Anda di halaman 1dari 24

1

Program Studi Teknik Sipil Modul ke


Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

MODUL PERTEMUAN KE - 1

MATA KULIAH :
BAHAN PERKERASAN JALAN (2 SKS)

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK) :

1. Mampu memahami dan menjelaskan karateristik dan spesifikasi bahan


penyusun dan jenis konstruksi lapisan perkerasan jalan
2. Mampu memahami dan menjelaskan sifat Teknik dan komponen susunan
perkerasan kaku

DIKSRIPSI MATERI MATA KULIAH :


Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang pengertian tentang Perkerasan,
Fungis lapis perkerasan,Mekanisme pembebanan terhadap lapis perkerasan
jalan, Jenis perkerasan dan material yang digunakan, pengertian dan fungsi dan
karateristik tanah dasar, kepadatan tanah, daya dukung/bearing capacity (CBR)

KEMAMPUAN AKHIR (SUB CMPK-1)


1. Mampu memahami Arti penting perkerasan, komponen, jenis material dan
mekanisme pembebanan
2. Mampu memahami dan menjelaskan susunan dan fungsi lapisan
perkerasan

INDIKATOR PENILAIAN :
 Ketepatan menjelaskan arti pentingnya perkerasan jalan
 Ketepatan menjelaskan jenis dan fungsi lapis perkerasan
 Ketepatan menjelaskan mekanisme pembebanan jalan
 Ketepatan menjelaskan pengertian dan fungsi serta karateristik lapisan tanah
dasar dan daya dukung
 Ketepatan menjelaskan sifat teknis dan susunan lapisan perkerasan kaku

METODE PEMBELAJARAN :

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


2
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

 Kuliah
 Dikusi
 Penugasan dalam persentasi makalah
TM : 1 x (2 x 50”)
PT : 1 x (2 x 60”)
BM : 1 x (2 x 60”)

PUSTAKA :
1. Drakos, C. (2009). Flexible Pavement Distress. University of Florida. www.pdf-
finder.com/Dr.-Christos-Drako
2. Departemen Pekerjaan Umum Badan, (2005), Modul Road Design Engineer
(RDE)-12 : Bahan Perkerasan Jalan, Jakarta, Badan Pembinaan Konstruksi
dan Sumber Daya Manusia Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi (PUSBIN-KPK)
3. Huang, Y.H. University of Kentucky (2004). 2 nd Edition. Pavement Analysis
and Design. Published by Pearson Prentice Hall. pp 1.
4. Tri Mulyono, (2015), Jalan Raya 2 : Modul 2 – Spesifikasi Bahan Perkerasan
Jalan dalam Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Jakarta: Program D3
Transportasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
5. Gatot Rusbintardjo (2011). Oil Palm Fruit Ash (OPFA) Modified Bituman – New
Binder for Hot-Mix Asphalt (HMA) Pavement Mixtures. Lambert Academic
Publshing GmbH & Co. KG Germany 2011.
6. Robert, F.L., Kandhal, P.S., Brown, E.R., Dah, Y. L., and Kennedy, T.W.
(1996). Hot Mix Asphalt – Materials, Mixture Design and Construction. 2nd
edition. NAPA Education Foundation, Lanham, Maryland. pp 448-463.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


3
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

POKOK BAHASAN :

I. STRUKTUR PERKERASAN JALAN

1.1 JENIS KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN


Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara
lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan
kepada sarana transportasi,dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak
terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu
yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan
dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan (Silvia Sukirman,
2003).
Berdasarkan bahan pengikatnya struktur lapisan perkerasan jalan dapat
dibedakan atas :
1. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perekerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa
tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi
bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu penggabungan
perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur. Perkerasan
komposit terdiri dari pelat beton yang berfungsi struktural dan lapis tipis
campuran beraspal yang berfungsi non struktural. Dengan demikian dalam
perkerasan komposit, pelat beton yang mendukung beban lalulintas
sedangkan
Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban
lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan pada konstruksi jalan itu sendiri.Dengan
demikian lapisan perkerasan ini memberikan kenyamanan kepada pengguna
jalan selama masa pelayanan jalan tersebut. Dalam perencanaannya, perlu
dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan
konstruksi perkerasan tersebut, diantaranya fungsi jalan, kinerja perkerasan,

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


4
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

umur rencana, lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan, sifat dasar
tanah, kondisi lingkungan, sifat dan material tersedia di lokasi yang akan
digunakan.

