Anda di halaman 1dari 44

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Struktur Organisasi Proyek


1. Pengertian Umum
Organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan
wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing
fungsi tertentu. (Max Weber, 2015, from http://www.seputarpengetahuan.com /
2015/05/12-pengertian-organisasi-menurut para-ahli-lengkap.html, 16 Oktober
2016).

Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang memerlukan


sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk
mencapai tujuan tertentu dan dalam waktu tertentu . (Sutrisno dalam Triton,2005 :
13). Sedangkan pengertian struktur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
1. Cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; 2. Yang disusun dengan
pola tertentu; 3. Pengaturan unsur atau bagian suatu benda; 4. Ketentuan unsur-unsur
suatu benda.

Dapat disimpulkan pengertian struktur organisasi proyek adalah susunan yang


terstruktur untuk mencapai usaha yang direncanakan dengan memerlukan sejumlah
Pembiayaan. Dengan adanya suatu struktur organisasi yang baik dan benar,
diharapkan tidak akan terjadi kesalahan-kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan
perintah.

Menurut Iman Soeharto ( 1990 : 29) fungsi organisasi secara umum yang erat
kaitannya dengan kegiatan proyek adalah sebagai berikut :

a. Organisasi merupakan sarana, di mana para anggota/peserta bekerja sama


untuk mencapai tujuan bersama.
b. Di dalam organisasi terdapat pengaturan tentang bagaimana kerja sama itu
dilaksanakan.
c. Adanya suatu pembagian wewenang dan tanggung jawab.

5
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja
sesuai dengan kondisi pekerjaan seperti berikut :
a) Pengelompokan dalam satu sistematika tertentu.
b) Pekerjaan dari tiap-tiap petugas dari organisasi itu.
c) Tanggung jawab dari tiap-tiap petugas dalam rangka pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepadanya.
d) Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.
e) Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian-bagian dalam organisasi itu.
f) Ukuran-ukurannya yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya
pelaksanaan tugas tiap tiap petugas dalam organisasi.
Dalam pembangunan sebuah proyek mempunyai tahap-tahap manajemen proyek
yaitu:
a. Planning (Perencanaan)
Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan dari mulai awal sampai akhir termasuk tujuan-tujuan yang akan
dicapai dari proses pembangunan proyek.
b. Organizing (Organisasi)
Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang bekerja secara
efektif dan terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati
bersama.
c. Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Pelaksanaan merupakan realisasi dari proses perencanaan yang dilakukan
oleh semua anggota kelompok dengan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
d. Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu adanya
pengawasan sebagai control dan koreksi terhadap segala penyimpangan yang
mungkin terjadi.
e. Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang
baik antar semua pihak yang terlibat didalamnya.
Manajemen proyek yang baik, didukung oleh kegiatan administrasi yang baik
pula, sehingga akan dapat dengan mudah memonitor suatu kegiatan proyek di
lapangan, mudah untuk memantau tingkat kemajuan proyek dan akan memudahkan

6
dalam menentukan kebijaksanaan atau langkah-langkah yang harus diambil oleh
pelaksana proyek.
Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasi adalah
sebagai berikut :
a) Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap-tiap
petugas.
b) Pemberian tanggung jawab harus disertai dengan pelimpahan-
pelimpahan wewenang yang memadai.
c) Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari
seorang atasan saja.
d) Petugas dalam bagian-bagian tertentu sesuai luasnya tanggung
jawab pekerjaan, perlu diberikan tenaga pembantu yang diperlukan.
e) Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara
langsung tidak lebih dari jumlah yang dapat dikuasainya atau diawasinya.
f) Pembagian tugas didasarkan pada analisa tentang aktivitas-
aktivitas pekerjaan, harus dilaksanakan dan kemudian dikelompokkan
menjadi satu tim.
Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka
penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan. Hal diatas meliputi penugasan terhadap orang-orang dalam kegiatan serta
menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

2. Pihak Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

7
Gambar 1. Struktur organisasi proyek secara umum
(Sumber : http://bestananda.blogspot.co.id/2014/02/kontraktor-pelaksana.html)

a. Pemberi Tugas (Owner)


Pemberi tugas (pemilik proyek) adalah seseorang atau badan hukum atau
instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk
merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut:
a. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik
segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan
b. Mengadakan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas
dan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur
c. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek
tersebut
d. Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek

8
e. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja
f. Menyelesaikan dan menandatangani semua perizinan yang berkaitan
dengan pembangunan proyek
g. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan
h. Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor
i. Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai dari kontraktor, konsultan
perencana dan konsultan pengawas

b. Konsultan Perencana (Design Arsitek)


Konsultan perencana adalah perorangan atau badan hukum yang bergerak di
bidang jasa konstruksi bangunan yang memiliki kemampuan merancang,
merencanakan atau memberikan konsultasi dimana konsultasi tersebut
diberikan sesuai permintaan dan keinginan atau kebutuhan owner. Konsultan
perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja
dan Syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya
b. Menyiapkan dokumen untuk proses lelang
c. Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam
rapat pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan
d. Memberikan usulan,saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas
(owner) tentang pelaksanaan proyek
e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS)
f. Membuat gambar revisi jika ada perubahan
g. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek
h. Mempelajari petunjukpetunjuk teknis,Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja

c. Konsultan Pengawas (Supervision)


Merupakan badan yang ditunjuk owner untuk mengawasi pelaksanaan
proyek oleh kontraktor dilapangan. Pengawas berarti mewakili pemberi tugas
dalam tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi tetap, bukan sebagai pimpinan
harian melainkan hanya mewakili pemberi tugas dalam hal- hal yang
menyangkut teknik pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik yang meliputi:
a. Memberi penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan pengertian
yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak

9
b. Memeriksa dan memeberikan perestujuan bagi waktu pemberian
pembayaran angsuran biaya pelaksanaan
c. Membuat gambar-gambar atau syarat-syarat tambahan untuk
menyesuaikan dengan keadaan, bila dianggap perlu, untuk memperjelas
hal-hal yang dianggap belum cukup jelas dalam dokumen kontrak

d. Pelaksana (Kontraktor)
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
serta Gambar-Gambar Kerja ) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktor
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan dalam dokumen kontrak
b. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan
c. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada owner
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek
e. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja
f. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat
kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya
g. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai

Sistem organisasi proyek yang sering dibuat umumnya hanya bersifat


sementara dikarenakan karakter dari tiap - tiap proyek yang dikerjakan sangat
berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan tingkat kesulitan dari proyek
tersebut. Organisasi proyek ini akan berakhir pada saat proyek itu selesai dan
organisasi yang telah tersusun akan tidak berlaku lagi.

e. Pimpinan Proyek ( Project Manager )


