ORGANISASI PELAKSANAAN
4
2.1.1 Pemilik proyek (bouwheer/owner)
Ervianto (2002) berpendapat bahwa pimpinan pelaksana kegiatan (owner)
adalah pihak yang memiliki gagasan untuk membangun proyek dan memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut, pimpinan pelaksana kegiatan atau pengguna jasa, dapat berupa
perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah. Adapun yang menjadi pemilik
proyek pada Pembangunan Gedung Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami
adalah Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Adapun tugas dan tanggung jawab pemilik proyek adalah sebagai berikut :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);
2. Meminta laporan secara priodik mengenai plaksanaan pekerjaan yang telah di
lakukan oleh penyedia jasa;
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang di perlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik;
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi); dan
8. Menerima dan mengesahlkan pekerjaan yang telah selesai di laksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang di kehendaki.
5
Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai
berikut :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, hitung struktur dan rencana anggaran biaya;
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan;
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambaran rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat;
4. Membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan, dan
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
6
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar di capai
hasil akhir sesuai dengan yang di harapkan dengan kualitas, kuantitas serta
waktu pelaksanaan yang telah di tetapkan;
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang di datangkan kontraktor;
8. Menghentikan sementara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku;
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan,bulanan); dan
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau
berkurangnya pekerjaan.
Dalam melasksanakan tugasnya, konsultan pengawas bertanggung jawab
kepada pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk
kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika disarankan perlu, agar waktu
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah di sepakati bersama di
dalam RKS. Adapun yang menjadi konsultan pengawas pada proyek
Pembangunan Gedung Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami, adalah PT.
Harawana Consultant KSO PT. Citra Rancang Global.
7
4. Melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi
peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
5. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang
telah di tetapkan dalam kontrak;
6. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana; dan
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.
Adapun yang menjadi pelaksana pada proyek Pembangunan Gedung
Depot Arsip Balai Arsip Statis dan Tsunami, adalah PT. Nia Yulided Bersaudara
KSO PT. Karya Dwiputra Pratama.
8
perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat berhubungan langsung kepada
pelaksana melainkan harus melalui pengawas. Dalam pelaksanaan di lapangan
pengawas memiliki kuasa penuh untuk menegur pelaksana apabila pekerjaan yang
dilaksanakannya menyimpang dari bestek, plat lantai, balok, kolom lantai 2 (dua).
Untuk lebih jelas hubungan kerja antar unsur-unsur organisasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.1
PEMILIK PROYEK
PENGAWAS PERENCANA
PELAKSANA
Keterangan :
= Garis Perintah
= Garis Konsultasi
9
Pemilik Proyek (Owner) Perencana (consultant)
10
2. Pelelangan terbatas, yaitu pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan
antara pemborong/rekanan yang dipilih dari pemborong/rekanan yang tercatat
dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha ruang
lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya;
3. Pemilihan langsung, yaitu pelaksana pekerjaaan pembangunan maupun
pengadaan barang/jasa oleh rekanan tanpa melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-
kurangnya tiga penawar yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM) dan dilakukan negosiasi penawaran secara teknis dan administratif
serta perhitungan harga yang dapat dipertanggung jawabkan; dan
4. Penunjukan langsung, yaitu pelaksana pelelangan yang hanya mengundang
satu rekanan yang dianggap mampu untuk mengajukan penawaran dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
1. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
2. Mengadakan pengumuman yang akan diadakan;
3. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
4. Menetapkan tata cara penilaian pelelangan;
5. Melaksanakan pelelangan;
6. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang, dimana calon
pemenang diusulkan kepada Kepala Satuan Kerja (Ka.Satker) untuk
diputuskan sebagai pemenang; dan
7. Membuat laporan dan pertanggung jawaban kepada kegiatan.
Setelah pra lelang suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan
dibuka proses lelang beserta persyaratan lelang dimana pengumuman proses
lelang akan diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-rekan owner.
