Abstrak: Proyek konstruksi adalah pekerjaan mendirikan suatu bangunan dalam waktu tertentu dengan menggunakan sumber daya proyek yang
terbatas. Dalam suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu. Namun demikian, pada
kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan. Bila dilihat dari segi waktu, cara untuk mengatasi dan
mengembalikan tingkat kemajuan suatu proyek konstruksi yang mengalami keterlambatan adalah dengan melakukan penjadwalan waktu proyek
sehingga akan terlihat perbedaan jumlah durasi dan biaya dalam keadaan normal maupun setelah crashing. Penelitian ini akan dilakukan pada Proyek
Pembangunan Rusunawa ASN Pemkab Malang. Analisa percepatan jadwal yang digunakan pada penelitian ini adalah metode crashing menggunakan
shift kerja. Perhitungan kebutuhan shift menggunakan pedoman perhitungan Analisis Harga Satuan Pekerja 2018 (AHSP). Setelah dilakukan perhitungan
tersebut, akan menghasilkan jumlah durasi shift yang dibutuhkan sesuai dengan volume pekerjaan Proyek Pembangunan Rusunawa ASN Pemkab
Malang. Selanjutnya bisa dihitung perubahan biaya yang dibutuhkan. Dari data yang didapat setelah dilakukan analisis, proyek dapat dipercepat selama
24 hari kerja, sehingga durasi proyek yang semula 197 hari kerja menjadi 173 hari kerja. Biaya langsung proyek mengalami kenaikan yang semula
Rp.12.763.192.497.58 dalam 197 hari menjadi Rp. 12,937,000,000.00 dalam 173 hari (naik 1,3554%).
Kata kunci : Rusunawa, Analisis Harga Satuan Pekerja 2018, shift, dan Manajemen Proyek
--------------------------------------------------
berulang-ulang sebelum sampai pada suatu perencanaan akhir ke awal (FS). Pada garis konstrain dibubuhkan
atau jadwal yang dianggap cukup realistis. Metode jaringan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau
kerja memungkinkan aplikasi konsep management by terlambat/ tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului
exception, karena metode tersebut dengan jelas kegiatan (j) dan satuan waktu adalah hari.
mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis bagi Perhitungan Metode PDM
proyek, terutama dalam aspek jadwal dan perencanaan. Parameter yang digunakan dalam perhitungan metode
Umumnya kegiatan kritis tidak boleh lebih dari 20% total PDM akan dijelaskan sebagai berikut:
kegiatan proyek, dengan telah diketahuinya bagian ini maka
penelola dapat memberikan prioritas perhatian (Soeharto, TE = E, adalah waktu paling awal peristiwa (node/
1997). event) dapat terjadi (earliest time of occurrence).
ringkas dapat digambarkan seperti pada Gambar 1 TL = L, adalah waktu paling akhir pe- ristiwa boleh
terjadi (latest allowable event occurrence time).
ES adalah waktu mulai paling awal suatu kegiatan
Identifikasi lingkup proyek dan menguraikannya (earliest start time).
menjadi komponen-komponen kegiatan.
EF adalah waktu selesai paling awal suatu kegiatan
(earliest finish time).
LS adalah waktu paling akhir kegiatan boleh
Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai dimulai (latest allowable start time)
urutan logika ketergantungan menjadi jaringan LF adalah waktu paling akhir kegiatan boleh selesai
kerja. (latest allowable finish time).
D = Durasi, adalah kurun waktu suatu kegiatan,
umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan, dan
Memberikan perkiraan kurun waktu lain-lain.
masing-masing pekerjaan. Tenggang waktu total (Total Float) adalah jumlah waktu
tenggang yang didapat bila semua kegiatan yang
mendahuluinya dimulai pada waktu sedini mungkin dan
semua kegiatan yang mengikutinya terlaksana pada waktu
Identifikasi jalur kritis, float dan kurun waktu
yang paling lambat. Rumusan yang akan dipakai dalam
penyelesaian proyek.
perhitungan waktu pada penyusunan network planning
dengan metode preseden diagram adalah sebagai berikut
:
Meningkatkan daya guna dan hasil guna Hitungan maju
pemakaian sumber daya. Rumusan perhitungan waktu maju adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Ringkasan langkah-langkah dalam Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang
menyusun jaringan kerja (Sumber: Soeharto, 1997) ditinjau ES (j), adalah sama dengan angka terbesar dari
jumlah angka kegiatan yang terdahulu ES (i) atau EF (i)
Penyusunan Network Planning dengan ditambah konstrain yang bersangkutan.
