Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No.

02 (2023) 490-499
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
p-ISSN : 2798-3420 I e-ISSN : 2477-6068

Studi Manajemen Konstruksi Proyek Pembangunan Bendungan


Temef Kabupaten Timor Tengah Selatan
Construction Management Study Of Temef Dam Development Project In South
Central Timor Regency
Monica Odelya Geraldine1*, Pitojo Tri Juwono2, Evi Nur Cahya3
123
Departemen Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Jalan MT. Haryono No. 167,
Malang, 65145, INDONESIA
Korespondensi Email : Abstrak: Sistem manajemen konstruksi diperlukan
monicaodelya@gmail.com untuk dapat mengatur suatu kegiatan, sumber daya,
serta mengatasi masalah-masalah yang terjadi di
DOI: proyek. Tujuan dalam penelitian ini adalah
https://doi.org/10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.042 melakukan optimasi pada proyek Bendungan Temef
agar proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu
Kata kunci: Manajemen konstruksi, dan tepat biaya. Analisis permasalahan dilakukan
Optimasi, Penjadwalan proyek dengan membuat penjadwalan proyek serta
memberikan alternatif pemecahan masalah untuk
Keywords: Construction mempercepat proyek. Terdapat dua alternatif yang
management, Optimize, Project akan diterapkan dalam mengatasi permasalahan
scheduling penelitian ini yaitu melalui pemberian durasi
tambahan terhadap waktu kerja harian dan
Article history: penambahan alat berat. Dari hasil analisa didapatkan
Received: 05-06-2023 bahwa alternatif penambahan jam kerja harian
Accepted: 15-07-2023 memberikan efisiensi waktu sebesar 7,33% dengan
penurunan rencana anggaran biaya sebesar 5,14%
dibandingkan nilai kontrak. Sementara alternatif
penambahan alat berat memberikan efisiensi waktu
sebesar 8,15% dan penurunan rencana anggaran biaya
sebesar 4,79% dibandingkan nilai kontrak. Sehingga
dalam studi ini dipilih alternatif penambahan jam kerja
yang ditinjau sebagai alternatif yang terbaik dari segi
durasi dan biaya terhadap seluruh alternatif pada
proyek Bendungan Temef.

Abstract: Construction management system is


necessary to effectively organize activities, allocate
resources, and address issues that arise in a project.
The purpose of this research is to optimize the Temef
Dam project to ensure timely and cost-effective
completion. Problem analysis is conducted through
project scheduling and providing alternative problem-
solving approaches to expedite the project. There are
two alternatives that will be implemented to overcome
the research problem, namely by providing additional
duration to the daily working hours and adding heavy
equipment. From the analysis results, the alternative

*Penulis korespendensi: monicaodelya@gmail.com


Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

of extending daily working hours provides a time


efficiency of 7.33% with a decrease in planned budget
costs of 5.14% compared to the contract value.
Meanwhile, the alternative of adding heavy equipment
provides a time efficiency of 8.15% and a decrease in
planned budget costs of 4.79% compared to the
contract value. Therefore, in this study, the alternative
of extending daily working hours is selected as the
best alternative in terms of duration and cost
compared to all alternatives in the Temef Dam
project.

