LANDASAN TEORI
Menurut Iman Soeharto ( 1990 : 29) fungsi organisasi secara umum yang erat
kaitannya dengan kegiatan proyek adalah sebagai berikut :
5
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja
sesuai dengan kondisi pekerjaan seperti berikut :
a) Pengelompokan dalam satu sistematika tertentu.
b) Pekerjaan dari tiap-tiap petugas dari organisasi itu.
c) Tanggung jawab dari tiap-tiap petugas dalam rangka pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepadanya.
d) Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.
e) Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian-bagian dalam organisasi itu.
f) Ukuran-ukurannya yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya
pelaksanaan tugas tiap tiap petugas dalam organisasi.
Dalam pembangunan sebuah proyek mempunyai tahap-tahap manajemen proyek
yaitu:
a. Planning (Perencanaan)
Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan dari mulai awal sampai akhir termasuk tujuan-tujuan yang akan
dicapai dari proses pembangunan proyek.
b. Organizing (Organisasi)
Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang bekerja secara
efektif dan terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati
bersama.
c. Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Pelaksanaan merupakan realisasi dari proses perencanaan yang dilakukan
oleh semua anggota kelompok dengan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
d. Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu adanya
pengawasan sebagai control dan koreksi terhadap segala penyimpangan yang
mungkin terjadi.
e. Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang
baik antar semua pihak yang terlibat didalamnya.
Manajemen proyek yang baik, didukung oleh kegiatan administrasi yang baik
pula, sehingga akan dapat dengan mudah memonitor suatu kegiatan proyek di
lapangan, mudah untuk memantau tingkat kemajuan proyek dan akan memudahkan
6
dalam menentukan kebijaksanaan atau langkah-langkah yang harus diambil oleh
pelaksana proyek.
Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasi adalah
sebagai berikut :
a) Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap-tiap
petugas.
b) Pemberian tanggung jawab harus disertai dengan pelimpahan-
pelimpahan wewenang yang memadai.
c) Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari
seorang atasan saja.
d) Petugas dalam bagian-bagian tertentu sesuai luasnya tanggung
jawab pekerjaan, perlu diberikan tenaga pembantu yang diperlukan.
e) Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara
langsung tidak lebih dari jumlah yang dapat dikuasainya atau diawasinya.
f) Pembagian tugas didasarkan pada analisa tentang aktivitas-
aktivitas pekerjaan, harus dilaksanakan dan kemudian dikelompokkan
menjadi satu tim.
Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka
penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan. Hal diatas meliputi penugasan terhadap orang-orang dalam kegiatan serta
menunjukkan hubungan kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
7
Gambar 1. Struktur organisasi proyek secara umum
(Sumber : http://bestananda.blogspot.co.id/2014/02/kontraktor-pelaksana.html)
8
e. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja
f. Menyelesaikan dan menandatangani semua perizinan yang berkaitan
dengan pembangunan proyek
g. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan
h. Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor
i. Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai dari kontraktor, konsultan
perencana dan konsultan pengawas
9
b. Memeriksa dan memeberikan perestujuan bagi waktu pemberian
pembayaran angsuran biaya pelaksanaan
c. Membuat gambar-gambar atau syarat-syarat tambahan untuk
menyesuaikan dengan keadaan, bila dianggap perlu, untuk memperjelas
hal-hal yang dianggap belum cukup jelas dalam dokumen kontrak
d. Pelaksana (Kontraktor)
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
serta Gambar-Gambar Kerja ) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktor
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang
telah ditetapkan dalam dokumen kontrak
b. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan
c. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada owner
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek
e. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja
f. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat
kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya
g. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai
10
a. Memimpin pelaksanaan pekerjaan dengan memperdayagunakan sumber
daya terhadap kelancaran pengendalian mutu, biaya dan juga waktu
b. Mengatur fungsi suatu organisasi dalam bidang pengawasan pekerjaan
c. Menghadiri rapat-rapat koordinasi dilapangan, baik itu owner maupun mitra
usaha
d. Sebagai koordinasi dengan pihak konsultan yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek.
