangunan yang hemat energi dimana sistem bangunan
didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan
dan tata udara.Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada
siang hari.Disamping itu, desain bangunan hemat energi berorientasi pada membatasi lahan
terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan,
dan material ramah lingkungan. Dan untuk atap-atap bangunannya, banyak dikembangkan
menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu
udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).
Pemanfaatan material bekas atau sisa (daur ulang) untuk bahan renovasi bangunan
dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional.Sebagai contoh; kusen, daun pintu
atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan dengan
memberi sentuhan baru yang dapat menciptakan kesan indah pada bangunan.Selain itu, kini
telahterdapat terobosan baru dalam dunia konstruksi mengenai penggunaan material struktur
dengan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada
beton siap pakai dan beton pra cetak.Tidak hanya itu, pada sistem pelaksanaankonstruksi
juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada
pemakaian material kayu sebagai perancah.Dengan melakukan pemanfaatan material hasil
daur ulang dalam pembangunan infrastruktur dapat menekan biaya pengeluaran yang
melonjak seiring berjalannya waktu mengingat material yang diproduksi sangat terbatas
jumlahnya. Walaupun begitu, kualitas material yang didapat dari proses daur ulang tersebut
tetap bagus dan kuat.
6
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
BAB II.
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH
LINGKUNGAN
maupun pendingin ruangan. Hal ini penting bagi para pemilik bangunan yang ingin
memodifikasi bangunan mereka menjadi bangunan ramah lingkungan. Pemilik bangunan
bisa memilih strategi hijau yang paling efektif bagi bangunan dan penghuninya namun
mereka juga harus memenuhi target minimal penghematan energi dan melaporkan
pemakaian energi mereka selama satu tahun ke lembaga terkait. Kota Seattle dan New
Building Institute bekerja sama dengan Preservation Green Lab dari National Trusts telah
menciptakan dan memraktekkan peraturan hijau ini bagi gedung lama maupun baru.
4. Tren energi terbarukan berbasis komunitas (Community Renewable Energy). Kini,
banyak komunitas yang telah bekerja sama mendapatkan energi surya dengan harga
terjangkau. Membeli panel surya secara berkelompok bisa mengurangi biaya instalasi dan
produksi hingga 15-25%.
5. Tren perabot pintar (Smart Appliances). Dengan memanfaatkan teknologi pengukuran
pintar (smart meters), pemilik gedung bisa mendapatkan tips cara menghemat energi pada
jam-jam sibuk. Pemilik gedung juga bisa mengetahui kebutuhan energi setiap perabot yang
mereka pakai. Pihak pabrikan banyak yang telah menerapkan teknologi pengatur waktu dan
pengatur konsumsi energi canggih di produk mereka sehingga pemakaian energi bisa
semakin dikontrol.
6. Tren berbagi ruang. Saat krisis ekonomi, banyak penyewa gedung yang memodifikasi
bangunan mereka sehingga bisa dihuni lebih banyak orang. Bangunan kecil tambahan yang
bisa dimanfaatkan sebagai kantor, studio, atau disewakan itu memenuhi syarat ideal sebuah
bangunan yang hemat energi dan berwawasan lingkungan. Bangunan tambahan ini bisa
memaksimalkan penggunaan ruang di perkotaan dan memberikan nilai tambah bagi pemilik
bangunan. Kota-kota seperti Portland, Oregon, dan Santa Cruz, California, membebaskan
biaya administrasi bagi bangunan-bangunan seperti ini.
7. Tren penyekatan bangunan secara optimal. Teknologi saat ini memungkinkan bangunan
disekat sedemikian rupa sehingga tidak ada energi yang keluar. Desain ini sangat cocok bagi
negara yang memiliki empat musim. Saat musim dingin, bangunan yang memiliki sekat
sempurna dipanaskan oleh aktifitas dalam ruang tanpa harus menggunakan pemanas
elektrik. Bangunan yang memiliki sekat dalam sistem pemanas atau pendingin yang baik
bisa menghemat energi dan biaya pemanasan atau pendinginan gedung. Konsep ini sesuai
dengan sertifikasi Energy Star. Bangunan juga bisa menggunakan sistem pemanas atau
pendingin yang berasal dari panas bumi (geothermal) yang lebih ramah lingkungan.
8. Tren daur ulang air limbah. Air semakin sulit didapat. Di beberapa wilayah seperti di
bagian barat laut AS dan bagian selatan California, sistem daur ulang air semakin populer.
8
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Dengan mendaur ulang air kita bisa menghemat penggunaannya dan bisa mengurangi
limbah. Walaupun beberapa kota masih enggan menggunakan air hasil daur ulang (grey
water), namun sejumlah negara telah memanfaatkannya bahkan untuk irigasi. Singapura
adalah negara di Asia yang mendaur ulang air limbahnya untuk digunakan pada kebutuhan
sehari-hari.
9. Tren sertifikasi gedung-gedung kecil. Sebanyak 95% gedung-gedung komersial di AS
memiliki luas di bawah 4.645 m2. Namun bangunan yang memiliki sertifikasi LEED
(Leadership in Energy & Environmental Design) biasanya memiliki ukuran yang jauh lebih
besar. Hal ini karena biaya sampingan untuk sertifikasi seperti biaya komisi, rancang bangun
energi (energy modeling), pendaftaran proyek , dan biaya administrasi lain masih sangat
besar sehingga biaya sertifikasi ini menjadi sangat mahal bagi pemilik dan pengembang
gedung kecil. Program sertifikasi yang didesain khusus bagi gedung-gedung kecil kini
semakin marak seperti Earthcraft Light Commercial dan Earth Advantage Commercial.
10. Tren analisis masa pakai (Lifecycle Analysis/LCA). Memahami masa pakai bahan
bangunan dan efeknya dari pabrikan hingga ke pembuangan sangat penting bagi
pengembang berwawasan lingkungan. Dengan memahami prinsip masa pakai tersebut,
industri konstruksi bisa memelajari efek bahan-bahan bangunan itu dimulai dari produksi
hingga ke pembuangannya.
Analis bisa meneliti dampak dari bahan-bahan bangunan itu sepanjang masa pakainya
dengan menggunakan berbagai indikator lingkungan seperti efeknya terhadap polusi air dan udara,
energi yang dibutuhkan untuk memroduksi bahan bangunan, dan efek dari limbah bahan bangunan
itu terhadap lingkungan dan pemanasan global. Hasil dari analisis ini membantu arsitek merancang
bangunan yang benar-benar “hijau” atau berwawasan lingkungan.
Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi
pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju
pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.
Fakta akibat pemanasan global mendorong lahirnya berbagai inovasi produk industri terus
berkembang dalam dunia arsitektur dan bahan bangunan. Konsep pembangunan arsitektur hijau
menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari
desain building interior, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.
9
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
10
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah
lingkungan. Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak
terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan
keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai
digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan
bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat,
antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani
konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi
teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan
ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup
modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi,
hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet
pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
11
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami
atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki
karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan
menyerap panas matahari secara signifikan.
Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah satu bentuk
inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam perawatan, pembersihan dinding
(tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan,
serta menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
Fungsi setiap ruang dalam rumah berbeda-beda sehingga membuat desain dan bahan lantai
menjadi beragam, seperti marmer, granit, keramik, teraso, dan parquet. Merangkai lantai tidak
selalu membutuhkan bahan yang mahal untuk tampil artistik.
Lantai teraso (tegel) berwarna abu-abu gelap dan kuning
yang terkesan sederhana dan antik dapat diekspos baik asal
dikerjakan secara rapi. Kombinasi plesteran pada dinding dan
lantai di beberapa tempat akan terasa unik. Teknik plesteran juga
masih memberi banyak pilihan tampilan.
Konsep ramah lingkungan dewasa ini juga telah
merambah ke dunia sanitasi. Septic tank dengan penyaring
biologis (biological filter septic tank) berbahan fiberglass
dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari
lingkungan, memiliki sistem penguraian secara bertahap,
dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan, antibocor atau tidak rembes, tahan korosi,
pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan perawatan khusus.
Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga
kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama
yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan
pencemaran pada air tanah dan lingkungan.
Untuk mengantisipasi krisis air bersih, kita harus mengembangkan sistem pengurangan
pemakaian air (reduce), penggunaan kembali air untuk berbagai keperluan sekaligus (reuse),
mendaur ulang buangan air bersih (recycle), dan pengisian kembali air tanah (recharge).
Beberapa arsitek sudah mulai mengembangkan sistem pengolahan air limbah bersih yang
mendaur ulang air buangan sehari-hari (cuci tangan, piring, kendaraan, bersuci diri) maupun air
limbah (air buangan dari kamar mandi) yang dapat digunakan kembali untuk mencuci kendaraan,
12
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
membilas kloset, dan menyirami taman, serta membuat sumur resapan air (1 x 1 x 2 meter) dan
lubang biopori (10 sentimeter x 1 meter) sesuai kebutuhan.
Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik bangunan dan
memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan pendek (korsleting), bebas polusi,
hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap,
berada tepat pada jalur sinar matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel
surya harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi listrik setiap
bangunan.
Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi
sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi bangunan sudah harus mulai diubah.
Bagaimana menghadirkan bangunan yang hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung
pada penghematan anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta
ramah lingkungan.
Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan
banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau
bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green
property atau properti yang ramah lingkungan. Masyarakat Indonesia saat ini semakin sadar akan
pentingnya memilih bahan atau material yang mengakomodasi isu-isu lingkungan misalnya yang
menyangkut go green, low energy, dan antitoksin.
Secara sederhana, dijelaskan bahwa pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan
menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, misalnya, pemilihan
bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan
alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan
yang mengandung racun seperti asbeston.
Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya
menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan
yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air
dalam volume tertentu.
13
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
14
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
15
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan
bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat,
antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani
konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi
teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan
ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup
modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi,
hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet
pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami
atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki
karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan
menyerap panas matahari secara signifikan.
Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar
bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan
menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan
menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panas dan
meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika
memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.
Di samping itu diperlukan teknik insulasi yang baik untuk meredam pancaran panas genteng
ke ruang di bawahnya (kasur ijuk sangat baik sebagai isolasi atap di bawah genteng daripada nylon
wool). Dalam ruang atap yang tertutup rapat, terjadi udara yang lebih panas dari sinar matahari atau
suhu udara luar. Panas pada ruang atap akan dipancarkan ke bawah ke langit-langit dan dipancarkan
lagi ke ruang fungsional di bawahnya.
Dalam hal sanitasi, septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank)
berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan,
memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan,
antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak membutuhkan
perawatan khusus.
Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga
kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama
16
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan
pencemaran pada air tanah dan lingkungan.
Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendalikan dengan memanfaatkan tanaman hijau
yang berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30% – 70% volume ruang lahan bangunan terisi
tanaman hijau dan 30% – 70% luasan permukkaan tanah tidak ditutupi material keras.
17
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Hardwood Amerika sangat efisien energi. Proses mengubah kayu menjadi produk bangunan
yang dapat digunakan membutuhkan jauh lebih sedikit energi dibanding kebanyakan bahan lain.
Selanjutnya, kebanyakan energi yang diperlukan untuk menghasilkan produk hardwood Amerika
merupakan bio-energi. Penelitian tahun 2007 tentang 20 pabrik penggergajian kayu di kawasan
Timur Laut Amerika Serikat mengungkap bahwa 75 % energi yang diperlukan untuk membuat kayu
kering dengan oven diambil dari biomassa (seperti kulit pohon, serbuk gergaji dan serpihan kayu).
Alhasil, jauh lebih sedikit karbon dioksida yang diemisikan saat membuat kayu hardwood Amerika
dibanding saat membuat banyak bahan daur ulang.
18
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
selama pengolahan, performa yang kuat dalam penggunaan, dan industri dengan komitmen yang
tegas pada transparansi dan performa lingkungan yang lebih baik.
Kertas yang dipergunakan untuk sarana tulisan ini berbahan dasar pulp, serat tebu, atau serat
bambu, atau serat pohon pinus. Paper sludge atau bubur kertas berasal dari limbah pengolahan serat
pulp menjadi kertas, mengandung mineral seperti kaolinite dan kalsium karbonat. Mineral tersebut
berfungsi sebagai pelapis di permukaan kertas agar halus. Besar kandungannya tergantung jenis
kertas, pada umumnya 5 g/m2 – 20 g/m2 (Editing, 1985). PT. Adiprima Suraprinta dari Jawa Pos
Group yang berkedudukan di Legundi Gresik memproduksi kertas dari kertas bekas. Bahan baku
diproses menjadi bubur kertas, selanjutnya dipilah, warna putih diproses sebagai kertas, sedangkan
limbah berwarna abu-abu karena warna tinta dibuang. Jumlah limbah bubur kertas kira-kira 250
ton/hari.
Unsur-unsur yang terkandung dalam bubur kertas
disebutkan dalam Tabel 1. (Irawan B., 2006).
Bubur kertas (bk) tersusun atas 60% air dan sisanya berbentuk padat (Ishimoto, 2000).
Selain itu, abu bubur kertas mengandung kaolinit dan kalsium karbonat. Pembakaran pada suhu
1.223-1.373° K menghasilkan abu aluminium silikat amorf, jika bereaksi dengan alkali akan
19
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
mengkristal, berubah menjadi zeolit. Zeolit sebagai bahan microporous material yang mampu
memperkuat permukaan beton dari serangan asam dengan mensubstitusikan 10% dari semen.