1.2 Susunan dan Fungsi Lapisan Perkerasan


Perkerasan jalan dibangun di atas tanah dasar. Lapis perkerasan jalan
yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan disebut lapis permukaan
(surface course). Lapis permukaan berfungsi struktural dan non struktural. Di
antara lapis permukaan dan tanah dasar terdapat lapis antara yang disebut lapis
pondasi. Lapis pondasi bermanfaat untuk mendukung struktur perkerasan jalan
secara struktural dan sebagai lantai kerja untuk pembuatan konstruksi lapis
permukaan. Lantai kerja diperlukan karena pelaksanaan pembuatan konstruksi
lapis permukaan melibatkan banyak peralatan berat. Lapis pondasi dapat dibuat
satu lapisan dengan jenis bahan yang sarna. Seringkali lapis pondasi juga dibuat
menjadi dua lapisan yang berbeda kualitasnya yaitu lapis pondasi atas (LPA) dan
lapis pondasi bawah (LPB).
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
• Lapisan tanah dasar (sub grade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
• Lapisan pondasi atas (base course)
• Lapisan permukaan / penutup (surface course)

Basic pavement layers Heavy duty pevement


(Lapis perkerasan standar) (Perkerasan utk kendaraan berat)

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


5
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 1.1 Susunan Lapias Perkerasan Standar dan Untuk Kendaraan Berat
Perkerasan jalan dibangun di atas tanah dasar. Lapis perkerasan jalan
yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan disebut lapis permukaan
(surface course). Lapis permukaan berfungsi struktural dan non struktural. Di
antara lapis permukaan dan tanah dasar terdapat lapis antara yang disebut lapis
pondasi. Lapis pondasi bermanfaat untuk mendukung struktur perkerasan jalan
secara struktural dan sebagai lantai kerja untuk pembuatan konstruksi lapis
permukaan. Lantai kerja diperlukan karena pelaksanaan pembuatan konstruksi
lapis permukaan melibatkan banyak peralatan berat. Lapis pondasi dapat dibuat
satu lapisan dengan jenis bahan yang sarna. Seringkali lapis pondasi juga dibuat
menjadi dua lapisan yang berbeda kualitasnya yaitu lapis pondasi atas (LPA) dan
lapis pondasi bawah (LPB).

Tack Coat
Wearing Course
Tack Coat

Prime Coat

Base Course

Subbase Course

Gambar 1.2 Struktur lapisan Perkerasan

Gambar 1.2 memperlihatkan struktur perkerasan jalan lentur. Wearing


course adalah lapisan aus yang menjadi lapis permukaan untuk menjaga agar

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


6
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

permukaan jalan tidak mudah aus akibat gesekan dengan roda kendaraan.
Binder course atau lapis pengikat yang mengikat lapis pondasi atas (base) di
bawahnya dengan lapis aus di atasnya. Subbase atau lapis pondasi bawah,
lapisan yang berada di baah base atau lapis pondasi atas. Lapisan yang paling
bawah adalah subgrade atau tanah dasar tempat di mana struktur perkerasan
jalan diletakkan.
Pada perkerasan jalan lentur, kekakuan (stiffness) pada lapis perkerasan
di lapisan bagian atas lebih besar dari kekakuan lapisan di bawahnya, seperti
diperlihatkan pada Gambar 1.3, di mana tekanan pada lapisan di permukaan
lebih besar dari tekanan di lapisan di bawahnya. Lapis permukaan jalan harus
mampu menahan tekanan roda kendaraan terberat dan tahan terhadap
perubahan kondisi dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu lapis
permukaan jalan harus terdiri dari bahan-bahan yang terbaik kualitasnya
meskipun relatif mahal. Lapis permukaan jalan juga harus merupakan suatu
campuran agregat yang menyatu kuat, yang disatukan atau diikat dengan bahan
pengikat yang terbuart dari bahan aspal untuk mencegah aus akibat gerusan
roda kendaraan, serta memiliki kerapatan dan kepadatan yang tinggi untuk
mencegah masuk atau meresapnya air kedalam lapisan di bawahnya.

