Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi Operasional dan Pemeliharaan Sistem Plambing Air Bersih, Air

Buangan, Vent, Penyaluran Air Hujan, dan Pemadam Kebakaran


Di Apartemen Atria Residence Gading Serpong
Joshua Nathan1 dan Ahmad Soleh Setiyawan2
Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Raya Jatinangor Km 20,75 Sumedang 45363
1
popochpopoch@gmail.com dan 2ahmad_setiyawan@ftsl.itb.ac.id

Abstrak. Atria Residence merupakan gedung komersial yang terdiri dari hotel dan apartemen yang operasional
dan pemeliharaannya dikelola oleh PT. Parador Property Management. Untuk menunjang operasional dan
pemeliharaan gedung tersebut, diperlukan sistem plambing yang dikelola sesuai dengan berbagai standar kriteria
beserta SOP yang berlaku sehingga secara periodik perlu dievaluasi. Tujuan kerja praktik ini adalah untuk
memahami operasional dan pemeliharaan sistem plambing air bersih, air buangan, vent, air hujan, dan pemadam
kebakaran pada suatu bangunan bertingkat. Hasil evaluasi sistem plambing air bersih menunjukkan bahwa
kebutuhan air bersih, kapasitas pompa, dan kapasitas reservoir telah memenuhi standar, tetapi pemeliharaan dari
reservoir dan sistem transmisi masih belum memenuhi standar. Hasil evaluasi sistem plambing air buangan
menunjukkan bahwa perbaikan pipa, penyediaan perlengkapan layak HSE, dan kontrol vektor masih belum
memenuhi standar. Hasil evaluasi sistem plambing vent menunjukkan bahwa instalasi pipa vent sudah memenuhi
standar, tetapi penjadwalan pembersihan pipa vent masih perlu adakan untuk memenuhi standar pemeliharaan.
Hasil evaluasi sistem plambing air hujan menunjukkan bahwa instalasi pipa sudah memenuhi standar, tetapi
mekanisme pemeriksaan pipa celup dan instalasi sumur resapan masih belum memenuhi standar. Hasil evaluasi
sistem plambing pemadam kebakaran menunjukkan bahwa sistem pemompaan dan transmisi sudah memenuhi
standar, tetapi perbaikan komponen hidran halaman masih belum memenuhi standar. Evaluasi dilakukan dengan
mengacu kepada buku “Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing” oleh Soufyan M. Noerbambang dan
Takeo Morimura, SNI 03-1745-2000, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008.
Operasional dan Pemeliharaan dari sistem plambing Atria Residence sudah cukup baik namun diperlukan
peningkatan terutama dari aspek pemeliharaan sistem yang sudah ada berhubung instalasi secara keseluruhan
sudah memenuhi standar.

Kata kunci: Sistem Plambing, Air Bersih, Air Buangan, Vent, Air Hujan, Pemadam Kebakaran, Atria Residence
Gading Serpong.

PENDAHULUAN dengan konstruksi beserta dengan


pemeliharaannya. Berkaitan dengan hal ini,
Persaingan global memicu penulis menilai bahwa bidang plambing
perkembangan pembangunan gedung merupakan hal yang sangat relevan dengan
bertingkat di berbagai negara untuk pesatnya konstruksi gedung di perkotaan
menggerakan roda ekonomi daerah. dan dapat dijadikan sebagai topik evaluasi
Pembangunan gedung bertingkat tidak dari segi rancangan sistem maupun
terlepas dari berbagai komponen pelengkap pemeliharaan dari sistem tersebut untuk
seperti mekanikal, elektrikal, maupun meminimalisir potensi kerusakan maupun
sistem plambing. Pembangunan sistem meningkatkan keberlanjutan dari sistem
plambing pada gedung - gedung menuntut plambing yang dirancang pada gedung
insinyur untuk mendesain bangunan secara tersebut secara teoritis maupun secara
tepat, rasional, dan efektif. Insinyur praktis.
berkompeten terbentuk dengan pendidikan
ilmu perkuliahan dan pemahaman terkait
kondisi lapangan agar dapat merancang
pembangunan yang sinergis antara desain