1. Pendahuluan
Pengembangan sumber daya air di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi prioritas utama
dalam penyediaan air untuk mengatasi kekeringan akibat kemarau panjang. Oleh karena itu,
pemanfaatan sumber daya air terus disempurnakan oleh Pemerintah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang matang dan bermanfaat terhadap penyediaan air irigasi
dan PLTMH kepada masyarakat sekitar, pemerintah membangun Bendungan Temef yang terletak di
Desa Konbaki, Kecamatan Polen dan Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dengan dibangunnya Bendungan Temef
kebutuhan air untuk irigasi, air baku, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat terpenuhi [1].
Proyek Bendungan Temef adalah salah satu proyek yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi,
baik dalam hal penggunaan sumber daya maupun jenis pekerjaan yang dilakukan. Istilah proyek
merujuk pada rangkaian pekerjaan sementara yang dilakukan dengan tujuan yang sudah direncanakan
[2]. Berdasarkan kontrak konstruksi yang ada, perlu disusun suatu rencana pelaksanaan (construction
planning) untuk proyek Bendungan Temef agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Proyek ini
melibatkan beberapa tahapan pekerjaan seperti: pekerjaan persiapan, pekerjaan jalan, pekerjaan
pengelak, pekerjaan cofferdam dan bendungan utama, pekerjaan spillway, pekerjaan intake, pekerjaan
bangunan fasilitas, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan Bendungan Temef memiliki batasan waktu yang harus
diperhatikan. Oleh sebab itu, proyek ini harus selesai tepat waktu sesuai kontrak yang disepakati
sebelumnya. Agar proyek Bendungan Temef dapat berjalan dengan lancar maka sistem manajemen
konstruksi yang tepat diperlukan untuk mengoordinasikan operasi, sumber daya, dan pihak proyek
Bendungan Temef untuk memastikan bahwa jadwal, biaya, dan sasaran kualitas proyek terpenuhi.
Penerapan metode penjadwalan akan membantu dalam proses efisiensi manajemen proyek [3].
Terdapat dua alternatif yang dipakai dalam mempercepat pengerjaan proyek Bendungan Temef pada
penelitian ini yaitu dengan alternatif pemberian durasi tambahan terhadap waktu kerja harian dan
penambahan alat berat.

2. Bahan dan Metode


2.1 Lokasi Studi
Bendungan Temef terdapat di Sungai Benanain, Desa Konbaki, Kecamatan Polen dan Desa
Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
berada di wilayah perbukitan sekitar 36 km arah selatan Kota Timor Tengah Selatan. Secara
geografis, Bendungan Temef terletak pada koordinat 124026’49,8” BT dan 9043’6,24” LS. Bendungan
Temef berada di atas bukit ketinggian 120 m (DPL). Peta lokasi Bendungan Temef terdapat pada
Gambar 1. Pada sebelah hilir terdapat daerah irigasi yang pada saat ini di musim kemarau mengalami

491
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

kekurangan air, sedangkan di daerah Temef terdapat satu potensi tampungan air yang bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kekurangan air tersebut.

Gambar 1: Peta Lokasi Studi


2.2 Metode
Analisis data pada metode ini dapat dikerjakan setelah semua bahan yang dibutuhkan telah
terkumpul. Data-data dalam studi manajemen konstruksi proyek Bendungan Temef berupa data
sekunder yang diperoleh dari PT. Indra Karya. Tahapan analisis studi ini adalah:
1. Membuat metode pelaksanaan;
2. Menentukan volume berdasarkan gambar teknis Bendungan Temef;
3. Melakukan perhitungan terhadap kebutuhan material, produktivitas alat dan pekerja [4];
4. Menganalisis harga satuan [5];
5. Menghitung total anggaran proyek;
6. Menghitung lamanya waktu masing-masing pekerjaan;
7. Menentukan kebutuhan sumber daya;
8. Menganalisis hubungan ketergantungan antar pekerjaan;
9. Melakukan penjadwalan ulang terhadap rencana kerja proyek [6];
10. Melakukan optimasi sumber daya untuk meratakan jumlah sumber daya tenaga kerja dan alat
berat pada tiap pekerjaan;
11. Memperoleh jadwal pekerjaan, kurva S, dan kebutuhan sumber daya yang diperlukan proyek;
12. Melakukan pembahasan terhadap hasil analisis pada perubahan durasi, kebutuhan sumber daya,
dan anggaran dari masing-masing alternatif;
13. Kesimpulan.
2.3 Persamaan
2.3.1. Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas berupa kemampuan manusia dapat menghasilkan suatu pekerjaan tertentu yang
dinyatakan dengan satuan Orang Hari (OH). Dalam suatu proyek konstruksi terdapat beberapa
kegiatan yang membutuhkan bantuan alat berat karena tidak dapat dikerjakan manual dengan tenaga

492
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

pekerja [7]. Produktivitas tenaga kerja menggunakan bantuan alat berat perlu dilakukan penghitungan
melalui Persamaan (1) dan Persamaan (2) sebagai berikut:

