KALIMAT SENDIRI
Jawaban
Link : https://www.slideshare.net/SadikunCitrarusmana/konsep-dasar-dan-sejarah-
perkembangan-manajemen?next_slideshow=1
(CLAYTON CHRISTENSEN)
Jawaban
istilah disruptive innovation dicetuskan pertama kali oleh Clayton M. Christensen dan Joseph
Bower pada artikel "Disruptive Technologies: Catching the Wave" di jurnal Harvard
Business Review (1995). Artikel tersebut sebenarnya ditujukan untuk para eksekutif yang
menentukan pendanaan dan pembelian disuatu perusahaan berkaitan dengan pendapatan
perusahaan dimasa depan. Kemudian pada bukunya "The Innovator's Dilemma", Christensen
memperkenalkan model Disruptive Inovasi (The Disruptive Innovation Model). Dimana
kemampuan pelanggan untuk memanfaatkan sesuatu yang baru dalam satu lini. Dimana lini
terendah adalah pelanggan yang cepat puas dan yang tertinggi digambarkan sebagai
pelanggan yang menuntut. Distribusi pelanggan ini yang secara median nya bisa diambil
sebagai garis putus-putus untuk menerapkan teknologi baru.
Salah satu contoh dari Inovasi Disruptif (disruptive innovation) adalah Wikipedia. Wikipedia
merupakan salah satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ensiklopedia tradisional
(cetak). Kalau dilihat, saat ini jarang sekali ditemukan ensiklopedia edisi cetak dijual ditoko
buku. Semuanya sudah beralih ke Wikipedia. Dari sisi harga ensiklopedia tradisional (cetak)
bisa jutaan, sekarang malah informasi bisa didapat secara cuma-cuma lewat Wikipedia.
Makanya disebut "disruptif" atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "mengganggu".
Dalam dunia transportasi. Mobil ketika pertama diciptakan adalah inovasi teknologi yang
revolusioner pada masa itu. Sangat mewah dan harganya sangat mahal sehingga tidak semua
orang mampu membeli. Mobil tidak bisa disebut sebagai Inovasi Disruptif (disruptif
innovation) untuk kendaraan karena pada saat pertama kali ditemukan belum banyak orang
yang punya (belum mengganggu). Singkatnya, pada saat itu tidak mengganggu pasar untuk
kendaraan yang ditarik kuda. Akan tetapi, ketika perusahaan mobil Ford membuat Ford
Model T, dimana model ini dirakit dipabrik dan menggantikan buatan tangan. Sehingga harga
mobil pada saat itu jadi sangat murah. Apa yang dilakukan Ford inilah yang disebut Inovasi
Disruptif (disruptif innovation). Menganggu pasar yang sudah ada salah satu ciri dari Inovasi
Disruptif.
inovasi yang mendisrupsi (disruptive Innovation) pertamakali diperkenalkan oleh Clayton M.
Christensen. Ini adalah konsep yang berbeda dari inovasi yang mendukung (sustaining
innovation). Sejak itu, disrupsi' menjadi istilah yang umum yang digunakan untuk
menggambarkan situasi dimana sebuah perusahaan besar digantikan oleh startup. Penting
bagi kita untuk mengetahui bahwa perbedaan antara inovasi yang mendukung dan Inovasi
yang mendisrupsi tidaklah sama. ada dua jenis utama dari inovasi yang mendisrupsi, yang
dapat berdampak perusahaan besar.
Disrupsi Kelas Bawah : disrupsi ini adalah situasi ketika perusahaan baru yang masih kecil
memasuki pasar dengan target awal pembeli kelas bawah yang biasanya tidak diperhatikan,
dengan menawarkan produk yang produk yang fungsinya lebih sesuai bagi mereka dan harga
yang lebih murah. kesempatan ini ada karena ada perusahaan besar cenderung berfokus pada
pelanggan yang paling menguntungkan, dengan menyediakan produk dan jasa yang nilainya
terus ditambah, sementara pelanggan yang dianggap kurang menguntungkan lebih sering
diabaikan. Alhasil, mereka hanya menghasilkan produk dengan harga yang di luar jangkauan
dan tidak memenuhi kebutuhan pasar kelas bawahnya. oleh sebab itu terbukalah peluang bagi
para pemain baru untuk menggarap pasar kelas bawah tersebut.
