Anda di halaman 1dari 14

I.

URAIKAN SEJELAS-JELASNYA DENGAN KATA-KATA DAN

KALIMAT SENDIRI

1. METODE PEMBELAJARAN SDM UNGGUL, PERKUAT

DENGAN GAMBAR GRAFIS

Jawaban

SDM Unggul (Steven Covey)


• To learn, kebutuhan untuk selalu belajar,
• To love, kebutuhan dicintai dan mencintai,
• To live, kebutuhan untuk bertahan hidup,
• To leave a legacy, kebutuhan untuk mewariskan sesuatu yang berharga

Link : https://www.slideshare.net/SadikunCitrarusmana/konsep-dasar-dan-sejarah-
perkembangan-manajemen?next_slideshow=1

2. METODE PEMBELAJARAN : DISRUPTIVE INNOVATION

(CLAYTON CHRISTENSEN)

Jawaban

istilah disruptive innovation dicetuskan pertama kali oleh Clayton M. Christensen dan Joseph
Bower pada artikel "Disruptive Technologies: Catching the Wave" di jurnal Harvard
Business Review (1995). Artikel tersebut sebenarnya ditujukan untuk para eksekutif yang
menentukan pendanaan dan pembelian disuatu perusahaan berkaitan dengan pendapatan
perusahaan dimasa depan. Kemudian pada bukunya "The Innovator's Dilemma", Christensen
memperkenalkan model Disruptive Inovasi (The Disruptive Innovation Model). Dimana
kemampuan pelanggan untuk memanfaatkan sesuatu yang baru dalam satu lini. Dimana lini
terendah adalah pelanggan yang cepat puas dan yang tertinggi digambarkan sebagai
pelanggan yang menuntut. Distribusi pelanggan ini yang secara median nya bisa diambil
sebagai garis putus-putus untuk menerapkan teknologi baru.
Salah satu contoh dari Inovasi Disruptif (disruptive innovation) adalah Wikipedia. Wikipedia
merupakan salah satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ensiklopedia tradisional
(cetak). Kalau dilihat, saat ini jarang sekali ditemukan ensiklopedia edisi cetak dijual ditoko
buku. Semuanya sudah beralih ke Wikipedia. Dari sisi harga ensiklopedia tradisional (cetak)
bisa jutaan, sekarang malah informasi bisa didapat secara cuma-cuma lewat Wikipedia.
Makanya disebut "disruptif" atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "mengganggu".
Dalam dunia transportasi. Mobil ketika pertama diciptakan adalah inovasi teknologi yang
revolusioner pada masa itu. Sangat mewah dan harganya sangat mahal sehingga tidak semua
orang mampu membeli. Mobil tidak bisa disebut sebagai Inovasi Disruptif (disruptif
innovation) untuk kendaraan karena pada saat pertama kali ditemukan belum banyak orang
yang punya (belum mengganggu). Singkatnya, pada saat itu tidak mengganggu pasar untuk
kendaraan yang ditarik kuda. Akan tetapi, ketika perusahaan mobil Ford membuat Ford
Model T, dimana model ini dirakit dipabrik dan menggantikan buatan tangan. Sehingga harga
mobil pada saat itu jadi sangat murah. Apa yang dilakukan Ford inilah yang disebut Inovasi
Disruptif (disruptif innovation). Menganggu pasar yang sudah ada salah satu ciri dari Inovasi
Disruptif.
inovasi yang mendisrupsi (disruptive Innovation) pertamakali diperkenalkan oleh Clayton M.
Christensen. Ini adalah konsep yang berbeda dari inovasi yang mendukung (sustaining
innovation). Sejak itu, disrupsi' menjadi istilah yang umum yang digunakan untuk
menggambarkan situasi dimana sebuah perusahaan besar digantikan oleh startup. Penting
bagi kita untuk mengetahui bahwa perbedaan antara inovasi yang mendukung dan Inovasi
yang mendisrupsi tidaklah sama. ada dua jenis utama dari inovasi yang mendisrupsi, yang
dapat berdampak perusahaan besar.
Disrupsi Kelas Bawah : disrupsi ini adalah situasi ketika perusahaan baru yang masih kecil
memasuki pasar dengan target awal pembeli kelas bawah yang biasanya tidak diperhatikan,
dengan menawarkan produk yang produk yang fungsinya lebih sesuai bagi mereka dan harga
yang lebih murah. kesempatan ini ada karena ada perusahaan besar cenderung berfokus pada
pelanggan yang paling menguntungkan, dengan menyediakan produk dan jasa yang nilainya
terus ditambah, sementara pelanggan yang dianggap kurang menguntungkan lebih sering
diabaikan. Alhasil, mereka hanya menghasilkan produk dengan harga yang di luar jangkauan
dan tidak memenuhi kebutuhan pasar kelas bawahnya. oleh sebab itu terbukalah peluang bagi
para pemain baru untuk menggarap pasar kelas bawah tersebut.
Disrupsi Pasar Baru : disrupsi ini adalah situasi dimana para pemain baru hadir dan fokus
pada pasar yang baru muncul, yang skalanya masih terlalu kecil untuk diperhatikan atau oleh
perusahaan besar. Hal ini sering terjadi pada hal-hal yang bersifat nonkonsumsi (ketika
mereka berhasil mengubah yang sebelumya konsumen). Teknologi yang menjadi alat
pelayanan bagi pasar kecil yang baru muncul ini sering kali masih belum sempurna dan
sesuai dengan standar, sehingga diabaikan oleh para pelanggan utama.