Gambar 1.3 Distribusi beban akibat tekanan beban kendaraan

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


7
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Kinerja dari perkerasan jalan beraspal terutama ditentukan oleh jenis


aspal yang dipakai sebab aspal merupakan komponen bahan perkerasan yang
dapat berubah bentuknya.. Pada suhu yang tinggi (40 sampai dengan 60 0C),
aspal akan bersifat kental dan elastis (visco-elastic). Perkerasan jalan beraspal
pada suhu yang tinggi akan dapat mengalami kerusakan berupa penurunan
permanen atau permanent deformation atau sering disebut dengan rutting yang
berupa alur roda. dan sebaliknya aspal mudah patah (brittle) atau getas pada
temperature rendah.
a. Lapis Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat
perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan
diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari
timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu
sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah
yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
• Lapisan tanah dasar, tanah galian.
• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung
dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang
menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat
tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan
misalnya kepadatan yang kurang baik.
b. Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)

Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


8
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

1. Bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan


beban kendaraan ke lapis tanah dasar, lapis ini harus cukup stabil dan
mempunyai CBR sama atau lebih besar dari 20%, serta Indeks Plastis
(IP) sama atau lebih kecil dari 10%
2. Efesiensi penggunaan material yang relative murah, agar lapis diatasnya
dapat dikurangi tebalnya
3. Lapis peresa[, agar air tanah tidak terkumpul di pondasi
4. Lapis pertama, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar
sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus menutup
tanah dasar dari pengaruh cuaca atau lemahnya daya dukung tanah
dasar menahan roda alat berat
5. Sebagai filter untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik ke lapis pondasi
Jenis pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah lapis pondasi
agregat kelas C. syarat dan ketentuan berdasarkan spesifikasi Bina Marga
c. Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak
menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah :
1. Bagian struktur perkerasan yang menahan gaya vertical dari beban
kendaraan dan disebarkan ke lapis dibawahnya
2. Lapis peresap untuk lapis pondasi bawah
3. Bantalan atau perletakan lapis permukaan
Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan
untuk digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan
pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%) dapat
digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah
dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.
d. Lapis Permukaan (Surface Course)
Lapis permukaan (wearing course) merupakan lapis paling atas dari
struktur perkerasan jalan yang fungsi utamanya adalah;

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


9
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

1. Lapis penahan beban vertical dari kendaraan, oleh itu harus memiliki
stabilitas tinggi selama masa pelayanan
2. Lapis aus (wearing course) karena menerima gesekan dan getaran roda
dari kendaraan yang mengerem
3. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatas lapis permukaan
tidak meresap ke lapis dibawahnya yang berakibat rusaknya struktur
perkerasan jalan
4. Lapis yang meyebakan beban ke lapis pondasi, , sehingga dapat dipikul
oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung rendah.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah
sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air
dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan
untuk lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan
aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal
sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.
Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan
kegunaan, umur rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat
yang sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Berbagai jenis lapis permukaan (lapis aus) adalah sebagai berikut :
1. Lapis Aspal Beton (Laston)

Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada


konstruksi jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal
keras, yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada
suhu tertentu.
Jenis lapis aspal beton :
a. Lapis aus (wearing course)
Lapisan aus (wearing –course), dalam hal ini mencakup :
1. Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan
yang ada di bawahnya.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


10
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

2. Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat


berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup.
3. Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien
gerak (skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya
keamanan lalu lintas.
4. Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat
diganti lagi dengan yang baru.
SMA; BMA; HSMA-WC; AC-WC konventional; AC-WC Superpave; AC-WC
Modofied; HRS-WC; DGEM; Microasbuton A, Lasbutag, Penetrasi
Macadam, Burtu, Burda; dsb.
b. Lapis Antara (Binder Course)
Lapis antara (bindercourse) merupakan bagian dari lapis permukaan yang
terletak di antara lapis pondasi atas (basecourse) dengan lapis aus
(Wearing course). Fungsi dari lapis aus antara lain:
1. Mengurangi tegangan tekanan akibat reaksi beban kendaraan.
2. Menahan beban akibat beban lalu lintas sehingga harus mempunyai
kekuatan yang cukup .
3. Mutu material baik.
4. Lapisan perata sebelum lapis aus dihamba
HSMA-BC; AC-BC konvensional; AC-BC Superpave; AC-BC Modified;
HRS-Base;OGEM; Microasbuton B; dsb.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


