MODUL PERTEMUAN KE - 1
MATA KULIAH :
BAHAN PERKERASAN JALAN (2 SKS)
INDIKATOR PENILAIAN :
Ketepatan menjelaskan arti pentingnya perkerasan jalan
Ketepatan menjelaskan jenis dan fungsi lapis perkerasan
Ketepatan menjelaskan mekanisme pembebanan jalan
Ketepatan menjelaskan pengertian dan fungsi serta karateristik lapisan tanah
dasar dan daya dukung
Ketepatan menjelaskan sifat teknis dan susunan lapisan perkerasan kaku
METODE PEMBELAJARAN :
Kuliah
Dikusi
Penugasan dalam persentasi makalah
TM : 1 x (2 x 50”)
PT : 1 x (2 x 60”)
BM : 1 x (2 x 60”)
PUSTAKA :
1. Drakos, C. (2009). Flexible Pavement Distress. University of Florida. www.pdf-
finder.com/Dr.-Christos-Drako
2. Departemen Pekerjaan Umum Badan, (2005), Modul Road Design Engineer
(RDE)-12 : Bahan Perkerasan Jalan, Jakarta, Badan Pembinaan Konstruksi
dan Sumber Daya Manusia Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan
Konstruksi (PUSBIN-KPK)
3. Huang, Y.H. University of Kentucky (2004). 2 nd Edition. Pavement Analysis
and Design. Published by Pearson Prentice Hall. pp 1.
4. Tri Mulyono, (2015), Jalan Raya 2 : Modul 2 – Spesifikasi Bahan Perkerasan
Jalan dalam Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Jakarta: Program D3
Transportasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
5. Gatot Rusbintardjo (2011). Oil Palm Fruit Ash (OPFA) Modified Bituman – New
Binder for Hot-Mix Asphalt (HMA) Pavement Mixtures. Lambert Academic
Publshing GmbH & Co. KG Germany 2011.
6. Robert, F.L., Kandhal, P.S., Brown, E.R., Dah, Y. L., and Kennedy, T.W.
(1996). Hot Mix Asphalt – Materials, Mixture Design and Construction. 2nd
edition. NAPA Education Foundation, Lanham, Maryland. pp 448-463.
POKOK BAHASAN :
umur rencana, lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan, sifat dasar
tanah, kondisi lingkungan, sifat dan material tersedia di lokasi yang akan
digunakan.
Gambar 1.1 Susunan Lapias Perkerasan Standar dan Untuk Kendaraan Berat
Perkerasan jalan dibangun di atas tanah dasar. Lapis perkerasan jalan
yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan disebut lapis permukaan
(surface course). Lapis permukaan berfungsi struktural dan non struktural. Di
antara lapis permukaan dan tanah dasar terdapat lapis antara yang disebut lapis
pondasi. Lapis pondasi bermanfaat untuk mendukung struktur perkerasan jalan
secara struktural dan sebagai lantai kerja untuk pembuatan konstruksi lapis
permukaan. Lantai kerja diperlukan karena pelaksanaan pembuatan konstruksi
lapis permukaan melibatkan banyak peralatan berat. Lapis pondasi dapat dibuat
satu lapisan dengan jenis bahan yang sarna. Seringkali lapis pondasi juga dibuat
menjadi dua lapisan yang berbeda kualitasnya yaitu lapis pondasi atas (LPA) dan
lapis pondasi bawah (LPB).
Tack Coat
Wearing Course
Tack Coat
Prime Coat
Base Course
Subbase Course
permukaan jalan tidak mudah aus akibat gesekan dengan roda kendaraan.
Binder course atau lapis pengikat yang mengikat lapis pondasi atas (base) di
bawahnya dengan lapis aus di atasnya. Subbase atau lapis pondasi bawah,
lapisan yang berada di baah base atau lapis pondasi atas. Lapisan yang paling
bawah adalah subgrade atau tanah dasar tempat di mana struktur perkerasan
jalan diletakkan.
Pada perkerasan jalan lentur, kekakuan (stiffness) pada lapis perkerasan
di lapisan bagian atas lebih besar dari kekakuan lapisan di bawahnya, seperti
diperlihatkan pada Gambar 1.3, di mana tekanan pada lapisan di permukaan
lebih besar dari tekanan di lapisan di bawahnya. Lapis permukaan jalan harus
mampu menahan tekanan roda kendaraan terberat dan tahan terhadap
perubahan kondisi dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu lapis
permukaan jalan harus terdiri dari bahan-bahan yang terbaik kualitasnya
meskipun relatif mahal. Lapis permukaan jalan juga harus merupakan suatu
campuran agregat yang menyatu kuat, yang disatukan atau diikat dengan bahan
pengikat yang terbuart dari bahan aspal untuk mencegah aus akibat gerusan
roda kendaraan, serta memiliki kerapatan dan kepadatan yang tinggi untuk
mencegah masuk atau meresapnya air kedalam lapisan di bawahnya.