Link : http://kumpulanstudi-aspirasi.com/ekonomi/prof-clayton-m-christensen-disruptive-
innovation/

II. URAIKAN SEJELAS-JELASNYA DENGAN KATA-KATA DAN

KALIMAT SENDIRI

1 PEMBANGUNAN SISTEM DAN KELEMBAGAAN BERBASIS SDM

UNGGUL : TRUST BASED

Jawaban
Link : https://fisip.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/Bomer-Pasaribu-UMSU-
GNH_WORKSHOP-PENGEMBANGAN-JEJARING-2017.pdf

2 BLOOM’S TAXONOMY

Jawaban

Penjelasan

taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein artinya


mengklasifikasi dan nomos artinya aturan. Taksonomi secara etimologi berarti klasifikasi atas
suatu prinsip dasar maupun aturan.Sementara itu bloom diambil dari nama seorang peneliti
yaitu Benjamin Samuel Bloom. Ia meneliti pengembangan kemampuan berpikir dalam
sebuah proses belajar. Taksonomi bloom itu sendiri bisa diartikan sebagai sebuah struktur
hierarki yang mengidentifikasi keterampilan dari tingkat paling rendah ke tingkat paling
tinggi
Sub-Kategori Domain Kognitif
 Evaluasi
Pada tahap evaluasi, peserta didik mampu menentukan pengetahuan mana yang akan
digunakan pada situasi-situasi tertentu.
 Sintesis
Sintesis adalah pemaduan antar pengetahuan-pengetahuan yang terpecah-pecah menjadi satu
kesatuan utuh. Misalkan ada pengetahuan A yang di dalamnya terdiri pengetahuan B dan C.
Pendidik memberikan informasi tentang pengetahuan B dan C. Peserta didik memadukan
sendiri pengetahuan B dan C tersebut supaya peserta didik mengetahui sendiri bahwa
pengetahuan B dan C tersebut jika dipadukan menjadi pengetahuan A.
 Aplikasi
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari pada
sutasi yang berbeda. Misalkan peserta didik telah mengetahui bahwa untuk mencari arus
adalah dengan membagi tegangan pada hambatan, maka pada level aplikasi ini peserta didik
mampu untuk mengaplikasikan pengetahuan ini ke dalam rancangan nyata.
 Pemahaman
Pada sub-kategori pemahaman, peserta didik telah dapat mengerti atau memahami sesuatu
yang telah diketahui. Misalkan peserta didik telah tahu bahwa rumus arus listrik adalah
tegangan dibagi dengan hambatan. Pada level pemahaman, peserta didik dapat menjelaskan
lebih rinci kenapa untuk mencari arus itu harus dengan membagi tegangan pada hambatan.
 Pengetahuan
Pengetahuan adalah level pertama dari domain kognitif ini. Pada level ini peserta didik hanya
dituntut untuk mampu melakukan recall saja. Contoh pada level ini adalah mengingat rumus,
mengetahui pengetahuan-pengetahuan dasar saja tanpa ada tuntutan untuk tahu bagaimana
menggunakan pengetahuan-pengetahuan tersebut.

