Anda di halaman 1dari 9

BAB II

ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK

Suksesnya suatu proyek dalam mencapai hasil yang maksimal sangat


tergantung dari perencanaan sampai pelaksanaannya. Menunjang kelancaran serta
keberhasilan rencana pelaksanaan hingga selesainya proyek, perlu adanya
organisasi pelaksanaan proyek yang terkoordinir secara sistematis. Dalam hal ini
diperlukan keterlibatan berbagai unsur badan hukum yang saling menunjang dan
terkait antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.

2.1 Struktur Organisasi


Menurut Rani H.A (2016), menyebutkan bahwa pada suatu proyek
konstruksi, terdapat unsur-unsur proyek yang bila unsur-unsur ini bertemu akan
menghasilkan suatu progres untuk konstruksi gedung,dan akan menghasilkan
suatu penyelesaian masalah untuk konstruksi sipil seperti jalan, bangunan irigasi
dan lain-lain. Pada pekerjaan proyek Peningkatan Jalan Cot Goh – Bung Tujoh
Kecamatan Montasik (Otsus) ini mempunyai struktur organisasi untuk
memudahkan pelaksanaan, pengawasan serta koordinasi pelaksanaan pada proyek,
dimana unsur-unsur yang terlibat langsung dalam menangani proyek tersebut
adalah :
1. Pemilik Proyek
2. Konsultan (Perencana/Pengawas)
3. Pelaksana.
Masing-masing unsur organisasi tersebut mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang berbeda, akan tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait dan saling
menunjang antar satu sama lainnya. Di dalam pelaksanaan pekerjaan diharapkan
tercipta hubungan yang baik antara unsur-unsur tersebut sehingga dapat
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Untuk struktur organisasi proyek,

4
5

kedudukan konsultan pengawas/perencana dapat dilihat pada lampiran B.2.1


halaman

2.1.1 Pemilik proyek


Menurut Rani H.A (2016), pemilik proyek dapat berupa peorangan atau
badan hukum, instansi pemerintah atau swasta yang merupakan pihak yang
berinisiatif untuk mengadakan proyek. Pemilik paket pekerjaan Peningkatan Jalan
Cot Goh – Bung Tujoh Kecamatan Montasik (Otsus) adalah OTSUS Aceh Besar.
Adapun tugas dan wewenang pengelolaan proyek diatur dalam suatu surat
keputusan bersama.
1. Hubungan antara pemilik proyek dengan pelaksana dapat berupa:
Pemilik proyek adalah pemerintah dan pelaksana juga pemerintah (DPU)
maka hubungannya berwujud kedinasan.
Pemilik proyek dari pemerintah atau swasta sedangkan pelaksana dari
swasta, hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemborongan (surat
perintah kerja).
2. Hubungan antara Pemilik proyek dengan Perencana dapat berupa;
Pemilik proyek dengan Perencana terikat dalam suatu kontrak perjanjian,
yang melalui proses pelelangan.
Perencana memberikan jasanya melalui perencanaan yang berupa gambar
detail, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Pemilik proyek wajib
membayar hasil kerja Perencana sesuai perjanjian.
3. Hubungan antara Pemilik proyek dengan Pengawas dapat berupa;
Pemilik proyek dengan Pengawas terikat dalam suatu kontrak perjanjian.
Pengawas memberikan jasanya dengan melakukan pengawasan
pembangunan proyek agar dilakukan dengan bestek dan RKS.
Pemilik proyek wajib membayar jasa pengawasan yang dilakukan oleh
Pengawas sesuai perjanjian.
6

Adapun hak dan kewajiban Pemilik proyek yaitu:


1. Memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan pelaksana;
2. Menerima hasil pekerjaan;
3. Membayar hasil pekerjaan.