11
Fungsi dari seorang teknisi yaitu mengatur dan mengawasi semua peralatan
dan bahan yang digunakan dibawah pengawasan project manager. Dan tugas-
tugasnya yaitu dengan :
a. Mengontrol dan menganalisa penggunaan mesin dan peralatan selama
pekerjaan berlangsung hingga selesai.
b. Sebagai teknisi untuk alat alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek.
c. Membuat laporan penggunaan alat berat dan mesin.
i. Pelaksana ( Supervisor )
Adapun tugas dari pelaksana adalah:
a. Mengerahkan mandor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar kerja dan RKS.
b. Menyusun laporan realisasi pekerjaan.
c. Memantau dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
gambar kerja dan RKS.
k. Logistik ( Logistic )
Yang menjadi tanggung jawab dan tugas dari logistic adalah :
a. Membantu manager proyek dalam urusan keuangan dan logistik.
b. Mengelola tugas - tugas pengadaan barang.
c. Melaksanakan pencatatan mengenai pengeluaran dan pemasukan barang
dan memeriksa kembali pada akhir suatu pekerjaan.
d. Menyiapkan suatu perjanjian jual beli barang.
12
Adapun tugas dan tanggung jawab dari quantity surveyor (QS) adalah:
a. Menghitung volume pekerjaan dan kebutuhan material yang dibutuhkan
dalam setiap item pekerjaan bangunan.
b. Mengecek kebutuhan material apakah sudah sesuai atau belum.
n. Mandor ( Foreman )
Tugas dan tanggung jawab dari mandor adalah:
a. Menerima masukan mengenai apapun yang berkaitan dengan pekerjaan
dari para tukang.
b. Mempertanggung jawabkan pengadaan tenaga tukang dan apa saja yang
dihasilkan tukang selama dalam pengerjaan.
c. Dapat mengkoordinasikan tukang yang bekerja.
d. Mengawasi jalannya pekerjaan sesuai dengan bagiannya masing-masing
(mandor batu dan beton, mandor besi, dan lain-lain).
e. Memberikan laporan kepada pelaksana bila terjadi hambatan kerja.
p. Tukang ( Builders )
Suatu pekerja dengan keahlian yang dimiliki dapat diterapkan dalam suatu
pekerjaan, disebut dengan tukang. Dimana keahlian tersebut sebagai tukang
kayu, batu, besi, dan tukang cat. Tugas dan tanggung jawab tukang adalah:
a. Mempertanggung jawabkan pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan.
b. Bertanggung jawab kepada mandor atas pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Membantu mandor jika ada hal yang diperlukan mengenai pekerjaan yang
dilakukan.
d. Mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan job sheet pekerjaan dilapangan.
B. Alat
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud Kamus Besar Bahasa Indonesia,
13
(2005 : 30). Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dari dua hal, yaitu keuntungan
yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian proyek Soeharto (1997). Keduanya
tergantung pada perencanaan yang cermat terhadap metode pelaksanaan, penggunaan
alat dan penjadwalan. Pemilihan peralatan yang tepat memegang peranan yang
sangat penting. Peralatan dianggap memiliki kapasitas tinggi bila peralatan tersebut
menghasilkan produksi yang tinggi atau optimal tetapi dengan biaya yang rendah.
Alat Konstruksi atau sering juga disebut dengan alat Berat.. Menurut Asiyanto
(2008 ) alat berat merupakan alat yang sengaja diciptakan/didesain untuk dapat
melaksanakan salah satu fungsi/kegiatan proses konstruksi yang sifatnya berat bila
dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti : mengangkut, mengangkat, memuat,
memindah, menggali, mencampur, dan seterusnya dengan cara mudah, cepat, hemat,
dan aman. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk
memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih
singkat. Alat alat konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan proyek bangunan
Rumah Citra land antara lain :
1. Pengaduk Beton atau Pencampuran Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material,
yang bahan utamanya terdiri dari medium campuran antara semen, agregat
halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu.
Karena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari
kualitas masing-masing material pembentuk. (Tjokrodimulyo, 1992).
Proses pembentukan beton adalah penyatuan dari komponen - komponen
penyusun beton menjadi sebuah material yaitu beton sesuai dengan syarat
syarat yang kita kehendaki dan inginkan. Proses pembentukan beton dibantu
dengan alat pengaduk beton atau pencampur beton. Komponen - komponen
penyusun beton dilekatkan menjadi satu oleh pasta semen (semen dicampur
dengan air).