Link : https://www.daftarpustaka.org/taksonomi-bloom/ & https://www.stay-


learning.com/2016/02/pengertian-taksonomi-bloom-dan.html

3 UNESCO MODEL

Jawaban

Penjelasan

1.Learning to know :
Penguasaan yang dalam dan luas akan bidang ilmu tertentu, termasuk di dalamnya
Learning to How.
Secara Implisit, Learning to know bermakna:
* Belajar Sepanjang Hayat (life long of education)
* Belajar bagaimana caranya untuk belajar (learning how to learn)
Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui
apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi
kehidupan.
Tenaga kependidikan (Guru, pelatih, instruktur, dll) harus menjadi inspirator dalam
pengembangan, perencanaan, dan pembinaan pendidikan dan pembelajaran. Hal ini juga
secara eksplisit di cantumkan dalam PP no 19 tahun 2005, yaitu guru sebagai Agent
Pembelajaran harus menjadi Fasilitator, pemacu, motivator, dan inspirator bagi peserta
didik. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog
bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.
2.Learning to do :
Belajar untuk mengaplikasi ilmu, bekerja sama dalam team, belajar memecahkan masalah
dalam berbagai situasi, belajar untuk berkarya atau mengaplikasikan ilmu yang didapat
oleh siswa.
Di dalam sebuah pembelajaran ada prinsip aktivitas (ada kegiatan) :
* Hard Skills : keterampilan yang menuntut fisik
* Soft Skills : keterampilan yang menuntut intelektual
Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi,
serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan,
serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus. Pendidikan membekali
manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau
mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seharusnya memfasilitasi siswanya untuk
mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning
to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terrealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan
minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan
minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan
merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih
dominan daripada penguasaan pengetahuan semata. Selain itu, sekolah juga berperan
penting dalam menyadarkan peserta didik bahwa berbuat sesuatu begitu penting. Oleh
karena itulah peserta didik mesti terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Tujuannya adalah agar peserta didik terbiasa bertanggung jawab, sehingga pada akhirnya,
peserta didik terlatih untuk memecahkan masalah.
3.Learning to be :
Belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggung jawab untuk mewujudkan
tujuan bersama.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri
sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap
kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku
di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses
pencapaian aktualisasi diri.
Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi
pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan
menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya
bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi
fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh
dan maksimal.
Selain itu, pendidikan juga harusbermuara pada bagaimana peserta didik menjadi lebih
manusiawi, menjadi manusia yang berperi kemanusiaan.
4.Learning to live together :
Belajar memhami dan menghargai orang lain, sejarah mereka dan nilai-nilai agamanya.
Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat dijadikan
sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada,
dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang
peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di
masyarakat (learning to live together)
Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu
dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap
saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Pendidikan di sekolah juga harus merangsang
soft skill peserta didik sehingga kelak mereka mampu hidup bersama dengan orang lain,
mampu bekerja sama dengan orang lain. Bahkan mereka terlatih untuk peka akan suka-
duka orang lain.
Link : https://poojetz.wordpress.com/2011/02/15/4-pilar-pendidikan-menurut-unesco/
4. NEW MASLOW’S NEED

Jawaban

A. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik). Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang


berhubungan dengan kondisi tubuh seperti pangan, sandang, dan papan.

b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman). Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi
individu dalam kehidupan sehari-hari. Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban,
jaminan keamanan.

c. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial). Kebutuhan ini jiga cenderung bersifat


psikologis dan sering kali berkaitan dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai
anggota, diajak berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya.

d. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan). Kebutuhan ini menyangkut prestasi


dan prestise individu setelah melakukan kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.

e. Self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri). Kebutuhan

ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dankebutuhan ini sekaligus paling sulit
dilaksanakan. Misal:mengakui pendapat orang lain, mengakui kebenaran orang lain,
mengakui kesalahan orang lain,dapat menyesuaikan diri dengan situasi.

Link : https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Libraria/article/view/3845

III. URAIKAN SEJELAS-JELASNYA DENGAN KATA-KATA DAN

KALIMAT SENDIRI

1 TEORI : 6 D’s EXPONETIAL GROWHT, (PETER DIAMANDI


Jawaban
Co-founder Singularity University yang satunya, Peter Diamandis (2012), membuktikan
bahwa kemajuan teknologi secara eksponensial ini melalui 6 tahapan, yang beliau sebut
dengan “6D of Exponential Growth”, yaitu:
1. Digitalization (Transformasi dari analog menuju digital di hampir semua sektor)
2. Deception (Banyak orang terlena karena awalnya kelihatan pelan dan cuman riak-riak
kecil, sampai pertumbuhan eksponensialnya menyentuh “knee of the curve” alias “titik lejit”)
3. Disruption (Titik lejit menjadi reaksi atom yg mengguncang kemapanan. Ini yg
sedang kita ributkan sekarang dan bikin banyak orang dan perusahaan panik. Tapi ini hanya
fase transisi menuju 3D terakhir)
4. Dematerialization (semua produk kehilangan wadah fisik untuk ditransfer di “Cloud”
alias awan digital tak bertepi.
5. Demonetization (Di dalam “awan digital” tempat menyimpan segala hal itu hampir
semua biaya jadi turun drastis. Buku, musik, film, ilmu, informasi, komunikasi, dll tiba-tiba
jadi membludak volumenya, dan makin lama makin murah harganya)
6. Democratization (Pada puncaknya, karena semua serba berkelimpahan dan berbiaya
minimal sekali, maka terjadilah era “Abundance” atau disebut “Free Economy” dan “Sharing
Economy”.
Link : https://www.academia.edu/37936629/Kelompok_Era_abudance
2 KATA KUNCI : LEARNING ORGANIZATION (LO) DAN ORGANIZATION
LEARNING (OL) : PERKUAT DENGAN GAMBAR GRAFIS
Jawaban
Learning Organization
Pedler, Boydell dan Burgoyne mendefinisikan bahwa organisasi pembelajaran adalah
“Sebuah organisasi yang memfasilitasi pembelajaran dari seluruh anggotanya dan secara
terus menerus mentransformasikan diri”. Learning Organization, Organisasi belajar atau
organisasi pembelajaran adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk terus
menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (self learning) sehingga organisasi tersebut
memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang
muncul.
Link : https://hrci.site/index.php/2021/02/17/learning-organization-lo/

