Anda di halaman 1dari 31

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Organisasi Perusahaan/ Instansi


Dalam suatu proyek diperlukan struktur organisasi proyek yang gunanya
untuk pengerjaan proyek tersebut teroganisir lebih mudah. Dalam proyek
pembangunan gedung rawat inap bedah RSUD Lubuk Basung mempunyai
struktur organisasi yang terdiri dari :
1. Direktur Utama
2. Project Manager
3. Site Manager
4. Pelaksana
5. Quantiti/ Kepala Gudang
6. Administrasi/K3
7. Mandor

Direktur Utama
Aswin Matondang ,ST

Project Manager
Nazar, ST

Site Manager
Ahmad Zunaidi, ST

Pelaksanaan
PT INSAN CITA GROUP

Quantiti/ Administrasi/K3
kepala.Gudang Karim Azyari
Mahyuddin Harahap,
Mandor
Saipul Pulungan

Bagan Alir
Sumber: PT INSAN CITA GROUP

Suhendi (18101154330072) 29
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

3.1.1 Data Umum Proyek


1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Asrama
Ma’had Al-Jami’ah Tahap I Padan-
gsidimpuan
2. Nomor Kontrak : 407/In.14/KS.01.7/05/2021
3. Jenis Kontrak :
4. Lokasi : Kampus IAIN Padangsidimpuan
Jl. H. Tengku Rizal Nurdin Km 4,5
Sihitang Padangsidimpuan
5. Metode Penunjukan Kontraktor : Penunjukan Secara Langsung
6. Nama Kontraktrok : PT. INSAN CITA GROUP
7. Konsultan Perencana : PT. INSAN CITA GROUP
8. Konsultan Pengawas : PT. ARANG SIBU RAYA CON-
SULTANT
9. Lingkup Pekerjaan : Struktur dan Arsitektur
10. Nilai Kontrak : Rp 5.065.200.000,00
11. Tanggal Kontrak : 20 Mei 2021
12. Tanggal Mulai : 1 Juni 2021
13. Waktu : 120 Hari Kalender

3.1.2 Lingkup Pekerjaan Proyek


Pembangunan gedung ini meliputi mendatangkan, pengolahan,
pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan semua peralatan
dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung dan tidak langsung termasuk di
dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan
sempurna.
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pembuatan Papan Nama Proyek

Suhendi (18101154330072) 30
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Pekerjaan pembuatan papan nama proyek ini dilakukan harus


sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan. Untuk
ketinggian papan nama proyek harus sama dengan ketinggian yang
telah direncanakan.

Gambar 3.1 Papan Nama Proyek


(Sumber : PT. Insan Cita Group)

2. Pembuatan Kantor Lapangan Direksi dan Kontraktor, Los Kerja,


Gudang dan Tempat Penimbunan Material
Fasilitas-fasilitas tersebut ditempatkan pada lokasi yang telah dis-
etujui oleh konsultan pengawas. Lokasi atau tempat khususnya gu-
dang penyimpanan material harus sedemikian rupa sehingga mudah
dicapai untuk supply material dari luar lokasi dan tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
3. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan,
material, tenaga kerja atau personil, dan lain-lain yang diperlukan di
lapangan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu
melayani atau mendukung pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam
jangkauannya. Untuk kebutuhan pemakaian peralatan guna menun-

Suhendi (18101154330072) 31
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

jang pekerjaan di lapangan, setelah dievaluasi kebutuhan pemakaian


peralatan yang dibutuhkan, maka segera didatangkan atau dimobilisasi
peralatan dimaksud. Demobilisasi alat dan tenaga kerja dilakukan se-
cara bertahap sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun oleh tim
proyek. Ketika alat dipulangkan akan dilakukan inspeksi terhadap
dokumen alat, untuk memastikan kesesuaian dokumen dengan alat
yang dipulangkan.
4. Pengukuran dan Pematokan atau Bouwplank
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, lapangan terlebih dahulu
harus dilakukan pengukuran dan harus dibersihkan atau diamankan
dari bangunan. Bangunan, fasilitas yang mengganggu. Lapangan se-
lalu dijaga tetap bersih dan rata. Lokasi pembangunan dilengkapi den-
gan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak po-
hon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebe-
narannya. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Peren-
cana atau Pengawas untuk diminta keputusannya. Penentuan titik ket-
inggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass
atau theodolith yang ketepatannya dapat d ipertanggung jawabkan.
Hasil pengukuran tersebut di atas, kemudian di-plot dalam gambar
rencana sebagai kontrol atau cek kebenaran posisi dan elevasi dasar
gambar rencana.
Setelah pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pematokan, pa-
pan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada
beton cor setempat sehingga bias digerakkan dan diubah. Tinggi sisi
atas papan bouwplank harus sama satu dengan yang lainnya kecuali
dikehendaki lain oleh konsultan pengawas di lapangan. Papan patok
ukur dipasang sejauh 1,5 m dari as dinding terluar, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
5. Pembuatan Shop Drawing atau As Building Drawing