Pemanfaatan limbah bubur kertas selama ini hanya dipakai sebagai urugan tanah di lokasi
pabrik, serta lokasi permukiman warga di sekitar pabrik di Legundi Gresik, demikian juga halnya di
Wisconsin (Naik, Tarun R. dan Kraus, Rudolph N., 2007,Kortnik Joze, 2007, Garrett G. David,
Principal P.G., dan Richardson G.N. & Associates, 2007) Tay, J.H. (1987) memanfaatkan limbah
bubur kertas untuk bahan bangunan bata. Kemudian dari limbah sewage sludge ash untuk bahan
bata telah dilakukan oleh Lin, D.F., dan Weng, C.H. (2001), selanjutnya Rouf Abdur Md. dan
Hossain Delwar Md. (2006) menyatakan bahwa bata dari lumpur arsenic-iron memiliki kekuatan
tekan 20-80% dari kekuatan normal yaitu 800 kg/cm2, dan berdasarkan toxicity characteristic
leaching procedure (TCLP) tes dinyatakan bahwa kandungan arsenik dalam bata tergolong belum
membahayakan.
Lumpur dari kolam pengolahan limbah copper slag dan limbah lempung terowongan dapat
dijadikan agregat beton yang ringan (50% dari berat normal). Kuat tekan beton dengan agregat
tersebut antara 31,0 dan 38,5 N/mm2, besar konsentrasi unsur beracun masih di bawah standar
World Health Organization (Tay, J.H. Show, K.Y. dan Hong, S.Y., 2002). Kuat tekan mortar
dengan bubur limbah phosphate semen dan abu terbang 95% dari kontrol (Pinarli Vedat, Karaca
Gizem, Garay Salihoglu, Salihoglu Nezih Kamil, ----). Tarun R. Naik, dan Thomas S. Fribergb dan
Yoon-moon Chuna (2003) mencampurkan limbah serat bubur kertas dalam campuran beton
menghasilkan kuat tarik dan kuat tekan yang lebih tinggi dari beton normal.
Kemudian Wajima Takaaki, et.al.(2004) mengatakan bahwa paper sludge setelah dibakar
mengandung unsur Ca dalam jumlah tinggi dalam bentuk anorthite (CaAl2Si2O8) dan gehlenite
(Ca2Al2SiO7), unsur tersebut dapat meningkatkan kekuatan mekanik beton. Gallardo Ronaldo S.,
dan Adajar Mary Ann Q. (2006) mengungkapkan bahwa penggantian bubur kertas 5-10%
memperbaiki karakteristik beton.
METODE PEMBUATAN
Perbandingan bahan papan dalam berat (kg) terdiri atas campuran untuk papan tanpa bubur
kertas (papan kontrol) yaitu:
(a) 1 semen (sm) : 3 pasir (ps) : 0 limbah bubur kertas (bk) : 3 kerikil (kr) : 0,7 air. Perbandingan ini
menyesuaikan komposisi papan beton yang telah diproduksi UD. Wijaya di
Driyorejo Gresik. Perbandingan berikutnya dengan penggantian sejumlah pasir oleh bubur kertas
(replacement), nilai sm, kr, dan air sama dengan nilai perbandingan papan kontrol.
20
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Penambahan bubur kertas sebagai pengganti sebagian pasir dalam campuran dilakukan
dengan merendamnya dalam air lebih dahulu, selanjutnya bongkahan bubur kertas diaduk sampai
butiranbutiran bergradasi sama seperti bubur, kemudian diangin-anginkan selama 3 jam, agar
kondisi bubur kertas jenuh kering muka (saturated surface dryssd).
Dengan demikian diharapkan air dalam campuran sebesar 0,7 dari berat semen tidak diserap
oleh butiran bubur kertas. Tahap berikutnya kerikil dan pasir yang sudah tercuci dan saturated
surface dry dimasukkan ke dalam ruang campur, diikuti oleh semen dan air. Selanjutnya mesin
pencampur yang digerak oleh motor listrik dijalankan selama 8 menit, sehingga adukan homogen.
Penuangan beton segar ke dalam cetakan ukuran panjang 200 mm lebar 100 mm dan tebal 50 mm,
kemudian didiamkan selama 24 jam.
Dimensi spesimen berukuran 200x100x50 mm3. Ada 13 jenis campuran, setiap campuran
terdiri atas 11 papan beton, jadi jumlah papan keseluruhan 143 buah. Setelah papan beton dilepas
dari cetakan, direndam dalam air selama 3 hari, tanpa mengukur pH air. Selanjutnya benda uji
diangkat dari rendaman, diletakkan dalam ruang terlindung dari sinar matahari. Penyiraman dengan
air pada papan dilakukan pada pagi dan sore hari sampai dengan umur 28 hari.
Pemeriksaan pada material limbah bubur kertas adalah berat jenis, modulus kehalusan butir,
dan penyerapan air. Kemudian pengujian yang dilakukan pada papan yaitu: pengamatan ukuran
(visual), penyerapan air, berat per volume, rembesan air, serta kuat lentur.
Pemeriksaan berat jenis bubur kertas dalam keadaan jenuh kering permukaan menunjukkan
hasil sebesar 1,24 gram/cm3, sedangkan dalam keadaan kering oven sebesar 0,47 gram/cm3.
Analisis ayakan bubur kertas yang diambil dari tempat penampungan pabrik dalam kondisi basah,
menunjukkan bahwa modulus kehalusan butir sebesar 3,98. Jumlah terbanyak dari butiran tertinggal
di ayakan sebesar 74,69% dari keseluruhan berat berdiameter lebih dari 19,0 mm.
Penggumpalan antar butiran bubur kertas dalam susunan ayakan terjadi karena getaran
motor listrik yang menggerakkan ayakan mempengaruhi butiran-butiran pada kondisi basah saling
menempel dan melekat. Kadar air rata-rata bubur kertas dari 3 bentuk
spesimen 66,03%, 67,7%, dan 64,06% dari kubus a 5cm x 5cm x 5cm, kubus b 15cm x 15cm x
15cm, dan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm (d15, t30). Penyerapan air rata-rata hingga
21
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
65,35% menandakan bahwa bubur kertas memiliki sifat menyerap air. Nilai rata-rata tersebut lebih
tinggi 6,535 % dari pada kadar air bubur kertas oleh Ishimoto (2000). Salah satu penyebabnya
adalah karakteristik bubur kertas yang berbeda. Atau bisa jadi sama yaitu sama-sama dihasilkan dari
limbah produksi kertas yang berbahan baku kertas bekas, tetapi kandungan unsur dan besar butiran
berbeda.
Pengamatan visual papan beton 20 x 10 x 5 cm3 tanpa dan dengan bubur kertas pada umur
32 hari, menunjukkan bahwa permukaan papan rata, rusukrusuk relatif tajam dan siku, tidak retak.
Permukaan papan beton dengan perbandingan berat pasir dan bubur kertas 1,25: 1,75, sampai
dengan jumlah bubur kertas maksimum dan pasir minimum (0 ps:3
bubur kertas) tampak butiran bubur kertas yang timbul ke permukaan papan. Warna papan beton
abu-abu, sedangkan warna lebih tua tampak pada papan beton kontrol.
Ukuran papan beton menyusut pada campuran dengan 0ps:3bubur kertas yaitu
19,98x9,92x4,94cm3, meskipun dimensi menyusut tetapi tidak lebih dari 1%. Sesuai dengan
Standar Industri Indonesia SII 0797-83 menyatakan bahwa toleransi panjang, lebar,dan tebal
berturut-turut 5 mm, 5 mm, 1,0 mm.
Bubur kertas yang diambil dari tempat pembuangan limbah di pabrik setelah dicetak dalam
silinder baja diameter 15 cm tinggi 30 cm dalam ruang terlindung matahari selama 1x24 jam,
ternyata belum mampu berdiri tegak seperti layaknya silinder beton. Hal ini disebabkan kandungan
air dalam massa bubur kertas dalam silinder baja masih tinggi, dan ikatan antar butiran lebih kecil
dari berat butiran. Setelah 4x24jam dalam cetakan silinder,
bubur kertas berbentuk silinder dapat berdiri dengan tinggi 29,41cm. Permukaan silinder bubur
kertas relatif lebih keras, kandungan air berkurang.
Pengukuran pada 3 silinder bubur kertas umur 210 hari, menunjukkan, nilai rata-rata tinggi
berkurang 13,2%, diameter berkurang 6,7%, volume berkurang 24,33%, dan berat berkurang
66,895% dari semula. Posisi silinder tampak sudah tidak vertikal, ada bagian yang masuk ke dalam
seperti lekuk pinggang, demikian juga permukaan alas bawah dan atas tidak rata. Selain itu bau
silinder bubur kertas sangat menusuk hidung (tidak sedap). Pada beberapa bagian permukaan
silinder setelah 2 x 7 hari mulai ditumbuhi jamur yang berwarna biru gelap hampir hitam.
22
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Sumbu ordinat pada gambar di bawah sengaja diletakkan di sisi atas dengan tujuan untuk
memberikan dan memudahkan dalam penilaian, sifat “dapat dipakai (menguntungkan)” jika arah
kurva naik kekanan, sebaliknya tidak menguntungkan jika arah kurva turun kekanan.
Papan beton dengan campuran bubur kertas mempunyai daya resap air yang tinggi, bila
dibandingkan papan beton tanpa campuran bubur kertas (kontrol). Pemeriksaan kadar air dilakukan
pada umur benda uji 39 hari. Penyerapan air 5,59 % ditunjukkan oleh papan beton kontrol. Nilai
penyerapan air papan beton dengan perbandingan ps dan bubur kertas 91,67%:8,33%, dan
83,33%:16,67% menjadi 1,6, dan 2,3 dari nilai kontrol. Ketiga jenis campuran papan tersebut telah
memenuhi SII 0797-83, yang menyebutkan bahwa kadar air maksimal 14 %. Seterusnya nilai
penyerapan air bertambah besar yaitu 2,97; 6,68; 7,23; dan 9,18 dari kontrol, pada perbandingan ps
dan bubur kertas 75%:25%, 50%:50%, 25%:75%,
dan 0%:100%.
Kini semakin banyak penambahan bubur kertas yang dicampurkan pada pembuatan papan
beton, mempertinggi nilai penyerapan air. Kenaikan tersebut dikarenakan bubur kertas menyerap
air.
Selama papan tidak dalam proses perawatan yaitu 39-28=11 hari, terjadi penguapan air yang
belum terikat secara kimia dalam papan beton. Lapisan CSH yang keras terbentuk oleh ikatan
semen, air, dan agregat, belum mampu melindungi seluruh butiran bubur kertas dalam kesatuan
bentuk papan (Neville, 1982). Hal ini telah ditegaskan oleh Ishimoto (2000) bahwa bubur kertas
terdiri atas 40% padat dan 60% air.
Papan beton yang mengandung bubur kertas memiliki berat yang relatif lebih ringan, karena
massa yang porus mudah menyerap air. Air yang terikat secara fisik dalam massa bubur kertas
lambat laun menguap akibat panas sekitar, sehingga terbentuk rongga. Rongga dalam massa papan
membentuk kepadatan berkurang. Jika kepadatan berkurang, maka kekuatan papan juga menurun.
23
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Dengan kata lain boleh juga dikatakan kerapatan massa relatif kecil (meskipun belum
dilakukan pemeriksaan dengan alat yang sesuai). Kepadatan massa papan semakin berkurang, yang
disebabkan oleh substitusi bubur kertas atas pasir yang semakin banyak, berkorelasi dengan
penurunan sifat mekanik beton seperti, kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur beton (Nawy, 1986).
KESIMPULAN
Butiran bubur kertas memiliki berat jenis relatif lebih ringan daripada pasir, tetapi bergradasi
hampir sama dengan butiran agregat kasar. Papan berbahan butiran bubur kertas memiliki berat
yang relatif ringan.
Bubur kertas memiliki sifat menyerap air. Sifat ini kurang menguntungkan pada campuran
papan beton, karena papan yang berbahan substitusi bubur kertas banyak sangat peka terhadap
temperatur sekitar, air dalam papan mudah menguap. Air yang diperlukan oleh semen untuk
bereaksi membentuk kalsium silikat hidrat bisa jadi berkurang, sehingga sifat keras terkurangi
(Neville, 1982; Besari, 2007).
Papan beton dengan perbandingan berat pasir dan bubur kertas 2,75:1,25 dan 2,5:1,5
memenuhi SII 0797-83, karena kadar air papan maksimal adalah 14 %. Tetapi berdasarkan nilai
kerapatan dan kuat lentur, maka tidak satupun papan beton dengan bubur kertas sebagai bahan
pengganti pasir yang memenuhi standar SII 0797-83.
Material bubur kertas memiliki sifat kembang susut yang relatif tinggi daripada bahan beton
seperti pasir dan kerikil. Sifat kembang dan susut yang tinggi pada massa komposit seperti papan
beton dengan penggantian pasir oleh sejumlah bubur kertas memicu timbulnya retak.
Pemakaian bubur kertas dalam papan berbahan beton diperlukan bahan lain untuk
melindungi permukaan papan, agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
24
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
GENTENG SEJUK
Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir, semen dan
ijuk sebagai bahan pengisi.
Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan sebagai penutup atap
Spesifikasi Teknis
: semen + ijuk +
Bahan baku
pasir
Ukuran : 38 x 23 1.2 cm
Berat : 2.5 kg/bh
Beban :
80 kg/cm2
Lentur
25
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Mengurangi pencernaran lingkungan
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-strukutral
Proses Pembuatan
Sekam padi direndam dalam air atau dapat langsung digiling, dicampur dengan semen,dicetak
dengan alat manual. Proporsi campuran = 1 semen : 4 sekam padi atau maksimum 20%
SAWIT BLOCK
Pengembangan bahan bangunan dari limbah SAWIT menjadi Conblock.