Project manager berfungsi sebagai wakil atau pembantu pemilik dalam
mengelola proyek sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan proyek yaitu dengan
menyelesaikan proyek sesuai waktunya dengan mutu atau kualitas yang
memenuhi persyaratan dan memberikan keuntungan yang baik bagi perusahaan.
Tugas dari Project Manager adalah :

10
a. Memimpin pelaksanaan pekerjaan dengan memperdayagunakan sumber
daya terhadap kelancaran pengendalian mutu, biaya dan juga waktu
b. Mengatur fungsi suatu organisasi dalam bidang pengawasan pekerjaan
c. Menghadiri rapat-rapat koordinasi dilapangan, baik itu owner maupun mitra
usaha
d. Sebagai koordinasi dengan pihak konsultan yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek.

f. Manajer Lapangan ( Site Manager )


Site manager adalah wakil dari poject manager yang turut bertanggung jawab
atas berlangsungnya kegiatan proyek. Adapun tugas yang di embankan kepada
seorang site manajer yaitu :

a. Sebagai pemimpin yang mengendalikan suatu pelaksanaan pekerjaan di


lapangan agar menciptakan hasil yang maksimum dengan pengendalian
waktu yang memungkinkan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
b. Melaporkan setiap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan
perharinya.
c. Memimpin pelasanaan dilapangan dengan memanfaatkan sumber daya
perusahaan secara optimal dan memenuhi waktu, biaya, mutu sesuai
persyaratan.
d. Menolak transaksi transaksi yang tidak sesuai dengan apa yang
direncanakan.

g. Teknisi Insinyur ( Engineering )


Tugas yng diemban oleh engineering adalah:
a. Mengontrol gambar
b. Mengkoordinasi pelaksanaan semua pekerjaan bidang arsitek dan
struktur
c. Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan struktur
d. Rekayasa teknik
e. Membantu site manager
h. Teknisi Alat ( Mechanic )

11
Fungsi dari seorang teknisi yaitu mengatur dan mengawasi semua peralatan
dan bahan yang digunakan dibawah pengawasan project manager. Dan tugas-
tugasnya yaitu dengan :
a. Mengontrol dan menganalisa penggunaan mesin dan peralatan selama
pekerjaan berlangsung hingga selesai.
b. Sebagai teknisi untuk alat alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek.
c. Membuat laporan penggunaan alat berat dan mesin.
i. Pelaksana ( Supervisor )
Adapun tugas dari pelaksana adalah:
a. Mengerahkan mandor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar kerja dan RKS.
b. Menyusun laporan realisasi pekerjaan.
c. Memantau dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
gambar kerja dan RKS.

j. Juru Ukur ( Surveyor )


Surveyor berfungsi untuk membantu site menager dalam urusan pengukuran
dilapangan. Dan biasanya surveyor terdiri dari surveyor dan asisten surveyor.
Dan tugas tugas dari surveyor :
a. Membuat pemetaan kontur
b. Monitoring ketepatan dimensi konstruksi secara tegak dan horizontal
c. Melakukan pengukuran jaring jaring polygon
d. Melakukan pengukuran track atau sumbu bangunan.

k. Logistik ( Logistic )
Yang menjadi tanggung jawab dan tugas dari logistic adalah :
a. Membantu manager proyek dalam urusan keuangan dan logistik.
b. Mengelola tugas - tugas pengadaan barang.
c. Melaksanakan pencatatan mengenai pengeluaran dan pemasukan barang
dan memeriksa kembali pada akhir suatu pekerjaan.
d. Menyiapkan suatu perjanjian jual beli barang.

l. Juru Gambar ( Drafter )


Tugas dan tanggung jawab dari drafter adalah:
a. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
b. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
c. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
d. Membuat gambar akhir pekerjaan / asbuilt drawing.

m. Pemeriksa Kuantitas ( Quantity Surveyor )

12
Adapun tugas dan tanggung jawab dari quantity surveyor (QS) adalah:
a. Menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang dibutuhkan
dalam setiap item pekerjaan bangunan.
b. Mengecek kebutuhan material apakah sudah sesuai atau belum.

n. Mandor ( Foreman )
Tugas dan tanggung jawab dari mandor adalah:
a. Menerima masukan mengenai apapun yang berkaitan dengan pekerjaan
dari para tukang.
b. Mempertanggung jawabkan pengadaan tenaga tukang dan apa saja yang
dihasilkan tukang selama dalam pengerjaan.
c. Dapat mengkoordinasikan tukang yang bekerja.
d. Mengawasi jalannya pekerjaan sesuai dengan bagiannya masing-masing
(mandor batu dan beton, mandor besi, dan lain-lain).
e. Memberikan laporan kepada pelaksana bila terjadi hambatan kerja.

o. Kepala Tukang ( Head Mason )


Tugas dan tanggung jawab kepala tukang adalah sebagai berikut:
a. Membina, mengkoordinir serta mengawasi suatu pekerjaan yang
dilaksanakan dalam lapangan sesuai dengan bagian masing-masing
(kepala tukang batu dan beton, kepala tukang besi, dan lain-lain).
b. Meneliti gambar dan spesifikasi terhadap pelaksanaan dilapangan.
c. Menerima rencana kerja untuk dilaksanakan.

p. Tukang ( Builders )
Suatu pekerja dengan keahlian yang dimiliki dapat diterapkan dalam suatu
pekerjaan, disebut dengan tukang. Dimana keahlian tersebut sebagai tukang
kayu, batu, besi, dan tukang cat. Tugas dan tanggung jawab tukang adalah:
a. Mempertanggung jawabkan pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan.
b. Bertanggung jawab kepada mandor atas pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Membantu mandor jika ada hal yang diperlukan mengenai pekerjaan yang
dilakukan.
d. Mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan job sheet pekerjaan dilapangan.

B. Alat

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud Kamus Besar Bahasa Indonesia,