Lapis pondasi bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :
1. Lapis penahan beban vertical dari kendaraan, oleh itu harus memiliki
stabilitas tinggi selama masa pelayanan
2. Lapis aus (wearing course) karena menerima gesekan dan getaran roda
dari kendaraan yang mengerem
3. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatas lapis permukaan
tidak meresap ke lapis dibawahnya yang berakibat rusaknya struktur
perkerasan jalan
4. Lapis yang meyebakan beban ke lapis pondasi, , sehingga dapat dipikul
oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung rendah.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah
sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air
dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan
untuk lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan
aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal
sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.
Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan
kegunaan, umur rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat
yang sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Berbagai jenis lapis permukaan (lapis aus) adalah sebagai berikut :
1. Lapis Aspal Beton (Laston)
Gambar 1.11 Beban yang diterima setiap Lapisan pada Perkerasan Lentur
(Muench,2003)
mampu memikul repitisi tegangan yang tidak terbatas artinya beton tanpa
kehilangan kekuatan bahannya., sebaliknya jika perbandingan tegangan
diperoleh besar, beton hanya mampu memikul repitisi tegangan yang sangat
terbatas sebelum beton tersebut runtuh. untuk mengatasi repetisi pembebanan
lalu lintas yang sesuai dengan konfigurasi dan beban sumbunya sangat
diperhatikan saat melakukan survey asal dan tujuan (AT) dari jumlah LHR,
meliputi komposisi kendaraan berat dan kendaraan ringan dan asumsi
perencanaan lokasi dimana perkerasan kaku akan dipasangkan missal untuk
daerah /kawasan industry dengan jumlah kendaraan berat lebih banyak
dalammenghantarkan raw material dan hasil produk, dapat pula jalan yang
diperuntukan pada kawasan distribusi produk dengan kepentingan nasional dan
jarak jauh yang mengurangikepadatan lalu lintas diperkotaan dan jalan klas
skunder dalam dan luar kota dimanakekuatan material saat dibangun masih
mengunakan system gabungan antara telfor dan mac adam yang belum teruji
secara teknis jika digunakan dengan kendaraan muatan beratdan sering terjadi
kerusakan parah atau kawasan usat perdagangan dengan komposisikendaraan
pengankut lebih dominan jenis truk besar dan tonase berat.dsb.
1.3.3 Komponen Susunan Konstruksi Perkerasan Beton
Perkerasan kaku adalah perkerasan yang mempunyai lapisan dasar
beton dari bahan kerikil, pasir dan Portland Cement (PC). Menurut
BINAMARGA, Perkerasan kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan
dimana sebagai lapisan atas dipergunakan dari material pelat beton, yang
terletak di lapisan pondasi atas dan atau terletak pada lapisan sub grade jika
lapisan ini dalam pengujian material telah memenuhi persyaratan teknis sebagai
landasan perkerasan kaku. Persyaratan normative keteknikan yang digunakan
dalam pembuatan lapisan perkerasan kaku , dapat merekomendasi lapisan
perkerasan dengan system urugan material mengunakan variasi gradasi atau
gradasi menerus dengan komposisi material dari kasar sampai halus. Susunan
lapisan bagian Lapisan pondasi bawah atau lapisan sub base course dan
lapisan pondasi atas atau base course. Dan lapisan permukaan mengunakan
material dari beton. Dapat diperjelas melalui gambar 1.12
Rancangan kekuatan didasarkan pada Data lalu lintas yang
diiperlukan adalah jenisangkutan angkut barang kendaraan truk atau jenis niaga
dengan lebih dari 2 as sumbu dan perlakuan distribusi beban serta jumlah
Gambar 1.12 Bentuk Susunan Perkerasan Beton Plat Dengan Base Dan
Subbase Course
masing untuk rancangan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru.
Apabila dalam hasil pengujian laboratorium tanah dasar menunjukan memiliki
nilai CBR dibawah 2%, maka perlu dipertimbangkan dengan lapisan pondasi
bawah ( sub base) dan lapisan pondasi atas ( Base) dari bahan material cbr > 3
% atau dari betob jenis CTB yang terbuat dari beton kurus dengan tebal > 15 cm
, sehingga lapisan tanah memiliki kekuatan tambahan , dianggap memiliki CBR >
3%.
Lapisan pondasi bawah untuk bahan material menggunakan: bahan
berbutir, memiliki stabilisasi atau dengan mengunakan beton giling padat (Lean
Rolled Concrete),dan atau campuran beton kurus (Lean Mix Concrete). Dalam
menentukan nilai kekuatan daya dukung tanah dapat dipergunakan rancangan
hubungan antara nilai hasil laboratorium dari nila (K) dalam satuan kg/cm2 atau
dalam satuan CBR.