Keterangan:
Qt = Produktivitas per hari (m3)
Qp = Jumlah waktu kerja (jam)
Q = Produktivitas alat-alat (m3/jam)
Qp = Produktivitas pekerja (m3/jam)
P = Jumlah manusia yang dibutuhkan (orang)
2.3.2. Kebutuhan Sumber Daya
Kebutuhan sumber daya memiliki sasaran untuk menghasilnya banyak sumber daya yang perlu
dipakai dalam satu hari selama pelaksanaan proyek [8]. Kebutuhan sumber daya penting untuk
menjaga kestabilan kemajuan kegiatan dan sesuai target jadwal yang direncanakan. Rumus
menghitung kebutuhan sumber daya dapat dilihat pada Persamaan (3):

2.3.3. Durasi Pekerjaan


Durasi kerja memiliki arti sebagai lamanya durasi pekerjaan yang diperlukan terhadap kegiatan
dari awal sampai akhir. Durasi kerja memastikan pelaksanaan pekerjaan proyek secara keseluruhan.
Durasi suatu pekerjaan dapat diperoleh dengan membagi volume terhadap produktivitas yang
digunakan per satuan waktu [9]. Rumus untuk mengestimasi berapa lama durasi pekerjaan dapat
dilihat pada Persamaan (4):

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Penjadwalan Proyek Bendungan Temef
Suatu hal yang perlu diperhatikan agar pelaksanaan kerja di lapangan dapat berhasil sesuai
dengan yang diharapkan adalah dengan melakukan penyusunan penjadwalan pada proyek. Metode
yang digunakan dalam melakukan penyusunan penjadwalan harus dapat lebih optimal dari segi lama
durasi penyelesaian dan anggaran akhir proyek [10]. Analisa penjadwalan dibantu dengan
menggunakan aplikasi yang mampu menyusun rencana kerja proyek, menentukan lama waktu dan
hubungan ketergantungan antar pekerjaan, memperhitungkan rencana anggaran, serta optimasi
sumber daya. Tentunya tahapan pembangunan konstruksi harus disesuaikan dengan fungsi dan
langkah-langkah agar pekerjaan yang dilakukan dapat efektif dan efisien, serta rencana anggaran
biaya dari masing-masing alternatif sehingga dapat dibandingkan durasi pelaksanaan proyek dengan
total rancangan anggaran biaya [11].

493
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

3.2 Optimasi Sumber Daya


Masalah yang sering timbul saat penyusunan kebutuhan sumber daya adalah terjadinya konflik
pada penggunaan sumber daya yaitu overallocated atau kelebihan beban. Hal ini terjadi apabila
mempekerjakan sumber daya melebihi jumlah maksimum unit yang tersedia. Overallocated dapat
juga terjadi karena tubrukan (overlapping) antara beberapa pekerjaan yang sama-sama
mempekerjakan sumber daya yang sama dan pada waktu tertentu terjadi kelebihan beban pada suatu
sumber daya. Resource Leveling digunakan untuk memastikan bahwa sumber daya tidak digunakan
secara berlebihan atau kekurangan dan bahwa ada alokasi penggunaan sumber daya di seluruh proyek
[12].
Hasil analisa menunjukkan bahwa pada Gambar 2, kebutuhan pekerja mengalami overallocated
pada tanggal 28 Juni 2021, Setelah dilakukan resource leveling, kebutuhan pekerja sudah terdistribusi
secara merata seperti Gambar 3. Sebelum dilakukan resource leveling, kebutuhan mandor mengalami
overallocated pada tanggal 15 Juni 2020 hingga 20 Juli 2020 seperti yang terdapat pada Gambar 4,
sehingga perlu dilakukan leveling pada pekerjaan yang mempunyai jumlah mandor lebih agar
kebutuhan mandor terdistribusi secara merata seperti Gambar 5. Sedangkan untuk kebutuhan alat
berat pada Gambar 6 yaitu Bulldozer 15 ton mengalami overallocated pada tanggal 17 Mei 2021.
Perlu dilakukan leveling untuk alat Bulldozer 15 ton agar alat dapat terdistribusi secara merata seperti
Gambar 7. Kemudian, pada Gambar 8 pemakaian alat Dump Truck 10 ton tanggal 17 Mei 2021
mengalami overallocated. Setelah dilakukan resource leveling, kebutuhan Dump Truck 10 Ton sudah
terdistribusi secara merata dan tidak mengalami overallocated seperti Gambar 9.