Organizational Learning Theory pada awalnya dipopulerkan oleh Peter Senge lewat


bukunya berjudul The Fifth Discipline yang menyatakan
bahwa organisasi pembelajaran adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas
kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola
baru dan ekspansi pemikiran diasuh, dimana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang
terus-menerus belajar melihat bersama- sama secara menyeluruh.
Pandangan Senge (1990) selanjutnya menyatakan bahwa untuk meningkatkan
kapasitas organisasi dapat ditempuh melalui proses belajar melalui 5 (lima) aspek yaitu :
 Sistem berpikir (system thinking),
 Penguasaan pribadi (personal mastery),
 Model mental (mental models),
 Penjabaran visi (shared vision), dan
 Tim belajar (team learning).
Organisasi pembelajaran (learning organization), memberikan kontribusi yang positif
bagi organisasi tentang pemecahan masalah yang sistematis sebagai aktivitas awal
yang menekankan pada filosofi dan metode yang digunakan terhadap
peningkatan kualitas, yang dilakukan melalui program pelatihan tehnik pemecahan
masalah, berupa latihan dan contoh kasus sehingga anggota organisasi lebih berdisiplin
dengan pemikirannya, serta lebih memperhatikan detail sebuah pekerjaan.

Link : https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-pembelajaran-organisasi-
atau-organizational-learning-theory/120786/2

IV URAIKAN SEJELAS-JELASNYA DENGAN KATA-KATA DAN KALIMAT


SENDIRI, MENGENAI M.SDM-I (M.SDM-G) YANG SEMAKIN PENTING DI ERA
INDUSTRI 4.0.

1.A. PENGERTIAN M.SDM-I (M.SDM-G) MENURUT MORGAN,PERKUAT


DENGAN GAMBAR.
JAWABAN
Morgan (1986 : 44) mendefinisikan Manajemen SDM Global sebagai pengaruh yang
mempengaruhi (interplay) diantara ketiga dimensi aktivitasakivitas SDM, tipe-tipe karyawan,
dan negara-negara operasi. Dalam terminology luas Manajemen SDM Global melibatkan
aktifitas-aktifitas yang sama seperti MSDM domestic. Morgan menggambarkan MSDM
Global damal 3 dimensi yang meliputi :
1. Aktivitas-aktivitas SDM yang luas meliputi pengadaan tenaga kerja, alokasi dan
pemanfaatan (ketiga aktifitas luas ini dapat dengan mudah diperluas kedalam enam aktifitas
SDM)
2. Kategori negara atau bangsa yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas MSDM Internasional:
a. Negara tuan rumah (host-country) dimana sebuah cabang dapat ditempatkan. b. Negara
asal (home-country) dimana perusahaan itu memiliki kantor pusat. c. Negara-negara lain
yang mungkin menjadi sumber tenaga kerja modal dan input-input lainnya.
3. Tiga kategori karyawan dalam perusahaan multinasional : a. Karyawan Negara tuan rumah
(host-country nationals/HCNs) b. Karyawan Negara asal (parent-country nationals/PCNs) c.
Karyawan Negara ketiga (third-country nationals/TCNs)
Link : https://www.academia.edu/37011283/MSDM_INTERNASIONAL

b. PERUBAHAN TRANSFORMATIF KETIKA MSDM MEMASUKI RANAH


INTERNASIONAL (3 DIMENSI)

Jawaban

c. TIGA KATAGORI KARYAWAN DALAM MULTINASIONAL

Jawaban

a) Karyawan Negara tuan rumah (host-country nationals/HCNs)

b) Karyawan Negara asal (parent-country nationals/PCNs)

c) Karyawan Negara ketiga (third-country nationals/TCNs)

Link :
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/06/MAKALAH_MSDM_internasional_klomp
ok_6.pdf