Adapun batasan-batasan nilai pelelangan yang ditetapkan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 70 tahun
2012 tentang perubahan kedua atas Perpres nomor 54 tahun 2010 tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah.
11
Perpres baru ini mengatur kenaikan batas nilai pengadaan langsung
barang/jasa pemerintah. Perpres ini ditandatangani Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sejak 31 Juli dan diundangkan menteri Hukum dan HAM pada
tanggal 1 Agustus 2012.
a. Proses pelelangan.
- Pengambilan dokumen lelang.
- Pembentukan team pelaksana lelang (TPL).
- Membaca dan mempelajari dokumen lelang.
- Aanwijzing kantor dan lapangan.
- Pelajari lebih dalam dokumen lelang.
- Survey lapangan detail.
- Perhitungan volume.
- Metode kerja.
- Sub-kontraktor.
- Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
- Pembuatan pra rencana mutu proyek.
- Plafond harga penawaran.
- Proses komputer.
- Jaminan bank, referensi bank dan syarat-syarat administrasi.
- Memperhitungkan kemampuan lawan.
- Perhitungan mark up.
- menyusun, pengecekan dan pemasukan peawaran.
- Laporan hasil lelang atau tender, dan
- Data-data tetap.
b. Syarat-syarat pelelangan
- Telah melunasi kewajiban pajak setahun terakhir.
- Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan surat pengukuhan
pengusaha kena pajak (SPPKP) Telah memenuhi kewajiban perpajakan
terakir surat pemberitahuan tahunan (SPT) tahunan.
12
- Membuat pernyataan tertulis bahwa, salah satu atau semua pengurus dan
badan usahanya tidak masuk daftar hitam memiliki sertifikat BPJS
ketenaga kerjaan (sertifikat, bukti setotan).
- Memiliki akta pendirian perusahaan dan perubahannya bila ada, dan untuk
badan usaha berbadakan hukum telah terdaftar dan terigrestasi di
kementrian hukum dan HAM RI.
- Memenuhi sisa kemampuan paket sasaran kerja pegawai (SKP).
- Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai pemyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi penyedia usaha kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun.
- Memiliki pengalaman pada subbidang pelaksanaan konstruksi jalan raya
(memiliki lingkungan yang sejenisdengan yang dilelangkan dan setara
dengan jalan nasiaonal/privinsi/kabupaten) dengan kemampuan dasar
(KD) sebesar minimal sama dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS)
yang di buktikan dengan kontrak dan provisional hand over (PHO) jika
sudah berakhir masa pemeliharaannya, diharapkan melampirkan SCAN
asli untuk pengalaman pekerjaan yang sudah selesai, tanggal PHO
terhitung sejak selambat-lambatnya batas akhir pemasukan penawaran.
- Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah untuk
mengikuti pengadaan pelelangan tersebut sebesar paling kurang 10% dari
nilai paket (HPS), akan dilakukan konfirmasi faktual secara resmi terhadap
dukungan bank tersebut kepada bank penerbit, sehingga tidak hanya
sebagai kelengkapan surat penawaran persyaratan administrasi pelelangan
belaka akan tetapi merupakan dukungan keuangan rill dari bank tanpa
syarat-syarat hasil, konfirmasi faktual dapat menggugurkan penawaran,
jika hanya sebagai kelengkapan administrasi saja atau bersyarat.
- Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik
dilingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
13
subkontrak, kecuali bagi penyedia usaha kecil yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
- Memiliki dan menyampaikan sertifikat manajemen mutu perusahaan
(SNI/ISO 9001:2008), dan sertifikat manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) (OHSAS 18001:2007).
- Untuk peserta yang melakukan kemitran/kerjasama operasi (KSO)
formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh seluruh
anggota KSO, kecuali leadfirm cukup mengisi data kualifikasi pada data
isisan kualifikasi melalui sistem pengadaan secara elektronik (SPSE),
hanya dicantumkan apabila membolehkan KSO.