Manfaat
Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Mengurangi pencemaran lingkungan
Menciptakan lapangan kerja
Digunakan untuk dinding partisi non-struktural
26
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Spesifikasi Teknis
Komposisi 1 PC : 6 Agregat ( 20% Limbah +
:
camp. 80% Pasir)
Ukuran : 8 x 20 x 40 cm
Kuat Lentur : 25 kg - 35 kg / cm2
Kertas bekas yang dimaksud disini adalah berupa kertas yang mempunyai tekstur kasar
seperti kertas Koran atau kardus, yang dihancurkan menjadi semacam bubur kertas dan diolah lagi
menjadi bata kertas agar dapat digunakan untuk penggunaan lebih lanjut sebagai material bahan
bangunan.
27
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Bahan kertas sudah dapat dipastikan ramah lingkungan karena dapat mengurangi
pembuangan sampah kertas dan juga meningkatkan kualitas dan kuantitas daur ulang kertas menjadi
sebuah bahan dinding.
28
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Pada saat pengolahan kertas bekas ini (atau biasa disebut dengan papercrate) kertas yang
digunakan adalah kertas dengan serat kasar seperti kertas koran, karena kertas dengan serat yang
kasar akan mempunyai kekuatan mereka yang baik dibandigkan dengan kertas biasa. Secara teknis
kertas ini lebih optimal dalam menyerap panas pada siang hari yang kemudian dilepas kembali pada
malam hari. Sehingga penggunaan pendingin ruangan pada siang hari dapat berkurang. Selain itu,
dengan menggunakan dinding kertas ekas ini maka secara tidak langsung kita juga membantu
mengurangi sampah–sampah kertas sehingga bahan ini dapat dikatakan ramah lingkungan.
29
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Bahannya elastis, tersusun dari material anorganik dan organik. Pilihan warna dan ragam yang
banyak memberi keuntungan untuk desain-desain masa kini. Bahan pelapis lantai ini populer di
Eropa. Banyak pilihan warna dan desainnya. Produk ini bisa menjadi alternatif bahan untuk lantai
rumah kita, lantai area komersial, bahkan rumah sakit karena mudah dipasang, dirawat, dan
dibersihkan. Untuk memasangnya hanya butuh permukaan rata seperti lantai semen, lalu diberi
perekat khusus. Kalau mau afdol, perekatnya juga pakai yang ramah lingkungan.
Sebagai bahan lantai, jika tak lagi dibutuhkan, Linoleum mudah diurai kembali oleh tanah, alias
ramah lingkungan. Inilah yang menjadi salah satu kelebihannya. Standar Eropa yang ketat tentang
material ramah lingkungan membuat bahan ini dipergunakan sebagai salah satu alternatif pilihan
para desainer. Syarat yang ketat itu bisa dipenuhi oleh bahan pelapis Linoleum ini. Ada satu hal
30
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
penting juga yang menjadi keunggulan, yaitu daya tahannya terhadap panas, dan tahan terhadap api
lebih baik dari plastik dan kain.
Linoleum, bahan yang terbuat dari bahan alami yang terukur dan dihasilkan dari sumber
daya yang bisa diperbaharui. Terdapat setidaknya enam bahan utama, linseed oil, rasin, woodfloor,
limestone, pigment, jute . Linoleum pada produk lantai terbagi menjadi tiga bentuk produk, yakni
marmoleum yang menampilkan motif-motif warna dan corak alami, artoleum yang menampilkan
corak kayu, dan Walton yang menghasilkan corak-corak yang memiliki tekstur.
Linoleum yang mudah dibersihkan ini memiliki ketebalan kurang dari 5mm. Panjang satu
roll-nya bisa mencapai 32m dengan lebar sesuai kebutuhan.
Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Lantai
Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah
tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar
tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar.
Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya
menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu
31
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan
bangunan yang antik, unik, alami dan menarik
SPESIFIKASI TEMPURUNG KELAPA
Mempunyai bentuk asli berupa serat – serat serabut
Cukup empuk dan hangat
Bersifat sedikit tembus pandang sehingga terlihat pengisinya
Mampu menyerap panas
Cukup baik untuk aplikasi akustik (menyerap bunyi karena rongga pada serat)
Tahan air
PENGOLAHAN TEMPURUNG KELAPA
Tempurung kelapa mempunyai serat yang kasar sehingga dalam proses pembuatannya dapat
menghasilkan sebuah proses yang solid dan kemudian untuk lapisan terluarnya dihaluskan agar
dapat digunakan sebagai tempat berpijak. Dalam pengolahan serat kelapa tersebut, serat dibersihkan
dan direbus di dalam campuran cairan kimia. Hasil rebusan dituang ke dalam sebuah cetakan yang
kemudian di press dan didinginkan beberapa hari. Jika telah dingin dan kaku, bahan tempurung
(serat) kelapa siap digunakan sebagai bahan (material) lantai.
PENERAPAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI LANTAI
Tempurung kelapa yang telah dibersihkan dari serabutnya (berwarna hitam mengkilat) dapat
dijadikan ornamen yang sangat menarik. Tidak hanya dapat digunakan sebagai perabot rumah,
tetapi dapat ditingkatkan sebagai ornamen lain. Tempurung kelapa juga bisa digunakan untuk
hiasan pada lantai parket, gasper, bingkai foto, tempat lampu, arang balok dan talam.
Dengan menggunakan teknologi rekayasa yang tepat (telah dijelaskan diatas), maka serat – serat
dari tempurung kelapa ini dapat diolah sebagai bahan dasar lantai.
PEMASANGAN LANTAI TEMPURUNG KELAPA
1. Pada dasar tanah dibuat tulangan lantai seperti biasanya.
2. Lantai tempurung kelapa yang sudah jadi dalam bentuk lembaran, dipasang pada tulangan
tersebut.
3. Karena pada lembaran lantai tersebut sudah terdapat lock-nya, tidak perlu diberi nat pada sela –
sela lantai.
4. Jika digunakan untuk ruang yang sering dilewati oleh pengguna, sebaiknya dibentuk menjadi
sebuah mozaik agar lebih indah.
32
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
33
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
proses berteknologi tinggi dan ditambah dengan bitumen organik yang menghasilkan atap ramah
34
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Bambu merupakan salah satu bahan bangunan tertua dan sangat serbaguna dengan banyak aplikasi
di bidang konstruksi bangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Bambu tumbuh melimpah
di seluruh kepulauan Indonesia, dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia
selama berabad-abad. Pertumbuhan bambu yang cepat membuat bambu sebagai sumber daya yang
dapat berkelanjutan.
Bambu merupakan material kuat dan ringan dan sering dapat digunakan tanpa pengolahan atau
finishing. Konstruksi bambu mudah untuk membangun, tahan terhadap gaya gempa, dan mudah
diperbaiki jika terjadi kerusakan. Sumber daya kayu berkurang dengan adanya pembatasan yang
dikenakan pada penebangan di hutan alam, terutama di daerah tropis, telah memfokuskan perhatian
dunia pada kebutuhan untuk mengidentifikasi pengganti material yang dapat diperbaruhi, ramah
lingkungan dan secara luas dapat dimanfaatkan.
Keberadaan kayu yang semakin langka karena pemanfaatkan kayu masa lalu secara besar-besaran,
sementara pertumbuhan kayu hingga dapat digunakan sebagai material konstruksi bangunan sangat
lama bisa mencapai 40 tahun dibandingkan dengan bambu yang hanya sekitar 3 sampai 5 tahun.
Dengan pertumbuhan yang cepat, kemampuan adaptasi yang baik untuk sebagian besar kondisi
iklim dan kondisi tanah, bambu muncul sebagai alternatif yang sangat cocok. Namun, dalam rangka
memanfaatkan sepenuhnya potensi bambu sebagai material konstruksi bangunan, upaya
pembangunan harus diarahkan untuk pelestariannya. Pemanfaatan lahan-lahan yang kurang
35
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
produktif untuk penanaman bambu merupakan upaya melestarikan bambu. Dengan pemanfaatan
bambu yang luas dibidang struktur bangunan, maka sirkulasi keberadaan bambu dapat mendukung
perekonomian rakyat serta memberikan dampak positip yang besar terhadap lingkungan.
Bambu memiliki sejarah panjang dan mapan sebagai bahan bangunan di seluruh dunia baik
di daerah tropis maupun sub-tropis. Menurut Sharma (1987) di dunia tercatat lebih dari 75 negara
dan 1250 spesies bambu, bambu juga tumbuh melimpah di seluruh kepulauan Indonesia, dan telah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Pertumbuhan bambu
yang cepat membuat bambu sebagai sumber daya yang dapat berkelanjutan.
Bambu banyak digunakan untuk berbagai bentuk konstruksi bangunan, khususnya untuk
perumahan di daerah pedesaan. Bambu merupakan sumber daya terbarukan dan serbaguna, ditandai
dengan kekuatan tinggi dan berat volume rendah, dan mudah dikerjakan dengan menggunakan alat
sederhana. Dengan demikian, konstruksi bambu mudah untuk dibangun, sifat yang ringan dan
elastic membuat konstruksi bambu tahan terhadap gaya gempa dan mudah diperbaiki jika terjadi
kerusakan. Produk terkait (panel berbasis bambu dan beton bertulang bambu, misalnya) juga
menemukan aplikasi dalam proses konstruksi.
Beberapa pertimbangan penting yang saat ini membatasi penggunaan bambu sebagai bahan
konstruksi bangunan secara umum antara lain adalah:
a) Daya Tahan: bambu rentan terhadap serangan jamur dan serangga. Dengan alas an
tersebut maka jika tidak diobati, struktur bambu dipandang sebagai struktur bangunan
sementara dengan umur tidak lebih dari lima tahun.
b) Konstruksi sambungan: meskipun banyak jenis sambungan tradisional yang ada, namun
efisiensi strukturalnya rendah (Herbert et al. 1979). Banyak penelitian telah diarahkan
pada pengembangan lebih efektif metode sambungan.
36
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Banyak jenis bambu yang terdapat di Indonesia, kurang lebih ada 75 jenis bambu namun
yang mempunyai nilai ekonomis hanya sekitar 10 jenis saja (Sutiyono, 2006). Jenis-jenis bambu
yang sering digunakan untuk konstruksi bangunan di Indonesia, antara lain bambu wulung, bambu
legi, bambu petung, bambu ampel, Gambar 1 di bawah ini menampilkan beberapa jenis bambu yang
mempunyai nilai ekonomi yang sering digunakan tersebut.
3. Keunggulan Bambu
Bambu mudah ditanam dan tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Untuk
melakukan budi daya bambu, tidak diperlukan investasi yang besar, setelah tanaman sudah mantap,
hasilnya dapat diperoleh secara menerus tanpa menanam lagi. Budi daya bambu dapat dilakukan
sembarang orang, de-ngan peralatan sederhana dan tidak memerlukan bekal pengetahuan yang
tinggi.
Pada masa pertumbuhan, bambu tertentu dapat tumbuh vertikal 5 cm per jam, atau 120 cm
37
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
per hari. Bambu dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Berbeda dengan pohon kayu hutan yang
baru siap ditebang dengan kualitas baik setelah berumur 40-50 tahun, maka bambu dengan kualitas
baik dapat diperoleh pada umur 3 - 5 tahun. Tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar
biasa. Rumpun bambu yang telah dibakar, masih dapat tumbuh lagi.
Bambu mempunyai kekuatan cukup tinggi, kuat tariknya dapat disejajarkan dengan baja.
sekalipun demikian kekuatan bambu yang tinggi ini belum dimanfaatkan dengan baik karena
biasanya batang-batang struktur bambu dirangkaikan dengan pasak atau tali yang kekuatannya
rendah. Bambu berbentuk pipa sehingga momen kelembabannya tinggi, oleh karena itu bambu
cukup baik untuk memikul momen lentur. Ditambah dengan sifat bambu yang elastis, struktur
bambu mempunyai ketahan yang tinggi baik terhadap angin maupun gempa.
4. Kelemahan Bambu
Bambu mempunyai daya tahan yang sangat rendah, bambu sangat potensial untuk diserang
kumbang bubuk, sehingga bangunan atau perabot yang terbuat dari bambu tidak awet. Oleh
karena itu rangka bangunan dari bambu, yang tidak diawetkan, hanya dipandang sebagai
komponen bangun-an sementara yang hanya tahan tidak lebih dari 5 tahun. Kekuatan sambungan
bambu yang pada umumnya sangat rendah karena perangkaian batang -batang struktur bambu
sering kali dilakukan secara konvensional memakai paku, pasak, atau tali ijuk. Pada perang-kaian
batang-batang struktur dari bambu yang dilakukan dengan paku atau pasak, maka serat yang sejajar
dengan kekuatan geser yang rendah menjadikan bambu mudah pecah karena paku atau pasak.
Penyambungan memakai tali sangat tergantung pada keterampilan pelaksana. Kekuatan sambungan
hanya didasarkan pada kekuatan gesek antara tali dan bambu atau antara bambu yang satu dengan
bambu lainnya Dengan demikian penyambungan bambu secara konvensional kekuatannya rendah,
sehingga kekuatan bambu tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada saat tali ken-dor sebagai
akibat kembang susut karena perubahan temperatur, kekuatan gesek itu akan turun, dan bangunan
dapat runtuh. Oleh karena itu sambungan bambu yang memakai tali perlu dicek secara berkala, dan
tali harus selalu disetel agar tidak kendor. Kelangkaan buku petunjuk perancangan atau standar
berkaitan dengan bangunan yang terbuat dari bambu. Sifat bambu yang mudah terbakar. Sekalipun
ada cara-cara untuk menjadikan bambu tahan terhadap api, namun biaya yang dikeluarkan relatif
cukup mahal. Bersifat sosial berkaitan dengan opini masyarakat yang sering menghu-bungkan
bambu dengan kemiskinan, sehingga orang segan tinggal di rumah bambu karena takut dianggap
miskin. Orang baru mau tinggal di rumah bambu jika tidak ada pilihan lain. Untuk mengatasi
38
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
kendala ini maka perlu dilibatkan arsitek, agar rumah yang dibuat dari bambu terlihat menarik.