11
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 1.4 Konstruksi Lapisan Permukaan

2. Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN)


Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan
yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka
dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan
diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan
sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup.
3. Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)
Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran yang terdiri
dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila
diperlukan) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.
4. Hot Rolled Asphalt (HRA)
Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran
antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas
pada suhu tertentu.
5. Laburan Aspal (BURAS)
Laburan Aspal (BURAS) adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan
ukuran butir maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


12
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 1.5 Detail Lapisan BURAS dan LAPEN

6. Laburan Batu Satu Lapis (BURTU)


Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang
terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi
seragam. Tebal maksimum 20 mm.

Gambar 1.6 Detai Lapis Lapisan BURTU dan BURDA

7. Laburan Batu Dua Lapis


Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis penutup yang
terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara
berurutan. Tebal maksimum 35 mm.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


13
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 1.7 Detail Lapisan Penutup

8. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)


Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
9. Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)
Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya
merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah
dasar jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
10. Lapis Tipis Aspal Beton
Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) adalah merupakan lapis penutup yang
terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras
dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada suhu tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.
11. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis penutup yang
terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan
dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


14
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Gambar 1.8 Konstruksi Lapis Penetrasi Macadam

12. Aspal Makadam


Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari
agregat pokok dan/atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam
yang dicampur dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.
Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi: lapis pondasi bawah (sub base
course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course).

Gambar 1.9 Pelaksanaan Lapis Aspal Macadam

1.3 STRUKTUR PERKERASAN KAKU


Perkerasan kaku (rigit pavement) adalah perkerasan jalan yang disusun
dari 3 lapisan dari bahan material dan batu berbagai ukuran atau bahan lainnya
mengunakan menggunakan beton sebagai bahan pengikat material dan
dilapisan bagain atasnya dengan berbagai jenis lapisan aus misal dari bahan
aspal. Perkerasan beton atau perkerasan kaku adalah perkerasan jalan yang
menggunakan bahan campuran beton dari bahan kerikil, pasir dan pengikat
semen dengan tanpa penulangan atau dengan penulangan dan dilengkapi
dengan siar sambungan yang diperkuat dengan dodel atau ruji baja dengan mutu
beton MR 40 kg/cm2, sebagai struktur utama dan lapis permukaan, yang
kemudian dikenal dengan perkerasan kaku beton semen (rigid pavement).
Sedangkan susunan dari kombinasi antara dua jenis perkerasan ini disebut

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


15
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

perkerasan komposit (composite pavement) dimana sebagai lapis bawah


digunakan struktur beton sedangkan sebagai lapis permukaan digunakan
laston dan sejenisnya.
Konstruksi perkerasan beton semen, sebagai konstruksi utama harus
memiliki kemampuan antara lain berupa satu lapis beton semen mutu tinggi.
Sedangkan lapis pondasi bawah (subbase) berupa material cement treated
subbase maupun dari bahan (granular subbbase) berfungsi sebagai konstruksi
pendukung atau penopang. Prosedur perencanaan perkerasan beton semen
didasarkan atas dua model kerusakan, yaitu
1. Kerusakan akibat retak fatik (lelah) tarik lentur pada pelat.
2. Kerusakan terjadi erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang
diakibatkan oleh lendutan berulang terutama pada sambungan atara lapisan
dan tempat retak.
Perbedaan prinsip antara perkerasan lentur dan kaku adalah Modulusnya (E) :
1. Modulus perkerasan kaku tinggi, deformasi yang terjadi kecil maka distribusi
beban melebar sehingga tebal yang diperlukan tidak terlalu tebal.
2. Modulus perkerasan lentur rendah, deformasi yang terjadi besar maka distri-
busi bebanmengkerucut kecil sehingga tebal yang diperlukan besar. Lagipula,
modulus perkerasan lentur sangat sensitif terhadap perubahan temperatur
dan waktu pembebanan.
Perkerasan kaku umumnya hanyat terdiri dari dua lapis,yaitu : pelat
beton dan pondasi bawah (subbase). Namun lapisan beraspal kadang – kadang
masih digunakan untuk melapisi permukaan pelat beton (perkerasan komposit).
Fungsi lapis pondasi-pondasi bawah pada perkerasan kaku yaitu
mengendalikan pengaruh pemompaan (pumping), mengendalikan aksi
pembekuan, sebagai lapisan drainase, mengendalikan kembang susut tanah
dasar, dan memudahkan pelaksanaan,karena dapat juga berfungsi sebagai
lantai kerja serta mengurangi terjadinya retak pada pelat beton.
Perkerasan beton atau perkerasan kaku dari bahan beton semen
mempunyai beberapa keunggulan antara lain, (1) sangat sesuai untuk lalu lintas
berjenis niaga dengantonase lebih dari 5 ton tekanan ganda dan jenis lalu lintas
berat 15 T sejenis truk 2 as, truk 3 as, dan truk gandeng 4 As, (2) memiliki ke
lebihan tahan terhadap cuaca panasdengan bantuan siar dummy untuk
menghindari muai dari beton kearah atas ,dan (3) memiliki deformasi sesuai