Metode Preseden Diagram Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang
Metode diagram preseden/Preceden Diagram Method sedang ditinjau WF (j), adalah sama dengan angka
(PDM) merupakan penyempurnaan dari CPM, karena pada waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES (j),
prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D (j).
aktifitas yaitu hubungan akhir-awal dan sebuah kegiatan dapat
dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai. Metode Hitungan mundur
preseden diagram adalah jaringan kerja yang termasuk Rumusan perhitungan waktu mundur adalah sebagai
klasifikasi AON (Activity On Node). Kegiatan dan peristiwa berikut:
pada metode preseden diagram ditulis dalam node yang
berbentuk kotak segi empat. Kotak-kotak tersebut menandai Hitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i)
suatu kegiatan, dimana harus dicantumkan identitas kegiatan yang ditinjau, yang me rupakan angka terkecil dari
dan kurun waktunya. Sedangkan peristiwa merupakan ujung- jumlah kegiatan LS dan LF ditambah konstrain yang
ujung kegiatan. Setiap node memiliki dua peristiwa yaitu awal bersangkutan. Waktu mulai paling akhir kegiatan yang
dan akhir. Pada preseden diagram hubungan antar kegiatan sedang ditinjau LS (i), adalah sama dengan waktu
berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa selesai paling akhir kegiatan tersebut LF (i), dikurangi
konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan kurun waktu yang bersangkutan.
dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Jalur dan kegiatan kritis pada jalur dan kegiatan kritis
Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node. metode preseden diagram sebagai berikut:
Karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama (ES
atau mulai (S) dan ujung akhir (F), maka ada empat macam = LS).
konstrain yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), dan Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 2 Juli 2020
610,44
Tukang Kayu = = 6,1044 OH
10 x 10
610,44
Kepala Tukang Kayu = = 0,614 OH
10 x 100
610,44
Mandor = = 0,3052 OH
10 x 200
1 610,44
Pekerja = = 0,4 Kepala T.kayu = =5,291
2,5 189 x 0,6104
1 610,44
Mandor = = 0,1 Mandor = =5,291
10 378 x 0,3052
Biaya upah tenga kerja per satuan
pekerja = 0,4 x 83.850 = Rp 33.540 Maka di dapat durasi crashing selama = 6 hari
mandor = 0,1 x 127.387,50 = Rp 12.738,750
c. Menentukan biaya tambahan dan upah pekerja
Biaya upah tenaga kerja total Upah shift pagi
Upah tenaga kerja total = pekerja =Rp. 39000
upah tenaga kerja per satuan x volume Tukang kayu = Rp. 47250
pekerja = 16,11 x 33,540 = Rp 540.178,470 Kepala tukang kayu = Rp. 50250
mandor = 16,11 x 12.738,750 = Rp 205.163,408 mandor = Rp. 59250
Total = Rp 745.342,408
Upah shift malam
d. Cost Slope Pekerja = (15% x 39000) + 39000 = Rp 44.850
crash cost−normal cost Tukang kayu = (15% x 47250) + 47250 = Rp. 54.338
Cost slope = Kepala T.kayu=(15% x 50250) + 50250 = Rp 57.788
normal duration−crash duration
Mandor = (15% x59250) + 59250 = Rp 68.138
398.671,52
Cost slope/hari = = Rp 66.445,25 / hari Upah total tenaga kerja
14−8 Upah total = upah shift pagi + upah shift malam
Pekerja = 39.000 + 44.850 = Rp 83.850
Cost Slope total = crash cost – normal cost Tukang kayu = 47.250 + 54.337,50 = Rp 101.587
= 745.342,408 – 346.670,888 Kepala T.kayu =50.250+57.787,50 = Rp 108.037,50
= Rp 398.671,52 Mandor = 59250 + 68.137 = Rp 127.387,5
2. Menentukan percepatan dengan shift pada
pekerjaan bekisting tie beam.