13
(2005 : 30). Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dari dua hal, yaitu keuntungan
yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian proyek Soeharto (1997). Keduanya
tergantung pada perencanaan yang cermat terhadap metode pelaksanaan, penggunaan
alat dan penjadwalan. Pemilihan peralatan yang tepat memegang peranan yang
sangat penting. Peralatan dianggap memiliki kapasitas tinggi bila peralatan tersebut
menghasilkan produksi yang tinggi atau optimal tetapi dengan biaya yang rendah.
Alat Konstruksi atau sering juga disebut dengan alat Berat.. Menurut Asiyanto
(2008 ) alat berat merupakan alat yang sengaja diciptakan/didesain untuk dapat
melaksanakan salah satu fungsi/kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila
dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti : mengangkut, mengangkat, memuat,
memindah, menggali, mencampur, dan seterusnya dengan cara mudah, cepat, hemat,
dan aman. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih
singkat. Alat alat konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan proyek bangunan
Rumah Citra land antara lain :
1. Pengaduk Beton atau Pencampuran Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material,
yang bahan utamanya terdiri dari medium campuran antara semen, agregat
halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu.
Karena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari
kualitas masing-masing material pembentuk. (Tjokrodimulyo, 1992).
Proses pembentukan beton adalah penyatuan dari komponen - komponen
penyusun beton menjadi sebuah material yaitu beton sesuai dengan syarat
syarat yang kita kehendaki dan inginkan. Proses pembentukan beton dibantu
dengan alat pengaduk beton atau pencampur beton. Komponen - komponen
penyusun beton dilekatkan menjadi satu oleh pasta semen (semen dicampur
dengan air).
Pengaduk beton adalah alat yang digunakan untuk mengaduk bahan material
yang dibutuhkan dalam campuran beton seperti semen, pasir, kerikil dan air
sehingga tercampur secara merata untuk pengecoran. Pengadukan beton
berdasarkan tempat pengadukannya dibagi menjadi 2, yaitu :

14
a. Pengadukan di tempat ( Site Mix )
Pengadukan di tempat atau site Mix Lazimnya ditempat kita dikenal
dengan 2 metode yaitu dengan pencampuran manual ( tenaga manusia
menggunakan skope, cangkul ) dan yang kedua dengan menggunakan
mesin molen.

Gambar 2. Pengaduk dengan Menggunakan mesin molen


(Sumber : http://muhamaduluazmi.blogspot.co.id/2013/01/menghitung-
komposisi-adukan-beton.html )

b. Beton Siap Digunakan ( Ready Mix )


Ready Mix adalah istilah beton yang sudah siap untuk digunakan tanpa
perlu lagi pengolahan dilapangan. Lalu metode konvensional biasa kita
sebut dengan site mix, proses pencampurannya dilakukan di lapangan.
Penggunaan ready mix, dapat mempercepat pekerjaan menghemat
waktu dengan kualitas beton yang tetap terjaga.Beton Tersebut dibeli
atau memesan langsung ke pabrik pembuat cor lalu diantar ke proyek
dengan menggunakan concrete mixer truck atau truck pengaduk dengan
tujuan agar coran beton tidak mengeras sepanjang perjalanan.

Gambar 3. Pengaduk Ready Mix (Concrete Mixer Truck)

15
(Sumber : http://www.google.com/concrete+mixer+truck/2015/01/07)

2. Pemotong Baja (Bar Cutter)


Pemotong Baja (Bar Cutter) yaitu alat pemotong baja tulangan sesuai
ukuran yang diinginkan. Pemotong besi (bar cutter) ada dua jenis yaitu bar
cutter manual dan bar cutter listrik. Keuntungan dari bar cutter listrik
dibandingkan bar cutter manual adalah bar cutter listrik dapat memotong
besi tulangan dengan diameter besar dan dengan mutu baja cukup tinggi,
disamping itu dapat mempersingkat waktu pengerjaan.
Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan kedalam
gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan detik
baja tulangan akan terpotong. Pemotongan untuk baja tulangan yang
mempunyai diameter besar dilakukan satu per satu. Sedangkan baja tulangan
yang diameternya lebih kecil, pemotongan dapat dilakukan beberapa buah
sekaligus sesuai dengan kapasitas dari alat.

Bar Cut ter Listrik Bar Cutter Manual

Gambar 4. Pemotong Baja (Bar Cutter)


(Sumber : http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/02/bar-bender-dan-bar-
cutter.html )

3. Pembengkok Baja ( Bar Bender )


Pembengkok Baja (Bar Bender) adalah alat yang digunakan untuk
membengkokkan baja tulangan dalam berbagai macam sudut sesuai dengan
perencanaan. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan dibengkokkan

16
dimasukkan diantara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur
sudutnya sesuai yang diinginkan dan panjang pembengkokkan.
Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci
pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan
berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender
dapat mengatur sudut pembengkokkan tulangan dengan mudah dan rapi.
Syarat-syarat pembengkokan baja tulangan ditentukan oleh batang tulangan
tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan, batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya, batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak
boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana.Dalam membengkok dan
meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
pemanasan diijinkan oleh perencana, batang tulangan dari baja keras tidak
boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana, dan batang tulangan harus
dipotong dan dibengkok sesuai dengan gambar kerja.

Bar Bender Listrik Bar Bender Manual


Gambar 5. Pembengkok Baja (Bar Bender)
(Sumber :http://tukangbata.blogspot.co.id/2013/02/bar-bender-dan-bar-cutter.html )

4. Vibrator Beton

Beton vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat
pengecoran dimana alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam
bekisting, dimana hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara
yang terjebak dalam air campuran beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan

17
oleh vibrator maka beton akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan juga
untuk menghindari adanya keropos atau sarang labah pada beton.

Mesin vibrator mampu menghasilkan tiga jenis getaran profil sinus sapuan, getaran
acak, dan disintesis kejutan. Beton vibrator terdiri dari tiga bagian utama :

a. Mesin sebagai alat penghasil getaran


b. Selang penghantar
c. Kepala Vibrator, terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol, alat
yang direndam dalam beton

Gambar 6. Vibrator Beton


(Sumber :https://khedanta.wordpress.com/2011/09/13/beton-vibrator/)

5. Concrete bucket dan pipa tremie


Concrete bucket adalah alat yang dipakai untuk mengangkut beton yang
berasal dar truck mixer sampai pada lokasi pengecoran. Pipa tremie adalah pipa
yang digunakan ketika pengecoran berlangsung. Pipa tremie disambungkan
dengan concrete bucket untuk menyalurkan beton dari concrete bucket ke
bekisting yang akan dicor.

Gambar 7. concrete bucket dan pipa tremie


(Sumber:http://www.boscaroitalia.com/public/images/gallery/benne/cn800x800.jpg)
6. Dump Truck

18
Dump truck adalah alat yang digunakan untuk memindahkan material ke
lokasi pembangunan.

Gambar 8. Dump Truck


(Sumber: https://www.commercialinsurance.net/dump_truck_insurance )
7. Kereta Sorong
Kereta sorong digunakan untuk mengangkut bahan yang tidak terlalu berat
seperti semen, pasir, kerikil dan bahan lainnya.

Gambar 9. Kereta Sorong


( Sumber : http://gusten85.blogspot.co.id/2016/04/solusi-mudah-membawa-
beban-dengan.html )
8. Selang Air
Selang air berfungsi untuk mengalirkan air ke lokasi pekerjaan, membantu
proses pekerjaan tukang, dan untuk penyiraman pelat lantai setelah pengecoran.