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


16
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

dengan persyaratan teknik saat pelaksanaan dan pemasangandowel sejenis besi


yang dipasangkan pada posisi sambungan atara lapisan memanjang dan
memendek dan tahan terhadap pengaruh air.(4) dan perkerasan kaku tidak
diperlukan lapis ulang seperti pada perkerasan lentur.
Kelemahan terhadap perkerasan kaku antara lain ; (1 )kerusakan
terjadi pada tiga daerah titik area penampang yaitu pada sudut dan sambungan
memanjang dan melintang perkerasan, pada tengah penampang dan
tepimemanjang dan memendek penampang. (2) setelah pelaksanaan
pengecoran, memerlukan waktu tunggu proses pengerasan bahan sekitar 21 -30
hari untuk mencapaikekuatan rencana sebelum dibuka untuk lalu lintas. hal ini
dapat mengganggu kelancaran lalu lintas terutama pada jalan lalu lintas padat
(SNI dalam Dachlan, 2009). (3) sedangkan dari biaya konstruksi jalan beton
relative lebih mahal dibanding pada konstruksi lentur (Waluyo, 2008) dan
perkerasan kaku tidak diperlukan lapis ulang seperti pada perkerasan lentur.
Pembebanan yang terjadi pada perkerasan lentur dan kaku di ilustrasikan
seperti Gambar 1.10, dimana pada perkerasan kaku distribusi beban terbagi
merata dan dapat di anggap sebagai struktur balok sederhana dengan balok
pondasi yang elastis (Gambar 1.11)

Gambar 1.10 Distribusi Pembebanan pada Struktur Perkerasan kaku

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


17
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Perkerasankaku umumnya menggunakan bahan pengikat semen. Pada


repetisi beban yang berlebih akan menimbulkan retak permukaan. Penurunan
tanah dasar menyebabkan perubahan perletakan karena sifatnya sebagai balok.
Perubahan temperatur tidak menyebabkan perubahan modulus kekakuan
(modulus young) serta timbul tegangan yang besar. Perbedaan antara
perkerasan kaku dan lentur seperti Tabel 1.1.

Gambar 1.11 Beban yang diterima setiap Lapisan pada Perkerasan Lentur
(Muench,2003)