Disrupsi Pasar Baru : disrupsi ini adalah situasi dimana para pemain baru hadir dan fokus
pada pasar yang baru muncul, yang skalanya masih terlalu kecil untuk diperhatikan atau oleh
perusahaan besar. Hal ini sering terjadi pada hal-hal yang bersifat nonkonsumsi (ketika
mereka berhasil mengubah yang sebelumya konsumen). Teknologi yang menjadi alat
pelayanan bagi pasar kecil yang baru muncul ini sering kali masih belum sempurna dan
sesuai dengan standar, sehingga diabaikan oleh para pelanggan utama.
Link : http://kumpulanstudi-aspirasi.com/ekonomi/prof-clayton-m-christensen-disruptive-
innovation/
KALIMAT SENDIRI
Jawaban
Link : https://fisip.umsu.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/Bomer-Pasaribu-UMSU-
GNH_WORKSHOP-PENGEMBANGAN-JEJARING-2017.pdf
2 BLOOM’S TAXONOMY
Jawaban
Penjelasan
3 UNESCO MODEL
Jawaban
Penjelasan
1.Learning to know :
Penguasaan yang dalam dan luas akan bidang ilmu tertentu, termasuk di dalamnya
Learning to How.
Secara Implisit, Learning to know bermakna:
* Belajar Sepanjang Hayat (life long of education)
* Belajar bagaimana caranya untuk belajar (learning how to learn)
Belajar untuk mengetahui (learning to know) dalam prosesnya tidak sekedar mengetahui
apa yang bermakna tetapi juga sekaligus mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi
kehidupan.
Tenaga kependidikan (Guru, pelatih, instruktur, dll) harus menjadi inspirator dalam
pengembangan, perencanaan, dan pembinaan pendidikan dan pembelajaran. Hal ini juga
secara eksplisit di cantumkan dalam PP no 19 tahun 2005, yaitu guru sebagai Agent
Pembelajaran harus menjadi Fasilitator, pemacu, motivator, dan inspirator bagi peserta
didik. Di samping itu guru dituntut untuk dapat berperan ganda sebagai kawan berdialog
bagi siswanya dalam rangka mengembangkan penguasaan pengetahuan siswa.
2.Learning to do :
Belajar untuk mengaplikasi ilmu, bekerja sama dalam team, belajar memecahkan masalah
dalam berbagai situasi, belajar untuk berkarya atau mengaplikasikan ilmu yang didapat
oleh siswa.
Di dalam sebuah pembelajaran ada prinsip aktivitas (ada kegiatan) :
* Hard Skills : keterampilan yang menuntut fisik
* Soft Skills : keterampilan yang menuntut intelektual
Proses belajar menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif, peningkatan kompetensi,
serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan, perasaan,
serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu stimulus. Pendidikan membekali
manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih jauh untuk terampil berbuat atau
mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar seharusnya memfasilitasi siswanya untuk
mengaktualisasikan keterampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya agar “Learning
to do” (belajar untuk melakukan sesuatu) dapat terrealisasi. Walau sesungguhnya bakat dan
minat anak dipengaruhi faktor keturunan namun tumbuh dan berkembangnya bakat dan
minat juga bergantung pada lingkungan. Seperti kita ketahui bersama bahwa keterampilan
merupakan sarana untuk menopang kehidupan seseorang bahkan keterampilan lebih
dominan daripada penguasaan pengetahuan semata. Selain itu, sekolah juga berperan
penting dalam menyadarkan peserta didik bahwa berbuat sesuatu begitu penting. Oleh
karena itulah peserta didik mesti terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Tujuannya adalah agar peserta didik terbiasa bertanggung jawab, sehingga pada akhirnya,
peserta didik terlatih untuk memecahkan masalah.
3.Learning to be :
Belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggung jawab untuk mewujudkan
tujuan bersama.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri
sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap
kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku
di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses
pencapaian aktualisasi diri.