Pengaduk beton adalah alat yang digunakan untuk mengaduk bahan material
yang dibutuhkan dalam campuran beton seperti semen, pasir, kerikil dan air
sehingga tercampur secara merata untuk pengecoran. Pengadukan beton
berdasarkan tempat pengadukannya dibagi menjadi 2, yaitu :
14
a. Pengadukan di tempat ( Site Mix )
Pengadukan di tempat atau site Mix Lazimnya ditempat kita dikenal
dengan 2 metode yaitu dengan pencampuran manual ( tenaga manusia
menggunakan skope, cangkul ) dan yang kedua dengan menggunakan
mesin molen.
15
(Sumber : http://www.google.com/concrete+mixer+truck/2015/01/07)
16
dimasukkan diantara poros tekan dan poros pembengkok kemudian diatur
sudutnya sesuai yang diinginkan dan panjang pembengkokkan.
Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang dengan kunci
pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok akan
berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar bender
dapat mengatur sudut pembengkokkan tulangan dengan mudah dan rapi.
Syarat-syarat pembengkokan baja tulangan ditentukan oleh batang tulangan
tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan, batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya, batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak
boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di
dalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana.Dalam membengkok dan
meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
pemanasan diijinkan oleh perencana, batang tulangan dari baja keras tidak
boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana, dan batang tulangan harus
dipotong dan dibengkok sesuai dengan gambar kerja.
4. Vibrator Beton
Beton vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat
pengecoran dimana alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam
bekisting, dimana hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara
yang terjebak dalam air campuran beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan
17
oleh vibrator maka beton akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan juga
untuk menghindari adanya keropos atau sarang labah pada beton.
Mesin vibrator mampu menghasilkan tiga jenis getaran profil sinus sapuan, getaran
acak, dan disintesis kejutan. Beton vibrator terdiri dari tiga bagian utama :
18
Dump truck adalah alat yang digunakan untuk memindahkan material ke
lokasi pembangunan.
19
Linggis digunakan untuk pembongkaran bekisting, permukaan linggis
digunakan untuk mencabut paku pada bekisting dan mencongkel bagian dari
sambungan bekisting.
.
( Sumber : https://khedanta.wordpress.com/2011/08/24/unting-unting/ )
20
bahan lain. Scaffolding mempunyai jenis dan ukuran yang berbeda beda menurut
fungsinya dan area yang akan digunakan.
( Sumber : http://www.lammindonesia.com/produk-scaffolding-steger/ )
12. Peralatan Tangan (Hands Tools)
Selain alat alat konstruksi tersebut diatas terdapat juga peralatan tangan
sederhana yang sering digunakan dalam proyek bangunan gedung. Alatalat ini
dapat membantu tukang untuk pekerjaan yang ringan dan mendetail. Adapun
alatalat tersebut adalah :
a. Gergaji
Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis, yang salah satu tepinya dibuat
bergigi tajam dan diberi tangkai pemegang dari kayu. Gergaji merupakan
alat yang digunakan untuk memotong kayu sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
Ada dua macam gergaji tangan yaitu gergaji tangan pemotong dan
gergaji tangan belah. gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk
memotong kayu, dengan arah menggergaji adalah tegak lurus terhadap arah
urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk sudut 45 terhadap
permukaan kayu.Berbentuk sudut 60 terhadap permukaan kayu.
21
( Sumber : http://lihatsisisatunya.blogspot.co.id/2014/04/gergaji.html )
( Sumber : https://djenarabunetti.blogspot.co.id/2012/11/palu.html )
c. Meteran
( Sumber : http://desainmanufaktur.bayuwiro.net/index.php )
d. Sendok Spesi
22
Kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat
spesi pada pemasangan bata. Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai
terbuat dari kayu.
( Sumber : http://desainmanufaktur.bayuwiro.net/index.php )
( Sumber : http://dayad17.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-tang.html )
f. Ember
Kegunaan ember untuk mengambil air, menakar pasir atau seman, dan
sebagainya. Ember ada yang terbuat dari pelat baja tipis da nada juga yang
terbuat dari plastik.
23
Gambar 18. Ember
( Sumber : https://sbelen.wordpress.com/tag/ember/ )
g. Siku
Siku dibuat dari kayu atau logam yang digunakan untuk membuat
sudut 900 antara dua buah garis atau bidang rata yang saling berpotongan.