Suhendi (18101154330072) 32
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Pembuatan shop drawing dimulai setelah kontraktor memeroleh


izin dari pemilik proyek untuk memasuki lapangan. Setiap bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibuatkan shop
drawing yang memuat semua ukuran-ukuran, dimensi dan informasi
secara detail dan disetujui dahulu oleh pengawas lapangan. As build
drawing dibuat setelah bangunan selesai dilaksanakan.
3.2 Proses Pengadaan Jasa
Menjadi seorang pelaku dalam pengadaan pada bidang jasa, khusunya bagi
pengadaan jasa kontruksi tidakah mudah. Untuk melaksanakan semua itu
dibutuhkan segala perencanaan yang sangat matang dalam menjalankan bidang
kontruksi, misalnya dalam satu proyek kontruksi walaupun hanya merencanakan
pembangunan sebuah gedung yang sederhana (meskipun hanya dalam pembuatan
gedung bertingkat tiga) juga demikian, lalu, bagaimana dana apa saja tahpan
serta proses yang mesti dilakukan untuk memulai sebuah proyek kontruksi
a. Menjalankan Tahap Planning atau Perencanaan Kontruksi
Planning atau perencanaan dalam mengadakan sebuah proyek
kontruksi merupakan sebuah langkah serta tahap awal yang harus
dilakukan. Dalam melakukan perencanaan, biasanya hal yang dilakukan
pada tahap ini adalah consultant recruitment atau perekrutan konsultan.
Perekrutan konsultan dilakukan untuk menerjemahkan kebutuhan pemiik
dalam melakukan survey, feasibility study kelayakan proyek, pemilihan
desai kontruksi, schemmatic design, program dan penentuan anggaran,
serta financing. Hal ini dilakukan sebagai upaya menentuka hal-hal yang
mencangkup teknis ekonomi. Hasil akhir pada tahap planning ini meliputi:
1. Laporan survey
2. Study kelayakan
3. Program and Budget
4. Tor atau term of reference
5. Master plan
b. Menjalankan Tahap Perancangan dalam Kontruksi

Suhendi (18101154330072) 33
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Tahap atau langkah selanjutnya yang harus diambil dalam pegadaan


jasa konstruksi adalah melakukan perancangan atau desain. Tahap ini
melalui dua proses atau sub-tahap, di antaranya pra-desain dan
pengembagan desain.
1. Pra-desain: mecangkup skematik desain, proses diagram block
plan, recaa tapak, potogan, denah, gambar situasi tata ruang, serta
perkiraan anggaran.
2. Pegembangan rancangan: mencangkup perhitugan detail secara ter-
perinci (struktural maupun tidak struktural), gambar-gambar secara
detail (arsitektur, elektrikal, struktur, mekanal, dan sabagainya),
garis besar rancangan, perkiraan anggaran untuk konstruksi secara
terperinci.
c. Menjalankan Tahap Pengadaan atau Pelelangan
Dalam tahap pengadaan jasa konstruksi dan pelelangan, terdapat tujuan
untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana ataupu beberapa sub-
kontraktor untuk melaksanakan konstruksi di lapangan. Tahap pengadaan
dan pelelangan ini memerhatikan hal-hal berikut:
1. Prakualifikasi: mengadakan prosedur supaya kontraktor yang
berpengalaman serta yang berkompeten saja yag boleh diikutser-
taka dalam pengadaan pelelagan proyek kontruksi ini. Prosedur ini
meliputi pemeriksaa sumber daya keuangan, manajerial fisik kon-
traktor yang memiliki potensi, da pengalaman pada proyek yang
serupa.
2. Dokumen Kontrak: dokumen legal yang menguraikan tugas serta
tanggung jawab dari pihak-pihak yang dilibatkan dalam pegadaan
proyek konstruksi. Dokumen ini tersedia setelah terjadi ikatan atau
kerjasama antara dua pihak atau lebih.
d. Menjalankan Tahap Pelaksanaan Kontruksi (construction)
Tahap pelaksanaa merupakan tahap utama dari semua tahap yang telah
dilakukan. Tujuan dari menjalankan tahap pelaksanaan jasa konstruksi ini

Suhendi (18101154330072) 34
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

adalah untuk mewujudkan proyek konstruksi atau pembangunan yang


telah direncanakan sebelumnya sesuai dengan kesepakatan yang telah
dirancang oleh Konsultan Perencana. Tahap ini dilakukan sesuai dengan
batasan biaya dan waktu serta dengan kualitas yang telah disyaratkan
Kegiatan yang dilakukan bertepatan dengan tahap ini adalah
merencanakan, mengoordinasikan, dan megedalikan setiap detail
operasional di lapangan. Begitulah beberapa hal yang mesti diketahui
mengenai pelaksanaan jasa konstruksi dalam sebuah proyek. Hal-hal yang
telah dipaparkan dan dijelaskan sebelumnya itu tentu tidak mudah
dilakukan karena terdapat beberapa sub tahap yang harus dijalani dengan
tepat dan tidak secara sembarangan. Pada dasarnya, melakukan pengadaan
jasa konstruksi dibutuhkan orang-orang yang ahli di bidangnya. Hal itu
harus dilakukan supaya proyek pembangunan konstruksi dapat dijalankan
dengan lancar dan sesuai dengan harapan klien. Selain itu, menyelesaikan
sebuah proyek yang sesuai dengan perencanaan dengan baik dapat
memberi kepuasan tersendiri bagi pelaksana jasa konstruksinya.

3.3 Proses Perencanaan dan Dokumen


3.3.1 Proses Perencanaan
Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda tanganinya Kontrak oleh kedua
belah pihak, Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas berupa Sebuah “Network Planning” mengenai seluruh
kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, dalam diagram
dinyatakan pula urutan logis serta kaitan atau hubungan antara seluruh kegiatan-
kegiatan tersebut, termasuk Kegiatan-kegiatan Penyedia untuk selama masa
keadaan atau pembelian serta waktu pengiriman atau pengangkutan dari bahan,
elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan, peralatan dan
perlengkapan untuk pekerjaan, Kegiatan-kegiatan Penyedia untuk selama waktu
fabrikasi, pemasangan dan pembangunan, Pembuatan gambar-gambar kerja,
Permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja,
Kesinambungan pekerjaan dengan pekerjaan dari Penyedia lain. Daftar atau Tabel