Upaya ini tampak pada bangunan-bangunan wisata yang berupa bungalo dan rumah makan yang
berhasil menarik wisatawan mancanegara.
Bambu dapat digunakan untuk membuat semua komponen bangunan, baik struktural
maupun non structural. Konstruksi bangunan bambu ini ditandai dengan pendekatan kerangka
struktural mirip dengan yang diterapkan dalam konstruksi kayu. Dalam hal ini, elemen lantai,
dinding dan atap saling dihubungkan dan saling bergantung satu sama lain untuk stabilitas
keseluruhan. Ada kebutuhan untuk mengontrol deformasi lateral dalam beberapa bentuk tradisional
bangunan pada khususnya. Kecukupan dan kesesuaian bangunan untuk hunian juga akan tergantung
pada detail yang baik, misalnya untuk membantu mencegah masuknya air dan kelembaban,
serangan jamur dan kutu kutu.
a) Bambu sebagai pondasi
Jenis-jenis pondasi dari bambu yang umum digunakan antara lain bambu kontak tanah
secara langsung, bambu di atas pondasi batu atau beton, bambu dimasukkan ke dalam pondasi beton
(Gambar 1), dan bambu sebagai tulangan beton. Secara umum, yang terbaik adalah menjaga bambu
agar tidak kontak langsung dengan tanah, karena bambu yang tidak diobati dapat membusuk sangat
cepat jika kontak dengan tanah.
bambu biasanya terdiri dari balok bambu tetap untuk strip pondasi atau tumpuan ke pondasi. Balok-
balok dipasang di sekeliling bangunan. Balok dan kolom umumnya berdiameter sekitar 100 mm.
c) Bambu sebagai dinding
Penggunaan yang paling luas dari bambu dalam konstruksi adalah untuk dinding dan
partisi. Elemen utama dari dinding bambu umumnya merupakan bagian dari kerangka struktural.
Dengan demikian bambu harus mampu untuk menahan beban bangunan baik berat sendiri maupun
beban berguna, cuaca, dan gempa bumi. Sebuah pengisi antara anyaman bambu diperlukan untuk
menyelesaikan dinding. Tujuan dari pengisi adalah untuk melindungi terhadap hujan, angin dan
hewan, untuk memberikan privasi dan memberikan perkuatan untuk menjamin stabilitas
keseluruhan struktur ketika mengalami gaya horisontal. Pengisi harus didesain untuk
memungkinkan cahaya dan ventilasi.
umumnya digunakan untuk konstruksi jembatan dengan bentang terbatas untuk pejalan kaki dan
lalu lintas ringan. Namun konstruksi bambu dengan sambungan yang baik, telah dibangun dan telah
terbukti mampu mendukung beban yang cukup besar.
b) Perancah bambu
Perancah bambu secara luas digunakan di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara dan juga
Selatan Amerika sebagai struktur sementara untuk mendukung platform yang bekerja di konstruksi
bangunan dan pemeliharaan (Jayanetti dkk, 2002). Keuntungan utama dari perancah bambu bila
dibandingkan dengan baja yang ringan dan rendah biaya. Hal ini juga mudah disesuaikan dengan
bentuk bangunan. Namun, masalah seperti kurangnya daya tahan, dan non-standar sambungan saat
ini membatasi penggunaan bambu secara luas.
c) Bambu sebagai tulangan beton Penggunaan bambu sebagai tulangan beton adalah salah satu
topik yang lebih luas dibahas berkaitan dengan bambu dalam konstruksi. Ada beberapa alasan bagus
mengapa bambu mungkin dianggap sebagai penguat untuk beton yaitu : biaya rendah dibandingkan
dengan baja, mudah di dapat, dan Kekuatannya untuk rasio berat badan lebih baik dibandingkan
dengan baja.
41
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Bambu tidak tahan lama dalam keadaan aslinya. Kandungan alami bambu terdapat sumber
makanan yang siap untuk serangga dan jamur, dan dapat membusuk dalam waktu kurang dari satu
tahun jika kontak langsung dengan tanah. Oleh karena itu perlindungan merupkan usaha yang
penting untuk menjamin umur yang lama dari material bambu.
Perlindungan tidak selalu berarti perawatan dengan kimia. Garis pertahanan pertama adalah
desain yang baik. Perlindungan dengan desain melibatkan empat prinsip dasar yaitu : menjaga
bambu tetap kering, menjaga bambu kontak dengan tanah, memastikan sirkulasi udara yang baik,
dan memastikan visibilitas yang baik. Konsol atap yang lebar dapat mencegah pembasahan
langsung dinding saat hujan lebat, dan drainase saluran atau selokan dapat digunakan untuk
menjauhkan air dari gedung dengan jarak yang aman. Risiko banjir yang lebih umum dapat
dikurangi dengan membangun sebuah situs dinilai atau sedikit miring, dan menggunakan batu
dinaikkan atau pondasi beton. (Gambar 9).
Meningkatkan kolom bambu atau panel dinding jelas tanah juga mengurangi risiko
serangan rayap, dan meningkatkan visibilitas, membuat pemeriksaan lebih mudah. Perisai rayap
dapat digunakan antara pondasi dan dinding, jika risiko dianggap tinggi. Bila memungkinkan, ruang
atap harus dibiarkan terlihat dengan baik sehingga untuk visibilitas dan aliran udara, dan
pemeliharaan rutin, Konstruksi bambu juga dapat memberikan daerah bersarang ideal untuk tikus
dan hama lainnya. Secara umum, konstruksi rongga harus dihindari.
Bambu memenuhi syarat sebagai bahan bangunan ramah lingkungan (green building).
Bambu saat ini sedang dipandang sebagai alternatif bahan dengan biaya rendah untuk masalah besar
perumahan yang dihadapi oleh beberapa negara berkembang. Bambu merupakan potensi bahan
untuk perumahan dan konstruksi yang ramah lingkungan, karena:
• Kekuatan tarik tinggi dibandingkan dengan yang ringan baja.
• Kekuatan tinggi untuk rasio berat dan beban daya dukung tinggi tertentu.
• Membutuhkan lebih sedikit energi untuk produksi,
• Layanan kinerja bambu dapat ditingkatkan dengan pengawetan dengan pengobatan yang
cocok.
• Dapat dibentuk menjadi panel dan material komposit yang dapat meningkatkan kekuatan
yang cocok untuk aplikasi struktural properti.
• Bambu juga memiliki kekuatan sisa tinggi untuk menyerap pengaruh guncangan dan sangat
cocok untuk bahan pembangunan rumah untuk melawan kekuatan angin dan seismik yang
tinggi. Bambu sangat efisien dalam menyerap karbon dioksida dan berkontribusi terhadap
pengurangan efek rumah kaca.
Biosfer kita menderita penipisan sumber daya, hilangnya habitat, kepunahan spesies dan
pencemaran ekosistem, menunjukkan keberlanjutan yang tidak cukup. Arsitek dan pengembang
sekarang dapat memilih bahan dan sistem yang memiliki efek restoratif pada lingkungan. Bambu
dapat memainkan peran kunci. Bambu adalah tanaman yang paling cepat berkembang. Bambu
menghasilkan oksigen yang lebih besar 30% dari pada hutan kayu pada wilayah yang sama,
sekaligus meningkatkan daerah aliran sungai, mencegah erosi, mengembalikan tanah yang rusak,
bambu dapat menetralkan racun dari tanah yang terkontaminasi. Bambu menghasilkan struktur
balok, lantai, panel dinding, pagar dan banyak yang berkelanjutan dengan produk dari restorasi
lingkungan.
Batang bambu dapat dipanen setiap tahun setelah 3 smpai 5 tahun, dibandingkan dengan 30
sampai 50 tahun untuk pohon. Dengan kenaikan tahunan 10-30% dalam biomassa dibandingkan 2-
5% untuk pohon, bambu dapat menghasilkan 20 kali lebih banyak kayu dari pohon-pohon di daerah
yang sama. Bambu dapat selektif dipanen setiap tahun dan melahirkan tanpa melakukan penanaman
kembali. Bambu menghasilkan oksigen 30% lebih dari pohon. Hal ini membantu mengurangi
karbon dioksida gas yang menyebabkan pemanasan global. Rumpun bambu dapat menyerap karbon
43
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
dioksida hingga 12 ton per hektar, yang membuat bambu menjadi pengisi ulang udara segar yang
efisien.
Bambu merupakan penghalang mengalirnya air alami, karena sistem akar yang luas penyebarannya,
bambu sangat mengurangi limpasan hujan, mencegah erosi tanah besar- besaran dan membuat air
dua kali lebih banyak di daerah aliran sungai (DAS). Bambu membantu mengurangi polusi air
karena konsumsi nitrogen tinggi, sehingga merupakan solusi untuk penyerapan nutrisi kelebihan air
limbah dari pertanian, manufaktur, peternakan, dan pengolahan limbah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan dampak positip penggunaan bambu pada konstruksi
bangunan sebagai berikut:
1) Bambu dapat dugunakan untuk berbagai aplikasi di bidang konstruksi bangunan sebagai
pengganti keberadaan kayu yang semakin langka, dan jika didasain dengan baik dan di rawat
dengan baik akan mempunyai daya tahan yang lama.
2) Pengakuan penggunaan bambu oleh masyarakat luas untuk konstruksi bangunan dan keperluan
lain akan berpengaruh pada kebutuhan pengadaan bambu yang semakin besar pula. Hal ini dapat
memicu masyarakat untuk melakukan penanaman bambu di tanah-tanah yang kurang produktif
dengan demikian akan memberikan nilai tambah secara ekonomis.
3) Dengan semakin meluasnya lahan yang ditanami bambu, maka akan berdampak positip bagi
lingkungan antara lain: udara segar karena bambu penyumbang oksigen yang lebih besar
dibanding kayu dan dapat menyerap karbon dioksida, pemanfaatan lahan gundul, dan dapat
mencegah erosi.
Bambu Sebagai Tulangan Dinding
Bambu merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, yang biasanya digunakan bahan untuk
ornamen, kerajinan tangan, dan juga mebel. Namun, dengan penerapan rekayasa – rekayasa ilmiah,
bambu dapat berfungsi sebagai bahan dasar dan utama dalam mendirikan sebuah bangunan.
44
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
45
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
1. Antara kolom dengan kolom diberi tulangan – tulangan besi seperti biasa
2. Masukkan bambu dengan diameter 10mm – 12mm kedalam tulangan tersebut
3. Kemudian tulangan tersebut di cor beton
4. Dapat ditambahkan anyaman bambu terlebih dahulu di dalam cor - coran
5. Diplester / di aci sesuai keinginan atau diekspose begitu saja
Bambu mempunyai ukuran yang tidak sama persis, sehingga kemungkinan kekuatan di satu
titik dan titik lainnya berbeda
Dalam pengolahannya (sebelum diaplikasikan) butuh waktu yang lama
Tidak mampu menahan beban vertical dengan baik
DINGINKAN ATAP, SEJUKKAN BUMI
Dr. Art Rosenfeld, ilmuwan dari Lawrence Berkeley National Laboratory menemukan solusi
untuk mengatasi panas tinggi yang selalu memanggang penduduk dan pengunjung kota-kota di
dunia saat musim panas.
Konsepnya berawal dari suhu permukaan. Pada dasarnya, permukaan yang gelap, seperti
aspal dan acuan semen menyerap radiasi cahaya matahari dalam jumlah besar. Jika tidak ada
bantuan efek pendinginan dari pepohonan yang teduh dan rindang, wilayah yang ditutupi oleh aspal
di perkotaan akan menjadi layaknya tempat penampungan dan penyerapan panas raksasa.
Akibatnya, saat tengah hari, suhu di perkotaan bisa mencapai 10 derajat lebih tinggi
dibanding wilayah-wilayah di sekitarnya. Fenomena ini oleh Dr Rosenfeld disebut dengan “efek
pulau panas atau heat island effect.”
Solusinya, menurut Dr. Rosenfeld bisa dimulai dari atap. Jika Anda mengecat atap Anda
dengan warna putih sebagai ganti warna hitam, sinar matahari akan dipantulkan kembali ke
angkasa, tidak disimpan di dalam bangunan. Hal itu karena permukaan berwarna putih memiliki
tingkat “albedo” (daya refleksi) yang lebih tinggi dibanding permukaan yang berwarna hitam.
Masyarakat di wilayah Mediterania telah mengetahui konsep ini selama berabad-abad. Hal
ini bisa kita lihat dari desain kota-kota kuno di perbukitan Yunani. Saat ini, atap-atap bangunan di
wilayah perkotaan mewakili 20% dari total wilayah permukaan. Jika semua atap di perkotaan
berwarna putih, suhu di perkotaan bisa dikurangi hingga 1-1.5 derajat.
Bagi kota metropolis modern, memutihkan atap memiliki banyak manfaat. Pertama, suhu
permukaan yang lebih rendah akan membuat kota lebih nyaman dan aman untuk ditinggali – baik di
dalam ruangan maupun di lingkungan sekitar. Saat kota Chicago di AS dilanda gelombang panas
47
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
pada 1995, 739 orang meninggal dunia. Sebagian besar korban berasal dari mereka yang tinggal di
bangunan-bangunan yang beratap hitam.
Kedua, atap yang lebih dingin bisa mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk
mendinginkan ruangan. Dengan mengubah atap menjadi putih, pemilik gedung dan penghuninya
bisa menghemat biaya listrik hingga 15%.
Yang terakhir, atap yang lebih dingin bisa mengurangi efek perubahan iklim. Selain secara
langsung mengurangi emisi karbon melalui penghematan energi, efek “albedo” dari atap putih bisa
mencegah terperangkapnya panas yang akan meningkatkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Penelitian Dr. Rosenfeld menemukan, jika seluruh atap bangunan di perkotaan dicat warna
putih, upaya itu akan bisa mengurangi emisi karbon sebesar 24 juta ton. Hal ini setara dengan
menyingkirkan 300 juta mobil dari jalanan setiap tahun selama 20 tahun!
Nilai tambah lain proses pendinginan atap ini bisa dikombinasikan dengan sel-sel energi dan
pemanas bertenaga surya.
High Desert Government Center di California, telah menerapkan konsep ini sehingga
mampu memenuhi 70% kebutuhan energi gedung tersebut dari tenaga surya. Anda juga bisa
memanfaatkan atap sebagai lahan berkebun. Walau tidak memiliki efek pendinginan sebesar atap
yang berwarna putih namun konsep tersebut mampu mengurangi suhu wilayah dan menjadi sumber
bahan pangan bagi penduduk lokal.
C. GREENCONSTRUCTION
terhadap lingkungan, selalu meningkatkan efisiensi dalam proses konstruksi, konservasi energi,
efisiensi pemanfaatan air, dan sumber daya lainnya selama masa konstruksi serta minimimalisasi
dan mengelola limbah konstruksi secara baik.
Dalam penelitian ini, Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan
berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam
pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah.
Menurut Glavinich (2008), Green construction hanya akan terjadi jika dipersyaratkan dalam
dokumen kontrak. Kontraktor dalam membangun sebuah bangunan terfokus pada pemenuhan
apa yang dipersyaratkan dalam rencana proyek dan spesifikasi. Kontraktor sebagai pihak
yang mempunyai tanggung jawab sosial dalam menjalankan profesinya akan berpartisipasi aktif
dalam mewujudkan green construction dengan alasan :
1. Pengguna jasa mensyaratkan penyedia jasa/ pemasok berorientasi terhadap lingkungan dan
menyediakan semua material dan jasa yang ramah terhadap lingkungan, termasuk di dalamnya
kontraktor yang proaktif terhadap lingkungan.
2. Kontraktor yang ada di lapangan termasuk seluruh karyawannya mempunyai
komitmen terhadap lingkungan dan mengutamakan cara bekerja yang ramah terhadap lingkungan,
sehingga mampu memberikan kontribusi dalam mencari solusi bukan malah menjadi sumber
masalah.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas pemenuhan undang – undang lingkungan dan
regulasi yang ditetapkan.
4. Meningkatnya overhead cost sebagai usaha untuk pemenuhan undang – undang tentang
lingkungan serta regulasi yang ditetapkan dengan cara mengalihkan resiko kepada pihak ketiga /
pihak asuransi.
5. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan akan menyebabkan pemerintah
menetapkan regulasi yang semakin ketat terhadap seluruh industry termasuk jasa konstruksi yang
tidak proaktif terhadap lingkungan
Konsep green secara umum dapat diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam
secara bertanggung jawab.
Glavinich (2008) menyatakan bahwa konsep green construction mencakup hal-hal sebagai
49
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
berikut:
• Perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi,
• Konservasi material,
• Tepat guna lahan,
• Manajemen limbah konstruksi,
• Penyimpanan dan perlindungan material,
• Kesehatan lingkungan kerja,
• Menciptakan lingkungan kerja yang ramah lingkungan,
• Pemilihan dan operasional peralatan konstruksi,
• Dokumentasi.
Sedangkan Kibert (2008) menyatakan bahwa konsep green construction
mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Rencana perlindungan lokasi pekerjaan,
• Program kesehatan dan keselamatan kerja,
• Pengelolaan limbah pembangunan atau bongkaran,
• Pelatihan bagi subkontraktor,
• Reduksi jejak ekologis proses konstruksi,
• Penanganan dan instalasi material,
• Kualitas udara.
Pada lingkup lokal, upaya penerapan green construction sudah dilakukan, antara lain oleh
kontraktor nasional P.T. Pembangunan Perumahan (PP). Instrumen yang digunakan untuk
menilai green construction disebut dengan Green Contractor Assessment Sheet yang mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Tepat guna lahan
Memelihara kehijauan lingkungan proyek serta mengurangi/menyerap CO2 dan polutan.
Mengurangi beban drainase kota akan limpasan air hujan maupun air dari kegiatan konstruksi
baik kualitas maupun kuantitas.
2. Efisiensi dan konservasi energi
Mendorong penghematan konsumsi/pemakaian energi dengan melakukan pemantuan pemakaian
dan melakukan aplikasi langkah-langkah efisiensi energi serta mengendalikan penggunaan
sumber energi yang memberikan dampak terhadap lingkungan.
3. Konservasi air
Mendorong penghematan konsumsi/pemakaian air dengan melakukan pemantauan pemakaian
50
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Pemilihan material ramah lingkungan merupakan salah satu konsep utama dalam penerapan
konsep green construction. Menurut Akmal (2009), green construction bisa direncanakan sejak
awal dengan cara memilih dan menggunakan material – material sustainable dan ramah
lingkungan. Beberapa penelitian tentang material telah menghasilkan perhitungan besaran
energi dan biaya yang dibutuhkan saat memproduksi material tersebut. Perhitungan tersebut
dihitung mulai dari produksi awal – proses pengambilan material utama, fabrikasi menjadi
material siap pakai, pengepakan – hingga transportasi ke lokasi dan pemasangan pada bangunan.
Secara garis besar penerapan konsep green construction terhadap pemakain
material baik fixed material maupun temporary material adalah mengandung konsep 3-R yaitu :
a. Recycle : Material yang bisa didaur ulang
b. Reuse : Material yang bisa digunakan secara berulang
c. Reduce : Pengurangan limbah material
Dalam guideline yang diterbitkan PT. PP (Persero) (2008), penerapan metode green
construction dalam proyek terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Lapangan (Site Project)
a. Dewatering
Pekerjaan dewatering atau pemompaan air tanah sebagai bagian dari cara pembuatan lantai
bawah tanah. Pekerjaan ini meskipun bertujuan membuang air tanah pada daerah tertentu, namun
diharapkan tetap tidak mencemari lingkungan.
Target : Menjamin air dewatering tidak mencemari air alam dan tidak mengganggu muka air
tanah disekitar lapangan
Metode :
• Pembuatan recharging well, atau sumur untuk mengembalikan air ke dalam tanah.
• Pengolahan air yang tercemar atau kekeruhannya melebihi ambang batas sebelum dibuang ke
53
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Metode :
• Meminimalisasi volume air hujan yang tercemar yang masuk ke area bersih.
• Buat jalan pintas saluran untuk mengalihkan air hujan dari area bersih dan lereng yang
stabil
• Mengurangi laju air
e. Sedimentasi
Pendangkalan saluran akibat erosi merupakan salah satu penyebab rusaknya fungsi saluran air.
Penanggulan terjadi sedimentasi dalam proses konstruksi bisa dilakukan dengan beberapa cara.
Target : mengurangi dampak dari air hujan yang bisa menyebabkan sedimentasi
Metode :
• Mengukur erosi dan sediment sebelum konstruksi dimulai, sebagai acuan sedimentasi hasil
pelaksanaan konstruksi
• Mengidentifikasi saluran drainase dan pasang alat control sebagai acuan perkiraan air hujan
dan sediment yang terkumpul pada daerah tangkapan hujan
• Desain dan pemasangan alat ukur erosi dan sedimen run-off dengan tepat sebagai patokan hujan
kala ulang 2 tahun untuk struktur sementara dan hujan kala ulang 5 tahun untuk struktur
permanen.
• Pembuatan jebakan lumpur sebelum air buangan sampai ke saluran
drainage.
• Melakukan pemeriksaan, perawatan dan program pembersihan untuk struktur control run-
off sedimen.
2. Energi
a. Pengaturan temperatur dan waktu operasi AC
AC merupakan peralatan vital di wilayah Indonesia sebagai daerah tropis. Pemakaian AC
secara bijaksana menjadi cara dalam penghematan energi
Target : mengurangi pemakaian listrik sebanyak 30% Metode :
• Menggunakan freon yang ramah lingkungan
• Mengatur suhu AC sesuai standar thermal comfort (± 25° C), sangat tidak disarankan
mengatur AC pada suhu terendah, hal ini karena energi listrik yang dibutuhkan sangat tinggi.
• Menutup ruangan dari aliran udara langsung dari luar.
• Menjaga kebersihan filter AC
• Menjaga instalasi pipa AC dari kebocoran
• Penggunaan AC disesuaikan dengan kapasitas dan isi dari ruangan, pemasangan AC dengan
55
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
3. Limbah/Waste
a. Waste material
Memperkecil tingkat waste material dengan cara pengukuran yang presisi sebelum pemesanan
material. waste material yang bisa dikurangi adalah waste material besi beton, waste beton dan
material lain.
Target : mengurangi volume sisa potongan besi beton dan beton
Metode :
• Menggunakan prinsip: menghindari atau mengurangi waste material, pemakaian
material daur ulang, pemakaian secara berulang, pengolahan limbah, melokalisir limbah dan
pengelolaan limbah.
• Penggunaan metode yang paling efisien dan pembuatan rangkaian besi beton, seperti
overlapping 4d (diameter tulangan) pada pembengkokan 135° sesuai peraturan American
Concrete Institute (ACI) dan pemakaian peraturan beton Indonesia (PBI) pada pembengkokan
180°.
• Perencanaan pengecoran yang terstruktur sehingga apabila terjadi sisa dari pengiriman beton
dapat dialihkan ke pekerjaan lain.
• Pemilihan ready mix yang sudah dioperasikan dengan sistem computer guna
memastikan kuantiti dan kuantitas.
• Transpotasi beton yang dimasukkan dengan truk mixer maksimum
90% dari kapasitas mixer untuk menghindari beton tumpah selama perjalanan.
b. Pengelolaan sampah.
Pengaturan pengelolaan sampah konstruksi sehingga akan mempermudah
pengolahan selanjutnya.
Target : mempermudah pengolahan lebih lanjut
Metode :
• Penempatan tempat pembuangan sampah sementara (organik, anorganik, limbah padat
B3) di lokasi strategis dalam proyek.
• Pengelolan pembuangan sampah dari pengumpulan sampai pada pembuangan akhir
4. Air
Dalam pelaksanaan sedapat mungkin tidak menggunakan air tanah yang dapat mengakibatkan
perubahan kondisi lingkungan sekitarnya, misalnya dapat terjadinya penurunan tanah yang
mengakibatkan kerusakan topografi
57
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
lingkungan sekitar proyek, menjamin untuk kekuatan bangunan setelah penggunaan nantinya.
Penghematan pemakaian air dalam konstruksi seperti ; pemakaian shower di tempat mandi
pekerja
Target : penghematan air sebanyak 30% Metode :
• Pemakaian air secara berulang seperti pada pencucian mobil proyek washing bay, dengan cara
air bekas pencucian diendapkan dikolam pengendapan dan air yang jernih dipakai lagi
• Pemakaian shower ditempat mandi pekerja proyek
• Meningkatkan efisiensi pemakaian air dalam kantor untuk mengurangi beban suplai air
bersih.
• Pemakaian keran otomatis (sensor electric) pada tempat cuci tangan dan tempat wudhu.
• Menampung air bekas cuci tangan dan wudhu untuk dipergunakan lagi untuk menyiram
lapangan yang berdebu (reuse the water)
5. Material dan Sumber Daya
Dalam pemilihan dan penggunaan material bangunan yang bisa didaur ulang dan bisa
digunakan secara berulang akan membantu menghemat pemakaian bahan baku yang berasal dari
sumber daya alam.
Target : menggunakan material yang bisa di daur ulang dan menggunakan bahan yang sudah
didaur ulang untuk keperluan material konstruksi di lapangan
Metode :
• Menggunakan pipa PPR (Polyprophylene Random Polimer)
- Pipa PPR merupakan pipa yang berbahan dasar plastic
Polypropilene yang tahan panas dan tahan benturan.
- Pipa PPR bisa digunakan untuk instalasi air dingin maupun panas, baik untuk sistem
pemanas air dibawah lantai kayu, pipa untuk bahan-bahan kimia, dan keperluan lainnya.
- Material merupakan plastik dari bahan yang didaur ulang dan ramah lingkungan.
• Menggunakan bahan bekisting dari plasterboard sebagai pengganti plywood yang bisa
digunakan kembali (reuse) untuk daur pemakaian sampai 100 kali
• Pemakaian kayu bersertifikat
• Menggunakan fly ash (abu terbang) pada material beton sehingga dapat mengurangi volume
semen.
• Menggunakan material bongkaran beton untuk perbaikan tanah, base course, landscaping
58
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
material
• Pemakaian material bangunan existing/lama, seperti sanitary,
kusen, atap, pipa.
• Pemakaian potongan besi beton untuk material safety, seperti raling tangga darurat,
tiang lampu temporary.
• Pemakaian kontainer untuk kantor proyek sangat banyak mengurangi pemakaian kayu
sehingga pemakaiannya dapat dilakukan secara berulang atau dengan menyewa bangunan
yang ada disekitar lokasi proyek.
• Memperbanyak penggunakan material lokal (radius 500 mil)
• Menyediakan fasilitas penunjang proyek lainnya yang ramah lingkungan
• Peralatan proyek yang sesuai standar kelayakan.
• Kalibrasi Alat
59
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Mayoritas rumah saat ini dibangun dengan menggunakan bingkai kayu. Namun membangun
rumah kayu berbingkai membutuhkan rencana yang sangat hati-hati dirancang dan pekerja
konstruksi dengan banyak pengalaman dan keterampilan. Membangun rumah dengan bingkai kayu
umumnya akan menghasilkan struktur yang handal dan aman, namun juga rentan terhadap
kegagalan prematur ketika rincian kecil dibiarkan atau dibuat dengan produk kayu berkualitas
buruk. Saat ini pemilik rumah memiliki kesempatan untuk memilih dari alternatif bahan
bangunan hijau.
60
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
proyek Rusunami oleh PT Perumnas. Namun sayangnya hingga saat ini belum ada payung hukum
yang menaungi penerapan konstruksi hijau di Indonesia apalagi sejumlah insentif yang akan
diberikan pada pelaksanaan proyek yang menerapkan konsep konstruksi hijau. Padahal di
negara maju seperti Amerika Serikat apresiasi terhadap konstruksi hijau diberikan berupa
insentif financial pada proyek yang menerapkan konsep konstruksi hijau berupa pengurangan
pajak, kemudahan pinjaman hingga pengurangan retribusi operasional bangunan. Mungkin
kebijakan pemerintah tentang konstruksi hijau masih akan lama muncul di Indonesia,
namun melihat pengaruh yang bisa diberikan oleh konstruksi seharusnya tidak menyurutkan
semangat konstruksi hijau dalam dunia konstruksi di Indonesia
5. Penataan kota untuk mewujudkan konsep green building
Green building pastinya harus membuat suatu area yang di tempatinya menjadi daerah yang asri
dan ramah lingkungan. Oleh karena itu diperlukan tata kota yang tepat jika kita ingin membuat
suatu green building di Indonesia. Letak tata kota yang sesuai dengan keseimbangan ekosistem
lingkungan, jangan sampai pembuatan green building malah merusak area hijau, atau siklus
udara dan hidrologi yang dipengaruhi oleh hilangnya area resapan air. Untuk di daerah Indonesia
sendiri, bila kita ambil contoh jakarta mungkin pembangunan Green building susah untuk
dilaksanakan, dikarenakan tata letak kota Jakarta yang memang sudah padat untuk bangunan-
bangunan bersifat kepentinan komersial ataupun bangunan hunian tempat tinggal. Penataan
kota yang tepat untuk pembuatan green building harus disesuaikan dengan kondisilingkungan
kota. Jangan sampai merusak penataan kota yang sudah ada, tetapi haruslah menambah
keindahan serta keasrian lingkungan disekitar green building itu sendiri. Oleh karena itu hal ini
menjadi tantangan yang cukup sulit green building yang sesuai dengan konsep tata letak tata kota
yang ramah
6. Pembiayaan serta perawatan green building
Tidak mudah merawat suatu gedung atau bangunan apalagi bangunan dengan konsep green
building, yang harus mempertahankan manfaatnya untuk lingkungan sekitar.
Contoh elemen - elemen dalam green building. :
a. Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk mengurangi penggunaan
AC. Mengoptimalkan cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari. Green building juga
menggunakan tenaga surya & turbin angin sebagai penghasil listrik alternatif.
b. Mengurangi penggunaan air & menggunakan STP (Siwage Treatment Plant) untuk
mendaur ulang air dari limbah rumah tangga sehingga bsa digunakan kembali untuk tanki
61
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
toilet, penyiram tanaman, dll. Menggunakan peralatan hemat air, seperti shower bertekanan
rendah , kran otomatis ( self-closing or spray taps), tanki toilet yang low-flush toilet. Yang intinya
mengatur penggunaan air dalam bangunan sehemat mungkin.
Kedua contoh itu memungkinkan pembiayaan dan perawatan green building menjadi tantangan
untuk mempertahankan gedung itu sendiri agar mampu menjadi gedung yang tetap GREEN
7. Faktor Kesehatan
Menggunakan material & produk-produk yang non-toxic akan meningkatkan kualitas udara
dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Material
yang bebas emisi, dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan sporadan
mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem
ventilasi yang efektif dan bahan-bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan
untuk bernapas.
8. Membangun kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya
green building Tantangan yang ketujuh ini juga cukup penting untuk dipecahkan, Banyak
masyarakatIndonesia yang tentunya belum tahu akan makna green building. Mulai dari
konsep, manfaatnya dalam jangka panjang serta aplikasinya. Penyuluhan akan green building
seharusnya juga diberikan kepada masyarakat Indonesia agar lebih mengetahui peranan green
building dalam dunia pembangunan di Indonesia. Dalam usia terancam oleh perubahan iklim,
kekurangan energi yang semakin meningkat dan masalah kesehatan, memang masuk akal untuk
membangun gedung yang tahan lama,menghemat energi, mengurangi limbah dan polusi, dan
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Green building lebih dari sebuah konsep untuk
hidup berkelanjutan, tetapi bisa membangun harapan untuk masa depan. Oleh karena itu,
kesadaran masyarakat Indonesia harus ditingkatkan untuk mengetahui pentingnya membuat
bangunan dengan konsep green construction.
62
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: emisi ozon mesin fotocopy, polusi dari perabot dan
panel kayu, asap rokok, dsb. Menurut World Health Organisation (WHO), 30%
bangunan gedung di dunia
mengalami masalah kualitas udara dalam ruangan. Untuk itu muncul adanya konsep
green architecture yaitu pendekatan perencanaan arsitektur yang berusaha meminimalisasi
berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Konsep green
architecture ini memiliki beberapa manfaat diantaranya bangunan lebih tahan lama, hemat
energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih nyaman ditinggali, serta lebih sehat bagi
penghuni. Konsep green architecture memberi kontribusi pada masalah lingkungan
khususnya pemanasan global. Apalagi bangunan adalah penghasil terbesar lebih dari 30%
emisi global karbon dioksida sebagai salah satu penyebab pemanasan global.
Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang
terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada
akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan
green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi
terhadap perubahan iklim global. Dengan konsep hemat energi yang tepat, konsumsi
energi suatu gedung dapat diturunkan hingga 50%, dengan hanya menambah investasi
sebesar 5% saat pembangunannya. ”Dengan hanya menambah 5% dari biaya pembangunan
gedung biasa, konsumsi energi gedung dapat diturunkan hingga 50%.” Green Building
dibangun dengan perencanaan energi modern. Selain dari sisi desain yang
dipertimbangkan untuk meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga mengurangi
penggunaan beban Air Conditioner (AC), pada atap gedung bisa dipasang panel surya yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung. Beberapa sudut pandang dapat
dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut diantaranya adalah aspek Passive Design,
Active Design, Kondisi Udara Ruangan, Management, serta Service & Maintenance.
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur
antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui,
passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan
tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk
area perkerasan, dan sebagainya.
63
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Gambar 1. Salah satu bangunan yang merupakan Top Ten Green Architecture
Projects Of 2008
semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai
macam eksploitasi sumber daya alam tersebut.
Penerapan Green Architecture Dan Green Building Sebagai Upa ya Pencapaian
Sustainable Architecture merupakan studi untuk mendapatkan pemahaman yang jelas
mengenai makna penerapan Green Architecture Dan Green Building yang timbul
sebagai ekspresi bangunan. Yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana
cara menerapkan perencanaan bangunan sejak awal berdasarkan konsep green
architecture dan green building? bagaimana mendesain sebuah bangunan yang
'green' sekaligus memiliki estetika bangunan yang baik? Karena bisa saja bangunan
memiliki fasilitas yang mendukung konsep green, namun ternyata secara estetika terlihat
kurang menarik. Dalam hal ini, peran arsitek menjadi penting. Standar bangunan yang 'green'
juga bisa menuntut lebih banyak dana, karena fasilitas yang dibeli agar bangunan menjadi
'green' tidak murah, misalnya penggunaan photovoltaic (sel surya pembangkit listrik).
Teknologi agar bangunan menjadi 'green' biasanya tidak murah. Bagaimana konsep
terapan green architecture dan green building dapat mendukung konsep arsitektur
berkelanjutan?
65
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur
antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui,
passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan
tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk
area perkerasan, dan sebagainya.
Konsep 'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan energi
(misalnya energi listrik), low energy house dan zero energy building dengan memaksimalkan
penutup bangunan (building envelope). Penggunaan energi terbarukan seperti energi
matahari, air, biomass, dan pengolahan limbah menjadi energi juga patut diperhitungkan.
Dari pengertian diatas, Green Architecture sangat berpengaruh penting terhadap
kehidupan manusia, baik di masa lampau, sekarang terutama akan datang.
2. Green Building
Bangunan hijau (Green Building) mengacu pada struktur dan menggunakan proses
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh
siklus hidup bangunan: dari penentuan tapak sampai desain, konstruksi,
operasi, pemeliharaan, renovasi pembongkaran, dan. Praktik ini memperluas dan melengkapi
desain bangunan klasik keprihatinan ekonomi, daya tahan utilitas,, dan kenyamanan.
Green building adalah konsep untuk ‘bangunan berkelanjutan’ dan
mempunyai syarat tertentu, yaitu lokasi, sistim perencanaan dan perancangan, renovasi
dan pengoperasian, yang menganut prinsip hemat enrgi serta harus berdampak
positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial.
Meskipun teknologi baru yang terus dikembangkan untuk melengkapi praktek saat ini
dalam menciptakan struktur hijau, tujuan umum adalah bahwa bangunan hijau dirancang
untuk mengurangi dampak keseluruhan lingkungan binaan terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan alam dengan cara :
1) Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya. Dirancang dengan biaya
lebih sedikit untuk mengoperasikan dan memiliki kinerja energi yang sangat baik.
2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
3) Mengurangi sampah, polusi dan degradasi lingkungan
4) Bangunan alami, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan cenderung untuk
fokus pada penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia secara lokal.
5) Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah perkuatan rumah yang ada..
6) Mengurangi dampak lingkungan : Praktek green building bertujuan untuk mengurangi
66
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
3. Sustainable Architecture
Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah topik yang menarik. Akhir-akhir ini semakin
banyak diberitakan dan dipromosikan dalam kalangan arsitek, karena arsitek memiliki peran
penting dalam pengelolaan sumber daya alam dalam desain-desain bangunannya. Apresiasi
yang besar bagi mereka yang turut mempromosikan arsitektur berkelanjutan agar kita
lebih bijaksana dalam menggunakan sumber daya alam yang makin menipis.
Sustainable Architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah Arsitektur
Berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk
mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar
bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan
lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri,
kehutanan, dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya
alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan
semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai
eksploitasi terhadap alam tersebut.
Keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
Cara-cara baru dapat dipikirkan berdasarkan pengalaman membangun, dari arsitektur
vernakular maupun modern.
Mengurangi konsumsi air dan melindungi kualitas air merupakan tujuan utama
dalam bangunan yang berkelanjutan. Salah satu isu penting dari
konsumsi air adalah bahwa di banyak daerah, tuntutan terhadap penyediaan akuifer
69
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Bahan bangunan biasanya dianggap sebagai 'hijau' termasuk kayu dari hutan yang
telah disertifikasi dengan standar hutan pihak ketiga, bahan tanaman cepat
terbarukan seperti bambu dan jerami, batu dimensi, batu daur ulang, logam daur
ulang, dan produk lainnya yang non- beracun, dapat digunakan kembali,
terbarukan, dan / atau didaur ulang (misalnya, Trass, Linoleum, wol domba,
panel terbuat dari kertas serpih, tanah liat, vermikulit, linen rami, sisal, padang
lamun, gabus , kelapa, kayu piring serat, kalsium pasir batu, beton) juga
menyarankan menggunakan barang-barang industri daur ulang, seperti produk
pembakaran batubara, pasir pengecoran, dan puing- puing pembongkaran dalam
proyek konstruksi
Bahan bangunan harus diekstrak dan diproduksi secara lokal ke situs bangunan
untuk meminimalkan energi tertanam dalam transportasi mereka. Bila
memungkinkan, elemen bangunan harus diproduksi off-situs dan
dikirimkan ke situs, untuk memaksimalkan manfaat dari off-situs
manufaktur termasuk meminimalkan limbah, daur ulang memaksimalkan
(karena manufaktur adalah di satu lokasi), kebisingan unsur kualitas tinggi, lebih
baik manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
70
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
71
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
Arsitektur hijau juga berusaha untuk mengurangi pemborosan energi, air dan
bahan yang digunakan selama konstruksi. Selama fase konstruksi, satu tujuan harus
untuk mengurangi jumlah bahan pergi ke tempat pembuangan sampah. Bangunan
yang dirancang dengan baik juga membantu mengurangi jumlah limbah yang
dihasilkan oleh penghuni juga, dengan menyediakan di tempat sampah solusi
seperti kompos untuk mengurangi masalah akan ke tempat pembuangan sampah.
Untuk mengurangi jumlah kayu yang masuk ke TPA, saat bangunan mencapai
akhir masa pakainya, mereka biasanya dibongkar dan diangkut ke tempat
pembuangan sampah. Dekonstruksi adalah metode apa yang umumnya
dianggap "sampah" dan reklamasi menjadi bahan bangunan yang berguna.
Memperpanjang masa manfaat struktur juga mengurangi limbah -. Bahan bangunan
seperti kayu yang ringan dan mudah untuk bekerja dengan membuat renovasi
mudah. Untuk mengurangi dampak pada sumur atau pabrik pengolahan air,
ada beberapa pilihan. "Greywater", air limbah dari sumber seperti pencuci piring
atau mesin cuci, dapat digunakan untuk irigasi bawah permukaan, atau jika
dirawat, untuk non-minum tujuan, misalnya, untuk menyiram toilet dan
mencuci mobil. Kolektor air hujan digunakan untuk tujuan serupa. Sentralisasi
72
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
sistem pengolahan air limbah dapat mahal dan menggunakan banyak energi.
Sebuah alternatif untuk proses ini adalah mengkonversi limbah dan air
limbah menjadi pupuk, yang menghindari biaya ini dan menunjukkan manfaat
lainnya. Dengan mengumpulkan limbah manusia di sumbernya dan berjalan ke
pabrik biogas semi-terpusat dengan limbah biologis lainnya, pupuk cair
dapat diproduksi. Praktik seperti ini menyediakan tanah dengan nutrisi
organik dan menciptakan penyerap karbon yang menghilangkan karbon dioksida
dari atmosfer, offsetting emisi gas rumah kaca. Memproduksi pupuk buatan juga
lebih mahal dalam energi daripada proses ini. [34]
73
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
untuk elemen bangunan hijau seperti bahan atau pemanasan dan pendinginan.
74
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
dan sebagainya.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara
lain;
Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan
seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu ada lahan hijau dan penunjang
keberlanjutan potensi lahan.
a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan
bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada
tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien,
kompak dan terpadu [ref4]
b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan
dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap),
taman gantung (dengan menggantung pot- pot tanaman pada sekitar bangunan),
pagar tanaman atau yang dapat
75
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding (seperti yang didesain
Adi Purnomo dalam beberapa rumah), dan sebagainya [ref 3]
c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah
menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian
untuk berbagi dengan bangunan
d. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai
dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi
inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas
ruang yang lebih besar.
e. Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi
tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa
luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa)
dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan
pengaruhnya terhadap desain ruang- ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan
penghawaan alami yang dapat digunakan?
3) Dalam Efisiensi Penggunaan Material
a. Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water,
76
BAHAN BANGUNAN DAN KONSEP BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN 2017
grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
b. Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem
dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan [ref buku
rumah], membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah
domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah
terdekomposisi secara alami. Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur
yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang
dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara
efisien dan optimal. Konsep ‘Green Building’ atau bangunan hijau mengacu
pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan dan sumber daya yang efisien di seluruh siklus hidup bangunan: dari
penentuan tapak sampai desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi
pembongkaran, dan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan
klasik keprihatinan ekonomi, daya tahan utilitas,, dan kenyamanan. Sustainable
Architecture atau Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam
bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan
dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis
manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan
tentu saja arsitektur.
77
E. Hemat Energi dengan Material Ramah Lingkungan
(Konsep Sustainable Development)
2
Hal ini berkaitan dengan cara membangun suatu gedung yang sesuai,
baik dari segi fungsi dan penggunaan lahan yang akan digunakan. "Apakah
sudah sesuai dengan rencana tata guna lahan yang telah diterapkan?"
2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER)
Penghematan energi atau efisisensi energi menjadi hal yang harus
diperhatikan dalam pembangunan gedung berkonsep green building. Misalnya
dalam pembuatan ventilasi dan jendela ruang yang ideal adalah bisa menambah
pencahayaan ruang dan memberikan sirkulasi udara yang cukup. Sehingga hal
ini juga bisa mengurangi penggunaan AC atau pencahayaan seperti lampu
secara berlebihan.
3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
Keterbatasan sumber daya memaksa untuk berfikir bagaimana
memanfaatkan sumber daya yang ada, jika tidak dimungkinkan untuk
menambah kemudian bagaimana menghemat dan mendaur ulang. Pada gedung
tinggi misalnya dapat diterapkan seperti penggunaan toilet dengan sistem flush
otomatis, hal ini demi mengukur kebutuhan air yang digunakan.
Sementara penghematan lain dilakukan dengan daur ulang seperti
bagaimana menampung limbah air hujan salah satunya dengan tidak mengaspal
halaman, sehingga dengan dibiarkan dan dibuat penampungan air bisa
menambah cadangan air tanah di sekitar bangunan.
4. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health &
Comfort/IHC)
Agar tercipta kenyamanan saat berada pada suatu ruang, tak hanya
ditunjang dari segi desain ruang, namun kesehatan indoor perlu diperhatikan. Di
antaranya dengan tidak memperbolehkan merokok dalam ruangan, atau jika
memungkinkan menyediakan ruang
khusus untuk merokok. Mengatur temperatur udara sehingga ruangan berada
pada suhu ruang yang normal tidak terlalu dingin dan juga panas.
3
Penggunaan material daur ulang bukan saja dilakukan demi pemanfaatan
ulang, namun di sisi lain juga bisa memberikan sentuhan dekorasi menarik pada
ruang bangunan. Tentunya dengan mengkreasikan material daur ulang sehingga
menjadi dekorasi ruang yang tidak biasa.
6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment
Management)
4
suasana baru pada bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut menurut I
Putu Gede Andy Pandy:
3. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat
dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata
mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos
atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM
untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
5. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.
5
Kaca Insulasi
Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah
mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging)
akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan
berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan
terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai
digantikan oleh baja ringan dan aluminium.
Rangka Atap
Baja Ringan Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan
kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan
dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos,
antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak
membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan
perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.
Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan
aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki
keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu
6
kanker, bebas perawatan dan praktis(sesuai gaya hidup modern), dengan desain
insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat
biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya
karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan
tekstur variasi (klasik, kayu).
Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan
baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir,
kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap
tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas
matahari secara signifikan.
7
B
i
o
f
i
l
Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara
bertahap melalui tiga kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan
sistem desinfektan sarana pencuci hama yang digunakan sesuai kebutuhan
membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan pencemaran pada air
tanah dan lingkungan.
Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendalikan dengan
memanfaatkan tanaman hijau yang berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika
30% – 70% volume ruang lahan bangunan terisi tanaman hijau dan 30% – 70%
luasan permukkaan tanah tidak ditutupi material keras.
Penggunaan panel sel surya meringankan kebutuhan energi listrik
bangunan dan memberikan keuntungan tidak perlu takut kebakaran, hubungan
pendek (korsleting), bebas polusi, hemat listrik, hemat biaya listrik, dan rendah
perawatan. Panel sel surya diletakkan di atas atap, berada tepat pada jalur sinar
matahari dari timur ke barat dengan posisi miring. Kapasitas panel sel surya
harus terus ditingkatkan sehingga kelak dapat memenuhi kebutuhan energi
8
listrik setiap bangunan.
Panel Surya
9
dari teknologi Fuel Cells. Alhasil, gedung ini hanya butuh sekitar 50% energi
listrik dari PLN disana.
Tokyo Institute
of Technology
Semua hal tersebut jika diwujudkan bersama-sama tentulah dapat
memberikan solusi yang terbaik bagi masyarakat Kalimantan Selatan yang
sekarang sedang mengalami krisis energi terutama listrik yang sering
mengalami pemadaman. Bayangkan jika sebagian atau bahkan seluruh kantor
atau perumahan menggunakan panel surya mungkin akan menghemat
pemakaian listrik dari PLN. Manfaat tersebut dapat dirasakan oleh anak cucu
kita nanti, sehingga semua penghematan energi dapat menjadikan bumi
Kalimantan Selatan menjadi lebih baik lagi dan mengurangi efek global
warming.
10
dihubungi Kompas, Minggu (4/5), di Jakarta.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam beberapa
tahun terakhir telah menyiapkan prototipe atau percontohan produksi listrik dari
sel surya untuk gedung perkantoran. Menurut Direktur Pusat Teknologi
Konversi dan Konservasi Energi BPPT Arya Rezavidi, sampai sekarang tidak
ada kemauan politik dari pemerintah untuk mengaplikasikannya.
Pakar fisika dari Institut Teknologi Bandung, Wilson Wenas, di Manado
mengatakan, penggunaan pembangkit listrik tenaga surya merupakan jawaban
tepat di tengah kenaikan harga minyak bumi yang tak terkendali. Menurut dia,
pemerintah harus lebih serius mencari alternatif pengganti energi listrik yang
bersumber minyak bumi.
Menurut Wilson, energi sel surya dunia merupakan industri energi
terbarukan yang paling cepat pertumbuhannya, yakni rata-rata lebih dari
40 persen per tahun selama delapan tahun terakhir (1999-2007). Adapun
total produksi dunia tahun 2007 mencapai
4.000 megawatt (MW). Wilson yang meraih berbagai penghargaan
internasional mengenai sel surya mengatakan, aplikasi sel surya paling banyak
di sejumlah negara adalah untuk penggunaan di kota-kota dengan sistem
tersambung ke jaringan listrik negara (grid connected), yang mencapai 75
persen dari total instalasi terpasang. Dalam sistem seperti ini tidak diperlukan
penyimpan dalam bentuk baterai karena penggunaannya diinterkoneksi dengan
jaringan listrik negara.
”Indonesia sangat potensial untuk energi tenaga matahari karena
memiliki intensitas rata-rata matahari yang tinggi, yakni mencapai 4,8 kW per
meter persegi,” kata Wilson. Menurut dia, pemerintah telah mengalokasikan
penggunaan energi terbarukan sekitar 17 persen dari kebutuhan energi nasional
sampai tahun 2025. Untuk listrik tenaga surya, kebutuhan nasional dalam
skema tersebut akan mencapai lebih dari 800 MW sampai tahun 2025 atau
mencapai lebih dari 40 MW per tahun. Harga pembangkit listrik sel surya saat
ini Rp 1.900-Rp 3.000 per kWh. Walaupun harga tersebut dihitung
berdasarkan harga panel
sel surya impor yang mencapai 4-5 dollar AS/W, sesungguhnya harga itu
11
cukup ekonomis untuk penggunaan secara massal. Apalagi masa pakai sel surya
yang sesuai garansi produsennya saat ini mencapai 20-25 tahun.
Sebagian Masyarakat beranggapan bahwa harga panel surya relatif
cukup mahal terutama karena biaya bahan dan kerumitan desain yang terlibat.
Belum lagi ketika cuaca mendung, kondisi hujan, dll, dapat mengganggu dalam
jumlah sinar matahari yang mencapai panel surya. Hal ini pada gilirannya
mempengaruhi jumlah energi dan daya yang dihasilkan.
Bagaimana energi surya diproduksi pada malam hari? Tentu saja tidak
akan diproduksi pada malam hari. Satu-satunya solusi untuk masalah ini
adalah cukup menyimpan itu selama siang hari yang kemudian bisa digunakan
pada malam hari. Namun, ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan.
12
tergantung pada beberapa faktor permintaan-pasokan global. Tenaga
surya benar-benar bebas dari segala kerumitan tersebut, hanya karena
energi matahari gratis.
Hasil pembakaran bahan bakar fosil dalam pelepasan gas berbahaya
dan produk sampingan lain dari penipisan lapisan ozon yang
mengakibatkan pemanasan global. Pada saat yang sama, mereka juga
menyebabkan kerusakan tambahan untuk lingkungan. Tidak ada
pertanyaan dari setiap produk samping berbahaya apapun dalam kasus
energi matahari.
Jika kita berpikir tentang keuangan serta penghematan energi.
Selain biaya pembelian satu kali dari panel surya, tenaga surya
gratis untuk sisa hidup kita. Dapatkah kita percaya bahwa ini adalah
sesuatu yang selamanya akan dibebaskan dari segala macam pajak
pemerintahan.
Indonesia negara kepulauan yang besar dan penuh dengan sumber daya alam.
Sesuai dengan perkembangan global dunia; dengan impor teknologi dan material
membuat sebagian penduduk Indonesia beralih dari agraris menjadi industri dan
13
jasa. Pada tahun 1973, dimana terjadi krisis minyak bumi, karena perang di Timur
Tengah, harga minyak melonjak naik. Indonesia, sebagai salah satu negara
eksportir minyak, meraup keuntungan besar. Pembangunan mulai gencar
dilaksanakan, dengan modal dan investasi banyak berputar di kota-kota besar dan
pulau Jawa. Pulau Jawa yang merupakan pulau paling subur di Indonesia
perlahan-lahan berubah menjadi rangkaian kota-kota baik besar maupun kecil.
Masa-masa krisis minyak bumi dunia, kita merasa bahwa kekayaan alam kita
tidak terbatas dengan memompa sebanyak-banyaknya sumber daya alam tidak
terbarukan, kita mendapat keuntungan besar dalam waktu singkat. Sementara, di
negara-negara Eropa, Amerika dan Asia Timur yang sangat tergantung dari impor
minyak bumi mulai membuat strategi ke arah energi terbarukan, contohnya
Denmark (Kompas, 31 Juli 2009) yang sejak tahun 1973 memiliki strategi
mengalihkan ketergantungan sumber energi fosil ke energi terbarukan.
Salah satu hal yang positif, pada tahun 1980, Indonesia menjadi salah satu negara
yang memiliki Kementrian Lingkungan Hidup, yang membuat kebijakan,
mengawasi pencemaran lingkungan dan terus mendorong kesadaran lingkungan
pada masyarakat luas.
Perkembangan Kota
Dampak dari ilusi sumber daya alam yang tidak terbatas adalah penggunaan
sumber daya alam berlebihan dan pemborosan besar-besaran melebihi daya
dukungnya, salah satu persepsi adalah lahan yang tidak terbatas sehingga kota
secara sporadis meluas ke lahan-lahan penyangga (buffer) dan daerah pertanian
(urban sprawl). Salah satu contohnya adalah kawasan Karawang, yang dulunya
terkenal sebagai lumbung padi, saat ini terdesak oleh pembangunan pabrik dan
kawasan perumahan yang melebar secara horizontal tanpa dapat dicegah. Hal ini
salah satunya disebabkan rendahnya harga lahan di pinggiran kota serta tekanan
tuntutan perumahan yang makin tinggi karena arus urbanisasi. Salah satu
dampak urban sprawl adalah sulitnya pelayanan infrastruktur yang menjadi lebih
luas seperti transportasi, air, drainase dan listrik (energi). Kota yang seharusnya
menjadi pusat pelayanan yang efisien menjadi tidak efisien dengan layanan
14
infrastruktur yang tidak terjangkau.
Contoh nyata yang dialami sehari-hari oleh warga Jabodetabek adalah kemacetan
sepanjang hari karena sulitnya membangun infrastruktur transportasi publik yang
dapat menjangkau warga yang membutuhkannya. Penyediaan air bersih sangat
terbatas dan pembuangan air kotor hampir tidak ada tersedia sehingga harus
disediakan oleh masing-masing bangunan. Hal ini turut menyumbang ke
menurunnya kualitas lingkungan perkotaan.
Mulai tahun 2008 merupakan suatu milestone dimana 50% penduduk dunia
tinggal di kawasan perkotaan. Hal ini sangat dirasakan di kota-kota besar di
Indonesia. Jakarta, yang seharusnya menjadi tolok ukur, menjadi semacam
laboratorium kota, walaupun dengan upaya yang maksimal dan sumber daya yang
terbatas, dampak negatif pembangunan diusahakan terus dikurangi. Jakarta
menjadi sebuah kampung besar, dipadati dengan banguanan-bangunan modern,
15
dengan pelayanan infrastuktur yang terbatas, bukan menjadi suatu kota modern.
Salah satu hal yang harus dipelajari dari pengembangan kota-kota di Indonesia,
belajar dari pertumbuhan Jakarta adalah keseimbangan antara pengembangan
ekonomi, sosial dan lingkungan. Pembangunan di Indonesia, baik oleh pemerintah
maupun sektor swasta, masih lebih banyak menekankan pada sektor ekonomi,
mengesampingkan dua hal lainnya; sosial dan lingkungan. Seharusnya ada
keseimbangan antara faktor ekonomi, sosial dan lingkungan.
Persepsi bahwa lahan yang kita miliki tidak terbatas harus dihilangkan,
pembangunan kawasan perkotaan harus memperhitungkan daya dukung suatu
kawasan. Salah satu solusi adalah dengan pembangunan berkepadatan tinggi
(vertikal), dengan diiringi pembangunan infrastruktur dan ruang terbuka hijau
yang sepadan dengan kepadatan yang diproyeksikan.
Selain perubahan tata guna lahan di sekitar kota-kota besar, adanya kapital besar
yang mengalir ke Indonesia, negara ini menjadi pasar yang terbuka untuk produk-
produk dari luar negeri, dalam kurun waktu itu kita lebih banyak membeli
teknologi dan memasukan material untuk menunjang pembangunan di Indonesia,
dengan tidak melakukan penilitian dan pengembangan secara lokal. Besarnya
aliran material impor material-material baru, dipergunakan dalam industri
konstruksi di Indonesia. Secara sadar maupun tidak sadar, teknologi diterapkan di
Indonesia tanpa proses penelitian dan penyesuaian yang mendalam. Dengan
teknologi impor, industri konstruksi berkembang dengan pesat. Yang harus
diingat, sebagian besar negara produsen bahan bangunan dan teknologi adalah
negara sub-tropis. Salah satu contohnya adalah alat pengondisian udara (AC);
negara sub-tropis produsen AC berudara kering, sedangkan udara di Indonesia
berkelembaban tinggi, sehingga suhu rendah tidak menjamin kenyamanan dalam
ruangan. Rendahnya suhu yang di-set oleh thermostat menyebabkan pemakaian
energi lebih tinggi.
Di seluruh dunia, bangunan menyumbangkan 33% emisi CO2, mengonsumsi 17%
air bersih, 25% produk kayu, 30-40% penggunaan energi dan 40-50% penggunaan
bahan mentah untuk pembangunan dan pengoperasiannya (sumber: World Green
Building Council). Sering kali bangunan (dan infrastruktur), dalam skala kecil
maupun besar, merupakan suatu tolok ukur kesuksesan pembangunan (ekonomi),
sehingga bangunan sering dipergunakan sebagai simbol kesuksesan. Masyarakat
urban di seluruh dunia menghabiskan 90% waktunya di dalam bangunan (rumah,
kantor, tempat kerja, sekolah, pusat perbelanjaan, dan lain-lain).
Industri konstruksi berperan bagian dari solusi untuk mengatasi masalah
perubahan iklim, menyadari hal itu, dibentuklah lembaga; yang didukung oleh
PBB; World Green Building Council (WGBC) pada tahun 2002, yang berpusat di
Toronto, Canada. Diawali oleh berkembangnya US Green Building Council yang
didirikan pada tahun 1993, Green Building Council (GBC) setiap negara
mengeluarkan sistem penilaian (rating system) kinerja suatu bangunan. Selain itu,
16
lembaga tersebut juga memiliki misi untuk mengampanyekan bangunan “hijau”
atau diterjemahkan bangunan ramah lingkungan. Visi dari WGBC adalah “melalui
kolaborasi kepemimpinan dalam industri properti global akan mentransformasi
industri konstruksi dan mengadopsi pembangunan berkelanjutan dan lestari yang
menyebabkan kualitas lingkungan semakin baik, peningkatan ekonomi dan
pertumbuhan sosial yang menjamin kesehatan planet bumi”. Organisasi ini adalah
organisasi nir-laba (not for profit) independen dan hanya mengakui satu GBC di
setiap negara.
pilihan kita?
Konsep bangunan ramah lingkungan ini bukan hanya tangjgung jawab pelaku
industri konstruksi, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh
masyarakat pengguna. Banyak yang menggunakan isu “hijau” sebagai sarana
pemasaran properti, masyarakat harus lebih kritis karena pengembangan yang
ramah lingkungan seharusnya memenuhi beberapa aspek, antara lain penggunaan
energi, pengolahan tapak (termasuk pengelolaan sampah, dll), kualitas udara
dalam ruangan, penggunaan dan pembuangan air, dan penggunaan sumber daya
alam atau material.
Pembangunan fisik secara langsung akan berdampak pada lingkungan tempat
bangunan itu berdiri, salah satu tujuan utama konsep green building adalah secara
signifikan mengurangi atau mengeliminasi dampak negatif dari suatu
17
pembangunan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang ada. Nilai tambah dari
pembangunan ramah lingkungan adalah biaya operasional yang cenderung turun,
nilai jual yang bertambah, produktifitas meningkat dan menurunkan resiko
penyakit dari kualitas udara dalam bangunan. Bangunan ramah lingkungan
memberikan keuntungan untuk semua pemangku kepentingan, termasuk pemilik
bangunan, investor, pengguna bangunan dan masyarakat umum.
18
pengembangan sistem serta kemandirian dalam menentukan penilaian di
Indonesia. Organisasi memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan;
pemerintah, sektor industri, swasta dan masyarakat umum pengguna bangunan.
GBC Indonesia diharapkan menjadi salah satu solusi keruwetan masalah
pembangunan fisik, terutama di wilayah perkotaan.
GBC Indonesia – perkembangan sistem penilaian (Rating tool) greenship
Pada tanggal 17 Juni 2010, GBC Indonesia meluncurkan rating tool (alat penilai)
yang dikembangkan oleh tim rating & technology GBC Indonesia. Alat penilai
GBC Indonesia diberi nama Greenship dan yang diluncurkan adalah Greenship
New Building (NB) versi 1. Alat penilaian ini ditujukan untuk dipakai dalam
perancangan bangunan-bangunan baru, dari mulai desain sampai dengan
selesainya masa konstruksi dengan 2 tahap penilaian, pada saat desain selesai dan
setelah bangunan berdiri. Setelah alat penilaian Greenship NB versi 1, akan
dikembangkan beberapa alat penilaian berikutnya; Greenship Existing Building
(EB) dan akan diikuti dengan Greenship Kawasan, Greenship Rumah dan
Greenship Interior Komersial.
Alat penilaian ini dikembangkan untuk menghindari green wash dengan
memberikan penilaian obyektif pada suatu bangunan, dari mulai perencanaan
sampai dengan selesai di bangun melakukan proses sesuai dengan prinsip-
prinsip green building, kemudian memastikan bahwa pengoperasiannya juga
menggunakan konsep yang sama. Alat penilaian ini, sebaiknya tidak hanya
dimengerti oleh pelaku industri konstruksi, tapi juga merupakan penerapan cara
hidup yang lebih peduli lingkungan dengan infrastruktur yang tersedia.
19
peluang, karena kita diberkati dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu
besar.
Seringkali ada pertanyaan, apakah Indonesia sudah memiliki bangunan ramah
lingkungan? Kita hanya perlu menengok 30-40 tahun ke belakang dan
sebelumnya, dimana bangunan-bangunan “moderen” masa itu telah mengadopsi
konsep-konsep adaptasi terhadap iklim tropis. Lama kelamaan prinsip-prinsip
tersebut terkikis karena pemakaian teknologi impor yang tidak tepat guna,
ditambah dengan perencanaan kota dan tata ruang yang tidak terintegrasi. Hal-hal
ini bukan merupakan tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah atau pemilik
modal saja, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
20
Bahan bangunan ramah lingkungan menjadi sebuah kebutuhan
dan trend masa kini. Bahan bangunan
jia ditinjau dari segi tempat, kita dapat bagi menjadi bahan ramah
lingkungan lokal khususnya Bali, bahan ramah lingkungan
nusantara yakni di Indonesia dan bahan ramah lingkungan global
di dunia secara menye- luruh.
1. Green building (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang
membutuhkan kerjasama yang erat dari tim desain, arsitek, insinyur, dan
2. Energi matahari sebagai alternatif energi selain BBM & MIGAS dapat
diterapkan dalam membangun rumah yang hemat energi dalam bentul panel
surya untuk atap maupun dalam bentuk sel gratzel yang bisa digunakan
sebagai jendela.
3. Tingginya biaya instalasi panel surya dapat diatasi jika ada kemauan dari
pihak industri bersama teknokrat untuk menciptakan sel surya yang murah
dan efisien.
21
manusia di luar ruangan, untuk mengatasi fenomena ini ada tiga hal yang bisa
jatuh matahari
yang bisa diperbarui misalnya material bangunan dari kayu, bebatuan dan
pakai, dan mengolah limbah atau material sisa bangunan untuk dapat
dimanfaatkan kembali.
7. Sebaran penggunaan energi dalam rumah tinggal lebih banyak pada aspek
sehingga kedua hal ini penting untuk menjadi fokus dalam pembahasan
alam.
22
B. Saran
sebagai berikut:
sebuah rumah.
DAFTAR PUSTAKA
23
Penerbit Andi, Yogyakarta, 1997. Eko Budiardjo, Djoko
Sujarto, Kota Yang Berkelanjutan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Tinggi dan
Kebudayaan, Jakarta, 1998. F. Douglas Murcheff, Principles
of Sustainable Development, Butterworth Architecture,
Wellington, 1996.
Gideon S. Golony, Ethics dan Urban Design, Culture, From dan
Environment, John Wiley dan Sons.Inc., New York, 1995.
Heinz Frick, Seri Eko Arsitektur I, Penerbit Kanisius, Jakarta,
1998. Kamala, DL. Kanth Rao, Environmental Engineering, Tata
MC. Graw Hill Publishing Co. Ltd, New Delhi, 1989.
Kantor Menteri Negara Kependudukan Dan Lingkungan Hidup, Kulaitas
Lingkungan Di Indonesia Tahun 1990, PT. Intermasa, Jakarta,
1990. Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan
Pembangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1989. Ruslan D.
Prawiro, Ekologi Lingkungan Pencemaran, Penerbit Satya
Wacana, Semarang, 1983.
Sudharto P. Hadi, Manusia dan Lingkungan , Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2000.
www.google.com
https://id.wikipedia.org/
http://webcache.googleusercontent.com
http://pustaka-ts.blogspot.com /
http://www.ilmusipil.com/bahan-bangunan
http://www.slideshare.net/Yourie/recycle-in-architecture. Recycle In Architecture.
http://puskim.pu.go.id/en/produk-litbang/teknologi-terapan/pemanfaatan-limbah-
agro. Pemanfaatan Limbah Agro.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/mts/article/viewFile/17711/17625.
Widjaja, Andang. Limbah Bubur Kertas Untuk Papan Beton
24
http://anangsafroni.blogspot.com/2011/06/bambu-sebagai-tulangan-dinding.html.
Bambu Sebagai Tulangan Dinding.
http://www.hijauku.com/category/green-design. Green Design.
http://www.hijauku.com/2011/08/04/dinginkan-atap-sejukkan-bumi/. Dinginkan
Atap Sejukkan Bumi.
http://palembang.tribunnews.com/favicon.ico. Onduvilla Atap Ramah
Lingkungan. http://www.woodmagmagazine.com/biz-forum/hardwood-amerika-
benarkah-ini-bahan-bangunan-paling-ramah-lingkungan-di-bumi. Hardwood
Amerika:Benarkah Ini Bahan Bangunan Paling Ramah Lingkungan Di Bumi.
http://fariable.blogspot.com/2010/09/kertas-bekas-papercrate_4891.html. Kertas
Bekas (Papercrate) http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Peralatan-dan-bahan-
bangunan/Artikel/Bahan-bangunan/Linoleum-Bahan-Pelapis-Lantai-Ramah-
Lingkungan. Linoleum Bahan Pelapis Lantai Rumah.
http://www.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/1661--pemilihan-
material-bangunan-yang-ramah-lingkungan.html. Pemilihan Material Bangunan
Yang Ramah Lingkungan.
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/25/30/417594/manfaatkan-material-
reused-pada-hunian. Manfaatkan Material Reused Pada Hunian.
http://fariable.blogspot.com/2010/10/tempurung-kelapa-sebagai-bahan-
lantai.html. Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Lantai.
http://www.hijauku.com/2011/01/27/top-10-green-building-trends-
for-2011/. Top 10 Green Building Trends For 2011.
25