Alat ini membentuk sudut siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran
dalam cm.
( Sumber : http://distributorbangunan.com/pasekonpenggaris-tebal-30-cm-xe/ )
h. Sekop
24
Gambar 20. Sekop
( Sumber : http://2.bp.blogspot.com)
C. Bahan
Bahan bangunan adalah bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi.
Banyak bahan alami, seperti tanah liat, pasir, kayu dan batu. Selain dari bahan
alami, produk buatan juga banyak digunakan dalam bangunan.
Bahan bahan yang digunakan untuk membangun harus bermutu baik
sehingga bangunan yang dihasilkan menjadi bangunan yang kuat dan tidak
mengecewakan pemilik proyek. Secara umum bahan bahan yang digunakan
dalam proyek pembangunan Citra Land adalah :
1. Semen Portland
25
diberikan. Pemilihan tipe semen ini kelihatannya mudah dilakukan karena semen
dapat langsung diambil dari sumbernya (pabrik). Hal itu hanya benar jika
standar deviasi yang ditemui kecil, sehingga semen yang berasal dari beberapa
sumber langsung dapat digunakan. Akan tetapi , jika standar deviasi hasil uji
kekuatan semen besar, hal tersebut akan menjadi masalah. Saat ini banyak tipe
semen yang ada dipasaran sehingga kemungkinan variasi kekuatan semennya
pun besar.
26
e. Semen Tipe V
Semen jenis ini digunakan untuk mencegah sifat sulfat dari
lingkungan. Umumnya semen ini digunakan untuk bangunan yang
berada dibawah tanah.
Beberapa Persayaratan PBI 1971 mengenai semen yaitu:
a. Akibat proses hidrasi, sering terdapat gumpalan-gumpalan semen di
kantong semen. Semen yang terdapat gumpalan tersebut tidak boleh
dipakai, karena akan menguarngi fungsi semen sebagai bahan pengikat.
b. Semen yang berbentuk bubuk masih dapat dipakai dengan syaray
gumpalan semen harus dipisahkan dengan menyaring semen tersebut.
c. Untuk beton mutu K175 dan mutu lebih tinggi, jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran berat.
( Sumber : http://mafiaharga.com/683-harga-semen-terbaru/)
2. Agregrat
Agregat adalah butiran-butiran mineral yang dicampurkan dengan
semen portland dan air yang menghasilkan beton (PBBI 1971, 1979 : 22).
Mengingat komposisi agregrat pada campuran beton berkisar 60% - 70%
maka kualitas agregrat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan
agregrat yang baik, beton dapat dikerjakan kuat dan tahan lama serta
ekonomis.
Menurut Silvia Sukirman (2003), agregat merupakan butir-butir batu
pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun
buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil
atau fragmen-fragmen. Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi
27
sebagai bahan pengisian campuran mortar atau beton. Agregat terbagi
menjadi 2 jenis yaitu : agregat halus dan agregat kasar.
Berdasarkan ukuran butir nominal agregrat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Agregrat Halus
Agregrat halus adalah agregrat yang semua butirnya menembus
ayakan berlubang 4,8 mm (SII.0052,1980) atau 4,75 mm (ASTM
C33,1982) atau 5,0 mm (BS.812,1976).
Agregat halus umumnya terdiri dari pasir atau partikel - partikel yang
melewati saringan 4 mm atau 5 mm (Dipohusodo, 1996 : 5).
28
b. Tidak boleh mengadnung lumpur lebih dari 1% (terhadap berta
kering), jika lebih dari 1% agregat kasar harus dicuci
c. Agregat terdiri batuan keras dan tidak berpori, tidak mudah
pecahh atau hancur akibatpengaruh cuaca
d. Tidak mengandung zat yang dapat merusaka beton dan tulangan
seperti zat reaktif alkali
29
Kini beton siap pakai makin banyak digunakan dalam konstruksi
bangunan beton bertulang. Perlu kerjasama yang baik antara pemasok
beton jadi dengan kontraktor pada semua tahap, mulai dari pemesanan
sampai penuangan. Perlu perencanaan yang lebih teliti sebab semakin
banyak jumlah beton yang akan dikerjakan.
