Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)
SPESIFIKASI BAHAN PERKERASAN JALAN

OLEH :
Ketua Kelompok : SISKA
Anggota : NOVANDIKA S.
: MAULANA HIDAYAT
: ALVASYA TEGAR R.

SMK NEGERI 2 KOTA SERANG


Jl. KH. Fatah Hasan No. 89 Kode Pos : 42117
TELP. (0254) 200029KOTA SERANG
Tahun 2022
BAB II

PEMBAHASAN

Buatlah kelompok dengan jumlah anggota tiga siswa untuk mengerjakan kegiatan Berikut
ini!

Nama : SISKA

1. Perhatikan gambar di bawah ini, keduannya merupakan konstruksi perkerasaan pada


jalan tol!

Gambar 4.1 Sebuah jalan penghubung antarkota Gambar 4.2 Sebuah jalan tol

2. Diskusikan bersama kelompokmu mengenai perkerasan pada kedua gambar di atas


Jenis perkerasan pada Gambar 4.1
Kelebihan : 1) Jalan menjadi lebihhalus
2) Harga lebih ekonomis
3) Menghasilkan kebisingan lebih rendah
4) Lebih mudah diperbaiki
5) Warna lebih teduh
6) Waktu pembuatan lebihcepat
Kekurangan : 1) Kurang tahan lama
2) Bergantung pada kondisi tanah
3) Membutuhkan banyak perawatan
Jenis perkerasan pada Gambar 4.2
Kelebihan : 1) Dapat menahan kendaraan yang berat
2) Tahan terhadap genangan air danbanjir
3) Biaya perawatan yang lebih murah
4) Pengadaan material lebih mudah didapat
Kekurangan : 1) Biaya kontruksi lebih mahal
2) Warna tergolong monoton dan memberi kesan membosankan
3) Warna juga memberikan kesan gersang dan panas

3. Carilah tiga jalan yang ada di sekitarmu ! Amatilah mengenai perkerasan yang
digunakan!
No. Nama Jalan Jenis Perkerasan Dokumentasi
Jalan
1. Jl. KH. A. Fatah Hasan Perkerasan Lentur
No.89
2. Jl. KH. A. Fatah Hasan Perkerasan Kaku
No.37 Cijawa Kota Serang
3. Jl. K.H. Abdul Hadi, Perkerasan Lentur
Cipare, Kec. Serang, Kota
Serang, Banten

4. Setelah mengamati berbagai jenis perkerasan jalan


5. gambar lah ilustrasi lapisan perkerasan jalan beserta keterangannya.
6. Jangan lupa untuk mendokumentasikan setiap jalan yang kamu observasi dan buatlah
laporan format sebagai berikut :
a. Judul laporan
b. Pendahuluan
c. Pembahasan
d. Dokumentasi
7. Simpulkan hasil pekerjaan yang telah kamu lakukan pada kegiatan ini !
Kesimpulan

Penilaian :

Mengetahui Serang, ......................... 2022


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

H. Lilik Hidayatulloh, S.Pd, M.M Setiawati, S.T


NIP. 19650801 198903 1 006 NKP. 2060505920130703
BAB I
PENDAHULUAN

A. MEMAHAMI PERKERASAN JALAN


Perkerasan jalan adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan agregat dan aspal atau semen
(portland cement) sebagai bahan ikatnya. Dalam hal ini, akan membuat lapis konstruksi tertentu
memiliki ketebalan, kekuatan, kekakuan, serta kestabilan yang sudah ditentukan agar mampu
menyalurkan beban lalu lintas di atasnya ke tanah dasar secara aman.
Fungsi utama dari perkerasan sendiri adalah untuk menyebarkan atau mendistribusikan beban
roda ke area permukaan tanah dasar sub grade yang lebih luas dibandingkan luas kontak roda
dengan perkerasan sehingga mereduksi tegangan maksimum yang terjadi pada tanah dasar.

B. JENIS PERKERASAN JALAN


1. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Konstruksi perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat. Lapisan lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas.
Struktur perkerasan jalan aspal bersifat relatif lentur karena aspal dapat melunak jika suhu
meningkat atau pada saat dibebani secara terus menerus.

2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigrid Pavement)


Konstruksi perkerasan kaku yaitu perkerasan yang menggunakan semen (portland cement)
sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar
dengan atau taripa lapis fondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat
beton.

3. Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)


Konstruksi perkerasan komposit yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan lentur.
Hal tersebut dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku atau perkerasan di atas
perkerasan lentur yang ada di lapangan.

C. LAPISAN PERKERASAN JALAN


1. Lapis Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah bagian perkerasan terletak paling atas yang berfungsi sebagai
berikut.
a. Lapisan perkerasan penahan beban roda, lapisan ini memiliki stabilitas tinggi untuk
menahan beban roda selama masa pelayanan.
b. Sebagai lapisan kedap air sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
c. Sebagai lapisan aus (wearing course), dalam hal ini lapisan yang langsung menerima
gesekan akibat rem kendaraan sehingga mudah menjadi aus.
d. Lapis yang menyebarkan beban ke lapis bawah sehingga dapat dipikul oleh lapisan
lain yang memiliki daya dukung yang lebih jelek.
Lapis permukaan itu sendin masih dapat dibagi lagi menjadi dua lapisan sebagai berikut.
a. Lapis aus (wearing course)
Lapis aus yaitu bagian dari lapis permukaan yang terletak di atas lapis antara (binder
course). Fungsi dari lapis aus, di antaranya
b. Lapis antara (binder course)
Lapis antara yaitu bagian dari lapis permukaan yang terletak di antara lapis fondasi
atas (base course) dengan lapis aus (wearing course). Fungsi dari lapis antara, di
antaranya
1) mengurangi tegangan; dan
2) menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus memiliki
kekuatan yang cukup.

2. Lapis Fondasi
a. Lapisan fondasi atas (base course)
Lapis fondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
fondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi lapisan fondasi atas, di antaranya
1) sebagai lapis pendukung bagi lapis permukaan
2) bagian perkerasan yang menahan gaya dari beban roda dan menyebarkan ke
lapisan bawahnya
3) sebagai lapisan peresapan untuk fondasi bawah: dan
4) memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan (pemikul beban horizontal dan
vertikal).

b. Lapisan fondasi bawah (subbase)


Lapis fondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis fondasi atas
dan tanah dasar Fungsi lapis fondasi bawah, di antaranya
 bagian dari konstruksi perkerasan menyebarkan beban roda ke tanah dasar
 mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal,
 efisiensi penggunaan material sehingga material fondasi bawah lebih relatif
murah dibandingkan yang berada di atas
 lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar ke lapis atas
 sebagai lapisan peresapan agar air tanah tidak menggumpul di fondasi maupun di
tanah dasar, dan
 sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar.

3. Tanah Dasar (Subgrade)


Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah semula atau tanah asli, permukaan tanah
galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan, dan termasuk permukaan tanah dasar
untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Pemadatan yang baik diperoleh jika
dilakukan pada kadar air optimum dan diusahakan kadar air tersebut konstan selama umur
rencana. Hal ini dapat dicapai dengan perlengkapan dan sistem drainase yang memenuhi
syarat (Sukirman, 1999).
Beban kendaraan yang dilimpahkan ke lapisan perkerasan melalui roda roda kendaraan
selanjutnya disebarkan ke lapisan lapisan di bawahnya dan terakhir diterima oleh tanah dasar.
Kekuatan, keawetan, ataupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan sangat bergantung
pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti di
tempat-tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi mendukung pengerasan jalan.
Oleh karena itu, dapat diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar tersebut, kemudian
dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki. Jenis-jenis tanah ini terdiri
atas tanah liat koloidal, tanah liat biasa, tanah lumpur, pasir halus, pasir kasar, dan kerikil.