2. PERBEDAAN M.SDM-I (M.SDM-G) DENGAN M.SDM DOMESTIK

Jawaban
 Perbedaan MSDM Internasional & MSDM Domestik
        MSDM internasional lebih luas fungsi yang harus ditangani, contoh: pajak, gaji dalam
mata uang asing, keluarga pekerjaan dan lain-lain.
Ø  Keterlibatan dalam kehidupan pribadi, contoh: akomodasi, budaya, sekolah, lokasi aman.
Ø  Sistem berbeda untuk lokasi geografis berbeda
Ø  Berhubungan dengan berbagai lenbaga beragam pemerintah, politik dan agama.
Ø  Meningkatkan resiko-resiko, contoh: kesehatan, keamanan.
          Kompleksitas operasi dinegara-begara berbeda dan dalam memperkerjakan karyawan
yang berbeda merupakan variabel kunci yang membedakan MSDM domestik dan MSDM
global. Dowling (1998) berpendapat bahwa kompleksitas MSDM global dapat dihubungkan
dengan 6 faktor:
1.          Lebih banyak aktivitas SDM
        Untuk beroperasi disuatu lingkungan, departemen SDM harus memaksukkan sejumlah
aktifitas yang tidak perlu dilingkungan domestik, seperti perpajakan internasional, relokasi
dan orientasi internasional dan membangun hubungan dengan pemerintah tuan rumah.
2.      Kebutuhan untuk perspektif yang lebih luas
        Para manajer SDM global harus mengembangkan bidang-bidang keahlian mereka
meliputi pengetahuan dalam beberapa budaya asing. Praktik SDM dan kerangka hukum
demikian pula isu-isu bisnis global, ekonomi dan politik yang akan mempengaruhi keputusan
dan praktik-praktik SDM. Para praktisi SDM harus memiliki perspektif yang jauh lebih luas
untuk dapat membuat keputusan-keputusan yang efektif dilingkungan internasional.
3.      Keterlibatan yang lebih banyak dalam kehidupan pribadi karyawan dalam MSDM
domestik, keterlibatan departemen SDM dengan keluarga sangat terbatas. Sedangkan dalam
SDM global departemen SDM harus banyak terlibat menyediakan dukungan dan mengetahui
lebih banyak tentang kehidupan karyawan, misalnya dibeberapa negara mewajibkan
penyertaan surat pernikahan sebelum memberikan visa untuk pasangan yang menjadi
karyawan pada sebuah perusahaan multinasional.
4.      Pengungkapan resiko
        Seringkali kegagalan SDM dan keuangan dalam area internasional lebih hebat daripada
bisnis domestik. Misalnya kegagalan ekspatriat dan rendahnya kinerja penugasan
internasional adalah masalah-masalah potensial yang berbiaya sangat tinggi, aspek lainnya
resiko keamanan, banyak perusahaan multinasional harus mempertimbangkan resiko politik
dalam keamanan penugasan internasional.
5.      Pengaruh-pengaruh eksternal yang lebih luas
        Faktor-faktor eksternal yang utama yang mempengaruhi MSDM global adalah, tipe
pemerintah. Keadaan ekonomi dan praktik-praktik ketenagakerjaan ditiap negara berbeda-
beda.
6.      Perubahan-perubahan dalam penekanan seperti campuran gugus kerja antara ekspatriat
dan karyawan lokal.
       Pada awal perkembangannya, perusahaan cendrung untuk  lebih mengandalkan
penggunaan PCNs dalam posisi meterial, teknikal dan pemasaran. Ketika aktifitas luar negara
meningkat, perusahaan cendrung untuk lebih mengandalkan HCNs dan TCNs. Jadi
penekanan akan berubah dari mengelola proses ekspatriatisasi kesuatu lokasi atau pelatihan
karyawan untuk mengambil alih posisi kunci tersebut.
Link : http://nurizzahmaulidina.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo_30.html