Suhendi (18101154330072) 35
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

mengenai tenaga Kerja dari berbagai jenis dan tingkat untuk seluruh kegiatan-
kegiatan tersebut, lengkap dengan penjelasan mengenai rencana penggunaan
tenaga kerja tersebut dalam pengertian penggunaan waktu kerja normal atau
lembur serta penjadwalan, Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut. Direksi Lapangan atau Konsultan
Pengawas akan memeriksa Rencana Kerja Penyedia, dan memberi tanggapan
dalam waktu 2 (dua) minggu.
Penyedia harus memasukkan kembali perbaikan atas Rencana Kerja jika
Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas meminta diadakan
perbaikan/penyempurnaan atas Rencana Kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari
sebelum dimulainya waktu pelaksanaan, Penyedia tidak dibenarkan memulai
sesuatu pelaksanaan atas pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Direksi
Lapangan atau Konsultan Pengawas atas Rencana Kerja ini, maka kegagalan
Penyedia untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya
Rencana Kerja yang disetujui Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dari Penyedia bersangkutan. Kecuali dapat dibuktikan
bahwa Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa Rencana Kerja Penyedia pada waktunya. Untuk
bagian-bagian pekerjaan, dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan
terlaksana, Penyedia wajib mempersiapkan gambar kerja yang terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut, Format dari gambar kerja harus sesuai
dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas,
Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya untuk gambar-gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 2 (dua).
Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Penyedia wajib untuk menyerahkan kepada
Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas suatu Rencana Mingguan yang berisi
Rencana Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan

Suhendi (18101154330072) 36
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

dalam minggu berikutnya, Selambat-lambatnya pada Minggu Terakhir dari setiap


bulan, Penyedia wajib menyerahkan kepada Direksi Lapangan atau Konsultan
Pengawas suatu Rencana Bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya,
berbagai Rencana Pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan
untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya, Kelalaian Penyedia untuk menyusun
dan menyerahkan rencana Mingguan maupun Bulanan dinilai sama dengan
kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi Lapangan atau Konsultan
Pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan, Untuk memulai suatu bagian pekerjaan
yang baru, Penyedia diwajibkan untuk memberitahukan Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling lambat 2 x 24 jam sebelumnya.
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk jenis
pekerjaan bersangkutan, Pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis maupun estetis dan sesuai dengan Dokumen Kontrak, Kecuali
dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan
caradan Tolok Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang
ditetapkan dalamPersyaratan Teknis Umum ini.
Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan atau Lembaga
yang akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas pada Lembaga atau Badan Penguji milik Pemerintah atau
yang diakui oleh pemerintah atau badan lain yang oleh Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas dianggap memiliki obyektifitas dan integritas yang
meyakinkan, Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan
menjadi tanggung jawab Penyedia, Dalam hal dimana Penyedia tidak dapat
menyetujui hasil pengujian dari Badan Penguji yang ditunjuk oleh Direksi
Lapangan atau Konsultan Pengawas, Penyedia berhak mengadakan pengujian
tambahan pada Lembaga atau Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan
penguji seperti tersebut diatas, untuk mana seluruh pembiayaan ditanggung oleh
Penyedia. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan
tersebut memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk Memilih
Badan atau Lembaga Penguji ketiga atas kesepakatan bersama, Melakukan

Suhendi (18101154330072) 37
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

pengujian ulang pada badan atau lembaga penguji pertama atau kedua dengan
ketentuan tambahan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas dan Penyedia/Supplier ataupun wakil-wakilnya.
b. Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan peneraan dari alat-alat
penguji.
Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bila mana kedua
belah pihak sepakat untuk tidak menganggapnya demikian, Apabila hasil
pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang
pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya semua
pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab Penyedia atau Supplier, Apabila
hasil pengujian ulang menunjukkan ketidak tepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama dan membenarkan kesimpulan dari hasil pengujian
kedua, maka 2 (dua) dari 3 (tiga) pengujian yang bersangkutan, atau pilihan
Penyedia atau Supplier akan diperlakukan sebagai Pekerjaan Tambah, Atas segala
penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan atau pengulangan pengujian
akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan
dan bagian-bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya
adanya sesuai dengan penundaan yang terjadi.
Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum menutup suatu bagian
pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lainnya, dimana secara visual
menghalangi Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian
pekerjaan yang terdahulu, Penyedia wajib melaporkan secara tertulis kepada
Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas mengenai rencananya untuk
melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan yang
pertama tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi Lapangan atau Konsultan
Pengawas berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang
bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan pekerjaannya, Kelalaian Penyedia
untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak kepada Direksi Lapangan
atau Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran kembali

Suhendi (18101154330072) 38
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Bagian Pekerjaan yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil Pekerjaan yang
terdahulu, akibat dari pembongkaran tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia,
Dalam hal dimana laporan telah disampaikan, dan Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan
pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2 (dua) hari kerja sejak
laporan disampaikan, Pemorong berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan
menganggap bahwa Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawastelah menyetujui
bagian pekerjaan yang ditutup tersebut. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi
Lapangan atau Konsultan Pengawas atau suatu pekerjaan tidak melepaskan
Penyedia dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian (Kontrak). Walaupun telah diperiksa dan disetujui, kepada Penyedia
masih dapat diperintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang
menutupi bagian pekerjaan yang lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang
tertutupi. Apabila hasil pemeriksaan ini menunjukkan adanya bagian dari
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dalam perjanjian kerja, maka seluruh
biaya pembongkaran sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia. Apabila hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa bagian pekerjaan yang bersangkutan ternyata
memenuhi semua persyaratan , maka :
1. Semua biaya pembongkaran akan diperhitungkan sebagai pekerjaan
tambah.
2. Atas bagian pekerjaan yang tertunda pengerjaannya sebagai akibat
pembongkaran tersebut, akan diberikan perpanjangan waktu
pelaksanaan yang jumlahnya sesuai dengan penundaan tersebut.