4. Baja Tulangan
30
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa
mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik
dalam suatu sistem struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan
penulangan yang terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik
yang bakal timbul di dalam sistem. Untuk keperluan penulangan tersebut
digunakan bahan baja yang memiliki sifat teknis menguntungkan, dan
baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja lonjaran ataupun
kawat rangkai las (wire mesh) yang berupa batang kawat baja yang
dirangkai (dianyam) dengan teknik pengelasan.
Agar dapat berlangsung lekatan erat antara baja tulangan dengan
beton, selain batang polos berpenampang bulat (BJTP) juga digunakan
batang deformasian (BJTD), yaitu batang tulangan baja yang
permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi sirip teratur dengan pola
tertentu, atau batang tulangan yang dipilin pada proses produksinya. Baja
tulangan polos (BJTP) hanya digunakan untuk tulangan pengikat
sengkang atau spiral, umumnya diberi kait pada ujungnya (Istimawan
Dipohusodo, 1993).
Batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah.
Batang-batang tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi tanda-tanda
yang jelas satu dengan yang lainnya, sehingga tidak mungkin saling
tukar. Penimbunan batang-batang tulangan diudara terbuka untuk jangka
yang waktu yang panjang harus dicegah (PBI 1971, 1979).
Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu
1. Baja Tulangan Polos (BJTP)
2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)
Tulangan Polos biasanya digunakan untuk tulangan
geser/begel/sengkang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
sebesar 240 MPa (disebut BJTP-24), dengan ukuran 6, 8, 10, 12,
14 dan 16 (dengan menyatakan simbol diameter polos).
Tulangan Ulir/deform digunakan untuk untuk tulangan longitudinal
atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal
300 MPa (disebut BJTD-30). Ukuran diameter nominal tulangan ulir
yang umumnya tersedia di pasaran dapat dilihat di bawah :
31
Gambar 25. a.Tulangan ulir b.Tulangan polos
(Sumber : http://ronymedia.wordpress.com/2015/02/15)
5. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua
bentuk kehidupan di bumi. Salah satunya adalah dalam hal pembuatan
beton. Pada pembuatan beton air diperlukan dalam proses pengadukan
untuk melarutkan semen sehingga membentuk pasta (bereaksi dengan
semen) yang kemudian mengikat semua agregat dari yang paling besar
sampai paling halus dan menjadi bahan pelumas antara butir-butir
agregat agar dapat mudah dikerjakan dalam proses pengadukan,
penuangan, maupun pemadatan (Tri Mulyono : 2003).
Air tesebut harus berasal dari sumber yang sama dan terbukti dapat
menghasilkan beton yang memenuhi syarat - syarat fisik, antara lain air
harus bersih dan tidak keruh, dapat diminum, tidak berbau, dan tidak
meninggalkan endapan. Sedangkan syarat syarat kimiawi, antara lain
tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak
mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, dan pH air
antara 6,5 9,2.
6. Kayu, Papan dan Multiplek
Kayu digunakan untuk membantu pembangunan konstruksi baik
penyangga cetakan ataupun sebagai pijakan. Kayu yang dipakai harus
pada kondisi yang baik, tidak cacat dan tidak lapuk. Kayu digunakan
sebagai perancah dan penguat bekisting. Karena hanya sebagai alat bantu
dalam pelaksanaan pekerjaan tertentu dan sifatnya sementara, maka
dipilih kayu dengan kelas keawetannya tidak terlalu tinggi tetapi cukup
kuat menahan beban yang akan diterima.
32
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kayu
khususnya untuk cetakan bekisting seperti, kayu harus berkualitas baik,
tua tidak bergetah, kering udara, tidak pecah serta lurus, kayu yang
digunakan dapat berupa balok, papan multiplex atau multiplex.
Kayu yang digunakan harus memenuhi syarat dan kualitas yang
baik yaitu kayu yang digunakan harus lurus dan tidak terdapat cacat
berupa retak retak dimensi penampang kayu harus sesuai rencana kelas
dan jenis mutu kayu harus sesuai dengan penggunaan agar kualitas
kekuatan terjamin.
Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibagi tiga golongan, yaitu :
a. Kayu bangunan struktural adalah kayu yang digunakan pada
struktur bangunan
b. Kayu bangunan nonstruktural adalah kayu bangunan yang
digunakan dalam bagian bangunan yang tidak berfungsi sebagai
sruktur bangunan
c. Kayu bangunan untuk keperluan lain adalah kayu yang tidak
termasuk ke dalam kedua golongan diatas, tetapi dapat
dipergunakan sebagai bahan bangunan penolong atau bangunan
sementara.