PL-1
KONDISI EKSISTING Tabel 1. Spesifikasi Sistem Transmisi.
Reservoir Kapasitas Pompa Tekanan
Atria Residence merupakan
Reservoir Pendukung Pompa
bangunan apartemen dan hotel 21 tingkat Tangki 400 m³ Pompa 8 bar
seluas 1550 m² yang dikelola oleh PT. Dasar Transfer
Parador Property Management dengan total Tangki 30 m³ Pompa 2,2 bar
310 kamar yang terletak pada kota Gading Atap Booster
Serpong, Tangerang, Banten, Indonesia
dengan lingkungan infrastruktur komersial Pada Tabel 1. Spesifikasi Sistem
yang padat. PT. Parador Property Transmisi terlihat bahwa kapasitas tangki
Management merupakan bagian dari dasar lebih besar dari tangki atap
perusahaan dan bertanggung jawab berhubung tangki atap digunakan hanya
langsung kepada PT. Paramount Enterprise untuk mendistribusikan air ke masing –
yang memegang konstruksi dan masing lantai. Pompa transfer yang
pengelolaan dari gedung komersial yang digunakan berjenis pompa jockey yang
berlokasi di Gading Serpong, Tangerang. bertekanan 8 bar sedangkan pompa booster
PT. Parador Propery Management didirikan bertekanan 2,2 bar karena hanya menambah
pada tahun 2012 dan diresmikan menjadi tekanan untuk 3 lantai teratas. Kapasitas
PT pada tahun 2014. Gedung – gedung pompa transfer air bersih sebesar 8 bar
yang dikelola oleh PT. Parador Property yaitu 81,6 meter kolom air secara vertikal
Management seperti Atria Residence sudah telah memenuhi kebutuhan minimum
sepenuhnya selesai dikonstruksi dan dapat sebesar 69,45 meter tinggi gedung.
beroperasional sesuai dengan fungsinya. Kapasitas ground water tank dan roof tank
Aspek teknis yang dipelihara di Atria sudah melebihi kebutuhan teoritis yaitu
Residence dikelola oleh bidang General masing – masing sebesar 275,78 m³ dan
Maintenance. Ruang lingkup dari 8,65 m³ sedangkan kondisi aktual sebesar
pengelolaan pada gedung Atria Residence 400 m³ dan 30 m³. Pengaliran air bersih dari
oleh petugas teknisi bidang General roof tank ke setiap lantai dilakukan dengan
Maintenance adalah sistem plambing air menggunakan sebuah shaft utama pada
bersih dingin, air bersih panas, air buangan, gedung yang terdapat pipa utama untuk
vent, air hujan, pemadam kebakaran, pengaliran transmisi. Pipa tersebut
elektrikal, mekanikal, dan perawatan berbahan GIP dan pipa tegak untuk
estetika gedung. pengaliran distribusi juga berbahan GIP.
Pipa tegak distribusi mengalirkan air
hingga pipa mendatar air bersih berbahan
HASIL DAN PEMBAHASAN PPR pada setiap atap dari lantai dan
dilanjutkan ke setiap unit kamar.
Sistem plambing air bersih Atria Sistem pengumpulan air dari
Residence bersumber dari PDAM Tirta sumber sudah diuji kualitasnya secara rutin
Kerta Raharja dan ditampung pada sebuah oleh pihak PDAM walapun hanya pada
ground water tank dengan 2 kompartemen. ground water tank dan memenuhi standar
Air yang tertampung dialirkan ke tangki pada Peraturan Kementerian Kesehatan No.
atap dengan tekanan dan dialirkan ke 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan
masing – masing lantai secara gravitasi Kualitas Air Minum (Kementrian
kecuali 3 lantai teratas. Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Namun, terdapat kelemahan yaitu
terdapatnya retak pada dinding ground
water tank, kebocoran lewat kran yang