Koefisien tenaga kerja
a. Menentukan produktivitas tenaga kerja dengan
sistem shift 1
pekerja = = 0,32
Produktivitas tenaga kerja shift = 5,90625
Prod. Kerja/ hari normal + (prod. Kerja/hr- (prod. 1
Kerja/hr x 11%) Tukang kayu = = 0,1
10
Pekerja = 3,13+(3,13-(31,13x 11%)= 5,90625 m 2 / hari
Tukang Kayu = 10+(10-(10 x 11%) = 18,9 m2 / hari
1
Kepala tukang kayu = = 0,01
Kepala T.kayu = 100+(100-(100x11%)= 189 m2 / hari 100
Mandor = 200 + (200-(200 x 11%) = 378 m2 / hari 1
Mandor = = 0,005
200
b. Menentukan durasi kerja shift
volume pekerjaan Biaya upah tenaga kerja per satuan
Durasi crashing =
Pekerja = 0,32 x 83.850 = Rp 26.832
∏ . tenaga kerja shift x jumlahtebaga kerja Tukang kay = 0,1 x 101.587,50 = Rp 10.158,750
Kepala T.kayu = 0,01 x 108.037,50 = Rp 1.080,375
610,44
Pekerja = =5,291 mandor = 0,1 x 127.387,50 = Rp 12.738,750
5,90625 x 19,5339
Biaya upah tenaga kerja total
610,44 Upah tenaga kerja total = upah tenaga kerja
Tukang kayu = =5,291
18,9 x 6,1044 persatuan x voulume
Pekerja = 610,44 x 26.832 = Rp.16.379.191,920
Tukang kayu= 610,44x101.587,50=Rp. 6.201.256,556
Kepala T.kayu= 610,44x1.080,375=Rp. 659.498,713
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 2 Juli 2020
Muhammadiyah Jember. Universitas Muhammadiyah Dari Konseptual Sampai Operasional Jilid 2. Erlangga.
Jember. Jakarta.
[9]. A.A Gede Agung Yana. 2009. Pengaruh Jam [27] Irika Widiasanti & Lengggogeni. 2013.
Kerja Lembur Terhadap Biaya Percepatan Proyek Manajemen Konstruksi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Dengan Time Cost Trade Off Analysis. Skripsi: Bali.
Universitas Udayana.
[10]. Hakim. 2016. Percepatan Durasi Proyek
Menggunakan Jam Kerja Shift, Analisis Menggunakan
PDM (Precedence Diagram Method). Skripsi:
Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.
[11]. Elisabeth Riska Anggraeni. 2016. Analisis
Percepatan Proyek Menggunakan Metode Crashing
dengan Penambahan Tenaga Kerja dan Shift Kerja.
Skripsi: Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
[11]. Azzam. 2016. Analisis Percepatan Proyek
Pembangunan Java Village Resort Dengan
Menambahkan Tenaga Kerja dan Jam Kerja. Skripsi:
Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.
[12]. Wahyu Santoso. 2017. Analisis Percepatan
Proyek Menggunakan Metode Crashing Dengan
Penambahan Jam Kerja Empat Jam Dan Sistem Shift
Kerja. Skripsi: Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.
[13]. Ajeng Afifah Hendriputri. 2018. Percepatan
Jadwal (Crashing) Menggunakan Sistem Shift Dengan
Analisis PDM (Precedence Diagramming Method).
Skripsi: Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.
[14]. Kerzner, 2000. Project Management A
System Approach to Planning, Schedulling, and
Controlling. Singapore.
[15]. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. KEP-102/MEN/VI/2004 Tentang
Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur. Jakarta.
[16]. Richard I. Levin & Charles A. Kirkpatrick.
1978.Quantitative Approaches To Management.
McGraw Hill. New York.
[17]. Moh.Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia
Indonesia. Bogor.
[18]. Fika GA Ningrum. 2017. Penerapan Metode
Crashing Dalam Percepatan Durasi Proyek Dengan
Alternatif Penambahan Jam Lembur Dan Shift Kerja
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Hotel Grand
Keisha, Yogyakarta). Skripsi. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
[19]. Barry Render & Heizer Jay. 2004. Manajemen
Operasi. Salemba Empat. Jakarta. Render, Barry &
Jay Heizer. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen
Operasi. Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta.
[20]. Barry Render & Heiz er Jay. 2012. Quantitative
Analysis For Management. 11th Edition. Pearson
Prentice-Hall Inc. New Jersey.
[21]. Muchdarsyah Sinungan. 2005. Produktifitas:
Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara.Yogyakarta.
[22]. H.B Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen.
Bumi Aksara. Jakarta.
[23]. Iman Soeharto. 1997. Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional.Erlangga. Jakarta.
[24]. Iman Soeharto. 1999. Manajemen Proyek
Dari Konseptual Sampai Operasional Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
[26]. Iman Soeharto. 1999. Manajemen Proyek
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 2 Juli 2020