3.3.2 Dokumen
Dokumen Terlaksana (As-built Drawing) Pada penyelesaian setiap
pekerjaan, Penyedia wajib menyusun Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar terlaksana (as-built drawing)
b. Persyaratan Teknis Khusus Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang
telah dilaksanakan.
Dokumen Terlaksana bisa disusun dari :

Suhendi (18101154330072) 39
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

a. Dokumen Pelaksanaan
b. Gambar-gambar perubahan
c. Perubahan Persyaratan Teknis Khusus
d. Brosur Teknis
Yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Direksi
Lapangan atau Konsultan Pengawas, Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas. Biaya Pembuatan
Dokumen Terlaksana ditangggung oleh Penyedia Kecuali dengan izin khusus dari
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Penyedia harus
membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas,
Penyedia tidak dibenarkan membuat atau menyimpan salinan ataupun copy dari
Dokumen Terlaksana tanpa izin khusus tersebut. Pada waktu penyerahan
pekerjaan, Penyedia wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas berupa :
a. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana
b. Untuk Peralatan atau Perlengkapan
6. 2 (dua) set Pedoman Operasi (Operational Manual)
7. Suku cadang sesuai yang disyaratkan
c. Untuk berbagai macam kunci
1. Semua kunci orisinil. Disertai “Construction Key” (jika ada)
2. Minimun 1 (satu) set kunci duplikat
Dokumen-dokumen resmi (seperti Surat Izin, Tanda Pembayaran Cukai,
Surat Fiskal Pajak dan lain-lain)
d. Segala macam Surat Jaminan be rupa Guarantee atau Waranty sesuai
yang disyaratkan

3.4 Proses Penunjukan Kontraktor


Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa, Pokja Pemilihan menyampaikan
Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP) kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan
tembusan kepada Kepala UKPBJ sebagai dasar untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). Berita Acara Hasil Pemilihan
(BAHP) disampaikan dengan ketentuan setelah:

Suhendi (18101154330072) 40
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

a. masa sanggah berakhir (apabila tidak ada sanggahan)


b. masa sanggah banding telah berakhir (apabila ada sanggahan tetapi
tidak ada sanggahan banding)
c. KPA menyatakan sanggah banding salah/tidak diterima (apabila ada
sanggahan banding).
Sebelum menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang atau Jasa
(SPPBJ), Pejabat Pembuat Komitmen, Pokja Pemilihan dan pemenang
melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia, PPK, Pokja Pemilihan dan
Pemenang wajib melaksanakan Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dengan
ketentuan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Berita Acara Hasil Pemilihan
(BAHP) diterima oleh PPK, Rapat persiapan penunjukan penyedia, dilaksanakan
untuk memastikan penyedia memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. keberlakuan data isian kualifikasi masih berlaku
b. bukti sertifikat kompetensi personel manajerial
c. perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati
batas tahun anggaran
d. kewajiban melakukan sertifikasi bagi operator, teknisi atau analis yang
belum bersertifikat pada saat pelaksanaan pekerjaan dan
e. pelaksanaan alih pengalaman atau keahlian bidang konstruksi melalui
sistem kerja praktik atau magang.
Dalam hal Pemenang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada 40.5 di atas, maka PPK bersama Pokja Pemilihan melaksanakan rapat
persiapan penunjukan Penyedia bersama Pemenang Cadangan 1 Dalam hal
pemenang cadangan I tidak memenuhi, maka PPK bersama Pokja Pemilihan
melaksanakan rapat persiapan penunjukan penyedia bersama pemenang cadangan
2 (apabila ada), Dalam hal pemenang cadangan 2 tidak memenuhi, maka PPK
bersama Pokja Pemilihan melaksanakan rapat persiapan penunjukan penyedia
bersama peserta yang memenuhi persyaratan penawaran dan kualifikasi (apabila
ada) sesuai urutan berikutnya. Dalam hal tidak ada peserta yang memenuhi, maka

Suhendi (18101154330072) 41
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

PPK melaporkan kepada Pokja Pemilihan dan ditembuskan kepada UKPBJ untuk
dilakukan Tender ulang. Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan SPPBJ dengan
ketentuan berdasarkan hasil rapat persiapan penunjukan penyedia, calon penyedia
mampu memenuhi semua persyaratan pekerjaan. Pejabat Pembuat Komitmen
menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah
diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi
SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk. SPPBJ diterbitkan paling lambat 5 (lima)
hari kerja setelah Pejabat Pembuat Komitmen menerima Berita Acara Hasil
Pemilihan (BAHP). Dalam hal DPA belum terbit, SPPBJ dapat ditunda diterbitkan
sampai batas waktu penerbitan oleh otoritas yang berwenang. Dalam SPPBJ
dicantumkan bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan kontrak. SPPBJ ditembuskan kepada APIP. 39.16 Dalam hal
Pejabat Pembuat Komitmen tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak
sependapat atas penetapan pemenang, maka:
a. Pejabat Pembuat Komitmen menyampaikan penolakan tersebut kepada
Pokja Pemilihan diserta alasan dan bukti
b. Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pembahasan bersama terkait
perbedaan pendapat atas hasil pemilihan penyedia
c. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan, maka pengambilan keputusan
diserahkan kepada PA atau KPA paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah tidak tercapai kesepakatan
d. PA atau KPA dapat memutuskan :
1. Menyetujui penolakan Pejabat Pembuat Komitmen, PA/KPA
memerintahkan Pokja Pemilihan untuk melakukan evaluasi ulang,
pemasukan penawaran ulang atau tender ulang atau
2. menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA memerintahkan
Pejabat Pembuat Komitmen untuk menerbitkan SPPBJ paling
lambat 5 (lima) hari kerja.
3. Putusan PA/KPA bersifat final.