Hal ini erat sekali kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan, tipologi
pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan
menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya
bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai kompas penunjuk arah sekaligus menjadi
fasilitator sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan potensi diri siswa secara utuh
dan maksimal.
Selain itu, pendidikan juga harusbermuara pada bagaimana peserta didik menjadi lebih
manusiawi, menjadi manusia yang berperi kemanusiaan.
4.Learning to live together :
Belajar memhami dan menghargai orang lain, sejarah mereka dan nilai-nilai agamanya.
Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat dijadikan
sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada,
dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang
peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di
masyarakat (learning to live together)
Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu
dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap
saling pengertian antar ras, suku, dan agama. Pendidikan di sekolah juga harus merangsang
soft skill peserta didik sehingga kelak mereka mampu hidup bersama dengan orang lain,
mampu bekerja sama dengan orang lain. Bahkan mereka terlatih untuk peka akan suka-
duka orang lain.
Link : https://poojetz.wordpress.com/2011/02/15/4-pilar-pendidikan-menurut-unesco/
4. NEW MASLOW’S NEED
Jawaban
b. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman). Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi
individu dalam kehidupan sehari-hari. Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban,
jaminan keamanan.
ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dankebutuhan ini sekaligus paling sulit
dilaksanakan. Misal:mengakui pendapat orang lain, mengakui kebenaran orang lain,
mengakui kesalahan orang lain,dapat menyesuaikan diri dengan situasi.
Link : https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Libraria/article/view/3845
KALIMAT SENDIRI
Link : https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-pembelajaran-organisasi-
atau-organizational-learning-theory/120786/2
Jawaban
Jawaban
Link :
http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/06/MAKALAH_MSDM_internasional_klomp
ok_6.pdf
Jawaban
Perbedaan MSDM Internasional & MSDM Domestik
MSDM internasional lebih luas fungsi yang harus ditangani, contoh: pajak, gaji dalam
mata uang asing, keluarga pekerjaan dan lain-lain.
Ø Keterlibatan dalam kehidupan pribadi, contoh: akomodasi, budaya, sekolah, lokasi aman.
Ø Sistem berbeda untuk lokasi geografis berbeda
Ø Berhubungan dengan berbagai lenbaga beragam pemerintah, politik dan agama.
Ø Meningkatkan resiko-resiko, contoh: kesehatan, keamanan.
Kompleksitas operasi dinegara-begara berbeda dan dalam memperkerjakan karyawan
yang berbeda merupakan variabel kunci yang membedakan MSDM domestik dan MSDM
global. Dowling (1998) berpendapat bahwa kompleksitas MSDM global dapat dihubungkan
dengan 6 faktor:
1. Lebih banyak aktivitas SDM
Untuk beroperasi disuatu lingkungan, departemen SDM harus memaksukkan sejumlah
aktifitas yang tidak perlu dilingkungan domestik, seperti perpajakan internasional, relokasi
dan orientasi internasional dan membangun hubungan dengan pemerintah tuan rumah.
2. Kebutuhan untuk perspektif yang lebih luas
Para manajer SDM global harus mengembangkan bidang-bidang keahlian mereka
meliputi pengetahuan dalam beberapa budaya asing. Praktik SDM dan kerangka hukum
demikian pula isu-isu bisnis global, ekonomi dan politik yang akan mempengaruhi keputusan
dan praktik-praktik SDM. Para praktisi SDM harus memiliki perspektif yang jauh lebih luas
untuk dapat membuat keputusan-keputusan yang efektif dilingkungan internasional.
3. Keterlibatan yang lebih banyak dalam kehidupan pribadi karyawan dalam MSDM
domestik, keterlibatan departemen SDM dengan keluarga sangat terbatas. Sedangkan dalam
SDM global departemen SDM harus banyak terlibat menyediakan dukungan dan mengetahui
lebih banyak tentang kehidupan karyawan, misalnya dibeberapa negara mewajibkan
penyertaan surat pernikahan sebelum memberikan visa untuk pasangan yang menjadi
karyawan pada sebuah perusahaan multinasional.