PL-2
terhubung langsung ke ground water tank, air bekas dan air kotor berbahan PVC
dan pemakaian air bersih untuk penyiraman sedangkan perpipaan air buangan dapur
tanaman. Pada sistem pengaliran air bersih berbahan GIP. Pengaliran air buangan
terdapat kebocoran di lantai UG, hilangnya dilakukan sepenuhnya dengan gravitasi dan
pompa resirkulasi pada kolam renang, seluruh jenis perpipaan air buangan
terdapat banyak karat pada roof tank, berhujung pada satu sewage treatment
terdapat karat pada pipa, dan gambar teknik plant yang sama.
yang tidak sesuai dengan kondisi aktual.

Tabel 2. Pemakaian Air Bersih


Sumber Pemakaian Air
(m³/bulan)
Eksisting 2829
Teoritis 7662,6

Pada Tabel 2. Pemakaian Air Bersih


ditemukan bahwa Pemakaian air bersih
Gambar 1. Sewage Treatment Plant
pada kondisi aktual lebih kecil
dibandingkan dengan pemakaian air bersih Sewage Treatment Plant (STP)
teoritis dikarenakan sebagian lantai pada terletak di bawah lantai semibasement yang
Atria Residence merupakan hotel yang merupakan elevasi terendah dari semua
seringkali kosong sehingga pemakaian air jenis perpipaan dan alat plambing sehingga
dan penyediaan nya jauh lebih optimal. sama sekali tidak memerlukan pengaliran
Pemeliharaan sistem plambing air bersih bertekanan. Pada Gambar 1. Sewage
berupa pengujian kualitas air masih belum Treatment Plant ditemukan bahwa
optimal karena hanya menguji kualitas Pengolahan STP Atria Residence
ground water tank setiap 3 bulan sekali menggunakan metode activated sludge
tanpa menguji kualitas air di roof tank dan untuk pengolahannya yang dilengkapi
perpipaan. Gambar teknik yang ada dengan 2 buah blower aerator yang
disimpan sangat berbeda dengan kondisi dikendalikan dari panel STP dan hasil
aktual serta tidak tercantum dimensi pada olahannya telah memenuhi standar sesuai
perpipaan dan komponen lainnya sehingga dengan PerMen LHK no. 68 tahun 2016
tidak dapat diandalkan untuk menjadi (Kementerian Lingkungan Hidup Republik
acuan operasional. Pembersihan dari Indonesia, 2016). Efluen dari STP akan
ground water tank dan roof tank masih dialirkan langsung ke saluran drainase kota
belum dilakukan dengan proses disinfeksi tanpa dimanfaatkan kembali menjadi air
petugas beserta perlengkapan dan peralatan penyiraman tanaman ataupun air
yang digunakan terlebih dahulu sehingga penggelontoran.
tidak sesuai dengan standar pada buku Pemisahan pengaliran dari 3 jenis
Perancangan dan Pemeliharaan Sistem kategori air buangan efektif untuk
Plambing (Noerbambang & Morimura, mencegah terjadinya pengerakkan terutama
1984). apabila pengaliran digabung sehingga
Sistem plambing air buangan Atria kotoran akan terkonsentrat pada satu jalur
Residence terklasifikasi menjadi tiga yaitu perpipaan. Pada sistem pengaliran air
air bekas, air kotor, dan air buangan dapur. buangan, terdapat sebuah pipa tegak air
Air bekas berasal dari alat plambing seperti buangan yang terpasang tidak sesuai
wastafel dan floor drain, air kotor berasal dengan standar yaitu menggunakan prinsip
dari WC dan urinoir, sedangkan air corong untuk mengalirkan air sehingga
buangan dapur berasal dari sink yang telah terdapat rongga yang terbuka yang dapat
dilengkapi dengan grease trap. Perpipaan

PL-3
menyebabkan timbulnya bau tidak sedap
ataupun ledakan.