3. VARIABEL-VARIABEL YANG MEMODERASI PERBEDAAN-PERBEDAAN


ANTARA MSDM DOMESTIK DAN M.SDM-I (M.SDM-G) PERKUAT DENGAN
GAMBAR GRAFIS.
Jawaban :
Kompleksitas yang terlibat dalam beroperasi di Negara-negara berbeda dan mempekerjakan
kategori karyawan yang berbeda kebangsaan adalah suatu variable kunci yang membedakan
MSDM domestic dan MSDM Internasional, daripada perbedaanperbedaan utama antara
aktivitas-aktivitas SDM yang dilaksanakan. Banyak perusahaan yang meremehkan
kompleksitas yang terlibat dalam operasi-operasi Internasional dan terdapat bukti konsisten
yang menyatakan bahwa kegagalan bisnis dalam lingkungan internasional sering dikaitkan
dengan lemahnya manajemen SDM. Selain kompleksitas, ada empat variable lainnya yang
memoderasi (entah itu mengurangi atau menonjolkan) perbedaan-perbedaan antara MSDM
domestic dan MSDM Internasional.
1. Lingkungan Kebudayaan Sebuah karakteristik penting dari budaya adalah budaya
merupakan suatu proses yang tidak begitu kentara, sehingga seseorang tidak selalu sadar akan
efeknya terhadap nilai-nilai, sikap-sikap dan perilaku-perilaku. Seseorang biasanya harus
berhadapan dengan suatu budaya yang berbeda agar menghargai efek tersebut sepenuhnya.
Sementara wisatawan dapat mempersepsikan perbedaan-perbedaan itu sebagai roman yang
menyenangkan, tetapi bagi orang yang diharuskan untuk tinggal dan bekerja di suatu Negara
baru, perbedaan-perbedaan seperti ini dapat menimbulkan kesulitan. Mereka mengalami
guncangan budaya (culture shock) suatu fenomena yang di alami oleh orang-orang yang
pindah melintasi budayabudaya. Lingkungan baru memerlukan banyak penyesuaian dalam
waktu relative singkat. Guncangan budaya dapat menimbulkan perasaan-perasaan negative
terhadap Negara tuan rumah dan orang-orangnya serta perasaan merindukan kembali Negara
asal. Karena bisnis Internasional melibatkan interaksi dan perpindahan orang-orang melewati
batas-batas nasional, pemahaman akan perbedaan kebudayaan dan kapan
perbedaanperbedaan ini penting adalah perlu sekali. Penelitian tentang aspek-aspek ini telah
membantu dalam melanjutkan pemahaman kita akan lingkungan kebudayaan sebagai suatu
variable penting yang memoderasi perbedaan-perbedaan antara MSDM domestic dan MSDM
Internasional. Penelitian lintas budaya dan penelitian komparatif berusaha untuk mencari dan
menjelaskan kesamaan dan perbedaan antara budaya satu dengan budaya lainnya. Mengakui
bagaimana dan kapan perbedaan-perbedaan budaya itu relevan, merupakan tantangan bagi
perusahaan-perusahaan Internasional.. membantu untuk menyiapkan staf dan keluarganya
bekerja dan tinggal dalam lingkungan kebudayaan yang baru telah menjadi sebuah aktivitas
kunci bagi departemen SDM perusahaan multinasional yang menghargai (atau telah dipaksa
melalui pengalaman untuk menghargai) dampak bahwa lingkungan kebudayaan dapat
mengarah pada kinerja dan kesejahteraan staf.
2. Tipe Industri Porter (1986:9-40) menyatakan bahwa industry di mana perusahaan
multinasional terlibat adalah sangat penting, karena pola-pola persaingan Internasional
bervariasi secara luas dari satu industry ke industry lainnya. Pada satu sisi kontinum
persaingan internasional adalah industry multidomestik, di mana persaingan pada setiap
Negara tidak tergantung pada persaingan di Negara lain. Contoh-contoh tradisional meliputi
eceran, distribusi dan asuransi. Pada ujung kontinum lainnya adalah industry global, di mana
posisi persaingan suatu perusahaan dalam satu Negara secara signifikan dipengaruhi oleh
posisinya di Negara-negara lain. Contoh-contohnya meliputi pesawat terbang komersial,
semikonduktor, dan mesin fotocopy. Perbedaan kunci antara industry multidomestik dan
industry global digambarkan oleh Porter sebagai berikut : (industry global tidaklah hanya
sekumpulan industry domestic, tetapi serangkaian industry domestic yang berkaitan di mana
pesaing-pesaing bersaing satu dengan lainnya atas suatu dasar yang benar-benar mendunia…
selanjutnya, dalam suatu industry multidomestik, strategi internasional mengempiskan
serangkaian strategi domestic. Isu-isu internasional yang unik tersebut seputar bagaimana
melakukan bisnis di luar negeri, bagaimana menyeleksi Negara-negara yang baik untuk
bersaing (atau menilai resiko Negara) dan mekanisme untuk mencapai satu waktu
mentransfer teknologi. Ada pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dengan relative baik
dalam literature. Dalam suatu industry global, mengelola aktivitasaktivitas internasional
seperti suatu portofolio akan menggali kemungkinan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif. Dalam suatu industry global, sebuah perusahaan harus mengintegrasikan
aktivitas-aktivitasnya di seluruh dunia dalam beberapa cara untuk menangkap hubungan
antara Negara-negara).
3. Keyakinan Perusahaan Multinasional Terhadap Pasar Domestic Negara Asalnya Factor
penting yang sering diabaikan, yang mempengaruhi perilaku perusahaan multinasional dan
praktik-praktik SDM adalah tingkat keyakinan perusahaan multinasional tersebut pada pasar
domestic Negara asalnya. Misalnya ketika kita memeriksa daftar perusahaan-perusahaan
yang amat besar, biasanya diasumsikan bahwa perspektif pasar global akan dominan dalam
budaya dan pemikiran perusahaan. Ukuran bukan hanya variable kunci ketika melihat
perusahaan multinasional. Derajat keyakinan perusahaan multinasional pada pasar domestic
Negara asalnya juga sangat penting. Kenyataannya untuk beberapa perusahaan, pasar Negara
asal yang kecil adalah satu dari dorongan utama untuk memasuki pasar internasional (go
internasional). Perusahaan multinasional yang termasuk “sepuluh besar” adalah sebagai
berikut: 1. Rio Tinto (Inggris/Austaralia) 2. Thomson Corporation (Kanada) 3. ABB
(Switzerland) 4. Nestle (Switzerland) 5. British American Tobacco (Inggris) 6. Electrolux
(Swedia) 7. Intebrew (Belgia) 8. Anglo American (Inggris) 9. Astra Zeneca (Inggris) 10.
Philips Electronics (Belanda)
Link :
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/06/MAKALAH_MSDM_internasional_klomp
ok_6.pdf