Suhendi (18101154330072) 42
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

e. Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen


tidak menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA menyampaikan
penolakan tersebut kepada Pokja Pemilihan diserta alasan dan bukti
dan memerintahkan Pokja Pemilihan untuk melakukan evaluasi ulang,
pemasukan penawaran ulang atau tender ulang paling lambat 6 (enam)
hari kerja setelah hasil pemilihan penyedia diterima.
Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ. PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak setelah diterbitkan SPPBJ. Dalam Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, paling sedikit dibahas hal-hal sebagai berikut:
a. Dokumen Kontrak dan kelengkapan
b. Kelengkapan Rencana Keselamatan Konstruksi
c. Rencana penandatanganan Kontrak
d. Rencana pemberdayaan tenaga kerja praktik/magang (bila ada)
e. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan)
f. Jaminan Pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan)
g. Asuransi
h. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat evaluasi
penawaran
i. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat rapat persiapan
penunjukan penyedia
Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data kontrak dan mengunggah
hasil pemindaian dokumen kontrak yang telah ditandatangani pada aplikasi SPSE.
Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut, dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya
masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh
Pokja Pemilihan, maka peserta yang bersangkutan tidak dikenakan
sanksi apapun
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya
masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif

Suhendi (18101154330072) 43
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

oleh Pokja Pemilihan, maka peserta dikenakan sanksi Daftar Hitam dan
Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan) dicairkan dan disetorkan ke
Kas Negara
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa
penawarannya sudah Tidak berlaku, maka peserta yang bersangkutan
tidak dikenakan sanksi apapun
d. Apabila penyedia yang ditunjuk mengundurkan diri, maka dilakukan
kembali proses penunjukan penyedia
Pokja Pemilihan menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara tambahan
lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia secara elektronik yang tidak
dapat diakomodir atau difasilitasi aplikasi SPSE berita Acara Tambahan lainnya
diunggah (upload) oleh Pokja Pemilihan menggunakan menu upload informasi
lainnya pada aplikasi SPSE. Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia
dan dilaksanakan oleh Pokja Pemilihan secara independen. Informasi yang
berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon
pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang tidak
berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan. Setiap usaha peserta
tender mencampuri proses evaluasi Dokumen Penawaran atau keputusan
pemenang akan mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan,
Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil Pemilihan
(BAHP) oleh Pokja Pemilihan bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman
pemenang.

3.5 Metode Pelaksanaan dan Peralatan


Metode Pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi
yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau
standar yang telah diuji cobakan. Metode pelaksanaan tersebut tidak terlepas dari
penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat proses pembuatan
suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai mana
mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya
pemakaian bahan. Serta dengan metode pelaksanaan yang baik akan

Suhendi (18101154330072) 44
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

menghasilkan bangunan yang baik juga sesuai dengan yang diharapkan oleh
owner seperti yang tertuang dalam dokumen kontrak.
Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan pekerjaan sebuah bangunan
dengan baik, diperlukan adanya pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman
dalam melaksanakan pembangunan tersebut sehingga apabila ada permasalahan
yang timbul dilapangan akan cepat dapat diatasi. Disamping itu, dalam tahap
pelaksanaan ini juga diperlukan kerja sama dan koordinasi dari semua pihak yang
terlibat baik pemberi tugas (owner), pemberi kerja (MK) dan penerima kerja
(kontraktor). Kerja sama yang baik antara ketiga pihak yang terlibat dalam proyek
tersebut dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang efektif dan efisien terutama
dalam pengaturan sumber daya yang ada, meliputi tenaga kerja, material atau
bahan dan peralatan yang digunakan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek baik besar maupun kecil, selalu diharapkan
hasil dengan kualitas yang baik, yaitu:
a. Memenuhi standar yang terdapat spesifikasi teknis (mutu).
b. Selesai tepat waktu.
c. Biaya yang dikeluarkan dapat ditekan serendah mungkin.
Untuk mencapai semua itu diperlukan suatu rencana kerja agar diperoleh
suatu urutan pekerjaan yang efektif serta efisien antara yang satu dengan yang
lainnya dan tidak saling mengganggu.

3.5.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


1. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
adalah menahan beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom merupakan
suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis
yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total seluruh struktur.

Suhendi (18101154330072) 45
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Adapun ketentuan umum untuk struktur kolom pada proyek


pembangunan Gedung Asrama Ma’had Al-Jami’ah Tahap I
Padangsidimpuan yaitu sebagai berikut :
a. Menggunakan mutu beton K250
b. Tebal selimut betonnya adalah 3 cm.
c. Tulangan utama kolom K1 menggunakan baja ulir 4D19, K2
menggunakan baja ulir 2D19 dan K3 menggunakan baja ulir
2D19.
d. Tulangan sengkang K1 menggunakan baja ulir D10-150,K2
menggunakan baja polos Ø10-150 dan K3 menggunakan baja ulir
D10-100.
Pada proyek Pembangunan Gedung Asrama Ma’had Al-Jami’ah tahap
I Padangsidimpuan pembesian kolom dilakukan langsung ditempat.
Pekerjaan kolom terbagi atas 3 item, yaitu :
1. Pekerjaan Pembesian Kolom
a. Persiapkan Material yaitu besi ulir D19 untuk tulangan
utama,besi ulir D10 dan besi polos Ø10 untuk sengkang.
b. Lalu bawalah baja ulir dan kawat tersebut ke lokasi fabrikasi
untuk dilakukan pemotongan besi dan pembengkokan besi
menggunakan bantalan pembengkok. Dimana alat tersebut
telah tersedia di lokasi proyek. Pemotongan dan
pembengkokan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Setelah dilakukan pembengkokan dan pemotongan baja ulir,
baja ulir langsung di bawa untuk di rangkai pada denah
kolom sesuai dengan gambar kerja.
d. Tegakkan baja ulir satu persatu.
e. Masukkan sengkang lalu ikat dengan jarak 10 cm.
f. Pastikan tulangan sepihak kolom telah terpasang sesuai shop
drawing.
2. Pekerjaan Bekisting kolom