33
244 x 122 x 1,5 cm (multipleks)
34
menghemat biaya. . Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral
yaitu :
35
artistiknya kurang berperan jika dibandingkan dengan kolom yang berdiri
ditengah ruangan. Pada umumnya, balok berpenampang segi empat dan ada juga
berpenampang lain. Penampang segi empat panjang mempunyai daya dukung
yang besar tehadap beban yang bekerja. Ditinjau dari segi pembebanannya,
umumnya merupakan beban yang vertikal dan tegak terhadap penampang.
36
Gambar 31. Pemasangan Bekisting Balok
http://andykasipil.blogspot.co.id/2011/12/galeri-foto-pada-proyek.html
Bagi balok-balok yang tingginya lebih dari 550 mm, dibagian sekat sisi
perlu disangga untuk menahan lentur. Dibagian setengah dari tinggi balok
dipasang balok penyangga dengan pen senter sebagai penjaga jarak pula.
Untuk menjamin kedudukan bekisting balok, pendukung miring harus
cukup. Selain memakai balok penyangga empat persegi, dapat memakai
balok penyangga bulat juga. Dengan memakai balok yang lebih besar,
beban-beban yang diperkenakan lebih besar pula.
Diatas bagian stempel dapat pula dipasang dua balok melintang yang
sejajar sumbu balok. Supaya dapat menyangga alas balok, diatas bagian
balok melintang dipasang balok anak. Tentunya penyangga untuk bekisting
balok dapat memakai stempel baja ulir.
c. Pembesian balok
1) Pengukuran
Mengukur tulangan yang akan dipotong sesuai dengan daftar
kebutuhan tulangan dengan cermat dan teliti agar terhindar dari
pemborosan.
2) Pemotongan
Mesin pemotong (Bar Cutter) ditempatkan tetap diantara dua meja
kerja. Setelah pengikat bundelan diputus, batang-batang dibawa oleh
pekerja ke meja pemotong.tergantung pada kapasitas mesin pemotong
dan diameter batang, maka satu batang atau lebih dapat dipotong
bersama-sama. Batang yang tidak perlu dibengkok akan dibundel serta
dicantumi dengan label dan selanjutnya diletakkan secara terpisah.
37
Mesin pembengkok modern (Bar Bender) dapat diatur dengan
mudah untuk membentuk bengkokan sesuai dengan gambar. Dengan
demikian seluruh batang mempunyai kesamaan sudut lengkung.
Sumber : https://magnesiumkarbonat.wordpress.com/2011/11/24/metode-
pelaksanaan-gedung-tinggi/
38
Syarat Diameter pembengkokan tulangan sesuai SNI-2847-2013, yaitu:
4) Perakitan/pengayaman
Penganyaman tulangan balok didalam bekisting umumnya
dikerjakan sebagai berikut. Sengkang diletakkan tegak pada ujung balok
39
didalam bekisting. Letakkan batang-batang diatas tiga blok beton kecil
yang terletak diatas batang bekisting bagian bawah. Tandai dengan
kapur-tulis jarak-jarak sengkang pada sebuah batang sudut bawah dan
bagikan sengkang-sengkang dari ujung ke pertengahan. Sengkang tengah
ditumpukkan diatas kelos perletakan. Sengkang-sengkang diikat dengan
batang sudut bawah secara ikatan sadel. Selanjutnya, hubungkan bagian
batang disudut atas dan ikat sekerasnya. Lakukan untuk sengkang-
sengkang yang bersebelahan sesuai dengan yang bersebelahan (R. Sagel,
dkk, 1993)..
d. Pengecoran balok
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuan yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan. Menurut R. Sagel, dkk (1993:176) tinggi jatuh bebas beton akan
dibatasi sampai sekitar 1,5 meter.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa
berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan ini
dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan memukul-
mukul cetakan, tetapi dianjurkan menggunakan alat-alat pemadat mekanis
(alat penggetar).
Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat penggetar, juga
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
40
1) Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-
kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring 450.
2) Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
3) Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
4) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umunya tidak boleh lebih tebal dari 30 atau 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapisnya dapat
dipadatkan dengan baik.
e. Pembongkaran bekisting
Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi
tersebut dengan sistim cetakan dan acuan yang masih ada telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran cetakan dan acuan tidak dibuat benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, cetakan dan acuan baru boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 minggu. Apabila dalam hal ini ada jaminan bahwa setelah cetakan
dan acuan dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak
41
akan melampaui 50% dari beban rencana total, maka pembongkaran cetakan
dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2 minggu. Jika tidak
ditentukan lain, cetakan samping dari balok boleh dibongkar setelah 3 hari
sedangkan penyangga belum dibongkar. Pembongkaran bekisting harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak bentuk balok, misalnya saja
pada ujung dan sudut-sudut balok.
42
Gambar 36. Perawatan beton
Sumber :http://lauwtjunnji.weebly.com/curing-beton.html
2. Kolom
a. Penentuan as kolom
Titik-titik dari dimensi kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan
pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan.
Proses pelaksanaan:
43
1) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari
titik BM (Bench Mark)
2) Buat as kolom dari garis pijaman
3) Pemasangan patok dimensi kolom bangunan (tanda berupa garis sipatan)
b. Pembesian kolom
Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam
dalam keadaan terlentang, kemudian sangkar diletakkan di atas tulangan
stek.
Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada
pelaksanaan. Mula-mula sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang
diikatkan pada stek-stek yang ada. Setelah pengikatan selesai dilakukan
penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-batang sengkang. Mula-mula
sengkang teratas diikat, kemudian sengkang-sengkang yang lain dari sebelah
atas ke bawah.
Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan
sengkang dan serentak dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-
batang. Ketika pengikatan sengkang secara sambungan sadel untuk tiap
sengkang, (pada batang-batang sudut dan batang-batang yang lain dengan
sengkang lain secara sambungan silang), penahan jarak dipasang pula.
Minimal jumlah penahan jarak yaitu : satu per m lajur bidang sisi. Untuk
kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal dua per m 2 bekisting (R.
Sagel, dkk, 1993).
44
Gambar 38. Pembesian Kolm
Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com/2012/03/ketentuan-
standard-penggambaran-detail.html
45
d. Pengecoran kolom
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuan yang terakhir untuk
mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam
cetakan. Menurut R. Sagel, dkk (1993:176) tinggi jatuh bebas beton akan
dibatasi sampai sekitar 1,5 meter.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa
berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang
kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran. Pemadatan ini
dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan memukul-
mukul cetakan, tetapi dianjurkan menggunakan alat-alat pemadat mekanis
(alat penggetar). Dalam hal digunakan alat penggetar, maka slump dari
betonnya disesuaikan dan pada umumnya tidak boleh digunakan slump yang
lebih dari 12,5 cm.
Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat penggetar, juga
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-
kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring 450.
2) Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
3) Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
4) Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umunya tidak boleh lebih tebal dari 30 atau 50 cm. Berhubung
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapisnya dapat
dipadatkan dengan baik.
5) Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan milai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen muai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan
46
jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum
dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
6) Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga
daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.
e. Pembongkaran bekisting
Cetakan dan acuan hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi
tersebut dengan sistim cetakan dan acuan yang masih ada telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Apabila untuk menentukan saat
pembongkaran cetakan dan acuan tidak dibuat benda uji, maka bila tidak
ditentukan lain, cetakan dan acuan baru boleh dibongkar setelah beton
berumur 3 minggu. Apabila dalam hal ini ada jaminan bahwa setelah cetakan
dan acuan dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak
akan melampaui 50% dari beban rencana total, maka pembongkaran cetakan
dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2 minggu. Jika tidak
ditentukan lain, pembongkaran bekisting bidang sisi dari kolom boleh
dibongkar setelah 3 hari. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak bentuk kolom, misalnya saja pada ujung dan
sudut-sudut kolom.
47
Gambar 40. Pembongkaran Bekisting Kolom
Sumber : http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/12/tahap-
pembongkaran-bekisting.html
f. Perawatan
Perawatan dilakukan selama 7 hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal selama 3 hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab,
kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat (Mulyono, 2004).
Untuk menanggulangi kehilangan air dalam beton ini dapat dilakukan
langkah-langkah perbaikan dengan perawatan pelaksanaan Curing
Compound, dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari parafin sebagai
selaput lilin yang dicampur dengan air.
2) Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilang
selama beberapa minggu).
3) Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.
48