Tabel 1.1 Perbandingan Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


18
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

Pembebanan adalah berat suatu benda atau konstruksi yang bersifat


tetap atau bergerak pada benda permukaan bidang dari material yang memiliki
elastisitas bahan, regangan bahan, tegangan bahan, dan kemampuan adpatif
terhadap pengaruh lingkungan lainnya cuaca angin, gempa yang terus menerus
memberikan aksi pada material sesuai umur layan material
1.3.1 Fungsi Perkerasan Kaku
Memikul beban lalu lintas jenis niaga secara aman, nyaman dan memiliki umur
rencana sesuai dengan umur perencanaan. Perkerasan kaku harus.
1. Mereduksi tegangan yang terjadi pada tanah dasar sebagai akibat beban lalu
lintas sampai batas batas yang masih mampu dipikul tanah dasar, tanpa
menimbulkan perbedaan lendutan/penurunan yang dapat merusak struktur
penampang melebar dan memanjang perkerasan kaku.
2. Direncanakan dalam dimensi ukuran panjang dan lebar perkerasan dengan
bagian sambungan mampu mengatasi pengaruh kembang susut dan
penurunan kekuatan tanah dasar, cuaca dan kondisi lingkungan disekitar
perkerasan.
1.3.2 Sifat Teknis Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku adalah struktur yang terdiri dari plat beton berbahan
pasir kerikil dan semen yang tersambung tanpa atau dengan tulangan pada sisi
memanjang dan melintang dengan perkerasan lanjutan, atau dipasang menerus
dengan tulangan terletak diatas lapis pondasi bawah (Sub base dan base). Pada
perkerasan kaku daya dukung terutama diperoleh dari kemampuan plat beton,
hal ini sesuai dari sifat plat yang cukup kaku sehingga dapat menyebarkan beban
pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan
dibawahnya.
Dalam perencanaan perkerasan kaku, tebal plat beton dihitung supaya
mampu memikul beban yang menimbulkan tegangan yang ditimbulkan oleh 1)
beban roda kendaraan jenis niaga. 2) perubahan suhu dan kadar air . 3)
perubahan volume pada lapisan dibawahnya. Dalam perencanaan tebal
perkerasan diterapkan prinsip kelelahan ( fatigue) prinsip ini diasmusikan apabila
perbandingan tegangan antara tegangan lentur beton akibat beban roda dengan
kuat lentur beton (MR) menurun, maka jumlah repetisi pembebanan sampai
mencapai keruntuhan (failure) akan meningkat. Jika nilai perbandingan
tegangan lentur rendah dibawah ketahanan kelelahan lentur beton, maka beton

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


19
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

mampu memikul repitisi tegangan yang tidak terbatas artinya beton tanpa
kehilangan kekuatan bahannya., sebaliknya jika perbandingan tegangan
diperoleh besar, beton hanya mampu memikul repitisi tegangan yang sangat
terbatas sebelum beton tersebut runtuh. untuk mengatasi repetisi pembebanan
lalu lintas yang sesuai dengan konfigurasi dan beban sumbunya sangat
diperhatikan saat melakukan survey asal dan tujuan (AT) dari jumlah LHR,
meliputi komposisi kendaraan berat dan kendaraan ringan dan asumsi
perencanaan lokasi dimana perkerasan kaku akan dipasangkan missal untuk
daerah /kawasan industry dengan jumlah kendaraan berat lebih banyak
dalammenghantarkan raw material dan hasil produk, dapat pula jalan yang
diperuntukan pada kawasan distribusi produk dengan kepentingan nasional dan
jarak jauh yang mengurangikepadatan lalu lintas diperkotaan dan jalan klas
skunder dalam dan luar kota dimanakekuatan material saat dibangun masih
mengunakan system gabungan antara telfor dan mac adam yang belum teruji
secara teknis jika digunakan dengan kendaraan muatan beratdan sering terjadi
kerusakan parah atau kawasan usat perdagangan dengan komposisikendaraan
pengankut lebih dominan jenis truk besar dan tonase berat.dsb.
1.3.3 Komponen Susunan Konstruksi Perkerasan Beton
Perkerasan kaku adalah perkerasan yang mempunyai lapisan dasar
beton dari bahan kerikil, pasir dan Portland Cement (PC). Menurut
BINAMARGA, Perkerasan kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan
dimana sebagai lapisan atas dipergunakan dari material pelat beton, yang
terletak di lapisan pondasi atas dan atau terletak pada lapisan sub grade jika
lapisan ini dalam pengujian material telah memenuhi persyaratan teknis sebagai
landasan perkerasan kaku. Persyaratan normative keteknikan yang digunakan
dalam pembuatan lapisan perkerasan kaku , dapat merekomendasi lapisan
perkerasan dengan system urugan material mengunakan variasi gradasi atau
gradasi menerus dengan komposisi material dari kasar sampai halus. Susunan
lapisan bagian Lapisan pondasi bawah atau lapisan sub base course dan
lapisan pondasi atas atau base course. Dan lapisan permukaan mengunakan
material dari beton. Dapat diperjelas melalui gambar 1.12
Rancangan kekuatan didasarkan pada Data lalu lintas yang
diiperlukan adalah jenisangkutan angkut barang kendaraan truk atau jenis niaga
dengan lebih dari 2 as sumbu dan perlakuan distribusi beban serta jumlah