D. MATERIAL PERKERASAN JALAN


1. Material Perkerasan Jalan Lentur
Material yang terdapat dalam perkerasan lentur meliputi agregat atau bahan pengisi
(filler) dan aspal Bahan ikat pada struktur perkerasan dapat berupa semen/ portland
cement (PC) atau aspal.
a. Aspal
Aspal merupakan material perekat yang berwarna hitam atau cokelat tua dengan
unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu
dari pengilangan minyak bumi. Bitumen atau aspal adalah material yang pada
temperatur ruang berbentuk padat sampai hampir padat dan bersifat termoplastis.
Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara4-10% berdasarkan
berat campuran atau 10-15% berdasarkan volume campuran (Sukiman, 1999).
Berdasarkan tempat diperolehnya aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal
minyak. Aspal alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam dan dapat
digunakan sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit pengolahan Aspal
minyak adalah aspal yang merupakan residu pengilangan minyak bumi.
b. Agregat (sub-base dan base course)
Agregat merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pekerjaan
perkerasan jalan Material agregat yang digunakan untuk konstruksi perkerasan
jalan tugas utamanya untuk memikul beban lalu lintas. Agregat dengan kualitas
dan sifat yang baik dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung memikul
beban dan mendistribusikan ke lapisan di bawahnya Oleh karena itu, sifat agregat
yang menentukan kualitasnya sebagai bahan perkerasan jalan dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok berikut ini.
1. Kekuatan dan keawetan lapisan perkerasan dipengaruhi oleh gradasi,
ukuran maksimum, kadar lempung, kekerasan dan ketahanan, bentuk
butir, serta tekstur permukaan.
2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik dipengaruhi oleh porositas,
kemungkinan basah, dan jenis agregat
3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang aman dan
nyaman dipengaruhi oleh tahanan gesek (skid resistance) dan campuran
yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.

2. Material Perkerasan Kaku


Konstruksi perkerasan kaku atau rigid pavement yaitu metode perkerasan jalan
menggunakan bahan campuran semen (portland cement sebagai bahan pengikat Pelat
beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis
fondasi bawah Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat tersebut.
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku terdiri atas plat
(lab) beton semen sebagai tapis fondasi dan lapis fondasi bawah (dapat juga tidak ada) di
atas tanah dasar Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis
fondasi karena diperkirakan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi
sebagai tapis permukaan.
Hal yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam menahan beban lalu
lintas adalah kekuatan beton itu sendiri, sedangkan kekuatan tanah dasarhanya
berpengaruh kecil pada kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku. Lapis fondasi
bawah digunakan di bawah plat beton. Hal tersebut dimaksudkan sebagai lantai kerja
serta untuk drainase agar menghindari terjadinya pumping

Pumping adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran butiran tanah dasar melalui
sambungan dan retakan atau pada bagian pinggir perkerasan yang diakibatkan oleh
gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas setelah adanya
air bebas yang terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan
terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan rusak atau retaknya plat
beton.

3. Material Perkerasan Komposit


Konsep konstruksi perkerasan komposit atau composite yaitu kombinasi antara konsep
perkerasan kaku dengan prekerasan lentur, bahkan dapat dibalik (vice versa) berupa
perkerasan lentur di atas perkerasan kaku ataupun perkerasan kaku di atas perkerasan
lentur. Konstruksi perkerasan komposit menggunakan beton pracetak dengan lapisan atas
menggunakan lataston HRS (lapisan penutup sebagai stabilisator geseran dan pengaruh
cuaca yang panas, air hujan, dan sesuai dengan sifat aspal yang stabilitasnya rendah
dengan kadar aspal tinggi) di atas konstruksi yang ada. Konstruksi perkerasan komposit
lebih efisien, ekonomis, mudah pengawasannya, dan lebih kuat dari pada konstruksi jalan
fleksibel yang ada dengan hasil lebih optimal.

Material beton pada konstruksi perkerasan komposit berfungsi sebagai fondasi atas
khusus untuk menerima beban kendaraan ocerload karena sifatnya yang memiliki nilai
stabilitas tinggi, sedangkan lapisan aus digunakan HRS sesuai dengan spesifikasinya yang
memiliki nilai fleksibelitas yang tinggi dan tidak memiliki nilai sturktur untuk melindungi
lapisan di bawahnya terhadap pengaruh cuaca dan geseran roda kendaraan. Konstruksi
jalan dengan perkerasan komposit ini memiliki biayanya yang lebih murah daripada
konstruksi jalan dengan perkerasan fleksibel. Hal itu karena perbandingan antara harga
aspal dengan harga semen adalah 6:1 untuk memenuhi target umur rencana jalan dengan
dana anggaran yang terbatas.
BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat dua jenis perkerasan jalan, yaitu
perkerasan jalan lenturdan perkerasan jalan kaku.
Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baikrutin maupun berkala, akan dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya
baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Tetapisekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan
begitu saja tanpa perbaikan,maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
DOKUMENTASI

Jl. KH. Fatah Hasan No.89, Ciceri, Kota Serang


Jl. KH. A. Fatah Hasan No.37, Cijawa, Kota Serang
Jl. K.H. Abdul Hadi, Cipare, Kec. Serang, Kota Serang

Anda mungkin juga menyukai