- Memiliki tenaga teknis dengan kualifikasi keahlian sesuai dengan yang
tertuang dalam dokumen pengadaan lembar data pemilihan dan lembar
data kualifikasi (LDP dan LDK).
- Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan sesuai dengan yang
tertuang dalam dokumen pengadaan (LDP dan LDK).
- Menyampaikan pekerjaan yang sedang dilakasanakan (jika ada).
- Dalam hal proses pemilihan penyedia jasa dilaksanakan mendahului
pengesahan dewan pertimbangan agung (DPA) dan alokasi anggaran
dalam DPA tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai pengadaan
barang/jasa yang diadakan, maka proses pemilihan penyedia jasa
dilanjutkan ketahap penandatanganan kontrak setelah dilakukan revisi
DPA atau proses pemilihan penyedia jasa dibatalkan demi hukum dan
peserta tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
- Batasan-batasan nilai pelelangan menurut (perpres nomor 70 tahun 2012)
- Kenaikan batas nilai pengadaan langsung barang/pekerjaan/konstruksi Jasa
dan lainnya (yang semula s.d. Rp100 juta menjadi s.d. Rp 200 juta).
- Kenaikkan batas nilai pelelangan sederhana dan pemilihan langsung yang
semula s.d. Rp 200 juta menjadi s.d. Rp 5 miliar.
- Untuk mempercepat proses pengadaan, jawaban sanggahan banding dapat
dilakukan oleh pejabat eselon I atau pejabat eselon II yang mendapatkan
penugasan dari menteri/kepala lembaga.
14
- Penambahan pengaturan untuk pengadaan yang bersifat khusus di bidang
keuangan terkait pengelolaan utang, yang diatur lebih lanjut oleh menteri
keuangan.
- Kepemilikan sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa dikecualikan untuk
pejabat pembuat komitmen (PPK )yang dibuat oleh eselon 1 atau 2, atau
PPK pada pemerintah daerah yang dirangkap oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran (PA/KPA),semula semua PPK wajib
memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa.
- Persetujuan kontrak tahun jamak untuk kegiatan yang nilai kontraknya
Sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 bagi kegiatan penanaman benih,
bibit, penghijauan, pelayanan perintis/darat/laut/udara, makanan dan obat
dirumah sakit, makanan untuk narapidana dilembaga pemasyarakatan,
pengadaan pita cukai, layanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasa
cleaning service, dilakukan oleh menteri/pimpinan lembaga terkait semula
semua kegiatan kontrak tahun jamak harus melalui persetujuan menteri
keuangan.
- Penegasan bahewa pihak yang dapat melakukan sanggahan adalah peserta
yang memasukkan penawaran.
15
kontraktor. Kegiatan pekerjaan proyek dilaksanakan menurut keahliannya masing-
masing. Waktu kerja ditentukan, yaitu :
a. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
b. Istirahat dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.
c. Dan dimulai kembali pada siang hari pukul 13.00 WIB sampai
dengan pukul 17.00 WIB.
d. Lembur di mulai Pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 22.00
WIB.
Upah kerja dibayar kontraktor kepada kepala tukang, sedangkan kepala
tukang membayar upah bulanan kepada pekerja yang masing-masing berbeda
menurut keahlian, kemampuan dan kerjanya. Selain itu tenaga kerja dibekali
dengan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang terdiri dari safety helmet,
sepatu boot, dan safety belt.
16
konstruksi. Kegiatan ini lebih kurang selama 2 (dua) bulan, dari tanggal 17 Juni
2019 sampai dengan. 17 Agustus 2019.
17
Langkah selanjutnya setelah SPMK dikeluarkan pemenang
mempersiapkan personil dan bahan/alat yang akan dimobilisasikan dalam waktu
60 (enam puluh) hari kalender.
Beberapa hal yang dimobilisasikan adalah :
- Personil (mulai dari G.S/General Intendent) sampai ke pekerjaan harian.
- Pembuatan direksi keet (rumah/kantorlapangan).
- Peralatan (mulai dari alat berat sampai alat ringan).
18