Gambar 2: Grafik Pekerja Sebelum Optimasi

494
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

Gambar 3: Grafik Pekerja Setelah Optimasi

Gambar 4: Grafik Mandor Sebelum Optimasi

Gambar 5: Grafik Mandor Setelah Optimasi

495
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

Gambar 6: Grafik Bulldozer, 15 ton Sebelum Optimasi

Gambar 7: Grafik Bulldozer, 15 ton Setelah Optimasi

Gambar 8: Grafik Dump Truck, 10 ton Sebelum Optimasi

496
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

Gambar 9: Grafik Dump Truck, 10 ton Setelah Optimasi


Setelah melakukan optimasi terjadi penurunan anggaran biaya dikarenakan penggunaan alat dan
tenaga kerja menjadi lebih efisien. Biaya yang dibutuhkan sebelum melakukan optimasi sumber daya
yaitu sebesar Rp 1.307.527.038.539. Setelah dilakukan optimasi sumber daya biayanya menjadi Rp
1.233.869.862.816. Terjadi penghematan biaya sebesar 5,63%.
3.3 Hasil Perbandingan Durasi dan Biaya
Dari hasil perbandingan diketahui bahwa hasil optimasi penambahan jam lembur akan
memberikan penghematan anggaran biaya sebesar 5,14% dan durasi menjadi lebih cepat sebesar
7,33% dibanding dengan perencanaan awal. Sementara itu untuk percepatan dengan penambahan alat
berat memberikan penghematan anggaran biaya sebesar 4,79% dan mengalami percepatan waktu
sebesar 8,15% dibanding dengan perencanaan awal. Perbandingan lama durasi dan biaya untuk
penyelesaian proyek Bendungan Temef pada tiap alternatif terdapat pada Tabel 1:
Tabel 1: Perbandingan Durasi dan Biaya

Rencana Anggaran Persentase Persentase


Durasi
No. Keterangan Biaya Biaya Durasi
(Rp) (%) (Hari) (%)
1. Perencanaan awal 1.307.527.038.539 - 1.582
Optimasi resource
2. 1.233.869.862.816 5,63 1.568 0,88
leveling
Penambahan jam
3. 1.240.287.753.530 5,14 1.466 7,33
lembur
Penambahan alat
4. 1.244.851.781.382 4,79 1.453 8,15
berat

Setelah memperoleh data biaya dan durasi dari keseluruhan pekerjaan langkah selanjutnya yaitu
memperhitungkan bobot dari biaya masing-masing pekerjaan dengan biaya total agar dapat diplot
menjadi Kurva S. Kurva S yang didapatkan dari menghitung manual dan yang dihasilkan dari
penggunaan aplikasi penjadwalan terdapat perbedaan seperti ditunjukkan oleh Gambar 10.

497
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

Gambar 10: Perbandingan Kurva S


Dari hasil kurva S di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan antara kurva s perhitungan manual
dengan kurva S analisis dengan menggunakan aplikasi penjadwalan. Jika dibandingkan, kurva-S
untuk penjadwalan dengan penambahan alat berat terlihat berada di paling atas, karena bobot proyek
yang dapat diselesaikan lebih besar. Sementara itu, penambahan jam lembur berada pada posisi kedua
dan optimasi sumber daya berada di posisi ke tiga.
Alternatif untuk percepatan proyek dalam penelitian ini didapatkan agar menghasilkan durasi dan
anggaran yang sangat optimal. Sehingga dalam studi ini dipilih penambahan lembur yang ditinjau
sebagai alternatif paling optimal dari segi durasi dan anggaran terhadap seluruh alternatif pada proyek
Bendungan Temef. Pemilihan alternatif yang tepat sangat dipengaruhi oleh kebutuhan sumber daya
yang berbeda dan kondisi eksisting secara signifikan. Hal tersebut dikarenakan penambahan alat lebih
beresiko apabila terjadi kerusakaan alat sehingga mengakibatkan penambahan biaya untuk perbaikan
alat-alat berat tersebut.