Gambar 10. Selang Air


( Sumber : http://diinfoke.blogspot.co.id/2014/01/cara-membersihkan-lumut-
dari-selang-air.html )
9. Linggis

19
Linggis digunakan untuk pembongkaran bekisting, permukaan linggis
digunakan untuk mencabut paku pada bekisting dan mencongkel bagian dari
sambungan bekisting.
.

Gambar 11. Linggis


( Sumber : http://ameritech-tools.blogspot.co.id/2013/06/linggis-pipih-
ameritech.html )
10. Unting-unting
Unting unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu
alat tukang yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda
atau bidang. Alat ini cukup sederhana dimana terbuat dari bahan besi dengan
permukaan berwarna besi putih, kuningan dan juga besi biasa, bentuknya
biasanya berbentuk prisma dengan ujung lainnya dibuatkan penempatan benang
kait. Namun dapat juga dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya dimana salah
satu ujungnya tetap dibuat runcing.

Gambar 12. Unting-unting

( Sumber : https://khedanta.wordpress.com/2011/08/24/unting-unting/ )

11. Perancah ( Scaffolding )

Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang berfungsi untuk


menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan
bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya scaffolding berbentuk suatu sistem
modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-

20
bahan lain. Scaffolding mempunyai jenis dan ukuran yang berbeda beda menurut
fungsinya dan area yang akan digunakan.

Gambar 13. Scaffolding

( Sumber : http://www.lammindonesia.com/produk-scaffolding-steger/ )
12. Peralatan Tangan (Hands Tools)

Selain alat alat konstruksi tersebut diatas terdapat juga peralatan tangan
sederhana yang sering digunakan dalam proyek bangunan gedung. Alatalat ini
dapat membantu tukang untuk pekerjaan yang ringan dan mendetail. Adapun
alatalat tersebut adalah :
a. Gergaji

Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis, yang salah satu tepinya dibuat
bergigi tajam dan diberi tangkai pemegang dari kayu. Gergaji merupakan
alat yang digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
Ada dua macam gergaji tangan yaitu gergaji tangan pemotong dan
gergaji tangan belah. gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk
memotong kayu, dengan arah menggergaji adalah tegak lurus terhadap arah
urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk sudut 45 terhadap
permukaan kayu.Berbentuk sudut 60 terhadap permukaan kayu.

Gambar 14. Gergaji

21
( Sumber : http://lihatsisisatunya.blogspot.co.id/2014/04/gergaji.html )

b. Martil atau Palu

Martil atau palu adalah alat yang digunakan untuk memberikan


tumbukan kepada benda.Palu umumnya digunakan untuk memaku,
memperbaiki suatu benda dan menghancurkan suatu obyek.
Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk
dan struktur.Bentuk umum palu terdiri dari gagang palu dan kepala palu,
dengan sebagian besar berat berada di kepala palu.

Gambar 15. Martil

( Sumber : https://djenarabunetti.blogspot.co.id/2012/11/palu.html )

c. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur nahan yang digunakan sesuai


dengan yang diinginkan. Bentuk dan jenis meteran ada berbagai jenis, antara
lain meteran kayu lipat, meteran yang terbuat dari baja dan lain-lain.

Gambar 16. Meteran

( Sumber : http://desainmanufaktur.bayuwiro.net/index.php )

d. Sendok Spesi

22
Kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat
spesi pada pemasangan bata. Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai
terbuat dari kayu.

Gambar 17. Sendok Spesi

( Sumber : http://desainmanufaktur.bayuwiro.net/index.php )

e. Tang Kawat (Kakak tua )

Alat ini digunakan untuk pekerjaan penulangan balok pada saat


pengikatan antara tulangan sengkang dan tulangan pokok, yaitu dengan cara
melilitkan kawat pengikat dengan kedua tulangan lalu mengikatkan kawat
tersebut dan memutarnya, ini dibuat agar tulangan tidak mengalami
pergeseran.

Gambar 17. Tang Kawat

( Sumber : http://dayad17.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-tang.html )

f. Ember

Kegunaan ember untuk mengambil air, menakar pasir atau seman, dan
sebagainya. Ember ada yang terbuat dari pelat baja tipis da nada juga yang
terbuat dari plastik.

23
Gambar 18. Ember

( Sumber : https://sbelen.wordpress.com/tag/ember/ )

g. Siku

Siku dibuat dari kayu atau logam yang digunakan untuk membuat
sudut 900 antara dua buah garis atau bidang rata yang saling berpotongan.
Alat ini membentuk sudut siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran
dalam cm.

Gambar 19. Siku

( Sumber : http://distributorbangunan.com/pasekonpenggaris-tebal-30-cm-xe/ )

h. Sekop

Sekop digunakan untuk menggaduk spesi, menggali tanah, dan


sebagainya. Sekop terbuat dari pelat baja yang diberi tangkai kayu.

24
Gambar 20. Sekop

( Sumber : http://2.bp.blogspot.com)

C. Bahan
Bahan bangunan adalah bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi.
Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu. Selain dari bahan
alami, produk buatan juga banyak digunakan dalam bangunan.
Bahan bahan yang digunakan untuk membangun harus bermutu baik
sehingga bangunan yang dihasilkan menjadi bangunan yang kuat dan tidak
mengecewakan pemilik proyek. Secara umum bahan bahan yang digunakan
dalam proyek pembangunan Citra Land adalah :
1. Semen Portland

Semen Portland adalah bahan kontruksi yang paling banyak digunakan


dalam pekerjaan beton. Semen Portland didefinsikan sebagai semen hidrolik
yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat
sebagai bahan tambahan yang digiling bersama- sama dengan bahan utamanya.
Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk
suatu massa padat dan mengisi rongga- rongga udara diantara butir-butir agregat.
Walaupun komposisi semen dalam beton hanya sekitar 10%, namun karena
fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting
(Mulyono, 2004).

Semen Portland yang digunakan di Indonesia harus memenuhi syarat


SII.0013-81 atau Standar Uji Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalan standar tersebut.Semen merupakan
bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di
sector konstruksi sipil. Jika di tambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika
di tambahi agregat halus pasta semen akan menjadi mortar yang digabungkan
dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras
akan menjadi beton keras (Concrete). Semen yang digunakan untuk pekerjaan
beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan spesifikasi teknik yang

25
diberikan. Pemilihan tipe semen ini kelihatannya mudah dilakukan karena semen
dapat langsung diambil dari sumbernya (pabrik). Hal itu hanya benar jika
standar deviasi yang ditemui kecil, sehingga semen yang berasal dari beberapa
sumber langsung dapat digunakan. Akan tetapi , jika standar deviasi hasil uji
kekuatan semen besar, hal tersebut akan menjadi masalah. Saat ini banyak tipe
semen yang ada dipasaran sehingga kemungkinan variasi kekuatan semennya
pun besar.