2.1.2 Konsultan (perencana/pengawas)


Menurut Rani H.A (2016), konsultan adalah perorangan atau badan hukum
dengan kualifikasi tertentu yang merencanakan suatu proyek atau mengawasi
suatu proyek yang direncanakannya. Pada pekerjaan proyek Peningkatan Jalan
Cot Goh – Bung Tujoh Kecamatan Montasik (Otsus ) yang bertindak sebagai
konsultan perencana konsultan perencana adalah CV, dan CV. Sarena Consultant.
Tugas dan tanggung jawab konsultan sebagai perencana suatu proyek adalah:
1. Membuat rencana lengkap yaitu arsitektur,rencana struktur, instalasi listrik
dan air, serta tata cara dalam pelaksana bangunan;
2. Mengumpulkan data lapangan, lingkungan dan uraian tentang persyaratan
setempat;
3. Membuat gambar pra rencana, rencana dan detail;
4. Menyusun RKS, daftar perhitungan volume pekerjaan dan rencana
anggaran biaya;
5. Mempersiapkan seluruh dokumen proyek yang berisi syarat-syarat umum
dan khusus, bestek, petunjuk pelelangan dan waktu perkiraan proyek;
6. Menyerahkan seluruh dokumen proyek kepada pemilik proyek.
Sebagai pengawas, konsultan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1. Mengawasi laju perkembangan proyek, baik kualitas maupun konstruksi
secara keseluruhan sesuai dengan bestek;
2. Mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutu pekerjaan sesuai
dengan bestek;
3. Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan dengan mendapat persetujuan pemimpin proyek;
7

4. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan mengenai kemajuan


proyek;
5. Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan dngan waktu yang direncanakan.

2.1.3 Pelaksana
Menurut Rani H.A (2016), pelaksana adalah perorangan atau badan
hukum, swasta atau pemerintah yang melaksanakan suatu proyek yang diperoleh
suatu pelelangan, penunjukan langsung atau pengadaan langsung. Hubungan
antara pelaksana dengan konsultan pengawas yaitu pengawas mengawasi
pekerjaan pelaksana sesuai atau tidak dengan bestek. Pada proyek Peningkatan
Jalan Cot Goh – Bung Tujoh Kecamatan Montasik (Otsus) yang bertindak sebagai
pelaksana utama adalah CV. Darmana Pratama.
Tujuan dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan sarana penunjang bagi kelancaran pekerjaan;
2. Mempersiapkan bahan yang berkualitas dan memenuhi persyaratan bestek;
3. Mengadakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang
diperlukan;
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan peraturan yang
tercantum dalam RKS;
5. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaa tepat pada waktu yang telah
ditentukan dalam perjanjian/kontrak;
6. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawabnya;
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama dalam masa
pemeliharaan.
Untuk lebih lanjut struktur organisasi lapangan dapat dilihat pada lampiran
A.2.1 halaman .
8

2.2 Hubungan Antara Organisasi Proyek


Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tertentu
yang mencerminkan tingkat serta hubungan kerja dalam perusahaan tersebut.
Hubungan ini merupakan hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yaitu
antara pemilik proyek dengan perencana, pengawas, dan pelaksana merupakan
suatu cara untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasional yang dapat
terkoordinasi dengan baik dan dapat mencapai tingkat kesuksesan perusahaan
yang diinginkan sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Hubungan antara organisasi proyek seperti yang digambarkan sebagai


berikut :

BOUWHEER KONSULTAN
(PEMILIK PROYEK) PERENCANA

KONSULTAN Mengawasi RKS KONTRAKTOR


PENGAWAS
Realisasi RKS
: Membayar jasa kepada konsultan perencana, konsultan
pengawas dan kontraktor
: Menerima jasa kepada pemilik proyek ( bouwheer )
: Kontak

Gambar 2.1 Hubungan antara unsur – unsur proyek


Sumber : Rani H.A ( 2016 )
9

Dalam daur hidup proyek, unsur-unsur ini berfungsi sebagai penggerak,


seperti yang diperlihatkan pada diagram di atas, dengan jelas diperlihatkan
ketertiban setiap unsur-unsur tersebut sebagai penggerak proyek.