4. Pengungkapan resiko
Seringkali kegagalan SDM dan keuangan dalam area internasional lebih hebat daripada
bisnis domestik. Misalnya kegagalan ekspatriat dan rendahnya kinerja penugasan
internasional adalah masalah-masalah potensial yang berbiaya sangat tinggi, aspek lainnya
resiko keamanan, banyak perusahaan multinasional harus mempertimbangkan resiko politik
dalam keamanan penugasan internasional.
5. Pengaruh-pengaruh eksternal yang lebih luas
Faktor-faktor eksternal yang utama yang mempengaruhi MSDM global adalah, tipe
pemerintah. Keadaan ekonomi dan praktik-praktik ketenagakerjaan ditiap negara berbeda-
beda.
6. Perubahan-perubahan dalam penekanan seperti campuran gugus kerja antara ekspatriat
dan karyawan lokal.
Pada awal perkembangannya, perusahaan cendrung untuk lebih mengandalkan
penggunaan PCNs dalam posisi meterial, teknikal dan pemasaran. Ketika aktifitas luar negara
meningkat, perusahaan cendrung untuk lebih mengandalkan HCNs dan TCNs. Jadi
penekanan akan berubah dari mengelola proses ekspatriatisasi kesuatu lokasi atau pelatihan
karyawan untuk mengambil alih posisi kunci tersebut.
Link : http://nurizzahmaulidina.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo_30.html
Jawaban
Link : http://zalyaniau.blogspot.com/2015/01/manajemen-sumber-daya-manusia-global.html
Link : https://adinugroho5.wordpress.com/2010/11/18/dampak-dampak-negative
perusahaan-multinasional-mnc-serta-penanggulangannya/
Jawaban
Knowledge sharing (berbagi pengetahuan) adalah metode atau kegiatan dalam
manajemen pengetahuan yang digunakan untuk memberikan dan menyebarkan pengetahuan,
ide, pengalaman, atau skill dari seseorang, departemen, organisasi, instansi, atau perusahaan
untuk menciptakan dasar kebutuhan untuk kerja sama. Knowledge sharing merupakan bagian
dari knowledge management agar bisa menciptakan ide-ide serta inovasi yang akan
berkontribusi keberlangsungan suatu organisasi. Menurut Subagyo (2007), knowledge
sharing adalah salah satu metode atau salah satu langkah dalam manajemen pengetahuan
yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi,
instansi, atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman dan ide yang
mereka miliki kepada anggota lainnya.
Link : https://www.kajianpustaka.com/2020/11/knowledge-sharing.html#:~:text=Knowledge
%20sharing%20(berbagi%20pengetahuan)%20adalah,dasar%20kebutuhan%20untuk
%20kerja%20sama.
Jawaban
Kompetensi pengalihan merupakan salah satu kompetensi penerjemahan yang harus dimiliki
oleh seorang penerjemah. Kompetensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dari
seroang penerjemah untuk mendapatkan hasil terjemahan yang sesuai dengan tujuannya dan
dapat dilakukan dengan efektif. Kompetensi ini mencakup strategi dan taktik yang
digunakan oleh penerjemah dalam mengatasi masalah- masalah yang dihadapinya dengan
berbekal pengetahuan penerjemahan khususnya dan pengetahuam umum, linguistik dan non
linguistik. . Lorscher, 1991 (dalam Darwish, 1999) mengatakan bahwa strategi
penerjemahan merupakan prosedur global yang mencakup serangkaian paling sedikit
tahapan pemecahan masalah yang mana penerjemah bekerja dengan berbagai pertimbangan
untuk mengambil keputusan tertentu seputar teks
Link :
https://www.academia.edu/5122624/KOMPETENSI_PENGALIHAN_TRANSFER_COMPE
TENCE_DALAM_PENERJEMAHAN
Peran sdm global memiliki dukungan kuat dari manajemen puncak dalam hal harapan-
harapan tinggi akan kontribusi fungsi MSDM internasional dapat membuat perumusan dan
pelaksanaan strategi global yang efektif dan kesiapan fungsi MSDM internasional untuk
meningkatkan tanggung jawab nya
Sumber : buku manajemen sumber daya manusia dalam organisasi internasional hal 32