Semen yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan Perumahan


Citra Land bervariasi diantaranya : Semen Portland Padang, Holcim dan
Andalas
Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen Portland yang terdapat di
Indonesia adalah :
a. Semen Tipe I
Semen jenis ini adalah jenis semen yang diperguanakan pada
konstruksi beton secara umum, serta tidak memerlukan
persyaratan khusus. Semen ini dipergunakan untuk konstruksi
jembatan, jalan, beton bertulang, pipa, tangki dan batako.
b. Semen Tipe II
Semen perubahan, dimana semen ini harus tahan terhadap
pengaruh sulfat dari lingkungan seperti pada bangunan drainase
yang konsentrasi sulfatnya sedang atau panas hidrasi semen
sedang.
c. Semen Tipe III
Semen ini memiliki waktu pengerasan ysng sangat cepat, umumnya
dalam waktu kurang dari 1 minggu. Semen ini digunakan untuk
bangunan yang membutuhkan kekuatan awal beton yang tinggi dan
pemakainnya sesegera mungkin.
d. Semen Tipe IV
Semen ini memiliki panas hidrasi yang rendah sekitar 15 % - 35 %
dari panas hidrasi semen tipe I, II, III. Semen ini digunakan untuk
bangunan yang tidak memerlukan panas hidrasi yang tinggi.

26
e. Semen Tipe V
Semen jenis ini digunakan untuk mencegah sifat sulfat dari
lingkungan. Umumnya semen ini digunakan untuk bangunan yang
berada dibawah tanah.
Beberapa Persayaratan PBI 1971 mengenai semen yaitu:
a. Akibat proses hidrasi, sering terdapat gumpalan-gumpalan semen di
kantong semen. Semen yang terdapat gumpalan tersebut tidak boleh
dipakai, karena akan menguarngi fungsi semen sebagai bahan pengikat.
b. Semen yang berbentuk bubuk masih dapat dipakai dengan syaray
gumpalan semen harus dipisahkan dengan menyaring semen tersebut.
c. Untuk beton mutu K175 dan mutu lebih tinggi, jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran berat.

Gambar 21. Semen

( Sumber : http://mafiaharga.com/683-harga-semen-terbaru/)
2. Agregrat
Agregat adalah butiran-butiran mineral yang dicampurkan dengan
semen portland dan air yang menghasilkan beton (PBBI 1971, 1979 : 22).
Mengingat komposisi agregrat pada campuran beton berkisar 60% - 70%
maka kualitas agregrat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan
agregrat yang baik, beton dapat dikerjakan kuat dan tahan lama serta
ekonomis.
Menurut Silvia Sukirman (2003), agregat merupakan butir-butir batu
pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun
buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil
atau fragmen-fragmen. Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi

27
sebagai bahan pengisian campuran mortar atau beton. Agregat terbagi
menjadi 2 jenis yaitu : agregat halus dan agregat kasar.
Berdasarkan ukuran butir nominal agregrat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Agregrat Halus
Agregrat halus adalah agregrat yang semua butirnya menembus
ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM
C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976).

Agregat halus umumnya terdiri dari pasir atau partikel - partikel yang
melewati saringan 4 mm atau 5 mm (Dipohusodo, 1996 : 5).

Syarat-syarat agregat halus menurut PBI 1971 (1979 : 23) adalah: 1)


Terdiri dari butir-butir yang tajam, keras, dan tidak mudah pecah/ hancur
akibat pengaruh-pengaruh cuaca , 2) Tidak mengandung lumpur lebih dari
5 % , 3) Butiran-butirannya beraneka ragam , 4)Tidak mengandung bahan-
bahan organik.

Gambar 22. Pasir


( Sumber : http://civilkitau.blogspot.co.id/2015/01/agregat-halus-bahan-
konstruksi.html)
b. Agregrat Kasar
Agregrat kasar adalah agregrat yang semua butirnya tertinggal di atas
ayakan 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM C33,1982) atau 5,0
mm (BS.812,1976). Agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih
dari 5 mm (PBI 1971, 1979 : 24).
Syarat-syarat agregat kasar menurut SK SNI 1994 adalah:
a. Ukuran butir minimal 5 mm

28
b. Tidak boleh mengadnung lumpur lebih dari 1% (terhadap berta
kering), jika lebih dari 1% agregat kasar harus dicuci
c. Agregat terdiri batuan keras dan tidak berpori, tidak mudah
pecahh atau hancur akibatpengaruh cuaca
d. Tidak mengandung zat yang dapat merusaka beton dan tulangan
seperti zat reaktif alkali

Agregat kasar yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi


persyarata-persyaratan sebagai berikut:
a. Susunan butir (gradasi baik)
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan reaktif terhadap alkali
dalam semen, yang jumlahnya cukup cukup dapat menimbulkan
pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau beton. Agregat yang
reaktif terhadap alkali dapat dipakai untuk pembuatan beton dengan
semen yang kadar alkalinya tidak lebih dari 0,06% atau dengan
penambahan bahan yang dapat mencegah terjadinya pemuaian.
c. Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak
berpori atau tidak akan pecah atau hancur oleh pengaruk cuaca seperti
terik matahari atau hujan.
d. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan
no.200), tidak boleh melebihi 1% (terhadap berat kering). Apabila kadar
lumpur melebihi 1% maka agregat harus dicuci.
e. Kekerasan butiran agregat kasar jika diperiksa dengan mesin Los
Angeles dimana tingkat kehilangan berat lebih kecil dari 50%.

Gambar 23. Kerikil


( Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Agregat)

3. Beton Siap Pakai (Ready Mix)

29
Kini beton siap pakai makin banyak digunakan dalam konstruksi
bangunan beton bertulang. Perlu kerjasama yang baik antara pemasok
beton jadi dengan kontraktor pada semua tahap, mulai dari pemesanan
sampai penuangan. Perlu perencanaan yang lebih teliti sebab semakin
banyak jumlah beton yang akan dikerjakan.

Syarat beton maupun kubikasi dari setiap campuran perlu


diberitahukan kepada pemasok. Mutu yang dipesan dapat berupa mutu
tertentu (misalnya 25 Mpa) dimana perencanaan mix design ini akan
dilakukan oleh pemasok, atau dengan memberikan perbandingannya
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan.

Kadang-kadang terdapat pesanan khusus, misalnya menggunakan


agregat tertentu atau semen tertentu atau menambahkan bahan kimia
pembantu tertentu. Jika ada penundaan di lapangan, terutama bila masih
akan ada pengiriman lagi, sebaiknya memberitahu supplier agar truknya
dapat dikirim ke tempat lain. Sebaiknya menempatkan satu orang, khusus
untuk menangani beton siap pakai dilapangan (Paul Nugraha dan Antoni,
2007).