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


20
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

repetisi masing-masing jenis sumb tunggalatau gandar dan kombinasi beban


yang diperkirakan selama umur rencana laayanan jalan dapat memberikan nilai
kekuatan dan dimensi ketebalan perkerasan jalan dari bahan beton. Berikut
ilustrasi gambar potongan melintang perkerasan beto atau disebutperkerasan
kaku pada gambar

Gambar 1.12 Bentuk Susunan Perkerasan Beton Plat Dengan Base Dan
Subbase Course

Susunan Komponen Konstruksi Perkerasan Beton Semen, atau perkerasan kaku


( Rigid Pavement ) terdiri dari susunan lapisan sebagai berikut :
1. Tanah Dasar ( Subgrade )
Tanah dasar adalah bagian dari permukaan badan jalan yang sdh
dikondisikan secara teknis dipersiapkan untuk menerima konstruksi di atasnya
yaitu lapisan susunan konstruksi perkerasan. Tanah dasar ini berfungsi sebagai
penyalurkan penerima bebanlalu lintas yang telah disalurkan / disebarkan pada
lapisan diatasnya dari lapisan aus, basedan sub base konstruksi perkerasan.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapantanah dasar (subgrade)
adalah . kelandaian, kelerengan melintang, lebar daerah manfaajalan, material
yang dipakai sebagai perataan keseragaman kepadatan.daya dukung .
Daya dukung atau kapasitas tanah dasar pada konstruksi perkerasan
kaku yang umum digunakan dalam nilai CBR dan modulus reaksi tanah dasar
(k). Untuk daya dukung tanah dapat dipakai nilai CBR sesuai dengan SNI 03-
1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing-

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


21
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

masing untuk rancangan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru.
Apabila dalam hasil pengujian laboratorium tanah dasar menunjukan memiliki
nilai CBR dibawah 2%, maka perlu dipertimbangkan dengan lapisan pondasi
bawah ( sub base) dan lapisan pondasi atas ( Base) dari bahan material cbr > 3
% atau dari betob jenis CTB yang terbuat dari beton kurus dengan tebal > 15 cm
, sehingga lapisan tanah memiliki kekuatan tambahan , dianggap memiliki CBR >
3%.
Lapisan pondasi bawah untuk bahan material menggunakan: bahan
berbutir, memiliki stabilisasi atau dengan mengunakan beton giling padat (Lean
Rolled Concrete),dan atau campuran beton kurus (Lean Mix Concrete). Dalam
menentukan nilai kekuatan daya dukung tanah dapat dipergunakan rancangan
hubungan antara nilai hasil laboratorium dari nila (K) dalam satuan kg/cm2 atau
dalam satuan CBR.
2. Pondasi Lapisan Bawah
Lapis pondasi ini terletak di antara tanah dasar dan pelat beton semen
mutu tinggi. Sebagai bahan subbase dapat digunakan unbound granular (sirtu)
atau bound granural (CTSB, cement treated subbase). Pada umumnya fungsi
lapisan ini tidak terlalu struktural, maksudnya keberadaan dari lapisan ini tidak
untuk menyumbangkan nilai struktur perkerasan beton semen. Fungsi utama
dari lapisan ini adalah sebagai lantai kerja yang rata dan uniform. Apabila
subbase tidak rata, maka pelat beton juga tidak rata Ketidakrataan ini dapat
berpotensi sebagai crack inducer.
Bahan lapisan pondasi bawah sub base atau base memiliki karakteristi
material setara antara lain, berupa:
a. Bahan bergradasi susunan butir bervariasi
b. Stabilisasi material atau nilai kekuatan dengan beton kurus giling
padat
(Lean Rolled Concrete).
c. Bahan mengunakan Campuran beton kurus (lean Mix Concrete).
Pemasangan Lapis pondasi bawah perlu diperlebar sampai sejauh >60
cm diluar tepi perkerasan perkerasan agar posisi perkerasn memiliki beban
contra dari sisi samping yang cukup dan perkerasan tidak mudah berangga
akibat erosi material. Untuk jenis tanah exspansif perlu dipertimbangan khusus
perihal jenis tanah dan penentuan lebar samping batas lapisan pondasi dengan

