02 (2023) 490-499
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
p-ISSN : 2798-3420 I e-ISSN : 2477-6068
1. Pendahuluan
Pengembangan sumber daya air di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi prioritas utama
dalam penyediaan air untuk mengatasi kekeringan akibat kemarau panjang. Oleh karena itu,
pemanfaatan sumber daya air terus disempurnakan oleh Pemerintah di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang matang dan bermanfaat terhadap penyediaan air irigasi
dan PLTMH kepada masyarakat sekitar, pemerintah membangun Bendungan Temef yang terletak di
Desa Konbaki, Kecamatan Polen dan Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dengan dibangunnya Bendungan Temef
kebutuhan air untuk irigasi, air baku, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat terpenuhi [1].
Proyek Bendungan Temef adalah salah satu proyek yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi,
baik dalam hal penggunaan sumber daya maupun jenis pekerjaan yang dilakukan. Istilah proyek
merujuk pada rangkaian pekerjaan sementara yang dilakukan dengan tujuan yang sudah direncanakan
[2]. Berdasarkan kontrak konstruksi yang ada, perlu disusun suatu rencana pelaksanaan (construction
planning) untuk proyek Bendungan Temef agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Proyek ini
melibatkan beberapa tahapan pekerjaan seperti: pekerjaan persiapan, pekerjaan jalan, pekerjaan
pengelak, pekerjaan cofferdam dan bendungan utama, pekerjaan spillway, pekerjaan intake, pekerjaan
bangunan fasilitas, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan Bendungan Temef memiliki batasan waktu yang harus
diperhatikan. Oleh sebab itu, proyek ini harus selesai tepat waktu sesuai kontrak yang disepakati
sebelumnya. Agar proyek Bendungan Temef dapat berjalan dengan lancar maka sistem manajemen
konstruksi yang tepat diperlukan untuk mengoordinasikan operasi, sumber daya, dan pihak proyek
Bendungan Temef untuk memastikan bahwa jadwal, biaya, dan sasaran kualitas proyek terpenuhi.
Penerapan metode penjadwalan akan membantu dalam proses efisiensi manajemen proyek [3].
Terdapat dua alternatif yang dipakai dalam mempercepat pengerjaan proyek Bendungan Temef pada
penelitian ini yaitu dengan alternatif pemberian durasi tambahan terhadap waktu kerja harian dan
penambahan alat berat.
491
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
kekurangan air, sedangkan di daerah Temef terdapat satu potensi tampungan air yang bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kekurangan air tersebut.
492
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
pekerja [7]. Produktivitas tenaga kerja menggunakan bantuan alat berat perlu dilakukan penghitungan
melalui Persamaan (1) dan Persamaan (2) sebagai berikut:
Keterangan:
Qt = Produktivitas per hari (m3)
Qp = Jumlah waktu kerja (jam)
Q = Produktivitas alat-alat (m3/jam)
Qp = Produktivitas pekerja (m3/jam)
P = Jumlah manusia yang dibutuhkan (orang)
2.3.2. Kebutuhan Sumber Daya
Kebutuhan sumber daya memiliki sasaran untuk menghasilnya banyak sumber daya yang perlu
dipakai dalam satu hari selama pelaksanaan proyek [8]. Kebutuhan sumber daya penting untuk
menjaga kestabilan kemajuan kegiatan dan sesuai target jadwal yang direncanakan. Rumus
menghitung kebutuhan sumber daya dapat dilihat pada Persamaan (3):
493
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
494
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
495
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
496
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
Setelah memperoleh data biaya dan durasi dari keseluruhan pekerjaan langkah selanjutnya yaitu
memperhitungkan bobot dari biaya masing-masing pekerjaan dengan biaya total agar dapat diplot
menjadi Kurva S. Kurva S yang didapatkan dari menghitung manual dan yang dihasilkan dari
penggunaan aplikasi penjadwalan terdapat perbedaan seperti ditunjukkan oleh Gambar 10.