Gambar 24. Ready Mix


( Sumber :http://materialdanbahanbangunan.blogspot.co.id/2012/08/harga-
beton-readymix.html)

4. Baja Tulangan

30
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa
mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik
dalam suatu sistem struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan
penulangan yang terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik
yang bakal timbul di dalam sistem. Untuk keperluan penulangan tersebut
digunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis menguntungkan, dan
baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja lonjaran ataupun
kawat rangkai las (wire mesh) yang berupa batang kawat baja yang
dirangkai (dianyam) dengan teknik pengelasan.
Agar dapat berlangsung lekatan erat antara baja tulangan dengan
beton, selain batang polos berpenampang bulat (BJTP) juga digunakan
batang deformasian (BJTD), yaitu batang tulangan baja yang
permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi sirip teratur dengan pola
tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada proses produksinya. Baja
tulangan polos (BJTP) hanya digunakan untuk tulangan pengikat
sengkang atau spiral, umumnya diberi kait pada ujungnya (Istimawan
Dipohusodo, 1993).
Batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah.
Batang-batang tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda-tanda
yang jelas satu dengan yang lainnya, sehingga tidak mungkin saling
tukar. Penimbunan batang-batang tulangan diudara terbuka untuk jangka
yang waktu yang panjang harus dicegah (PBI 1971, 1979).
Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu
1. Baja Tulangan Polos (BJTP)
2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)
Tulangan Polos biasanya digunakan untuk tulangan
geser/begel/sengkang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
sebesar 240 MPa (disebut BJTP-24), dengan ukuran 6, 8, 10, 12,
14 dan 16 (dengan menyatakan simbol diameter polos).
Tulangan Ulir/deform digunakan untuk untuk tulangan longitudinal
atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
300 MPa (disebut BJTD-30). Ukuran diameter nominal tulangan ulir
yang umumnya tersedia di pasaran dapat dilihat di bawah :

31
Gambar 25. a.Tulangan ulir b.Tulangan polos
(Sumber : http://ronymedia.wordpress.com/2015/02/15)
5. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan di bumi. Salah satunya adalah dalam hal pembuatan
beton. Pada pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan
untuk melarutkan semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan
semen) yang kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar
sampai paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir
agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan,
penuangan, maupun pemadatan (Tri Mulyono : 2003).
Air tesebut harus berasal dari sumber yang sama dan terbukti dapat
menghasilkan beton yang memenuhi syarat - syarat fisik, antara lain air
harus bersih dan tidak keruh, dapat diminum, tidak berbau, dan tidak
meninggalkan endapan. Sedangkan syarat syarat kimiawi, antara lain
tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak
mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, dan pH air
antara 6,5 9,2.
6. Kayu, Papan dan Multiplek
Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik
penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus
pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Kayu digunakan
sebagai perancah dan penguat bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu
dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu dan sifatnya sementara, maka
dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup
kuat menahan beban yang akan diterima.

32
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu
khususnya untuk cetakan bekisting seperti, kayu harus berkualitas baik,
tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang
digunakan dapat berupa balok, papan multiplex atau multiplex.
Kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan kualitas yang
baik yaitu kayu yang digunakan harus lurus dan tidak terdapat cacat
berupa retak retak dimensi penampang kayu harus sesuai rencana kelas
dan jenis mutu kayu harus sesuai dengan penggunaan agar kualitas
kekuatan terjamin.
Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibagi tiga golongan, yaitu :
a. Kayu bangunan struktural adalah kayu yang digunakan pada
struktur bangunan
b. Kayu bangunan nonstruktural adalah kayu bangunan yang
digunakan dalam bagian bangunan yang tidak berfungsi sebagai
sruktur bangunan
c. Kayu bangunan untuk keperluan lain adalah kayu yang tidak
termasuk ke dalam kedua golongan diatas, tetapi dapat
dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong atau bangunan
sementara.

Berikut standar ukuran kayu lapis dalam perdagangan yaitu :

244 x 122 x 0,4 cm (tripleks)

244 x 122 x 0,6 cm (tripleks)

244 x 122 x 0,9 cm (tripleks)

213,5 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks jati)

213,5 x 94,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil)

183 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil)

244 x 122 x 1,4 cm (multipleks)

33
244 x 122 x 1,5 cm (multipleks)

244 X 122 x 1,8 cm (multipleks)

244 x 122 x 2,4 cm (multipleks)

Gambar 26. Kayu


( Sumber :http://njkontraktor.com/articles/material-bangunan/kayu/)
7. Kawat Pengikat
Kawat pengikat digunakan untuk mengikat baja tulangan agar tetap
pada tempatnya, tidak berubah jaraknya dan sesuai dengan konstruksi
yang dikehendaki. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak,
berdiameter minimum 1mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.

Gambar 28. Kawat


( Sumber :http://pancalogamjakarta.blogspot.co.id/2012/04/kawat-bendrat-
kawat-beton-rrt-asli.html)
8. Bahan Tambahan (Admixture)
Admixture atau bahan tambahan adalah bahan bahan yang
ditambahkan kedalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran
berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat sifat dari
beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk

34
menghemat biaya. . Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral
yaitu :

a. Memperbaiki kinerja workability


b. Mengurangi panas hidrasi
c. Mengurangi biaya pekerjaan beton
d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
e. Mempertinggi usia beton
f. Mempertinggi kekuatan tekan beton
g. Mempertinggi keawetan beton
h. Mengurangi penyusutan

Gambar 29. Bahan Tambahan


( Sumber :http://konstruksimania.blogspot.co.id/2012/10/material-tambahan-
beton.html)

D. Pelaksanaan Pekerjaan Balok Kolom


1. Balok
Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk
menopang lantai diatasnya, balok juga berfungsi sebagai penyalur momen
menuju kolom-kolom. Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen
struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga
geser.
Konstruksi balok biasanya berupa balok bertulang yang merupakan
konstruksi yang sudah tidak asing dalam teknik sipil. Balok beton bertulang
lebih sering dirancang memikul momen lentur dengan menggunakan penampang
bertulang ganda, sebab ditinjau dari mekanisme lentur memiliki daktilitas yang
lebih besar daripada penampang bertulang tunggal.
Balok merupakan bagian konstruksi yang posisinya mendatar yang
mempunyai penampang tidak banyak variasinya karena kadang-kadang balok
tidak kelihatahan atau hanya kelihatan sebagian, sehingga jika ditinjau dari segi

35
artistiknya kurang berperan jika dibandingkan dengan kolom yang berdiri
ditengah ruangan. Pada umumnya, balok berpenampang segi empat dan ada juga
berpenampang lain. Penampang segi empat panjang mempunyai daya dukung
yang besar tehadap beban yang bekerja. Ditinjau dari segi pembebanannya,
umumnya merupakan beban yang vertikal dan tegak terhadap penampang.