Suhendi (18101154330072) 46
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Tingkat keberhasilan dari pekerjaan beton sangat tergantung pada


acuan dan perancah yang digunakan. Acuan dan perancah merupakan
cetakan dimana beton dituangkan sampai beton tersebut mempunyai
bentuk yang sesuai denga keinginan.
Adapun langkah-langkah pemasangan bekisting kolom sebagai
berikut:
a. Cek tulangan pada kolom sebelum pemasangan bekisting.
Sesuai atau tidaknya dengan gambar detail. Apabila belum
sesuai, maka harus disesuaikan dulu dengan gambar detail.
b. Selanjutnya rangkai bekisting kolom terlebih dahulu dibawah
sesuai dengan kolom yang digunakan.
c. Angkat bekisting kolom ke lokasi kolom yang akan
dilakukan pengecoran.
d. Lalu lakukan proses lot bekisting menggunakan unting-
unting agar nantinya kolom tegak lurus dan sejajar dengan
yang lainya.
e. Lalu beri perkuatan pada bekisting agar tidak jebol saat
pengecoran.

Gambar 3.2 Bekisting Kolom


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Pengecoran Kolom

Suhendi (18101154330072) 47
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Proses pengecoran kolom pada proyek menggunakan cara manual


dengan menggunakan concrete mixer (molen) dengan mutu K-250
sesuai dengan data perencanaan. Adapun langkah-langkah
pengecoranya sebagai berikut:
a. Masukkan agregat, semen dan air sesuai dengan takaran
berdasarkan mutu yang direncanakan.
b. Setelah semua bahan beton tercampur rata kemudian beton di
bawa menggunakan gerobak untuk di tuang pada bak
penampungan.
c. Kemudian beton di naikkan ke atas untuk di tuangkan
kedalam bekisting kolom menggunakan ember dengan satu
tiang kolom ada 4 orang pekerja.

Gambar 3.3 Pengecoran Kolom


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

d. Pastikan untuk memasukkan sumber penerangan seperti


lampu ke lokasi pengecoran apabila melakukan pekerjaan di
malam hari.
e. Setelah pengecoran selesai diamkan beton sampai mengeras
dengan sempurna.
2. Balok dan Plat Lantai
Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan
lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka
penguat horizontal bangunan akan beban-beban.

Suhendi (18101154330072) 48
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Apabila suatu gelagar balok bentangan sederhana menahan beban yang


mengakibatkan timbulnya momen lentur akan terjadi deformasi (regangan)
lentur didalam balok tersebut. Regangan-regangan balok tersebut
mengakibatkan timbulnya tegangan yang harus ditahan oleh balok,
tegangan tekan disebelah atas dan tegangan tarik dibagian bawah. Agar
stabilitas terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan
lentur harus kuat untuk menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena
tegangan baja dipasang di daerah tegangan tarik bekerja, di dekat serat
terbawah, maka secara teoritis balok disebut sebagai bertulangan baja tarik
saja.
Untuk menjadi penyaluran gaya yang baik di dalam balok, maka di
daerah momen lapangan dan momen tumpuan maksimum dianjurkan
supaya antara batang tulangan utama tidak melebihi 150 mm. Bila momen
di suatu tempat menurun, jarak batas ini dapat digandakan menjadi 300
mm. Oleh karena itu, dalam sebuah penampang balok persegi setidaknya
harus terdapat empat batang tulangan dipasang pada tiap sudut
penampang, batang-batang disudut ini dan yang membentang sepanjang
balok dilingkari oleh sengkang-sengkang.
Plat Lantai merupakan sebuah bidang datar yang lebar, biasanya
mempunyai arah horizontal dengan permukaan bawah dan atasnya sejajar
atau mendekati sejajar. Plat lantai direncanakan untuk memikul beban
merata yang bekerja pada seluruh luas permukaannya.
Untuk pengerjaan pelat dilakukan dengan beberapa tahap, sebagai
berikut:
a. Pekerjaan Perancah Balok dan Plat Lantai
Adapun langkah pekerjaan kerangka kerja plat lantai yaitu :
1. Pelajari gambar kerja dengan seksama sebelum memulai
pekerjaan, baik dimensi yang menunjukkan jarak dan ukuran
pekerjaan berdasarkan gambar detail plat dan baloknya.

Suhendi (18101154330072) 49
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

2. Persiapkan peralatan kerja yang akan digunakan dan bawalah ke


lokasi kerja.
3. Lalu buat rel perancah balok dan perancah plat lantai dengan
menggunakan kayu.
4. Potong multiplek menggunakan alat pemotong sesuai dengan
dimensi yang akan dikerjakan.
5. Angkat dan letakkan multiplek keatas perancah, lalu
sambungkan multiplek dengan di pakukan ke balokan kayu.
6. Lakukan pekerjaan bekisting diatas sampai mencapai target
pekerjaan per zona pengecoran nantinya.
b. Pekerjaan Bekisting Balok dan Plat Lantai
1. Setelah selesai pekerjaan perancah balok dan plat lantai
dilanjutkan dengan pemasangan bekisting balok dan plat lantai.
Untuk bekisting balok dan plat lantai menggunakan multiplek
dengan tebal 10 mm.
2. Setelah bekisting balok dan plat lantai selesai dipasang,
dilanjutkan dengan pembesian.