Gambar 2. Grease Trap di Bawah Sink


Gambar 3. Pemeriksaan STP
Pada Gambar 2. Grease Trap di
Bawah Sink ditemukan bahwa instalasi Pada Gambar 3. Pemeriksaan STP
grease trap pada setiap sink dapur sudah ditemukan bahwa pemeriksaan sewage
sesuai dengan standar pada buku treatment plant telah terlaksana dengan
Perancangan dan Pemeliharaan Sistem baik berhubung dilaksanakannya
Plambing yaitu tidak menyatu dengan pemeriksaan seminggu 2 kali walaupun
dinding dengan dinding grease trap buku menetapkan 6 bulan sekali.
berbahan beton melainkan berbahan besi Pemeriksaan perpipaan air buangan tidak
yang anti karat (Noerbambang & ditetapkan penjadwalannya oleh buku
Morimura, 1984). Namun pemasangan Perancangan dan Pemeliharaan Sistem
grease trap harus dilengkapi dengan Plambing (Noerbambang & Morimura,
pengurasan grease yang tertampung di 1984), tetapi telah diperiksa setiap
dalamnya secara periodik minimal satu malamnya oleh petugas teknisi.
bulan sekali yang apabila tidak dipenuhi Pemeriksaan perpipaan dilakukan secara
maka kandungan air dan lemak pada grease manual dan tidak terkoordinir dengan
trap akan meluap dan menimbulkan gambar teknik acuan berhubung
genangan air. Sewage treatment plant ketidaksesuaian antara kondisi lapangan
menggunakan sistem activated sludge dengan kondisi yang tergambarkan pada
untuk mengolah air buangan dari sistem gambar teknik sehingga berpotensi
plambing lalu dialirkan ke saluran drainase menyebabkan tidak terperiksanya beberapa
kota. Kualitas olahan STP diuji setiap 3 titik perpipaan tertentu. Pemeriksaan mesin
bulan sekali dan dibandingkan kualitasnya – mesin pada sistem plambing air buangan
dengan standar pada PerMen LHK no. 68 dilakukan dengan prosedur yang sama
tahun 2016 mengenai baku mutu air limbah dengan pemeriksaan mesin – mesin pada
domestic (Kementerian Lingkungan Hidup sistem plambing air bersih. Evaluasi dari
Republik Indonesia, 2016). Beberapa pemeriksaan mesin adalah merancang
masalah yang didapat pada sistem ini pengangkatan pompa celup agar
adalah adanya beberapa pipa air buangan mempermudah teknisi untuk memeriksa
yang bocor di dalam STP, banyaknya secara langsung. Pembersihan STP
vektor di STP, dan pencampuran dilakukan setiap minggu 2 kali walaupun
pengolahan air buangan antara 3 jenis buku Perancangan dan Pemeliharaan
klasifikasi air buangan. Sistem Plambing menganjurkan 6 bulan
Pemeliharaan dari sistem plambing sekali sehingga sudah sangat optimal secara
air buangan dievaluasi dengan frekuensi (Noerbambang & Morimura,
menggunakan buku Perancangan dan 1984). Permasalahan yang terdapat pada
Pemeliharaan Sistem Plambing prosedur ini adalah ketersediaan
(Noerbambang & Morimura, 1984). perlengkapan dan alat untuk petugas