2. Pondasi Lapisan Bawah
Lapis pondasi ini terletak di antara tanah dasar dan pelat beton semen
mutu tinggi. Sebagai bahan subbase dapat digunakan unbound granular (sirtu)
atau bound granural (CTSB, cement treated subbase). Pada umumnya fungsi
lapisan ini tidak terlalu struktural, maksudnya keberadaan dari lapisan ini tidak
untuk menyumbangkan nilai struktur perkerasan beton semen. Fungsi utama
dari lapisan ini adalah sebagai lantai kerja yang rata dan uniform. Apabila
subbase tidak rata, maka pelat beton juga tidak rata Ketidakrataan ini dapat
berpotensi sebagai crack inducer.
Bahan lapisan pondasi bawah sub base atau base memiliki karakteristi
material setara antara lain, berupa:
a. Bahan bergradasi susunan butir bervariasi
b. Stabilisasi material atau nilai kekuatan dengan beton kurus giling
padat
(Lean Rolled Concrete).
c. Bahan mengunakan Campuran beton kurus (lean Mix Concrete).
Pemasangan Lapis pondasi bawah perlu diperlebar sampai sejauh >60
cm diluar tepi perkerasan perkerasan agar posisi perkerasn memiliki beban
contra dari sisi samping yang cukup dan perkerasan tidak mudah berangga
akibat erosi material. Untuk jenis tanah exspansif perlu dipertimbangan khusus
perihal jenis tanah dan penentuan lebar samping batas lapisan pondasi dengan
Perkerasan beton adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang
bersambung (tidak menerus) tanpa mengunakan tulangan , atau menerus
dengan
tulangan, terletak dapat direkomendasi di atas lapis pondasi bawah atau tanah
dasar, tanpa atau dengan lapisan pondasi aas dan lapisan pondasi bawah.
Struktur perkerasan beton semen secara tipikal sebagaimana terlihat pada
gambar 1.8.
Gambar 1.8 Susunan Typecal dari Lapisan Perkerasan Beton Semen Pada
Pondasi Bawah
Perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat
beton. kekuatan, daya dukung dan keseragaman kekuatan material tanah
hamparan sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton
semen sesuai umur rencana.
Faktor- faktor yang perlu diperhatikan antara lain
1. Kadar air saat pemadatan lapisan tanah dasar, lapisan pondasi bawah,dan
lapisan pondasi atas ( base).
2. Kepadatan material dari susunan gradasi dan perubahan kadar air yang
terserap dalam lapisan pondasi bawah dan atas selama masa pelayanan.
Rancangan Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen, bagian yang
langsung dan bagian utama yang tidak memikul beban, tetapi merupakan
bagian yang berfungsi sebagai berikut.
1. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah akibat terjadinya air
permukaan tanah tinggi dan rendah saat perubahan cuaca dan perubahan
lingkungan disepanjang lintasan.
2. Mencegah intrusi air dan pemompaan pada sambungan konstruksi perkerasan
beton, keretakan pada tepi-tepi pelat sambungan antara perkerasan.
3. Memberikan dukungan yang mantap kesetabilan dan seragam pada pelat
perkerasan pada sisi memanjang longitudinal dan melintang transversal.
4 Sebagai lapisan yang berfungsi sebagai perkerasan lantai kerja selama
pelaksanaan konstruksi.
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku dapat
menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang
rendah pada lapisan- lapisan di bawahnya. Dapat memberikan elevasi melintang
dan kelandaian yang diperlukan untuk membentuk tingkat kenyamanan yang
tinggi, dalam meningkatkan keawetan lapis permukaan perkerasan beton semen
dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal setebal 5 cm.
Fungsi lapisan tanah pondasi (Sub-Grade) pada perkerasan kaku:
a. Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen bersifat tetap
b. Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (Modulus of Sub Grade
Reaction = K), menjadi Modulus reaksi komposit(Modulus of Composi
Reaction).
c. Mengurangi kerusakan akibat pembekuan (frost action).
d. Melindungi gejala plumping, dimana butiran-butiran agregat halus tanah
padadaerah sambungan terjadi retakan dan sudut dan sisi samping
perkerasan Beton.
e. Kejadian plumping adalah proses pengocokan butiran-butiran sub grade atau
sub base pada daerah- daerah sambungan (basah atau kering) akibat
gerakanvertikal pelat karena beban lalu lintas kejadian ini mengakibatkan
menurun kemampuan daya dukung lapisan bawah tersebut.
f. Mengurangi terjadinya bahaya retak pada lapisan perkerasan.
g. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama pelaksanaan konstruksi ‘
Perkerasan kaku mempunyai sifat yang berbeda dengan perkerasan
lentur. Pada perkerasan kaku daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari
bahan lapisan struktur pelat beton. Hal ini terkait dengan sifat pelat beton yang
cukup kaku, sehingga dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan
menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan – lapisan di bawahnya.