Gambar 3.4 Beksiting Balok dan plat lantai


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
c. Penulangan Balok
Untuk penulangan plat lantai, terlebih dahulu dilalukan penulangan
balok. Instalasi balok langsung dilakukan di lapangan tempat
pemasangan balok, dengan langkah:

Suhendi (18101154330072) 50
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

1. Pelajari dengan seksama gambar kerja yang diberikan


kemudian hitung jumlah kebutuhan tulangannya sesuai dengan
jenis detail gambar yang ada.
2. Perhatikan jenis balok, jumlah tulangan, diameter tulangan dan
yang digunakan.
3. Potong baja ulir sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar
kerja dengan tidak lupa memberikan hak pada ujung baja ulir
agar lebih kuat mengikat.
4. Naikkan baja ulir yang sudah di potong sesuai ukuran
menggunakan tali tambang.
5. Lalu rangkai baja ulir tadi dan hitung jumlah tulangannya
apakah sudah sesuai dengan gambar kerja, agar meminimalisir
terjadinya kesalahan kerja.
6. Ikat baja ulir menggunakan gegep dan kawat bendrat.
7. Setelah semua pembesian balok selesai turunkan baja ulir dari
perakitan agar sejajar dengan bekisting plat lantai.
8. Jangan lupa untuk memberikan jarak antara baja ulir balok
dengan bekisting agar tercipta selimut beton yang bagus.

a. Penulangan Plat Lantai


1. Perhatikan diameter tulangan yang akan digunakan dan ketebalan
pelatnya.
2. Naikkan tulangan plat lantai menggunakan tali tambang.
3. Letakkan tulangan yang disediakan searah memanjang dan
melintang.
4. Ikat tulangan yang saling bersentuhan menggunakan kawat bendrat
dan gegep.
5. Mengikatkan beton deking di bawah besi pelat pada lapis tulangan
bawahnya.
6. Sebelum dilakukan pengecoran pemasangan plat lantai harus di cek
kembali apakah masih ada bidang yang belum di pasang beton

Suhendi (18101154330072) 51
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

deking, membersihkan sisa-sisa kawat bendrat dan besi bekas


potongan menggunakan magnet.
7. Pekerjaan pengecoran sudah bisa dilakukan.

Gambar 3.5 Penulangan Plat lantai


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
b. Pengecoran plat lantai
Adapun langkah pekerjaan pengecoran plat lantai yaitu :
1. Pekerjaan Sebelum pengecoran :
a) Menyampaiakan perijinan pekerjaan pengecoran pada pihak
pelaksana kontraktor dan pengawas.
b) Kemudian pelaksana dan pengawas akan melakukan pengecekan
pekerjaan bekisting dan penulangan kelapangan dengan
menyesuaikan dengan gambar kerja dan membuat pelaporan SOP
yang berisi keterangan-keterangan mengenai pekerjaan.
c) Apabila pelaksana dan pengawas telah melakukan pengecekan
hasil pekerjaan dan tidak ada lagi kekurangan yang akan di
perbaiki maka sudah dapat dilanjutkan.
d) Hitung terlebih dahulu volume pekerjaan yang akan di cor dan
tentukan kapan jadwal pengecoran akan dilaksanakan sehingga
pekerjaan bisa dimulai.
e) Melakukan pemesanan kepada supplier beton yang sesuai mutu
beton dan sebanyak kebutuhan volume pengecoran yang diminta.

Suhendi (18101154330072) 52
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

f) Beton datang kelokasi proyek menggunakan Truck Mixer dengan


kapasitas truck mixer yang digunakan 7 m3.

2. Pekerjaan Pengecoran
a) Melakukan settingan alat pump truck sebelum digunakan yaitu
setting dudukan dan perletakan alat dilakukan oleh tenaga khusus.
b) Setelah truck mixer memasuki lokasi proyek lakukan terlebih
dahulu uji slump dengan ketentuan nilai slump adalah 12 ± 2 cm.

Gambar 3.6 Uji Slump Beton


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
c) Lalu ambil sampel beton sebagai benda uji untuk kuat tekan beton
yang akan di uji.
d) Memberikan bahan tambah sika agar beton lebih cepat kering dan
cepat mengikat.
e) Lalu tuangkan beton ready mix ke dalam bucket pump truck
dengan volume 1 m³.
f) Setelah itu tuangkan beton ke dalam bekisting dengan bantuan
pipa.
g) Lalu padatkan setiap beton ready mix yang masuk ke dalam
bekisting menggunakan vibrator.

Suhendi (18101154330072) 53
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.7 Pengecoran Balok dan plat lantai.


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Pekerjaan sesudah pengecoran


a) Melakukan pembongkaran bekisting dalam waktu 14 hari.
b) Setelah pembongkaran perhatikan lapisan permukaan hasil
pengecoran plat lantai.

3.5.2 Peralatan
Peralatan konstruksi atau yang biasa disebut alat kerja proyek merupakan
salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran pekerjaan pembangunan.
Dalam pelaksanaan proyek ini, peralatan yang digunakan adalah sebagai
berikut ini:
a. Dump Truk
Dump Truk merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut
atau memindahkan material pada jarak jauh >500m. Biasanya dump truk
digunakan untuk mendatangkan material-material seperti besi, semen, batu
bata, pasir, kerikil, pasir urug dan multiplek.
b. Molen (concrete mixer)
Molen digunakan untuk mencampur agregat kasar, halus, semen dan
air menjadi beton segar.

Suhendi (18101154330072) 54
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.8 Molen


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Lift Barang
Lift barang berfungsi untuk memindahkan material batu bata, semen,
beton dan pasir dari bawah ke atas. Lift digerakkan menggunakan mesin
diesel. Untuk pengoperasiannya harus dengan orang yang mahir dalam
bidangnya karena cukup berbahaya. Cara kerja lift sama seperti
menggunakan kartol namun ini digerakkan menggunakan mesin.

Gambar 3.9 Lift Barang


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
d. Gerobak Dorong
Gerobak digunakan untuk membawa material berupa semen, pasir,
kerikil, pasir urug dan beton segar agar mepermudah pekerjaan.