PL-4
pembersih yang sangat minim sehingga pada elevasi di bawah lantai dasar dialirkan
membahayakan kesehatan pembersih. dengan tekanan. Perpipaan untuk
Sistem plambing vent Atria pengaliran secara gravitasi terdapat pada
Residence menggunakan sistem plambing shaft gedung utara dan selatan beserta pipa
vent basah yang menyatukan pipa tegak air tegak yang ada pada setiap balkon kamar
buangan dengan pipa tegak vent yang lalu dialirkan langsung ke drainase kota
diteruskan sampai ke atap gedung untuk sedangkan pengaliran bertekanan
mengeluarkan gas berlebih nya. Metode ini memanfaatkan gutter dan floor drain yang
akan jauh lebih menghemat biaya dan ruang mengalirkan air ke sump pit dan
namun akan bermasalah apabila sistem dipompakan ke saluran drainase kota.
plambing air buangan terjadi masalah. Efek Masalah yang didapat pada sistem ini
yang bisa dicegah dari sistem ini di adalah terdapatnya gambar sumur resapan
antaranya adalah efek sifon sendiri yaitu pada gambar teknik namun pada kondisi
penarikan air yang tersimpan pada leher aktualnya air hujan dari sump pit langsung
angsa alat plambing menuju pipa tegak air dialirkan menuju saluran drainase kota.
buangan. Pemeliharaan pada sistem ini
dijadwalkan secara rutin setiap malamnya
dengan memeriksa komponen – komponen
seperti pipa tegak air hujan, klem, dan
kondisi sump pit. Pemeriksaan pada
komponen perpipaan air hujan untuk setiap
balkon kamar dilakukan tidak secara rutin
namun setiap adanya permintaan dari
penghuni kamar. Pemeriksaan kerusakan
pompa sump pit tidak dapat dilakukan
Gambar 4. Pipa Vent Pembuang dengan tangan secara langsung melainkan
dengan observasi dari jauh berhubung tidak
Pada Gambar 4. Pipa Vent
ada katrol pengangkat pompa sehingga
Pembuang ditemukan bahwa pemasangan
dapat mengurangi efektivitas dalam
dari sistem plambing vent juga sudah sesuai
pemeliharaan pompa. Gambar teknik dari
dengan standar pada buku Perancangan dan
sistem plambing air hujan tidak dilengkapi
Pemeliharaan Sistem Plambing yaitu lebih
tinggi dari potensi genangan air dan 1,5 dengan dimensi panjang yang jelas dan
sangat berbeda jika dibandingkan dengan
meter lebih tinggi dari alat plambing
kondisi aktual. Hal tersebut dapat
tertinggi yang ada pada sistem
menghambat dalam operasional perbaikan
(Noerbambang & Morimura, 1984).
karena tidak akan sesuai dengan acuan yang
Pemeliharaan pada sistem ini tidak
ditetapkan.
didapatkan karena penanggulangan yang
Sistem plambing pemadam
dilakukan oleh tim teknisi hanyalah
kebakaran Atria Residence mengalirkan air
perbaikan pipa apabila terjadi kerusakan
dengan tekanan dari ground water tank
yang ditemukan pada malam hari.
bervolume 400 m³ hingga menuju ke sistem
Berdasarkan buku Perancangan dan
perpipaan sprinkler dan sistem perpipaan
Pemeliharaan Sistem Plambing, seharusnya
hidran dibantu dengan 3 jenis pompa yaitu
dilakukan penyemprotan air bertekanan ke
pompa jockey, pompa elektrik, dan pompa
dalam sistem untuk menhancurkan potensi
diesel.
penyumbatan yang ada pada sistem secara
periodik (Noerbambang & Morimura,
1984).
Sistem plambing air hujan Atria
Residence mengalirkan secara gravitasi
pada elevasi di atas lantai dasar sedangkan