4. Kesimpulan
Pada pelaksanaan proyek pembangunan Bendungan Temef didapatkan nilai kontrak sebesar Rp
1.307.527.038.539 dengan lama waktu penyelesaian 1.582 hari. Setelah dilakukan optimasi sumber
daya dari hasil penjadwalan ulang maka terdapat penurunan rencana anggaran biaya proyek
Bendungan Temef menjadi Rp 1.233.869.862.816 atau lebih efisien 5,63% dan lama durasi
pelaksanaan proyek menjadi 1.568 hari. Biaya mengalami penurunan dikarenakan penggunaan alat
dan tenaga menjadi lebih efisien. Hal ini terjadi dikarenakan telah dilakukan resource leveling yang
mengakibatkan distribusi sumber daya menjadi lebih merata.
Dari hasil optimasi dengan alternatif penambahan durasi kerja harian didapatkan lama durasi
proyek mengalami percepatan sebesar 7,33% dan terjadi penurunan biaya menjadi Rp
1.240.287.753.530 atau lebih efisien 5,14% dan jika dirupiahkan efisiensinya sebesar Rp
67.239.285.009 dibandingkan dengan nilai pada kontrak. Hasil optimasi dengan menggunakan
alternatif penambahan alat didapatkan durasi proyek menjadi lebih cepat 8,15% dan terjadi penurunan
biaya sebesar Rp 1.244.851.781.382 atau lebih efisien 4,79% dan jika dirupiahkan efisiensinya

498
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499

sebesar Rp 62.675.257.157 dibandingkan dengan nilai pada kontrak. Sehingga dalam studi ini dipilih
jam lembur yang ditinjau sebagai alternatif yang paling baik dari segi durasi dan biaya terhadap
seluruh alternatif pada proyek Bendungan Temef.

Daftar Pustaka
[1] PT. Indra Karya, “Laporan Metode Pelaksanaan Konstruksi Sertifikasi Desain Bendungan
Temef,” indrakarya.co.id, 2017.
[2] I. Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
[3] A. H. Maret, T. Hidayat, and E. B. Raharjo, “Analisis Proyek Pemeliharaan Irigasi Sungai
Pemali Di CV. Wigati Dengan Metode CPM-PERT Menggunakan Software MS. Project,”
Eng. J. Bid. Tek., vol. 5, no. 2, pp. 53–60, 2014.
[4] Kementrian Pekerjaan Umum, Katalog Alat Berat Konstruksi. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum, 2013.
[5] Kementerian Pekerjaan Umum and Perumahan Rakyat, “Peraturan Pemerintah No.
28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum,” Kementeri. Pekerj. Umum, 2016.
[6] Siswojo, Pokok-Pokok Project Management PERT dan CPM : Sistem Engineering. Jakarta:
Erlangga, 1981.
[7] R. Rizal, P. T. Juwono, and R. Haribowo, “Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi
Bendungan Simo di Kabupaten Grobogan dengan Menggunakan Program Microsoft Project
Manager 2016,” J. Teknol. dan Rekayasa Sumber Daya Air, vol. 2, no. 1, pp. 28–40, 2022, doi:
10.21776/ub.jtresda.
[8] A. Husen, Manajemen Proyek Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset, 2009.
[9] I. Soeharto, Manajemen Proyek Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1999.
[10] Y. Stefanus, I. Wijatmiko, and E. A. Suryo, “Analisis percepatan waktu penyelesaian proyek
menggunakan metode fast-track dan crash program,” J. Media Tek. Sipil, vol. 15, no. 1, pp.
74–81, 2017.
[11] T. Triyono, “Manajer dan Pengelolaan Pada Era Milenium,” Value Added Maj. Ekon. dan
Bisnis, vol. 6, no. 2.
[12] I. Widiasanti and Lenggogeni, Manajemen Konstruksi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

499

Anda mungkin juga menyukai