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


22
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

memperhitungkan tegangan pengembangan yang mungkin timbul. Pemasangan


lapis pondasi dengan lebar sampai ke tepi luar lebar jalan merupakan salah satu
cara untuk mereduksi perilaku tanah ekspansif. Dalam peraturan dan standart
penentuan tebal lapisan pondasi minimum 10 cm yang paling sedikit mempunyai
mutu dan persyaratan teknis menurut SNI 03-63888-2000 dan AASHTO M-155
serta SNI 03-1743-1989.
1.3.4 Tipikal Plat Beton

Perkerasan beton adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang
bersambung (tidak menerus) tanpa mengunakan tulangan , atau menerus
dengan
tulangan, terletak dapat direkomendasi di atas lapis pondasi bawah atau tanah
dasar, tanpa atau dengan lapisan pondasi aas dan lapisan pondasi bawah.
Struktur perkerasan beton semen secara tipikal sebagaimana terlihat pada
gambar 1.8.

Gambar 1.8 Susunan Typecal dari Lapisan Perkerasan Beton Semen Pada
Pondasi Bawah

Perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat
beton. kekuatan, daya dukung dan keseragaman kekuatan material tanah
hamparan sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton
semen sesuai umur rencana.
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan antara lain
1. Kadar air saat pemadatan lapisan tanah dasar, lapisan pondasi bawah,dan
lapisan pondasi atas ( base).
2. Kepadatan material dari susunan gradasi dan perubahan kadar air yang
terserap dalam lapisan pondasi bawah dan atas selama masa pelayanan.
Rancangan Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen, bagian yang

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


23
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

langsung dan bagian utama yang tidak memikul beban, tetapi merupakan
bagian yang berfungsi sebagai berikut.
1. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah akibat terjadinya air
permukaan tanah tinggi dan rendah saat perubahan cuaca dan perubahan
lingkungan disepanjang lintasan.
2. Mencegah intrusi air dan pemompaan pada sambungan konstruksi perkerasan
beton, keretakan pada tepi-tepi pelat sambungan antara perkerasan.
3. Memberikan dukungan yang mantap kesetabilan dan seragam pada pelat
perkerasan pada sisi memanjang longitudinal dan melintang transversal.
4 Sebagai lapisan yang berfungsi sebagai perkerasan lantai kerja selama
pelaksanaan konstruksi.
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku dapat
menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang
rendah pada lapisan- lapisan di bawahnya. Dapat memberikan elevasi melintang
dan kelandaian yang diperlukan untuk membentuk tingkat kenyamanan yang
tinggi, dalam meningkatkan keawetan lapis permukaan perkerasan beton semen
dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal setebal 5 cm.
Fungsi lapisan tanah pondasi (Sub-Grade) pada perkerasan kaku:
a. Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen bersifat tetap
b. Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (Modulus of Sub Grade
Reaction = K), menjadi Modulus reaksi komposit(Modulus of Composi
Reaction).
c. Mengurangi kerusakan akibat pembekuan (frost action).
d. Melindungi gejala plumping, dimana butiran-butiran agregat halus tanah
padadaerah sambungan terjadi retakan dan sudut dan sisi samping
perkerasan Beton.
e. Kejadian plumping adalah proses pengocokan butiran-butiran sub grade atau
sub base pada daerah- daerah sambungan (basah atau kering) akibat
gerakanvertikal pelat karena beban lalu lintas kejadian ini mengakibatkan
menurun kemampuan daya dukung lapisan bawah tersebut.
f. Mengurangi terjadinya bahaya retak pada lapisan perkerasan.
g. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama pelaksanaan konstruksi ‘
Perkerasan kaku mempunyai sifat yang berbeda dengan perkerasan
lentur. Pada perkerasan kaku daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari

BAHAN PERKERASAN JALAN N |


24
Program Studi Teknik Sipil Modul ke
Fakultas Teknik
1
Universitas Muslim Indonesia

bahan lapisan struktur pelat beton. Hal ini terkait dengan sifat pelat beton yang
cukup kaku, sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan
menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan – lapisan di bawahnya.

BAHAN PERKERASAN JALAN N |

Anda mungkin juga menyukai