Suhendi (18101154330072) 55
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.10 Gerobak Dorong


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
e. Gerinda
Berfungsi untuk memotong besi agar sesuai dengan ukuran pada
gambar kerja.

Gambar 3.11 Gerinda


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.6 Administrasi Proyek


3.6.1 Sistem Kerja Proyek
Sistem pelaksanaan pekerjaan proyek pada pembangunan Gedung Asrama
Ma’had Al-Jami’ah tahap I Padangsidimpuan dilaksanakan sesuai dengan hari dan
jam kerja yang berlaku di wilayah sekitar. Untuk pelaksanaan jam kerja tambahan
(lembur) harus disetujui oleh konsultan pengawas.. Jam kerja yang berlaku setiap
hari senin-minggu adalah:

Suhendi (18101154330072) 56
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

1. Pukul 08.00 - 12.00 ( jam kerja)


2. Pukul 12.00 - 13.30 ( jam istirahat)
3. Pukul 13.30 - 16.00 ( jam kerja)
4. Pukul 16.00 - 17.00 ( jam istirahat)
5. Pukul 17.00 - selesai ( jam lembur)

3.7 Masalah dan Penanganan Proyek


Pada masalah penambahan kolom semua direksi musyawarah dengan
konsultan karena bentang yang terlalu panjang dan perlu dilakukan penambahan
kolom agar struktur bangunan aman. Setelah mendapatkan persetujuan konsulan
maka di lakukanlah proses penambahan kolom tersebut. Sebelum mendapat
persetujuan konsultan site manager berusaha meyakinkan konsultan dengan
menganalisa beban balok yang berat tanpa adanya kolom yang meneruskan
bebanya ke struktur bawah.
Pada masalah pembesian sloof yang salah karena wakil mandor salah
dalam membaca gambar sehingga besi yang sudah terpasang tidak sesuai dengan
gambar perencanaan yang ada. Untuk mengatasi masalah itu pelaksana lapangan
dan site manager melakukan perhitungan konversi pembesian berdasarkan berat
pembesian yang dipakai

3.8 Penerapan Standar dan Peraturan


Persyaratan teknis umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan yang mana persyaratan ini
bisa diterapkan. Persyaratan teknis umum ini merupakan satu kesatuan dengan
persyaratan teknis khusus, dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari
segi teknis bagi seluruh bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu
atau lebih dari dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar Pelelangan atau Pelaksanaan
b. Persyaratan Teknis Umum atau Khusus
c. Perincian volume pekerjaan atau Perincian penawaran
d. Dokumen-dokumen Pelelangan atau Pelaksanaan yang lain

Suhendi (18101154330072) 57
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan teknis umum ini, tidak ada
satupun bagian pekerjaan, maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut
secara sendirinya dianggap tidak berlaku. Atas seluruh bagian pekerjaan dalam
Perjanjian Kerja ini, kecuali secara khusus dipersyaratkan lain dalam satu atau
lebih dokumen dari Dokumen pelelangan Pelaksanaan, berlaku :
1. Undang-undang atau Keputusan Presiden Nomor 18 tahun 2000
2. Peraturan atau Surat keputusan dari Departemen atau Instansi yang
berwenang
3. Ketentuan dari Badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem dibawah
tanah (BKJS)
4. Peraturan Daerah
5. Standard atau Norma Pedoman
Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang dipersyaratkan teknisnya
tidak diatur dalam persyaratan teknis umum atau khusus maupun salah satu dari
ketentuan, maka atas bagian pekerjaan tersebut, Penyedia harus mengajukan salah
satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Direksi
Lapangan atau Konsultan Pengawas untuk dipakai sebagai patokan persyaratan
teknis :
a. Standard atau Norma Kode Pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan, yang diterbitkan oleh Instansi atau Institusi
Asosiasi Profesi atau Asosiasi Produsen dan Lembaga Pengujian
ataupun badan-badan lain yang berwenang berkepentingan, atau badan-
badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain,
sejauh mana atas hal tersebut diperoleh kesepakatan dari Direksi
Lapangan atau Konsultan Pengawas
b. Brosur Teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga
pengujian yang diakui secara Nasional atau Internasional
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti
dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan
Normalisasi Indonesia (NI), Standard Industri Indonesia (SII) dan peraturan-

Suhendi (18101154330072) 58
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku


atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan dengan Peraturan dan standar yang
digunakan dalam perencanaan struktur ini adalah :
1. SK SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
2. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung
3. SNI 03-1726-2002 Standar Perencanaan Tahan Gempa untuk Struktur
Gedung
4. SKBI 1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah &
Gedung
5. NI – 3 (1970) : Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan diIndonesia
6. NI – 8 : Peratuiran semen Portland Indonesia
7. NI – 5 : Peraturan Konstruksi Indonesia
8. SII – 0297 – 80 : Baja Karbon Cor Mutu dan Cara Uji
9. SII – 0192 – 78 : Kawat Las Mutu dan cara uji

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar


yang tersebut diatas, maupun standar-standar nasional lainnya, maka diberlakukan
standard-standard internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut
atau setidak tidaknya berlaku persyaratan Teknis dari negara-negara asal bahan
dengan disertai referensi.
Standarnya sesuai dengan pengajuan dokumen yang telah disepakati oleh
PPTK dan PPK tersebut pada saat tender. Pada proyek saya penerapan mutu yang
digunakan belum sesuai dengan pengajuan dokumen kepada PPTK dan PPK
tersebut. Pada saat pencampuran agregat pelaksana lapangan banyak memainkan
takaran beton mutu k-250 dan menurut pengamatan saya beton yang di buat tidak
mencapai mutu k-250 seperti perencanaan awal sehingga penerapan standar mutu
tidak dilakukan.

Suhendi (18101154330072) 59

Anda mungkin juga menyukai