497
AMonica Odelya Geraldine 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
4. Kesimpulan
Pada pelaksanaan proyek pembangunan Bendungan Temef didapatkan nilai kontrak sebesar Rp
1.307.527.038.539 dengan lama waktu penyelesaian 1.582 hari. Setelah dilakukan optimasi sumber
daya dari hasil penjadwalan ulang maka terdapat penurunan rencana anggaran biaya proyek
Bendungan Temef menjadi Rp 1.233.869.862.816 atau lebih efisien 5,63% dan lama durasi
pelaksanaan proyek menjadi 1.568 hari. Biaya mengalami penurunan dikarenakan penggunaan alat
dan tenaga menjadi lebih efisien. Hal ini terjadi dikarenakan telah dilakukan resource leveling yang
mengakibatkan distribusi sumber daya menjadi lebih merata.
Dari hasil optimasi dengan alternatif penambahan durasi kerja harian didapatkan lama durasi
proyek mengalami percepatan sebesar 7,33% dan terjadi penurunan biaya menjadi Rp
1.240.287.753.530 atau lebih efisien 5,14% dan jika dirupiahkan efisiensinya sebesar Rp
67.239.285.009 dibandingkan dengan nilai pada kontrak. Hasil optimasi dengan menggunakan
alternatif penambahan alat didapatkan durasi proyek menjadi lebih cepat 8,15% dan terjadi penurunan
biaya sebesar Rp 1.244.851.781.382 atau lebih efisien 4,79% dan jika dirupiahkan efisiensinya
498
Author 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 03 No. 02 (2023) p. 490-499
sebesar Rp 62.675.257.157 dibandingkan dengan nilai pada kontrak. Sehingga dalam studi ini dipilih
jam lembur yang ditinjau sebagai alternatif yang paling baik dari segi durasi dan biaya terhadap
seluruh alternatif pada proyek Bendungan Temef.
Daftar Pustaka
[1] PT. Indra Karya, “Laporan Metode Pelaksanaan Konstruksi Sertifikasi Desain Bendungan
Temef,” indrakarya.co.id, 2017.
[2] I. Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
[3] A. H. Maret, T. Hidayat, and E. B. Raharjo, “Analisis Proyek Pemeliharaan Irigasi Sungai
Pemali Di CV. Wigati Dengan Metode CPM-PERT Menggunakan Software MS. Project,”
Eng. J. Bid. Tek., vol. 5, no. 2, pp. 53–60, 2014.
[4] Kementrian Pekerjaan Umum, Katalog Alat Berat Konstruksi. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum, 2013.
[5] Kementerian Pekerjaan Umum and Perumahan Rakyat, “Peraturan Pemerintah No.
28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum,” Kementeri. Pekerj. Umum, 2016.
[6] Siswojo, Pokok-Pokok Project Management PERT dan CPM : Sistem Engineering. Jakarta:
Erlangga, 1981.
[7] R. Rizal, P. T. Juwono, and R. Haribowo, “Studi Manajemen Konstruksi Proyek Rehabilitasi
Bendungan Simo di Kabupaten Grobogan dengan Menggunakan Program Microsoft Project
Manager 2016,” J. Teknol. dan Rekayasa Sumber Daya Air, vol. 2, no. 1, pp. 28–40, 2022, doi:
10.21776/ub.jtresda.
[8] A. Husen, Manajemen Proyek Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset, 2009.
[9] I. Soeharto, Manajemen Proyek Jilid I. Jakarta: Erlangga, 1999.
[10] Y. Stefanus, I. Wijatmiko, and E. A. Suryo, “Analisis percepatan waktu penyelesaian proyek
menggunakan metode fast-track dan crash program,” J. Media Tek. Sipil, vol. 15, no. 1, pp.
74–81, 2017.
[11] T. Triyono, “Manajer dan Pengelolaan Pada Era Milenium,” Value Added Maj. Ekon. dan
Bisnis, vol. 6, no. 2.
[12] I. Widiasanti and Lenggogeni, Manajemen Konstruksi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
499