Adapun langkah-langkah pekerjaan balok, yaitu :

a. Penentuan elevasi balok


Penentuan elevasi balok dan plat lantai harus dilakukan secara cermat
dan teliti, agar menghasilkan elevasi yang sama dalam pembuatan balok dan
plat lantai. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari kolom atau
dinding yang telah di waterpass yang kemudian dilabeling atau di beri tanda.

Gambar 30. Penentuan Elevasi Balok Pada Kolom


http://ribuan-cara.blogspot.co.id/2011/10/metode-pelaksanaan-kolom-
pada-bangunan.html
b. Pekerjaan bekisting balok
Awal pembuatan suatu konstruksi bekisting untuk balok dimulai
dengan membuat suatu konstruksi penyangga dari kayu atau tiang (besi)
bersekrup, kemudian bagian atasnya dipasang balok melintang.
Penyangga disarankan untuk memakai penyangga berkaki dua. Diatas
bagian balok melintang dipasang dasar-balok dari papan kayu atau balok.
Sekat sisi yang telah dibuat lebih dahulu dapat diatur terhadap balok.
Untuk mencegah bagian bawah bekisting akan tertekan keluar ketika beton
dicor, maka bagian bawah dari sekat sisi ditahan dengan kelam pengganjal.
Kelam ini (dapat berupa papan atau balok kayu) dipakukan dengan balok
melintang. Pada bagian kelam tersebut dipasang balok penyangga yang
menyangga bekisting lantai pula.

36
Gambar 31. Pemasangan Bekisting Balok
http://andykasipil.blogspot.co.id/2011/12/galeri-foto-pada-proyek.html

Bagi balok-balok yang tingginya lebih dari 550 mm, dibagian sekat sisi
perlu disangga untuk menahan lentur. Dibagian setengah dari tinggi balok
dipasang balok penyangga dengan pen senter sebagai penjaga jarak pula.
Untuk menjamin kedudukan bekisting balok, pendukung miring harus
cukup. Selain memakai balok penyangga empat persegi, dapat memakai
balok penyangga bulat juga. Dengan memakai balok yang lebih besar,
beban-beban yang diperkenakan lebih besar pula.
Diatas bagian stempel dapat pula dipasang dua balok melintang yang
sejajar sumbu balok. Supaya dapat menyangga alas balok, diatas bagian
balok melintang dipasang balok anak. Tentunya penyangga untuk bekisting
balok dapat memakai stempel baja ulir.
c. Pembesian balok
1) Pengukuran
Mengukur tulangan yang akan dipotong sesuai dengan daftar
kebutuhan tulangan dengan cermat dan teliti agar terhindar dari
pemborosan.
2) Pemotongan
Mesin pemotong (Bar Cutter) ditempatkan tetap diantara dua meja
kerja. Setelah pengikat bundelan diputus, batang-batang dibawa oleh
pekerja ke meja pemotong.tergantung pada kapasitas mesin pemotong
dan diameter batang, maka satu batang atau lebih dapat dipotong
bersama-sama. Batang yang tidak perlu dibengkok akan dibundel serta
dicantumi dengan label dan selanjutnya diletakkan secara terpisah.

Gambar 32. Pemotongan Tulangan


http://hendricho1988.blogspot.co.id/2014_12_01_archive.html
3) Pembengkokan

37
Mesin pembengkok modern (Bar Bender) dapat diatur dengan
mudah untuk membentuk bengkokan sesuai dengan gambar. Dengan
demikian seluruh batang mempunyai kesamaan sudut lengkung.

Gambar 32. Pembengkokan Tulangan

Sumber : https://magnesiumkarbonat.wordpress.com/2011/11/24/metode-
pelaksanaan-gedung-tinggi/

Gambar 30. Pembengkokan Tulangan


( Sumber :http://sipilworld.blogspot.co.id/2013/04/ketentuan-standard-detail-
struktur.html)
Keterangan:

1 = piringan baja 4 = Penahan


2 = Pin 5 = Tulangan
3 = Lubang untuk pin 6 = Pin as tengah

Kait dan pembengkokan SNI-2847-2013 :

38
Syarat Diameter pembengkokan tulangan sesuai SNI-2847-2013, yaitu:

Tabel 1. Tabel Diameter Bengkokan Minimum


Syarat Cara pembengkokan tulangan sesuai SNI-2847-2013, yaitu:

4) Perakitan/pengayaman
Penganyaman tulangan balok didalam bekisting umumnya
dikerjakan sebagai berikut. Sengkang diletakkan tegak pada ujung balok

39
didalam bekisting. Letakkan batang-batang diatas tiga blok beton kecil
yang terletak diatas batang bekisting bagian bawah. Tandai dengan
kapur-tulis jarak-jarak sengkang pada sebuah batang sudut bawah dan
bagikan sengkang-sengkang dari ujung ke pertengahan. Sengkang tengah
ditumpukkan diatas kelos perletakan. Sengkang-sengkang diikat dengan
batang sudut bawah secara ikatan sadel. Selanjutnya, hubungkan bagian
batang disudut atas dan ikat sekerasnya. Lakukan untuk sengkang-
sengkang yang bersebelahan sesuai dengan yang bersebelahan (R. Sagel,
dkk, 1993)..

Gambar 33. Penganyaman tulangan balok


Sumber : http://baidlowie23.blogspot.co.id/p/mendetail-sloof.html

d. Pengecoran balok
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuan yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan. Menurut R. Sagel, dkk (1993:176) tinggi jatuh bebas beton akan
dibatasi sampai sekitar 1,5 meter.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa
berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan ini
dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan memukul-
mukul cetakan, tetapi dianjurkan menggunakan alat-alat pemadat mekanis
(alat penggetar).
Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat penggetar, juga
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

40
1) Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-
kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring 450.
2) Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
3) Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
4) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umunya tidak boleh lebih tebal dari 30 atau 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapisnya dapat
dipadatkan dengan baik.

Gambar 34. Pengecoran balok dan plat


Sumber :https://i.ytimg.com/vi/iZGdr9HDkFQ/maxresdefault.jpg

e. Pembongkaran bekisting
Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi
tersebut dengan sistim cetakan dan acuan yang masih ada telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran cetakan dan acuan tidak dibuat benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, cetakan dan acuan baru boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 minggu. Apabila dalam hal ini ada jaminan bahwa setelah cetakan
dan acuan dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak

41
akan melampaui 50% dari beban rencana total, maka pembongkaran cetakan
dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2 minggu. Jika tidak
ditentukan lain, cetakan samping dari balok boleh dibongkar setelah 3 hari
sedangkan penyangga belum dibongkar. Pembongkaran bekisting harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bentuk balok, misalnya saja
pada ujung dan sudut-sudut balok.