PL-5
Tabel 3. Kondisi Aktifnya Pompa setiap lantai (Noerbambang & Morimura,
Terhadap Tekanan Air 1984).
Jenis Pompa Kondisi Aktif
Tabel 4. Penyediaan Air untuk Pemadam
Jockey > 10 bar
Electric 8 – 10 bar Kebakaran
Diesel < 8 bar
Sumber Kapasitas Penyediaan
Air
Pada Tabel 3. Kondisi Aktifnya Eksisting 4,4 jam
Pompa Terhadap Tekanan Air Ditemukan Teoritis 30 menit
bahwa Pompa akan aktif secara bergantian
bergantung pada tekanan air yang ada pada Pada Tabel 4. Penyediaan Air untuk
sistem. Pompa jockey merupakan pompa Pemadam Kebakaran ditemukan bahwa
utama yang diandalkan untuk memberikan kapasitas penyediaan air sudah memenuhi
tekanan pada saat belum digunakan, Pompa standar pada PerMen PU nomor 26 tahun
elektrik akan aktif apabila terjadi 2008 tentang persyaratan teknis sistem
penurunan tekanan akibat penggunaan proteksi kebakaran bangunan gedung yang
hidran atau sprinkler, sedangkan Pompa mensyaratkan kapasitas dari tampungan air
diesel akan aktif apabila tekanan air harus dapat menyediakan air selama
mengalami penurunan drastis dan juga minimal 30 menit (Kementerian Pekerjaan
terjadi kematian listrik apabila kebakaran Umum, 2008). Dengan kapasitas setengah
telah meluas sehingga mengandalkan ground water tank yaitu 200 m³ dan debit
energi dari diesel. Perpipaan dari sistem pemompaan pompa jockey sebesar 45
plambing air buangan menggunakan pipa m³/jam, maka waktu penyediaan adalah
berjenis Galvanized Iron Pipe (GIP) untuk sebesar 4,4 jam sehingga memenuhi
menahan air bertekanan sebesar 13 bar atau kriteria pada standar. Terdapat standar
ekuivalen dengan 130 meter kolom air pada mengenai ruang pompa pada SNI 03-6570-
sistem perpipaan sprinkler maupun hidran 2001 tentang instalasi pompa tetap yang
sehingga siap untuk mengeluarkan air dipasang untuk pemadam kebakaran
bertekenan apabila terjadi kebakaran sesuai dimana ruang pompa harus tahan serangan
dengan standar SNI 03-1745-2000 (Badan api minimal selama 2 jam (Badan
Standarisasi Nasional, 2000). Sistem Standarisasi Nasional, 2001). Hal ini
perpipaan pemadam kebakaran terdiri dari dipenuhi dengan bahan dinding ruang
pipa tegak basah untuk sprinkler dan pipa pompa yaitu beton bertulang yang tebal
tegak basah untuk hidran, namun tidak tahan panas. Pada standar yang sama
terdapat pipa tegak kering seperti ditentukan bahwa ruang pompa harus
klasifikasi perpipaan pemadam kebakaran tercegahkan dari banjir dan terbukti
pada buku Perancangan dan Pemeliharaan dipenuhi dengan adanya sebuah sump pit di
Sistem Plambing. Pipa kering yang terdapat ruang pompa dan pompa yang berelevasi 30
pada sistem hanyalah pipa kering mendatar cm dari dasar lantai. Berdasarkan SNI 03-
penghubung antara seammese connection 1745-2000 tentang tata cara perencanaan
dengan ground water tank yang digunakan dan pemasangan pipa tegak dan slang untuk
oleh mobil pemadam kebakaran apabila pencegahan bahaya kebakaran pada
terjadi kekosongan air (Noerbambang & bangunan rumah dan gedung, terdapat
Morimura, 1984). berbagai kriteria terkait kelengkapan hidran
Berdasarkan buku Perancangan dan yaitu memiliki katup slang, slang, dan nozel
Pemeliharaan Sistem Plambing, pipa tegak (Badan Standarisasi Nasional, 2000). Hal
kering merupakan hal yang wajib dipasang ini dipenuhi oleh hidran indoor namun
untuk bangunan bertingkat lebih dari 10 tidak terpenuhi oleh hidran outdoor dan
meter untuk memberikan akses pengaliran juga sangat buruk pemeliharannya
air langsung ke hidran dan sprinkler di berhubung slang terputus dari katupnya.