4. MASALAH-MASALAH MSDM BAGI PERUSAHAAN


MULTINASIONAL/PERUSAHAAN GLOBAL
Jawaban
Masalah-masalah MSDM Bagi Perusahaan Multinasional/Perusahaan Global Banyak
masalah yang dihadapi oleh perusahaan multinasional atau perusahaan global dikaitkan
dengan tanggung jawab departemen SDM. Belajar untuk mengelola gugus kerja di berbagai
Negara adalah sebuah tantangan besar.
1. Hambatan-hambatan kebudayaan Satu tantangan terbesar bagi MSDM Internasional,
juga bagi keberhasilan bisnis internasional pada umumnya adalah mengatasi hambatan-
hambatan signifikan yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan antara Negara-
negara. Bermacam-macam sikap tentang peran bisnis, manajemen dan nilai-nilai yang
berkaitan, juga tingkat pengembangan dan sikap terhadap pendidikan dapat memudahkan
atau menghindari transfer produk, jasa dan praktikpraktik bisnis ke lokasi-lokasi luar negeri.
Semakin jauh nilai-nilai Negara asal dan perusahaan yang ditemukan di lokasi asing, semakin
sulit untuk dapat mentransfer produk, teknologi dan system-sistem manajemen.
2. . Proses-proses Manajemen Ketidakmampuan untuk menggabungkan gaya
manajemen dan korporasi dalam usaha patungan atau merger dan akuisisi serta penolakan
yang ditemukan ketika berusaha melaksanakan gaya atau budaya perusahaan induk di cabang
luar negeri menunjukkan betapa pentingnya masalah ini dapat terjadi. Bahkan sebuah survey
yang dilaksanakan oleh Herald Tribune atas perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam
akuisisi lintas budaya menemukan bahwa “ perbedaan-perbedaan budaya di antara para
manajer senior adalah satu hambatan utama alam pekerjaan akuisisi”. Banyak masalah
spesifik ini penting untuk dikembangkan oleh praktik-praktik SDM dalam lingkungan
multinasional, meliputi isu-isu seperti metode-metode dan criteria-kriteria untuk seleksi para
karyawan, sifat tunjangan-tunjangan yang disediakan bagi para karyawan, pentingnya kaitan
keluarga dalam seleksi dan penempatan karyawan, dan sifat pendidikan serta persiapan
pekerjaan untuk karyawan Negara tuan rumah.
3. Masalah-masalah Organisasional Pada saat ada peningkatan kebutuhan untuk jasa-
jasa internasional dari fungsi MSDM Internasional (misalnya ketika kebutuhan akan
peningkatan jumlah ekspatriat muncul), aktivitas-aktivitas ini mungkin bukan inti utama dari
fungsi SDM atau sebagian karena banyak jasa ini dapat disediakan oleh para konsultan atau
melalui bentuk-bentuk bantuan temporer lainnya. Peran utama MSDM di perusahaan
multinasional tipikal adalah untuk mendukung aktivitas-aktivitas perusahaan (dan fungsi
SDM local) di setiap pasar domestic di mana perusahaan induk berada. Fungsi MSDM
mungkin lebih baik didesentralisasi. Ketika perusahaan terlibat dalam industry global dan
melaksanakan strategi bisnis mendunia, kebutuhan koordinasi dan sentralisasi untuk
konsistensi kebijaksanaan dan praktik SDM mendunia akan menjadi lebih penting. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan pandangan internasional yang seutuhnya,
manajer SDM Internasional haruslah
1. Secara eksplisit mengenal bagaimana cara negara asal mengelola sumber daya
manusianya, yang merupakan fungsi nilai-nilai dan asumsi-asumsi budaya;
2. Memahami bahwa suatu cara bukanlah yang lebih baik atau lebih buruk daripada cara
lainnya di seluruh dunia;
3. Mengambil tindakan untuk membuat perbedaan-perbedaan kebudayaan dapat dibicarakan
dan karenanya dapat digunakan; 4. Mengembangkan suatu keyakinan bahwa cara yang lebih
kreatif dan efektif dalam mengelola berasal dari pembelajaran lintas budaya
Link :
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/06/MAKALAH_MSDM_internasional_klomp
ok_6.pdf

V URAIKAN SEJELAS-JELASNYA DENGAN KATA-KATA DAN KALIMAT


SENDIRI

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KERJA GLOBAL


PERKUAT DENGAN GAMBAR GRAFIS.

