Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS INDONESIA

MAKALAH JALAN DAN PERKERASAN JALAN


Perancangan Jalan Raya 2

Disusun Oleh:
Hanesti Adifa R 1806149835

Dosen Pembimbing:
Andhyka Kusuma S.T., M.Sc., Ph.D.
Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo DEA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah perancangan jalan
raya 2 dengan pembahasan jalan dan perkerasan jalan. Dalam kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Andhyka Kusuma S.T.,
M.Sc., Ph.D. dan Prof. Dr. Ir. Sigit Pranowo Hadiwardoyo DEA dosen mata kuliah
perancangan geometrik jalan serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dari segi materi maupun sistematika penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun kearah penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan
dan penulis terima dengan tangan terbuka.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca dan bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, dan orang
lain, serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Depok, Februari 2021

Penulis
BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang dinamis dan tidak bisa berdiam diri dalam waktu lama.
Mereka selalu ingin bergerak,berpindah, dan melakukan aktivitas. Aktivitas Manusia
sangat terbantu dengan adanya teknologi yang dapat memudahkan aktivitas tiap
individu. Jalan Raya merupakan sarana pendukung aktivitas manusia dan sebagai urat
nadi suatu bangsa karena dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan
ekonomi,politik,dan pertahanan suatu negara. Perancangan Jalan Raya mengalami
perkembangan dari masa ke masa harus didukung oleh engineer, pemerintah, dan
masyrakat sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan waktu tersebut.

1.2 Tujuan

1. Memahami Jalan dan Perkerasan Jalan


2. Memenuhi tugas mata kuliah Perkerasan Jalan Raya 2

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Jalan dan Perkerasan Jalan?


2. Apa Fungsi dan Jenis Perkerasan Jalan
3. Bagaimana kondisi struktur perkerasan Jalan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
atas permukaan air serta di bawah permukaan tanah dan atau air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006).
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan
cepat. (Clarkson H. Oglesby. 1999).
B. Fungsi Jalan
Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam
bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan
keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan
sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara.
C. Perkerasan Jalan
Sukirman (2003) Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak
diantara lapisan tanah dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada sarana transportasi.
Fungsi perkerasan adalah untuk memikul beban lalu lintas secara aman dan
nyaman, serta sebelum umur rencananya tidak terjadi kerusakan yang berarti.
Supaya perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai,
tetapi juga ekonomis, maka perkerasan jalan dibuat berlapis-lapis.

D.  Fungsi Lapis Perkerasan


Perkerasan dibuat berlapis-lapis agar mempunyai daya dukung dan keawetan
yang memadai, tetapi tetap ekonomis. Lapis paling atas disebut sebagai lapis
permukaan,merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Di bawahnya
terdapat lapis pondasi, yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah
dipadatkan (Suprapto, 2004).

1. Lapis Permukaan (LP)


Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis
permukaan dapat meliputi:
a. Struktural :
Mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh
perkerasan, baik beban vertikal maupun beban horizontal (gaya geser).
b. Non Struktural, dalam hal ini mencakup :
1) Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan
yang ada di bawahnya.
2) Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat berjalan
dan memperoleh kenyamanan yang cukup.
3) Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak
(skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya keamanan lalu
lintas.
4) Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat
diganti lagi dengan yang baru.

Lapis permukaan dapat dibagi menjadi dua lapisan yaitu:


1) Lapis Aus (Wearing Course)
Lapis aus (wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang
terletak di atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah :
a) Mengamankan perkerasan dari pengaruh air.
b) Menyediakan permukaan yang halus.
c) Menyediakan permukaan yang kesat.
2) Lapis Antara (Binder Course)
Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang
terletak di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus (wearing
course). Fungsi dari lapis antara adalah :
a)  Mengurangi tegangan.
b) Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus
mempunyai kekuatan yang cukup.
Jenis-jenis Lapis Permukaan (surface course)

Jenis lapis permukaan terdapat bermacam-macam yaitu:

a) Lapis Aspal Beton (LASTON)

Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan


pada konstruksi jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, filler dan aspal keras, yang dicampur, dihampar dan
dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

b) Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN)

Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis


perkerasayang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci
bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan
cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan
apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan
aspal dengan batu penutup.

c) Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)

Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran


yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja
dan filler (bila diperlukan) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan
secara dingin.

d) Hot Rolled Asphalt (HRA)

Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan lapis penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras
dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas pada suhu tertentu.

2. Lapis Pondasi Atas (LPA) atau Base Course


Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak
menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah :
a. Lapis pendukung bagi lapis permukaan.
b. Pemikul beban horizontal dan vertikal.
c. Lapis perkerasan bagi pondasi bawah.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau Subbase Course


Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :
a. Penyebar beban roda.
b. Lapis peresapan.
c. Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi.
d. Lapis pertama pada pembuatan perkerasan.

4. Tanah Dasar (TD) atau Subgrade


Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah
galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan
permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
D. Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan

Pada umumnya pembangunan jalan berdasarkan bahan pengikat. Kontruksi


perkerasan jalan dapat dibedakan menjadi :
a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan semen (Portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton
dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perlerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan
kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan
lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
Di Indonesia biasa menggunaan dua jenis konstruksi perkerasan yaitu
konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) dan konstruksi perkerasan
kaku (rigid pavement). Perbedaan dari dua jenis konstruksi perkerasan ini
dapat dilihat dalam tabel. (Christady 2015).
No Perkerasan Lentur Perkerasan kaku
1 Komponen Perkerasan terdiri Komponen Perkerasan terdiri
dari lapis permukaan, pondasi dari plat beton yang terletak pada
atas dan pondasi bawah tanah atau lapisan material
granuler pondasi bawah
2 Digunakan untuk semua kelas Kebanyakan digunakan untuk
jalan dan tingkat volume lalu jalan kelas tinggi
lintas
3 Pengontrolan kualitas Pencampuran adukan beton
campuran lebih rumit mudah di control
4 Umur rencana lebih pendek Umur rencana dapat mencapai
yaitu sekitar 10-20 tahun 20-40 tahun
5 Kurang tahan terhadap drainasi Lebih tahan terhadap drainasi
yang buruk yang buruk
6 Biaya awal pembangunan lebih Biaya awal pembangunan lebih
rendah tinggi
Sumber : Christady (2015)
Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan haruslah
mencakup :
1. Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan.
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang akan
dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis lapisan yang dipilih, dapatlah
ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metoda yang
ada.
2. Analisa campuran bahan.
Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan setempat yang tersedia,
direncanakanlah suatu susunan campuran tertentu sehingga terpenuhi
spesifikasi dari jenis lapisan yang dipilih.
3. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Perencanaan tebal perkerasan yang baik, susunan campuran yang memenuhi
syarat, belumlah dapat menjamin dihasilkannya lapisan perkerasan yang
memenuhi apa yang diinginkan jika tidak dilakukan pengawasan pelaksanaa
yang cermat mulai dari tahap penyiapan lokasi dan material sampai tahap
pencampuran atau penghamparan dan akhirnya pada tahap pemadatan dan
pemeliharaan.
Daftar Pustaka
Darlan S.T., M.T. 2014. Konstuksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement).
Grobogan. DPUPR Grobogan.

Departemen Perkerjaan Umum. 2005. Perancanaan Perkerasan Jalan.

Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan : Direktorat Jenderal Bina


Marga. Direktorat Pembinaan Jalan Kota. Maret, 1992. sibima.pu.go.id
eprints.polsri.ac.id/3680/3/

Anda mungkin juga menyukai