PL-6
Pada standar yang sama, sprinkler Atria masih kurang baik terutama dari segi HSE
Residence sudah memenuhi standar untuk perlengkapan petugas, pemeliharaan
berhubung pada luas lantai sebesar 734 m² pipa tegak, kategori pengolahan STP, dan
terdapat 2 saf sprinkler yang seharusnya pemanfaatan hasil olahan STP. Sistem vent
minimal terdapat 1 saf sprinkler. sudah baik namun memerlukan
Pemeliharaan pada sistem plambing penyusunan SOP pemeliharaan pipa vent
pemadam kebakaran dievaluasi dengan yang terjadwal. Sistem penyaluran air
Permen PU nomor 26 tahun 2008 dan hujan sudah cukup baik namun
meninjau 5 sistem yaitu sistem perpipaan, memerlukan konstruksi sumur resapan
sistem hidran, sistem sprinkler, ground sesuai dengan rancangan dan penjadwalan
water tank, dan ruang pompa (Kementerian pemeliharaan pipa tegak balkon. Sistem
Pekerjaan Umum, 2008). Pemeliharaan pemadam kebakaran sudah sangat optimal
perpipaan dilakukan setiap minggunya dan dari segi pemasangan dan pemeliharaan
setiap 3 bulan diperiksa oleh pemadam secara keseluruhan, hanya saja perlu
kebakaran kota sehingga memenuhi standar meningkatkan pemeliharaan untuk outdoor
minimal yaitu 3 bulan sekali. Pemeliharaan hydrant.
sistem hidran tidak memenuhi standar
berhubung katup segel seharusnya
diperiksa setiap minggunya namun DAFTAR PUSTAKA
diperiksa setiap 3 bulan. Pemeliharaan
sistem sprinkler cukup optimal berhubung Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI
pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan 03-1745-2000. Tata Cara
walaupun pada standar ditetapkan setiap 1 Perencanaan Dan Pemasangan
tahun. Pemeliharaan ground water tank Sistem Pipa Tegak Dan Slang
mengikuti evaluasi pada sistem plambing Untuk Pencegahan Bahaya
air bersih yaitu cukup baik secara jadwal Kebakaran Pada Bangunan
namun kurang adanya proses disinfeksi Gedung. Badan Standarisasi
sebelum melakukan pembersihan. Nasional: Jakarta.
Pemeriksaan sistem pompa sudah optimal Badan Standarisasi Nasional. 2001. SNI
yaitu dilakukannya pemeriksaan dan drill 03-6570-2001. Instalasi Pompa
run setiap minggunya sesuai dengan Yang Dipasang Tetap Untuk
kriteria pada standar. Oleh karena itu, Proteksi Kebakaran. Badan
evaluasi yang didapat pada aspek Standarisasi Nasional: Jakarta.
pemeliharaan adalah peningkatan pada Kementerian Kesehatan Republik
pemeliharaan hidran dan pemeliharaan Indonesia. 2010. Peraturan
ground water tank. Kementerian Kesehatan No. 492
Tahun 2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. Sekretariat
KESIMPULAN Negara: Jakarta.
Secara keseluruhan operasional dan Kementerian Lingkungan Hidup Republik
pemeliharaan dari sistem plambing Atria Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Residence cukup baik namun, masih Lingkungan Hidup dan Kehutanan
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki Republik Indonesia Nomor
karena tidak memenuhi berbagai standar P.68/Menlhk/Setjen
yang ada. Sistem plambing air bersih sudah /Kum.1/8/2016. Sekretariat Negara:
cukup baik namun beberapa aspek seperti Jakarta.
pemeliharaan ground water tank, roof tank, Kementerian Pekerjaan Umum Republik
dan pengujian kualitas air perlu Indonesia. 2008. Peraturan Menteri
ditingkatkan. Sistem plambing air buangan Pekerjaan Umum Nomor

PL-7
26/PRT/M/2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan. Sekretariat
Negara: Jakarta.
Noerbambang, Soufyan & Takeo
Morimura. 1984. Perancangan dan
Pemeliharaan Sistem Plumbing. PT
Pradnya Paramitha: Jakarta.

PL-8

Anda mungkin juga menyukai