2.3 Pelaksanaan Prosedur Pelelangan


Pelelangan adalah suatu sistem penawaran dimana setiap rekanan yang
diundang diberi kesempatan untuk mengajukan besarnya anggaran biaya
pelaksanaan untuk proyek yang ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat
diantara para kontraktor yang benar-benar mampu dan memenuhi syarat
administratif, teknis dan keuangan (financial) untuk melaksanakan pembangunan
suatu proyek.
Menurut Perpres No. 54 Tahun 2015, tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah, penentuan pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan cara
penyediaan jasa dan swakelola. Penyediaan jasa dapat dilakukan dengan cara:
a. Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi
syarat;
b. Pelelangan terbatas adalah metoda pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks;
c. Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa
lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah);
d. Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);
e. Seleksi umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia jasa konsultans yang
memenuhi syarat;
10

f. Seleksi sederhana adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultansi


untuk jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah);
g. Sayembara adalah metode pemilihan penyedia jasa yang diperlombakan
gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak
dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan;
h. Kontes adalah metode pemilihan penyedia barang yang memperlombakan
barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang
harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan;
i. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa.

Pada pekerjaan Peningkatan Jalan Cot Goh – Bung Tujoh Kecamatan


Montasik (Otsus) merupakan milik pemerintah, maka untuk menetapkan
pelaksana proyek diadakan pelelangan. Sistem pelelangan yang dilakukan adalah
sistem pelelangan umum. Biaya pelaksanaan (nilai kontrak) pada Peningkatan
Jalan Cot Goh – Bung Tujoh Kecamatan Montasik (Otsus) adalah sebesar Rp Rp.
1.020.264.239,00. - (Satu Milyar Dua puluh juta Dua Ratus Enam Puluh Empat
Ribu Dua Ratus Tiga puluh Sembilan Rupiah), yang berasal dari Dana OTSUS
2020. Dalam pelaksanaan pelelangan tersebut, pengendali kegiatan membentuk
panitia pelelangan yang terdiri atas bagian yang berwenang mengenai hal-hal
yang bersifat teknis,dengan menyatakan unsur-unsur perencana, keuangan dan
hukum.

Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan


kewajiban sebagai berikut :
1. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
2. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan diadakan;
3. Memberi penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
4. Menetapkan tata cara penilaian pelangan dan melaksanakan pelelangan;
5. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang.
11

2.4 Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek ini merupakan tenaga kerja lokal yang berasal
dari Provinsi Aceh yang disediakan oleh kontraktor. Dalam melaksanakan
pekerjaannya mereka diklasifikasikan menurut keahlian dalam bidang masing-
masing. Dalam menjalankan kewajibannya, mereka di pimpin oleh kepala tukang
untuk menjamin kelancaran melaksanakan pekerjaan.

1. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB
2. Sore mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB

Pada pelaksanaan pekerjaan ini tidak dilakukan setiap hari, dan hari yang
diliburkan adalah hari jumat. Waktu istirahat antara pukul 12.00 sampai dengan
pukul 14.00 WIB. Jadi jam kerja efektif setiap harinya adalah 8 (delapan) jam.

2.5 Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan)


Time Schedule merupakan uraian pekerjaan dari awal hingga akhir
pekerjaan secara global. Masing-masing pekerjaan ini diatur sedemikian rupa
dengan memperhatikan urutan pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan
material agar dapat tercapai suatu pekerjaan yang baik dan lancar. Dari time
schedule ini diberi bobot masing-masing . Bila kegiatan yang dikerjakan lebih
lama dari time schedule yang direncanakan maka kontraktor diwajibkan
membayar denda keterlambatan sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam
kontrak kerja yang telah disepakati.
Pada saat penulis melaksanakan kerja praktek, bobot pekerjaan yang direncanakan
sebesar 0,27 %, bobot yang sudah terealisasi sebesar 6,62 %, sehingga terjadi
kemajuan pekerjaan sebesar 6.35 %. Pada saat penulis selesai melaksanakan kerja
praktek bobot pekerjaan yang direncanakan sebesar 2,14 % , sedangkan bobot yang
sudah terealisasi sebesar 100,00 %, sehingga terjadi kemajuan pekerjaan sebesar
97,86 %.
,Maka pekerjaan selesai pada waktu yang tepat dengan jangka waktu
pelaksanaan selama 120 (seratus lima puluh) hari mulai dari tanggal 31 Agustus
2020 – 31 November 2020. Untuk lebih lanjut bobot pekerjaan proyek dapat di
12

lihat pada lampiran untuk lebih lanjut bobot pekerjaan proyek dapat di lihat di
time schedule pada lampiran A.2.3 halaman .

Anda mungkin juga menyukai