Anda di halaman 1dari 12

ASSALAMU’ALAIKUM

KAMI DARI KELOMPOK 3

Aaisyah Ibtihal Rizki S. (2021040004)


Arina Wahyu Wardani (2021040007)
Marlina Widyastuti (2021040013)
AL-QURAN
sebagai
WAY OF LIFE
bagi manusia
AL-QURAN
Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw
lewat perantara malaikat Jibril kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman
kehidupan di dunia dan akhirat.

Secara bahasa (etimologi), al-Quran berasal dari bahasa arab yaitu qur’an,
dimana kata “qur’an”. secara bahasa berarti bacaan karena seluruh isi dalam
al-Quran adalah ayat-ayat firman allah dalam bentuk bacaan yang berbahasa
arab. Sedangkan pengertian al-Quran menurut istilah (terminologi) ialah firman
Allah yang berbentuk mukjizat, diturunkan kepada nabi terakhir, melalui
malaikat jibril yang tertulis dalam di dalam mushahif, yang diriwayatkan kepada
kita dengan mutawatir, merupakan ibadah bila membacanya, dimulai dengan
surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.

Definisi atau pengertian al-Quran menurut bahasa dan istilah di atas


merupakan kata sepakat antara ulama dan para ahli ushul. Al-Quran
diturunkan oleh allah swt sebagai tata aturan bagi kehidupan semua bangsa,
petunjuk yang benar untuk semua makhluk, tanda bukti atas kebenaran
rasulullah Muhammad saw, dalil yang qot’ie atas kenabian dan risalahnya. Dan
sebagai hujjah yang tetap tegak hingga hari kemudian.
NAMA-NAMA & FUNGSI AL-QURAN

1. Al-Huda (Petunjuk)
Dalam Al-quran ada tiga posisi Al-quran yang fungsinya sebagai petunjuk. Al-quran
menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.

2. Al-Furqon (Pemisah)
Fungsi Al-quran sebagai pemisah adalah Al-quran dapat memisahkan antara yang hak
dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah. Di dalam Al-quran dijelaskan
beberapa hal mengenai yang boleh dilakukan atau yang baik, dan yang tidak boleh
dilakukan atau yang buruk.

3. Al-Asyifa (Obat)
Al-quran bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al-quran dan
mengamalkannya daoat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al-quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi
stiap orang yang beriman.

4. Al-mau'izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang
kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang
terdapat di dalam Al-Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian,
yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.
SEJARAH PEWAHYUAN AL-QURAN

Sejarah Pewahyuan Al-Qur'anUlama Kalam ( teolog )


Meyakini proses Pewahyuan Al-Qur'an melalui 3 tahap
yaitu :

1. Allah meletakkan Al-Qur'an di lauhul mahfuz.


2. Al-Qur'an diturunkan dari lauhul mahfuz ke
Baitul Izzah ( langit pertama ).
3. Al-Qur'an turun dari Baitul Izzah ( langit pertama )
ke dunia secara berangsur-angsur selama kurang lebih
23 tahun.
KANDUNGAN POKOK AL-QURAN

1. Akidah dan TauhidIsi kandungan Al Quran pertama yakni tentang akidah.


Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah
(‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan.Orang yang
berakidah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara terminologi didefnisikan
sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan
lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan. Akidah Islam adalah keyakinan
berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran dan hadits. Seorang yang
menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan
dalam hatinya, tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya
dalam bentuk amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Ibadah Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah.


Ibadah berasal dari kata 'abada-ya'budu-'abadan artinya mengabdi atau menyembah. Yang
dimaksud ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT
dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan
ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT, sebagai
satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
3. AkhlakIsi kandungan Al Quran berikutnya memuat tentang akhlak.
Ditinjau dari segi etimologi, Akhlak merupakan bentuk jamak darikata khuluq
(yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam pengertian
terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul
spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.

4. HukumIsi kandungan Al Quran lainnya yakni tentang Hukum.


Dalam Islam, hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran Al Quran berisi kaidah-
kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia.
Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar
kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan
selamat di dunia maupun di akhirat kelak.
5. Sejarah atau Kisah Umat Masa LaluIsi kandungan Al Quran berikutnya
tentang sejarah atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah
tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi
dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah
tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat
menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan
Allah SWT.

6. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan TeknologiIsi kandungan Al


Quran terakhir adalah memuat ilmu pengetahuan dan teknologi. Al Quran
juga disebut dengan kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan
isyaratisyarat ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial
untuk kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan
kesejahteraan hidup manusia. Allah SWT yang Maha memberi ilmu telah
mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik.
METODOLOGI TERJERMAHAN AL-QURAN

a. Penerjemahan Kata Demi Kata (Word for Word Translation)


Metode penerjemahan ini pada dasarnya kata-kata bahasa sasaran
diposisikan di bawah versi bahasa sumber. Kata-kata bahasa sumber
diterjemahkan diluar konteks dan sangat terkait dalam tatanan kata.

b. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)


Kategori ini melingkupi terjemahan-terjemahan yang sangat setia terhadap

teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat


dan sebagainya. Akibat yang sering muncul dari terjemah kategori ini
adalah, hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah
memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Padahal, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
c. Penerjemahan Setia (Faithful translation)
Penerjemahan setia adalah memproduksi makna kontekstual, tetapi
masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya dan kata-kata yang
bermuatan budaya dialih bahasakan, tetapi penyimpangan dari segi tata
bahasa dan diksi masih tetap dibiarkan, berpegang teguh pada maksud
dan tujuan, sehingga agak kaku dan terasa asing, tidak berkompromi
dengan kaidah saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang
penerjemah memproduksi makna kontekstual, tetapi masih dibatasi oleh
struktur gramatikalnya. Kata-kata yang bermuatan budaya dialih
bahasakan, tetapi menyimpang dari segi tata bahasa dan diksi masih
tetap dibiarkan.
d. Penerjemahan Semantis (Semantic Translation)
Dibandingkan dengan penerjemahan harfiah, penerjemahan semantis
lebih lentur. Karena penerjemahan semantis dapat dikompromikan
dengan struktur gramatikal bahasa sasaran. Selain itu, penerjemahan
semantis masih mempertimbangkan unsur-unsur bahasa sumber selama
masih dalam batas kewajaran.
e. Penerjemahan Adaptasi (Adaptation Translation)
Adaptasi merupakan metode penerjemahan yang paling bebas dan
paling dekat dengan bahasa sasaran. Biasanya metode ini di pakai
dalam menerjemahkan drama atau puisi, yaitu yang
mempertahankan tema, karakter dan alur. Ini berarti bahwa unsur
budaya dalam teks sumber disulih (substituted) dengan unsur
budaya.

f. Penerjemahan Bebas (Free Translation)


Metode penerjemahan bebas lebih mengutamakan isi dengan
mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Terjemahan bebas,
pada umumnya lebih diterima, ketimbang terjemahan harfiah,
karena dalam terjemahan bebas biasanya tidak terjadi
penyimpangan makna maupun pelanggaran norma-norma.
TERIMAKASIH
WASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai