Definisi Proyek
Definisi Proyek
1
KARAKTERISTIK PROYEK
Proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik,
yaitu:
1. Bersifat Unik
- Tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan
yang sama persis (yang ada adalah
proyek sejenis)
- Proyek bersifat sementara
- Group pekerja yang berbeda-beda
3
KARAKTERISTIK PROYEK
Melibatkan organisasi
Bersifat Unik
PROYEK KONSTRUKSI
4
TRIPLE CONSTRAINT
Proses penyelesaian konstruksi harus berpegang
pada tiga kendala (triple constraint), yaitu:
- Sesuai dengan SPESIFIKASI
- Sesuai dengan TIME SCHEDULE
- Sesuai dengan COST
5
TRIPLE CONSTRAINT
Tepat MUTU
Tepat WAKTU
Tepat BIAYA
PROYEK KONSTRUKSI
6
PROYEK SEBAGAI SUATU SISTEM
OUTPUT
PROSES
INPUT
9
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
DALAM PROYEK KONSTRUKSI
Masyarakat Institusi
Lembaga
Keuangan
Pelayanan
10
JENIS ORGANISASI
PROYEK KONSTRUKSI
Masuknya unsur-unsur eksternal ke dalam lingkup
internal akan mengakibatkan pergeseran suatu sistem
yang telah dirancang.
Pihak manajemen harus cepat tanggap terhadap
perubahan yang terjadi diluar organisasi sehingga
dengan cepat dapat merombak strukturnya (organisasi
bersifat dinamis) untuk mengantisipasi atau
meningkatkan kinerja organisasi tsb.
Lingkungan yang mampu mengubah struktur organisasi
antara lain:
- Meningkatnya iklim kompetisi dalam pasar
- Perubahan teknologi
- Kebutuhan pengendalian sumber daya dalam
perusahaan yang menghasilkan aneka ragam produk,
dll. 11
JENIS ORGANISASI
PROYEK KONSTRUKSI
Wallace mengidentifikasikan 4 faktor utama yang
dapat menyebabkan timbulnya re-organisasi, yaitu:
- TECHNOLOGY REVOLUTION (kompleksitas dan
keanekaragaman produk, adanya material baru dalam
proses, pengaruh hasil-hasil penelitian)
- COMPETITION AND THE PROFIT SQUEEZE (pasar
yang telah jenuh, inflasi dari upah dan harga material,
efisiensi produksi)
- THE HIGH COST OF MARKETING
- THE UNPREDICTABLILITY OF CONSUMER DEMAND
12
ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
(HUBUNGAN FUNGSIONAL)
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam
suatu proyek konstruksi:
1. Hubungan FUNGSIONAL
Pola hubungan yang berkaitan dengan fungsi pihak-
pihak tsb.
2. Hubungan KERJA (FORMAL)
Pola hubungan yang berkaitan dengan kerjasama
antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi yang dikukuhkan dengan suatu dokumen
kontrak
13
ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
(HUBUNGAN FUNGSIONAL)
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan
bentuk organisasi dalam suatu proyek konstruksi:
1. Jenis proyek, misalnya: konstruksi industri,
konstruksi bangunan gedung, konstruksi bangunan
pemukiman, dll.
2. Keadaan anggaran biaya
3. Keadaan dan kemampuan pemberi tugas yang
berkaitan dengan teknis dan administratif
14
ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
(HUBUNGAN FUNGSIONAL)
15
BENTUK ORGANISASI TRADISIONAL
Pemilik Proyek
Kerja dengan
Sub Kontraktor
kemampuan sendiri
Ciri-ciri:
1. Konsultan Perencana terpisah
2. Kontraktor Utama tunggal
3. Banyak melibatkan Sub-Kontraktor atau dikerjakan sendiri oleh
Kontraktor Utama
4. Jenis-jenis kontrak yang diterapkan biasanya: harga tetap (fixed
cost), harga satuan (unit price), maksimum bergaransi, kontrak
biaya tambah-upah tetap.
16
BENTUK ORGANISASI SWAKELOLA
Pemilik Proyek
Divisi Divisi
Perencana Pelaksana
Ciri-ciri:
1. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan
pelaksanaan proyek (bertindak sebagai konsultan perencana dan
kontraktor
2. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara
fakultatif atau dilaksanakan oleh kontraktor/sub kontraktor
3. Jenis-jenis kontrak yang diterapkan biasanya: harga tetap (fixed
cost), harga satuan (unit price), dan kontrak yang dinegosiasikan.
17
BENTUK ORGANISASI PUTAR KUNCI
Pemilik Proyek
Konsultan
Kontraktor
Kerja dengan
Sub Kontraktor
kemampuan sendiri
Ciri-ciri:
1. Konsultan-kontraktornya berfungsi sebagai perencana dan pelaksana
adalah:
Satu perusahaan yang bertanggungjawab baik untuk perencanaan
maupun pelaksanaan konstruksi
Ada keterlibatan kontraktor Spesialis
2. Jenis-jenis kontrak yang diterapkan biasanya: harga tetap, harga maksimum
bergaransi, kontrak konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap 18
BENTUK ORGANISASI YANG MEMISAHKAN
KEGIATAN PERENCANAAN DENGAN KEGIATAN
PENGAWASAN PELAKSANAAN PROYEK
Pemilik Proyek
Konsultan Konsultan
Perencana Supervisi
Kontraktor
Ciri-ciri:
1. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
perencanaan berbeda dengan pihak yang bertanggung
jawab terhadap pengawasan (supervisi)
2. Jenis-jenis kontrak yang diterapkan biasanya: harga tetap,
harga maksimum bergaransi, kontrak konstruksi desain
dengan biaya tambah upah tetap
19
BENTUK ORGANISASI YANG MENGGUNAKAN KONSULTAN
MANAJEMEN SEBAGAI MANAJER KONSTRUKSI
Pemilik Proyek
Manajemen
Konstruksi
Konsultan
Perencana Kontraktor
Konsultan
Kontraktor
Perencana
Ciri-ciri:
- Menggunakan konsultan manajemen sebagai manajer
kontruksi yang umumnya bertindak sebagai wakil
dari pemilik
20
TIPE-TIPE ORGANISASI
21
ORGANISASI GARIS
Pemilik Proyek
Manajer
Proyek
Ciri-ciri:
- Dibedakan orang yang menjalankan tugas pokok untuk
pencapaian tujuan
- Dibedakan orang yang menjalankan tugas berdasarkan
keahlian yang dimiliki, berfungsi memberikan saran
kepada unit operasioanl 23
ORGANISASI FUNGSIONAL
Pemilik Proyek
Manajer
Proyek
Divisi Divisi
Perencanaan Konstruksi
Ciri-ciri:
- Organisasi berdasarkan pembagian tugas serta
kegiatan berdasarkan spesialisasi yang dimiliki
pejabatnya.
- Seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi
dari beberapa pejabat serta harus
mempertanggungjawabkan pada masign-masing
pejabat yang bersangkutan 24
ORGANISASI MATRIX
Pemilik Proyek
Manajer Manajer
Perencana Konstruksi
Ciri-ciri:
- Organisasi ini lebih terkoordinasi
25
ORGANISASI PANITIA
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris Bendahara
Ciri-ciri:
- Jangka waktu pelaksanaan tugas/kegiatan terbatas, volume kegiatan
tertentu
- Kepemimpinan dan tanggung jawab dilaksanakan bersama
- Semua anggota dan pimpinan mempunyai tanggung jawab, wewenang,
dan hak yang sama
- Para anggota dikelompokkan menurut bidang tugas kegiatan tertentu
dan dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas 26
UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN
Secara Fungsional ada 3 pihak yang sangat
berperan dalam suatu proyek konstruksi, yaitu:
1. PEMILIK PROYEK (OWNER)
2. KONSULTAN
3. KONTRAKTOR
Pemilik Proyek
PENGGUNA JASA
PENYEDIA JASA
Konsultan Kontraktor
27
PEMILIK PROYEK
Pemilik proyek atau pemberi tugas atau
pengguna jasa adalah orang/badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan
atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada
pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya
pekerjaan tersebut.
Penguna jasa dapat berupa:
perseorangan,
badan/lembaga
instansi pemerintah maupun swasta
28
PEMILIK PROYEK
Hak dan kewajiban pemilik proyek adalah:
Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor)
Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa
Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasaran kepada
penyedia jasa
Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan dana dan membayar kepada pihak penyedia jasa
atas pekerjaan yang dilakukannya
Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan dengan
menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama
pemilik
Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan apabila terjadi
Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah selesai
sesuai dengan apa yang dikehendaki 29
PEMILIK PROYEK
Wewenang pemilik proyek adalah:
Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada
masing-masing kontraktor
Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan
cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor
jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang telah
ditetapkan.
30
KONSULTAN
Pihak/badan yang disebut sebagai konsultan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konsultan Perencana
Konsultan perencana dapat dipisahkan menjadi
beberapa jenis berdasarkan spesialisasinya, yaitu
konsultan yang menangani bidang arsitektur,
bidang sipil, bidang mekanikal dan elektikal (ME),
dll.
2. Konsultan Pengawas
31
KONSULTAN PERENCANA
32
KONSULTAN PERENCANA
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah:
Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari
gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat,
hitungan struktur, rencana anggaran biaya (RAB).
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada
pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang
pelaksanaan pekerjaan
Memberikan jawaban dan penjelasan kepada
kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam
gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat.
Membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan
perencanaan
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek
33
KONSULTAN PENGAWAS
34
KONSULTAN PENGAWAS
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah:
Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan
Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan
Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar
Menghindari kesalahan yang mengkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya
Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan
Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor
Menghentikan sementara bial terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku
Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan)
Menyiapkan dan menghitung adannya kemungkinan tambah dan
berkurangnya pekerjaan 35
KONTRAKTOR
Kontraktor adalah orang/badan yang
menerima pekerjaan dan menyelenggarakan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya
yang telah ditetapkan berdasarkan gambar
rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang
ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa:
- perusahaan perseorangan yang berbadan
hukum
- badan hukum yang bergerak dalam bidang
pelaksanaan pekerjaan
36
KONTRAKTOR
Hak dan kewajiban kontraktor adalah:
Melaksanakan pekerjan sesuai dengan gambar rencan,
peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan
pekerjaan, dan syarat-syarat tambahan yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa.
Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan
oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna
jasa.
Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang
diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga
keselamatan pekerja dan masyarakat.
Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan
harian, mingguan, dan bulanan.
Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang
telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang
berlaku. 37
HUBUNGAN KERJA PELAKSANA
PEMBANGUNAN
Pemilik Proyek
KONTRAK KONTRAK
BIAYA BIAYA
JASA BANGUNAN
PENGGUNA JASA
PENYEDIA JASA
PERATURAN
PELAKSANAAN
38
HUBUNGAN KERJA PELAKSANA
PEMBANGUNAN
Hubungan 3 pihak yang terjadi antara pemilik proyek,
konsultan, dan kontraktor diatur sebagai berikut:
Konsultan dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan kontrak.
Konsultan memberikan layanan konsultansi dimana produk
yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencan, peraturan,
dan syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek mmberikan biaya
jasa atas konsultansi yang diberikan oleh konsultan.
Kontraktor dengan pemilik proyek, ikatan berdasarkan
kontrak. Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya
berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik
proyek yang dituangkan dalam gambar rencana, peraturan,
dan syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan
pelaksanaan. Konsultan memberikan gambar rencana,
peraturan, dan syarat-syarat, kontraktor harus merealisasikan
menjadi sebuah bangunan.
39
40
PENGADAAN BARANG/JASA
dalam PROYEK KONSTRUKSI
Pelelangan ; pengadaan barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka (untuk umum
dengan pengumuman resmi secara luas
melalui media cetak dan elektronik
Keppres No.18 Tahun 2000 :
Serangkaian kegiatan untuk menyediakan
barang/jasa dengan cara menciptakan
persaingan yang sehat diantara penyedia
barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat, berdasarkan metode dan tata cara
tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti
oleh pihak-pihak yang terkait secara taat
asas sehingga terpilih penyedia terbaik
41
PENGADAAN BARANG/JASA
dalam PROYEK KONSTRUKSI
Pemilihan langsung ; pengadaan barang/jasa tanpa
melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia
barang/jasa yang memenuhi syarat
42
MACAM PELELANGAN
DESKRIPSI PELELANGAN PELELANGAN
UMUM TERBATAS
Jumlah peserta Jumlah peserta Relatif lebih
lelang relatif sedikit karena
lebih banyak penyedia jasa
yang boleh ikut
adalah mereka
yang diundang
oleh pengguna
jasa
Kemampuan Tidak semua Setiap peserta
peserta lelang peserta lelang lelang diketahui
diketahui dengan pasti
kemampuannya kemampuannya 43
MACAM PELELANGAN
DESKRIPSI PELELANGAN PELELANGAN
UMUM TERBATAS
Penetapan Relatif lebih sulit Relatif lebih
pemenang lelang karena jumlah mudah karena
pesertanya telah diketahui
banyak kemampuan
seluruh peserta
lelang
Kekurangannya Tidak diketahui Ada
dengan pasti kecenderungan
kemampuan terjadinya
setiap peserta praktek
lelang kecurangan
dalam pelelangan44
MACAM PELELANGAN
DESKRIPSI PELELANGAN PELELANGAN
UMUM TERBATAS
Kelebihannya Pengguna jasa Kemampuan
lebih leluasa peserta telah
dalam memilih diketahui dengan
penyedia jasa pasti
dikarenakan
jumlah yang
cukup untuk
menetapkan
pemenang yang
kompetitif
45
TAHAP KEGIATAN PELELANGAN
TAHAP KEGIATAN DOKUMEN JAMINAN
Pemasukan penawaran
Evaluasi dan negosiasi Jaminan Lelang
Keputusan pemenang
46
TAHAP KEGIATAN PELELANGAN
TAHAP KEGIATAN DOKUMEN JAMINAN
47
PRAKUALIFIKASI
Pelaksanaan Prakualifikasi calon peserta
lelang dilakukan dengan cara :
Panitia meneliti dan menilai data kualifikasi
calon peserta lelang dengan menggunakan
ketentuan sebagaimana mestinya
Sertifikasi penyedia barang/jasa yang
dikeluarkan asosiasi perusahaan/profesi
digunakan sebagai salah satu acuan untuk
memudahkan panitia melakukan
prakualifikasi
48
PRAKUALIFIKASI
Panitia melakukan penelitian dan penilaian
yang meliputi :
1. Kemampuan dari segi administrasi dan
finansial
2. Kemampuan dari segi peralatan
3. Kemampuan sumber daya manusia
4. Pengalaman dan prestasi kerja
50
PENGUMUMAN dan
PENDAFTARAN PESERTA
dan pendengar di seluruh propinsi yang bersangkutan serta
memasang pengumuman resmi untuk umum yang letaknya
strategis di ibukota propinsi yang bersangkutan, serta
disampaikan kepada lembaga dan asosiasi perusahaan/profesi
terkait setempat sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilelangkan
51
PENGUMUMAN dan
PENDAFTARAN PESERTA
Bila calon peserta lelang diyakini terbatas jumlahnya karena
karakteristik, kompleksitas, dan/atau kecanggihan
teknologinya, dan atau kelangkaan tenaga ahli, dan atau
perusahaan yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut,
maka pengumuman pelelangan mencantumkan nama calon
peserta lelang yang akan diundang, tetapi juga memberi
kesempatan kepada calon lainnya yang memenuhi syarat
untuk ikut dalam pelelangan
53
PENJELASAN LELANG
(AANWIJZING)
Dalam acara penjelasan lelang, harus dijelaskan kepada calon
peserta lelang mengenai :
1. Metode pengadaan / penyelenggaraan pelelangan
2. Cara penyampaian penawaran (satu sampul atau dua
sampul atau tiga sampul)
3. Dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen
penawaran
4. Undangan acara pembukaan dokumen penawaran
5. Metode evaluasi
6. Hal-hal yang menggugurkan penawaran
7. Sistem kontrak yang akan digunakan
8. Ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan
preferensi harga atas penggunaan produksi dalam
negeri
9. Ketentuan dan cara subkontrak sebagian pekerjaan
kepada usaha kecil dan koperasi kecil
10.Besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat
mengeluarkan jaminan penawaran
54
PENYAMPAIAN dan PEMBUKAAN
DOKUMEN LELANG
Sistem penyampaian dan cara pembukaan
dokumen penawaran harus mengikuti
ketentuan yang disyaratkan dalam dokumen
lelang
55
PENYAMPAIAN dan PEMBUKAAN
DOKUMEN LELANG
Sistem Dua Sampul
Panitia membuka kotak dan sampul I dihadapan peserta lelang.
Sampul I yang berisi data administrasi dan data teknis dibuka,
dan dijadikan lampiran berita acara pembukaan dokumen
penawaran sampul I. Sampul II yang berisi data harga tidak
boleh dibuka dan sampulnya dituliskan identitas perusahaan
dan diparaf oleh panitia dan wakil peserta lelang dari
perusahaan yang berbeda sebelum disimpan oleh panitia
56
PENYAMPAIAN dan PEMBUKAAN
DOKUMEN LELANG
Penawaran dinyatakan gugur apabila pada saat
pembukaan, salah satu dari persyaratan
administrasi tidak dipenuhi atau tidak memenuhi
syarat, yaitu :
Surat Penawaran
1. Tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama
atau penerima kuasa dari pemimpin/direktur utama
yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau
perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang
menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak
mewakili asosiasi
2. Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran,
atau mencantumkan kurun waktu kurang dari yang
diminta dalam dokumen pelelangan
57
PENYAMPAIAN dan PEMBUKAAN
DOKUMEN LELANG
Jaminan Penawaran
1. Tidak dikeluarkan oleh bank umum atau oleh
perusahaan asuransi yang mempunyai
program asuransi kerugian (surety bond)
dan direasuransikan kepada perusahaan
asuransi di luar negeri yang bonafit
2. Besaran jaminan kurang dari nominal yang
dipersyaratkan dalam dokumen lelang
3. Masa berlakunya tidak sesuai dengan yang
disyaratkan dalam dokumen pelelangan
58
PENYAMPAIAN dan PEMBUKAAN
DOKUMEN LELANG
4. Jika peserta berkedudukan di luar negeri,
surat jaminan penawaran tidak diterbitkan
oleh bank devisi di Indonesia atau bank di
luar negeri yang direkomendasikan oleh
Bank Indonesia
59
EVALUASI PENAWARAN
Evaluasi penawaran yang dilakukan meliputi
evaluasi administrasi, teknis dan harga berdasarkan
kriteria, metode, dan tatacara evaluasi yang telah
ditetapkan dalam dokumen lelang
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi apabila :
Syarat-syarat yang diminta menurut dokumen
lelang dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen
benar serta dapat dipastikan bahwa dokumen
penawaran ditandatangani oleh orang yang
berwenang
Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan
adanya persaingan yang sehat, tidak terjadi
pengaturan bersama (kolusi) diantara para
peserta dan atau dengan panitia lelang yang
dapat merugikan negara dan atau peserta lainnya
60
EVALUASI PENAWARAN
Surat jaminan penawaran harus memenuhi
ketentuan :
Diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk
bank perkreditan rakyat) atau oleh perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi
keuangan (surety bond) dan direasuransikan
kepada perusahaan di luar negeri yang bonafit
Masa berlaku jaminan penawaran tidak kurang
dari jangka waktu yang ditetapkan dalam
dokumen lelang
Nama peserta lelang sama dengan nama yang
tercantum dalam surat jaminan penawaran
Besar jaminan penawaran tidak kurang dari
nilai nominal yang ditetapkan dalam dokumen
lelang
61
EVALUASI PENAWARAN
62
EVALUASI PENAWARAN
Untuk pengadaan jasa pemborongan, penawaran
dinyatakan memenuhi persyaratan teknis :
Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi
persyaratan substantif yang ditetapkan dalam dokumen
lelang dan diyakini menggambarkan penguasaan
penyelesaian pekerjaan
Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam dokumen
lelang
Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan minimal
yang disediakan sesuai dengan dokumen lelang
Personel inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan dalam dokumen lelang
serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan,
sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai
dengan persyaratan yang dicantumkan dalam dokumen
lelang
Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dalam
dokumen lelang
63
PENETAPAN PEMENANG
Panitia menetapkan calon pemenang lelang
berdasarkan :
Penawaran secara administratif dan teknis dapat
dipertanggungjawabkan
Perhitungan harga yang ditawarkan dapat
dipertanggungjawabkan
Telah memperhatikan penggunaan semaksimal
mungkin hasil produksi dalam negeri
Penawaran tersebut adalah yang terendah di
antara penawaran yang memenuhi syarat
64
PENETAPAN PEMENANG
Pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan berdasarkan usulan dari
panitia dan mengeluarkan Surat Penetapan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ)
Pemenang lelang diumumkan dan diberitahukan
oleh panitia kepada para peserta selambat-
lambatnya dua hari kerja setelah diterimanya SPPBJ
dari pejabat yang berwenang
Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas
penetapan pemenang lelang diberikan kesempatan
untuk mengajukan sanggahan secara tertulis,
selambat-lambatnya dalam waktu lima hari kerja
setelah pengumuman pemenang lelang
65
PENETAPAN PEMENANG
Pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang lelang memberikan jawaban tertulis
atas sanggahan selambat-lambatnya dalam lima
hari kerja, secara proporsional dan bila perlu
membatalkan surat keputusan pemenang lelang
serta menindaklanjutinya
66
PELELANGAN GAGAL dan
PELELANGAN ULANG
Pelelangan dinyatakan gagal apabila;
1. Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam
daftar calon peserta lelang kurang dari tiga
2. Penawaran yang masuk kurang dari tiga
3. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang
ditentukan dalam dokumen lelang
4. Tidak ada penawaran yang harga penawarannya di
bawah atau sama dengan dana yang tersedia
5. Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan
prosedur yang tercantum dalam dokumen lelang
ternyata benar
6. Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya
KKN terhadap calon pemenang lelang urutan 1,2,
dan 3 ternyata benar
67
PELELANGAN GAGAL dan
PELELANGAN ULANG
7. Calon pemenang lelang urutan 1,2, dan 3
mengundurkan diri dan tidak bersedia
ditunjuk
8. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai
dengan ketentuan dokumen lelang atau
prosedur yang berlaku
68
PELELANGAN GAGAL dan
PELELANGAN ULANG
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pejabat
yang berwenang memerintahkan pelelangan
ulang dengan prosedur :
Pelelangan yang gagal karena hal-hal seperti:
69
PELELANGAN GAGAL dan
PELELANGAN ULANG
Pelelangan yang gagal karena hal-hal seperti: point
3, 4, dan 8 dilakukan pelelangan ulang dengan cara
mengundang ulang semua peserta lelang yang
tercantum dalam daftar calon peserta lelang untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis dan harga). Bila dianggap perlu
panitia melakukan pelelangan ulang dengan
mengundang calon peserta lelang yang baru
Pelelangan yang gagal disebabkan oleh hal yang
tercantum dalam point 6 dilakukan pelelangan ulang
dengan membentuk panitia lelang baru . Panitia
lelang dilarang mengikutsertakan peserta lelang
yang terbukti terlibat KKN
70
PELELANGAN GAGAL dan
PELELANGAN ULANG
Pelelangan yang gagal disebabkan oleh point 7,
maka panitia akan:
Mengundang peserta lelang yang memenuhi
syarat untuk menyampaikan penawaran harga
yang baru apabila peserta lelang yang memenuhi
syarat sama dengan atau lebih dari tiga peserta
(tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri)
Mengumumkan kembali/mengundang peserta
lelang yang baru dan lama yang memenuhi syarat
untuk mengajukan penawarannya apabila peserta
yang memenuhi syarat kurang dari tiga peserta
(tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri)
71
MENGENAL KONTRAK
KONSTRUKSI
Oleh : ELIATUN, ST., MT
72
PERIODE PERKEMBANGAN
INDUSTRI JASA
KONSTRUKSI
PERIODE 1945 1950
Pada periode ini praktis industri jasa
konstruksi belum bangkit karena belum
tumbuh pembangunan atau industri jasa
konstrusi. Perusahaan jasa konstruksi yang
ada kebanyakan perusahaan Belanda
PERIODE 1951 1959
Pada periode ini juga industri jasa konstruksi
tetap masih belum bangkit. Bentuk kontrak
mengacu pada AV41
73
PERIODE PERKEMBANGAN
INDUSTRI JASA
KONSTRUKSI
PERIODE 1960 1966
Pembangunan baru dimulai dengan
Proyek-proyek Mandataris ; Monas,
Jembatan Semanggi, Gelora Senayan, dll.
Para penyedia jasanya umumnya adalah
perusahaan Belanda yang dinasionalisasikan
menjadi Perusahaan Negara, seperti :
74
PERIODE PERKEMBANGAN
INDUSTRI JASA
KONSTRUKSI
NV Hollandshe Beton Maatschappij; PT.
Hutama Karya
NV Associatie; PT. Adhi Karya
NEDAM; PT. Nindya Karya
Volker Aanneming Maatschappij; PT.
Waskita Karya
Kontrak Cost Plus Fee
75
PERIODE PERKEMBANGAN
INDUSTRI JASA
KONSTRUKSI
PERIODE 1967 1996
Periode awal kebangkitan industri jasa
konstruksi, karena :
Pembangunan mulai terencana (PJPT1)
77
ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG
DALAM KONTRAK KONSTRUKSI
Suatu kontrak konstruksi atau dokumen kontrak
mengandung aspek-aspek seperti:
Aspek Teknis
Aspek Hukum
Aspek Administrasi
Aspek Keuangan/Perabnkan
Aspek Perpajakan
Aspek Sosial Ekonomi
78
ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG
DALAM KONTRAK KONSTRUKSI
ASPEK TEKNIS:
Aspek ini merupakan aspek yang paling dominan dalam suatu
kontrak konstruksi. Aspek inilah yang menjadi pusat perhatian
para pelaku industri jasa konstruksi, seolah-olah apabila aspek
ini berhasil dilaksanakan proyek tsersebut dianggap
berhasil/sukses. Padahal aspek-aspek lain seharusnya juga
diperhatikan dan dikelola dengan baik agar seluruh isi kontrak
dapat dijalankan dan dipatuhi sebagaimana mestinya oleh para
pihak yang menandatangani kontrak tersebut.
Contoh:
Penyedia Jasa A mengerjakan pekerjaan a, b, c, d
Penyedia Jasa B mengerjakan pekerjaan e, f, g, h
Ada pekerjaan jalan lingkungan yang harus dikerjakan lebih dulu agar
Penyedia Jasa B dapat memulai pekerjaan e.
Kewajiban siapa membuat Jalan Lingkungan.
80
ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG
DALAM KONTRAK KONSTRUKSI
2. Waktu Pelaksanaan (Construction Period)
Seharusnya jumlah harinya disebutkan dengan jelas, misalnya 450 hari.
Hari yang dimaksud jelas sebagaimana tsb. dalam definisi.
Tetapi ada yang mungkin terlupakan. Empat ratus lima puluh (450) hari
tsb. Dimulai sejak kapan?
Sejak penandatanganan kontrak/tanggal kontrak atau tanggal terbitnya
Surat Perintah Kerja (SPK) atau tanggal penyerahan lahan atau tanggal
Jaminan Pelaksanaan atau tanggal diterimanya Uang Muka.
Apabila hal ini terjadi, sudah tentu akan muncul sengketa di kemudian
hari. Sengketa tsb. Antara lain adalah dalam menghitung keterlambtan
penyelesaian pekerjaan.
Yang paling baik adalah ditetapkan bahwa tanggal mulai kerja yaitu
tanggal paling akhir dari kejadian tersebut di atas (tanggal
penandatangan kontrak/tanggal kontrak, tanggal terbit SPK, tanggal
penyerahan lahan, tanggal Uang Muka diterima)
81
ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG
DALAM KONTRAK KONSTRUKSI
3. Metode Pelaksanaan (Construction Method)
Walaupun metode pelaksanaan sudah ditetapkan sebelumnya
dan sudah disetujui pengguna jasa, metode pelaksanaan dalam
implementasinya sangat dipengaruhi antara lain oleh waktu
mulainya pelaksanaan, penyerahan lahan, jalan masuk ke
lapangan yang dapat mengakibatkan metode kerja tsb. tidak
dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
82
ASPEK-ASPEK YANG TERKANDUNG
DALAM KONTRAK KONSTRUKSI
4. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule)
Setiap kontrak selalu dilengkapi dengan Jadwal Pelaksanaan yang
diperlukan sebagai alat untuk memantau dan mengendalikan pekerjaan.
Jadwal pelaksanaan biasanya sudah disiapkan sebelum kontrak
ditandatangani dan disetujui penguna jasa bersama-sama dengan
persetujuan mengenai metode kerja.
84
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
Aspek Hukum yang sering menimbulkan dampak hukum yang cukup luas atau
serius, yaitu:
Oleh karena itu, penghentian sementara ini harus dicantumkan dalam kontrak
dan diatur tata cara pelaksanaannya, alsan-alasan serta akibatnya.
Satu hal yang perlu diingat bahwa penghentian sementara tidak sama dengan
pengakhiran perjanjian/pemutusan kontrak walaupun keadaan di lapangan
yang terjadi sama, yaitu seluruh kegiatan pekerjaan terhenti.
85
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
2. Pengakhiran Perjanjian/Pemutusan Kontrak
Apa yang terjadi disini adalah pelaksanaan pekerjaan dihentikan
(bukan ditangguhkan sementara) oleh salah satu pihak secara
sepihak dengan membatalkan kontrak.
Tentu saja hal ini dilakukan karena alasan-alasan yang ditentukan
dalam kontrak.
Oleh karena itu, hak-hak para pihak (penyedia jasa dan pengguna
jasa) untuk memutuskan kontrak harus jelas disebutkan.
Konsekuensi hukum yang timbul, termasuk hak dan kewajiban
para pihak beserta tata cara pemberitahuan mengenai pemutusan
kontrak, juga harus diatur dengan jelas.
86
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
3. Ganti Rugi Keterlambatan (Liquidity Damages)
Dulu dalam setiap kontrak ada pasal yang mengatur sanksi
berupa denda yang harus dibayar penyedia jasa karena
keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
Di dunia Barat pasal ini dikenal dengan istilah Penalty Clause
dan kita sering menyebutnya sebagai Denda Keterlambatan
87
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
Masalah ini menjadi kritis dan dapat menjadi benih
perselisihan/sengketa. Terutama serhubungan dengan penghitungan
jumlah hari keterlambatan yang disebabkan antara lain oleh perbedaan
penafsiran saat mulai kerja yang tidak tegas dan pasti.
Masalah ini menjadi sangat serius pada waktu ganti rugi mencapai
maksimum. Misalnya, ditetapkan ganti rugi atas keterlambatan per hari
1 o/oo dan ganti rugi maksimum 5%.
Artinya keterlambatan maksimum adalah 50 hari.
Bagaimana bila setelah 50 hari pekerjaan belum juga selesai? Apakah
Penyedia Jasa diizinkan terus bekerja? Jika ya, maka pekerjaan
diteruskan tanpa dikenakan ganti rugi. Hal ini seharusnya diatur
dengan tegas dan jelas dalam suatu pasal agar tidak menimbulkan
masalah hukum yang serius.
88
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
4. Penyelesaian Perselisihan (Settlement of Dispute) .
Walaupun pembuatan kontrak umumnya didasari oleh itikad baik dari
para pihak, pasal mengenai hal ini harus diatur sebaik mungkin
untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya perselisihan/sengketa
mengenai kontrak dikemudian hari.
89
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
5. Keadaan Memaksa (Force Majeure)
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah keadaan yang
terjadi di luar kehendak/kemampuan Penyedia Jasa maupun
Pengguna Jasa.
91
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
7. Bahasa Kontrak (Contract Language)
kontrak konstruksi di Indonesia pada umumnya dibuat dalam bahasa
Indonesia terutama kontrak-kontrak dengan Pemerintah yang
menggunakan dana dari Pemerintah murni (APBN). Namun proyek-
proyek Pemerintah yang menggunakan dana pinjaman luar negari
(loan) kontrak-kontraknya biasanya dibuat dalam bahasa Inggris
92
ASPEK HUKUM DALAM KONTRAK
KONSTRUKSI
Dalam PP No.29/2000 Psl.23 ayat 5 menegaskan bahwa bahasa
kontrak hanya ada satu, yaitu bahasa Indonesia, walaupun dibuat
dalam lebih dari satu bahasa
8. Domisili
Kesepakatan mengenai domisili (tempat kedudukan) para pihak
dalam suatu kontrak ditentukan hanya dengan maksud apabila
terjadi perselisihan/sengketa, permasalahannya akan diselesaikan
oleh pengadilan.
Apabila disepakati dalam kontrak bahwa pilihan penyelesaian
sengketa adalah arbitrase maka penetapan domisili tidak diperlukan.
Banyak kontrak yang walaupun telah memilih arbitrase sebagai
pilihan penyelesaian sengketa masih tetap mencantumkan domisili.
Ini adalah suatu kekeliruan yang justru menimbulkan sengketa. Jika
benar-benar terjadi sengketa, sulit menyelesaikannya karena pada
saat salah satu pihak mengajukan perselisihan ke arbitrase, pihak
lain menyatakan keberatan dan minta perselisihan diselesaikan
melalui pengadilan
93
ASPEK
KEUANGAN/PERBANKAN
dalam KONTRAK KONSTRUKSI
Aspek-aspek Keuangan/Perbankan yang penting
dalam suatu kontrak konstruksi antara lain :
Nilai Kontrak (Contract Amount)/Harga Borongan
94
JAMINAN dalam PROYEK
KONSTRUKSI
JAMINAN PENAWARAN (BID BOND)
Jaminan Penawaran (Bid Bond); suatu perjanjian
penanggulangan yang dikeluarkan oleh pihak
penanggung yang bertujuan melindungi pemilik
proyek pada saat pelelangan dilaksanakan, dengan
tujuan agar kontraktor yang mengikuti lelang terikat
pada penawarannya dan jika menang maka
kontraktor tersebut terikat melaksanakan pekerjaan
yang ditawarkannya
Besarnya jaminan penawaran berdasarkan KEPPRES
No. 18 Tahun 2000 adalah 1 3% dari Harga
Perkiraan Sendiri (HPS)
95
JAMINAN dalam PROYEK
KONSTRUKSI
JAMINAN UANG MUKA (ADVANCE PAYMENT
BOND)
Suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan
oleh pihak penanggung yang bertujuan untuk
menjamin pemilik proyek bahwa kontraktor akan
menggunakan uang muka yang diterima dari pemilik
proyek untuk pembiayaan proyek
Besarnya uang muka dari pemilik proyek menurut
KEPPRES No. 18 Tahun 2000 adalah 30% dari nilai
kontrak bagi kontraktor gol. Ekonomi lemah dan 20%
bagi kontraktor bukan gol.ekonomi lemah
Nilai jaminan uang muka ini sekurang-kurangnya
sama dengan besarnya uang muka
96
JAMINAN dalam PROYEK
KONSTRUKSI
JAMINAN PELAKSANAAN (PERFORMANCE BOND)
Suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan oleh
pihak penanggung yang bertujuan melindungi pemilik
proyek agar kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati, yaitu sesuai
waktu, biaya, dan mutu.
Jaminan ini diwajibkan kepada kontraktor yang
memenangkan lelang dan tidak mengundurkan diri.
Pada saat kontraktor menyerahkan jaminan
pelaksanaan, maka jaminan penawaran dikembalikan
kepada kontraktor yang bersangkutan.
97
JAMINAN dalam PROYEK
KONSTRUKSI
JAMINAN PEMBAYARAN (PAYMENT BOND)
Suatu perjanjian penanggungan yang dikeluarkan oleh pihak
penanggung yang bertujuan melindungi pemilik proyek terhadap
kerugian yang mungkin timbul akibat kelalaian kontraktor
membayar pihak ketiga misalnya buruh dan material. Bentuknya
dapat berupa :
Bank Garansi
99
BENTUK-BENTUK KONTRAK
KONSTRUKSI
ASPEK PERHITUNGAN JASA
COST WITHOUT FEE (BIAYA TANPA JASA)
Kontrak jasa dengan hanya membayar
Penyedia Jasa dengan biaya pelaksanaan
pekerjaan tanpa tambahan imbalan jasa
COST PLUS FEE (BIAYA DITAMBAH JASA)
Kontrak jasa dimana Penyedia Jasa
dibayar seluruh biaya untuk
melaksanakan pekerjaan, ditambah jasa
yang biasanya dalam bentuk persentase
dari biaya (10%)
100
BENTUK-BENTUK KONTRAK
KONSTRUKSI
ASPEK PERHITUNGAN JASA
COST PLUS FIXED FEE (BIAYA
DITAMBAH JASA PASTI)
Kontrak jasa dimana Penyedia Jasa
dibayar seluruh biaya untuk
melaksanakan pekerjaan, ditambah
jasa/imbalan Penyedia jasa yang
pasti dan tetap walaupun biaya
berubah.
101
BENTUK-BENTUK KONTRAK
KONSTRUKSI
ASPEK CARA PEMBAYARAN
MONTHLY PAYMENT (PEMBAYARAN
BULANAN)
Dalam kontrak dengan sistem
pembayaran ini, prestasi Penyedia Jasa
dihitung setiap akhir bulan
STAGE PAYMENT (PEMBAYARAN ATAS
PRESTASI)
Dalam kontrak dengan sistem ini,
pembayaran kpd Penyedia jasa dilakukan
atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan
yang telah dicapai sesuai dengan
ketentuan kontrak
102
BENTUK-BENTUK KONTRAK
KONSTRUKSI
ASPEK PEMBAGIAN TUGAS
KONTRAK KONVENSIONAL
Kontrak ini merupakan bentuk kontrak
yang berlaku secara umum di Indonesia,
yang terdiri dari 3 kontrak terpisah ;
Kontrak antar Pengguna Jasa dan Konsultan
Perencana
Kontrak antar Pengguna Jasa dan Konsultan
Pengawas
Kontrak antar pengguna Jasa dan Kontraktor
Pelaksana
103
BENTUK-BENTUK KONTRAK
KONSTRUKSI
ASPEK PEMBAGIAN TUGAS
KONTRAK SPESIALIS
Kontrak ini merupakan bentuk kontrak
yang didalamnya terdapat lebih dari 1
kontrak kerja konstruksi derdasarkan
bidang pekerjaan khusus/spesial.
KONTRAK RANCANG BANGUN (DESIGN
CONSTRUCT, TURNKEY)
Dalam bentuk kontrak ini, Penyedia Jasa
memiliki tugas merencanakan sekaligus
membangun dalam satu kontrak
konstruksi
104
CARA MENYUSUN KONTRAK
ACUAN/LANDASAN HUKUM
ISI PERJANJIAN KONTRAK
Uraian Para Pihak
Konsiderasi
Pertimbangan-pertimbangan yang
mendasari pembuatan perjanjian
Lingkup Pekerjaan
105
CARA MENYUSUN KONTRAK
106
CARA MENYUSUN KONTRAK
ISI SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
Definisi dan Interpretasi
Para Pihak
Rumusan Pekerjaan
Nilai Pekerjaan/Harga Borongan
Jangka Waktu Pelaksanaan dan
Perpanjangannya
Pertanggungan/Asuransi
Jaminan
107
CARA MENYUSUN KONTRAK
ISI SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
(samb)
Tenaga Ahli
Hak dan Kewajiban Para Pihak
Cara Pembayaran
Penyerahan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan
Masa Pertanggungan Atas Cacat
Ganti Rugi Keterlambatan
Pekerjaan Tambah/Kurang (Perubahan Pekerjaan)
108
CARA MENYUSUN KONTRAK
ISISYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
(samb)
Cidera Janji
Pelimpahan Pekerjaan
Penyedia Jasa Lain
Pengawas, Pelaksana Pekerjaan
Gambar Kerja
Kemudahan Memasuki Lapangan, Tempat
Penyimpanan, Bengkel
Laporan/Dokumentasi
109
CARA MENYUSUN KONTRAK
ISISYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
(samb)
Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja
Pemeriksaan dan Pengujian
Perlindungan Pekerja
Keadaan Memaksa
Kegagalan Bangunan
Penghentian Sementara Pekerjaan
Pemutusan Perjanjian/Pembatalan Kontrak
110
CARA MENYUSUN KONTRAK
ISISYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
(samb)
Hak atas Kekayaan Intelektual
Insentif
Sub Penyedia Jasa/Pemasok
Bahasa Kontrak
Hukum yang Berlaku
111
TUGAS ANDA????
MAKALAH
HUKUM DALAM
KONTRAK KONSTRUKSI
112
KETENTUAN :
MIN. 5 Halaman
Isinya : Pembahasan mengenai hukum
dan peraturan yang berlaku pada kontrak
umum konstruksi di Indonesia
Lampirkan hukum2 dan peraturan yang
berlaku
113
Terima kasih
114
KLAIM = TUNTUTAN ?
Klaim Tuntutan
Klaim = Tuntutan
115
PENGERTIAN KLAIM
KONSTRUKSI
116