Gambar 35. Pembongkaran Bekisting


Sumber :https://i.ytimg.com/vi/2fOWW1SsiwY/hqdefault.jpg
f. Perawatan
Perawatan pembasahan dilakukan dilapangan. Pekerjaan perawatan
dengan pebasahan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Menyelimuti permukaan beton dengan air
2) Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
3) Menyirami permukaan beton dengan kontinyu
4) Melapisi permukaan beton dengan air dengan melakukan compound

Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton


dari:

1) Kehilangan air-semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete


2) Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama
3) Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar

42
Gambar 36. Perawatan beton
Sumber :http://lauwtjunnji.weebly.com/curing-beton.html

2. Kolom

Pada suatu konstruksi bangunan gedung, kolom berfungsi sebagai


pendukung beban-beban dari balok, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui
pondasi. Beban dari balok ini berupa beban aksial tekan serta momen lentur
(akibat kontinuitas). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah batang
tekan vertikal dari suatu rangka struktur yang mendukung beban aksial
dengan/tanpa momen lentur.
Pada struktur bangunan, kolom merupakan komponen sruktur yang paling
penting untuk diperhatikan, karena apabila kolom ini mengalami kegagalan
maka dapat berakibat keruntuhan struktur bangunan atas dari gedung secara
keseluruhan.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarik dan tekan. Gabungan kedua material
ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktur lain bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan, kolom dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
Kolom segi empat, baik berbentuk empat persegi panjang maupun
bujursangkar, dengan tulangan memanjang dan sengkang
Kolom bulat dengan tulangan memanjang dan sengakang atau spiral
Kolom komposit, yaitu kolom yang terdiri atas beton dan profil baja struktur
yang berada didalam beton
Langkah-langkah pekerjaan kolom :

a. Penentuan as kolom
Titik-titik dari dimensi kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan
pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan.
Proses pelaksanaan:

43
1) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari
titik BM (Bench Mark)
2) Buat as kolom dari garis pijaman
3) Pemasangan patok dimensi kolom bangunan (tanda berupa garis sipatan)

Gambar 37. Penentuan as kolom


Sumber : http://satriamadangkara.com/pemasangan-dan-pengecoran-
pondasi-cakar-ayam/

b. Pembesian kolom
Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam
dalam keadaan terlentang, kemudian sangkar diletakkan di atas tulangan
stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada
pelaksanaan. Mula-mula sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang
diikatkan pada stek-stek yang ada. Setelah pengikatan selesai dilakukan
penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-batang sengkang. Mula-mula
sengkang teratas diikat, kemudian sengkang-sengkang yang lain dari sebelah
atas ke bawah.
Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan
sengkang dan serentak dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-
batang. Ketika pengikatan sengkang secara sambungan sadel untuk tiap
sengkang, (pada batang-batang sudut dan batang-batang yang lain dengan
sengkang lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula.
Minimal jumlah penahan jarak yaitu : satu per m lajur bidang sisi. Untuk
kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal dua per m 2 bekisting (R.
Sagel, dkk, 1993).

44
Gambar 38. Pembesian Kolm
Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com/2012/03/ketentuan-
standard-penggambaran-detail.html

c. Pemasangan bekisting kolom


Sebelum mengatur bekisting kolom, awal mulanya tempat dari kolom
ditandai diatas lantai beton. Selanjutnya suatu krans pengatur dipakukan ke
lantai untuk bekisting kolom. Sekarang dijamin penempatan kolom dengan
tepat. Setelah tulangan kolom selesai dianyam, empat dinding kayu pemisah
dipasang didalam krans pengatur dan dibagian ujung siku-sikunya dipaku.
Agar tekanan beton mortar dapat diterima, jumlah krans harus cukup
dipasang. Krans kolom ini dapat dibuat dari empat bilah papan yang
dipakukan yang satu dengan yang lain dengan jarak s.k.s dari krans
(maksimal 750 mm) dan makin kebawah semakin dekat jaraknya. Krans
kayu dapat ditukar dengan empat batang krans baja yang spesial dibuat,
dimana dalam waktu singkat mudah dipasang dan pembongkarannya.
Suatu bekisting kolom yang berukuran besar dan misalnya dari
multipleks, umumnya disangga dengan penegak vertikal yang
dikombinasikan dengan gording ganda horisontal dan batang-batang penarik.
Cara bekisting demikian memerlukan banyak tenaga kerja.

Gambar 38. Pemasangan Bekisting Kolom


Sumber : http://kadinbogor.blogspot.co.id/2011/07/tiang-kolom-lt2-
selesai-dikerjakan.html

45
d. Pengecoran kolom
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuan yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan. Menurut R. Sagel, dkk (1993:176) tinggi jatuh bebas beton akan
dibatasi sampai sekitar 1,5 meter.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa
berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan ini
dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan memukul-
mukul cetakan, tetapi dianjurkan menggunakan alat-alat pemadat mekanis
(alat penggetar). Dalam hal digunakan alat penggetar, maka slump dari
betonnya disesuaikan dan pada umumnya tidak boleh digunakan slump yang
lebih dari 12,5 cm.
Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat penggetar, juga
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-
kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring 450.
2) Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
3) Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
4) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umunya tidak boleh lebih tebal dari 30 atau 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapisnya dapat
dipadatkan dengan baik.
5) Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan milai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen muai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan

46
jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum
dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
6) Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

Gambar 39. Pengecoran Kolom


Sumber : http://myedision.blogspot.co.id/2015/09/cor-kolom.html

e. Pembongkaran bekisting
Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi
tersebut dengan sistim cetakan dan acuan yang masih ada telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran cetakan dan acuan tidak dibuat benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, cetakan dan acuan baru boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 minggu. Apabila dalam hal ini ada jaminan bahwa setelah cetakan
dan acuan dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak
akan melampaui 50% dari beban rencana total, maka pembongkaran cetakan
dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2 minggu. Jika tidak
ditentukan lain, pembongkaran bekisting bidang sisi dari kolom boleh
dibongkar setelah 3 hari. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak bentuk kolom, misalnya saja pada ujung dan
sudut-sudut kolom.

47
Gambar 40. Pembongkaran Bekisting Kolom
Sumber : http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/12/tahap-
pembongkaran-bekisting.html

f. Perawatan
Perawatan dilakukan selama 7 hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal selama 3 hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab,
kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat (Mulyono, 2004).
Untuk menanggulangi kehilangan air dalam beton ini dapat dilakukan
langkah-langkah perbaikan dengan perawatan pelaksanaan Curing
Compound, dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari parafin sebagai
selaput lilin yang dicampur dengan air.
2) Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilang
selama beberapa minggu).
3) Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.

Gambar 41. Perawatan Kolom


Sumber : http://maygunrifanto.blogspot.co.id/2011/03/metode-kerja-
kolom-pada-bangunan-gedung.html

48

Anda mungkin juga menyukai