Jawaban

faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Global


Dorongan untuk perubahan
-          Persaingan global
-          Merger, akuisisi dan aliasi                 
-          Rekruturisasi organisasi                     
-          Kemajuan teknologi dan telekomunikasi
Mewajibkan perusahaan multinasional untuk memiliki
-          Fleksibilitas
-          Tanggapan local
-          Pembagian pengetahuan
-          Pengalihan kompetensi
Tantangan-tantangan Manajerial
-          Mengembangkan pemikiran global
-          Mekanisme pengendalian informasi
-          Komunikasi horisontal
-          Batasan silang dan Tim virtual
-          Penugasan-penugasan internasional
-          Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan

Link : http://zalyaniau.blogspot.com/2015/01/manajemen-sumber-daya-manusia-global.html

4. A. DAMPAK-DAMPAK MANAJEMEN MULTINASIONAL


Jawaban
Dampak Negatif Perusahaan Multinasional
Alasan utama banyaknya negara berhati-hati sebelum mengizinkan operasi suatu perusahaan
multinasional di negaranya adalah dampak-dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya.
Salvatore paling tidak menyebutkan  6 dampak ini di dalam bukunya,
Terhadap negara asal
1. Hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Ini karena perusahaan multinasional
mengalihkan sebagian modal dan aktivitas bisnisnya ke luar negeri.
2. Ekspor teknologi, yang oleh sebagian pengamat, secara perlahan-lahan akan
melunturkan prioritas teknologi negara asal dan pada akhirnya mengancam perekonomian
negara bersangkutan.
3. Kecenderungan praktik pengalihan harga sehingga mengurangi pemasukan
perpajakan
4. Mempengaruhi kebijakan moneter domestik.
Terhadap negara tuan rumah:
1. Keengganan cabang perusahaan multinasional untuk mengekspor suatu produk karena
negara tersebut bukan mitra dagang negara asalanya.
2. Mempengaruhi kebijakan moneter negara yang bersangkutan.
3. Budaya konsumsi yang dibawa perusahaan tersebut bisa mengubah budaya konsumsi
konsumen local dan pada akhirnya mematikan unit-unit usaha tradisional.
Dan tentu saja dampak-dampak lainnya masih banyak mengingat masalah ini adalah masalah
yang kompleks. Mulai dari politik yang mempengaruhinya, belum lagi bidang lainnya yang
mempengaruhi dan dipengaruhi baik di bidang sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

Link : https://adinugroho5.wordpress.com/2010/11/18/dampak-dampak-negative
perusahaan-multinasional-mnc-serta-penanggulangannya/

b. PEMBAGIAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING)

Jawaban
 Knowledge sharing (berbagi pengetahuan) adalah metode atau kegiatan dalam
manajemen pengetahuan yang digunakan untuk memberikan dan menyebarkan pengetahuan,
ide, pengalaman, atau skill dari seseorang, departemen, organisasi, instansi, atau perusahaan
untuk menciptakan dasar kebutuhan untuk kerja sama. Knowledge sharing merupakan bagian
dari knowledge management agar bisa menciptakan ide-ide serta inovasi yang akan
berkontribusi keberlangsungan suatu organisasi. Menurut Subagyo (2007), knowledge
sharing adalah salah satu metode atau salah satu langkah dalam manajemen pengetahuan
yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi,
instansi, atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman dan ide yang
mereka miliki kepada anggota lainnya. 

Link : https://www.kajianpustaka.com/2020/11/knowledge-sharing.html#:~:text=Knowledge
%20sharing%20(berbagi%20pengetahuan)%20adalah,dasar%20kebutuhan%20untuk
%20kerja%20sama.

c. PENGALIHAN KOMPETENSI (TRANSFER OF COMPETENCE)

Jawaban
Kompetensi pengalihan merupakan salah satu kompetensi penerjemahan yang harus dimiliki
oleh seorang penerjemah. Kompetensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dari
seroang penerjemah untuk mendapatkan hasil terjemahan yang sesuai dengan tujuannya dan
dapat dilakukan dengan efektif. Kompetensi ini mencakup strategi dan taktik yang
digunakan oleh penerjemah dalam mengatasi masalah- masalah yang dihadapinya dengan
berbekal pengetahuan penerjemahan khususnya dan pengetahuam umum, linguistik dan non
linguistik. . Lorscher, 1991 (dalam Darwish, 1999) mengatakan bahwa strategi
penerjemahan merupakan prosedur global yang mencakup serangkaian paling sedikit
tahapan pemecahan masalah yang mana penerjemah bekerja dengan berbagai pertimbangan
untuk mengambil keputusan tertentu seputar teks

Link :
https://www.academia.edu/5122624/KOMPETENSI_PENGALIHAN_TRANSFER_COMPE
TENCE_DALAM_PENERJEMAHAN

d. PERAN GLOBAL PROFESIONAL M.SDM-I (M.SDM-G)

Peran sdm global memiliki dukungan kuat dari manajemen puncak dalam hal harapan-
harapan tinggi akan kontribusi fungsi MSDM internasional dapat membuat perumusan dan
pelaksanaan strategi global yang efektif dan kesiapan fungsi MSDM internasional untuk
meningkatkan tanggung jawab nya

Sumber : buku manajemen sumber daya manusia dalam organisasi internasional hal 32

Anda mungkin juga menyukai