KEHIDUPAN MANUSIA
Kelompok 1 :
Ahmad Hanif Azzam (061611133007)
Maudi Yuniar (061611133037)
Lalu Gazza Yahya Kanz (061611133094)
David Mohamad Qadafi (061611133106)
Muhammad Rizqi Fadhli (061611133118)
Athaya Kirana Mulyadi (061611133130)
Putra Priya Bagus Pribadi (061611133151)
Azka Yasyfiergina (061611133254)
Yustika Nadia Pratiwi (061611133257)
PENDAHULUAN
yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini terhadap
pokok-pokok ajaran dan keyakinan dari sebuah agama. Oleh karena itu, tidak ada
manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh
agama tersebut.
Rukun Iman. Rukun Iman merupakan salah satu pilar penting yang harus ditaati
dan diamalkan oleh setiap muslim sebagai dasar pelaksanaan kehidupan dan
aturan dasar dibawah Al-Qur’an dan hadist. Mengamalkan rukun iman dalam
keimananya dan menguatkan kekuatan keimanan dari setiap ujian dan cobaan
yang akan dihadapi. Rukun Iman terdiri dari: Iman kepada Allah SWT. yaitu
patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukumNya, Iman kepada malaikat
yaitu mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di
alam semesta, Iman kepada kitab-kitab Allah yaitu melaksanakan ajaran Allah
perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran, Iman kepada hari Kiamat yaitu bahwa setiap perbuatan
akan ada pembalasan dan Iman kepada Qada dan Qadar yaitu paham pada
keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah SWT. pada alam semesta.
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap umat muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka
merupakan suatu kewajiban. Oleh karena itu, makalah ini akan mengkaji berbagai
hal yang meyangkut enam pilar keimanan tersebut dan pengaruh keimanan
bermasyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat rumusan masalah yang akan dikaji
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah tentang rukun iman dalam kehidupan manusia, yaitu:
PEMBAHASAN
keyakinan terhadap Allah, memiliki kitab – kitab yang diturunkan pada hamba –
hambanya sebagai petunjuk yang jelas. Sedangkan arti Iman dalam hadist, yaitu
suatu pembenaran batin, dimana Rasulullah mengatakan bahwa hal – hal lain
sebagai iman, yaitu seperti bermurah hati, akhlak yang baik, sabra, cinta rasul,
Jika kata iman yang berasal dari Bahasa Arab ini di terjemahkan, artinya
Maka dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa rukun iman adalah
Dalam ajaran agama islam terdapat 6 rukun iman yang wajib diamalkan
2. Iman kepada Malaikat yaitu mengetahui dan percaya atas kebesaran Allah.
3. Iman kepada Kitab yaitu melaksanakan ajaran Allah sesuai kitab Al-Quran.
4. Iman kepada Rasul yaitu mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul.
5. Iman kepada hari Kiamat yaitu paham bahwa semua perbuatan akan di
pertanggung jawabkan.
6. Iman kepada Qada dan Qadar yaitu paham pada keputusan yang telah
ditentukan Allah.
Berikut adalah dalil-dalil mengenai rukun iman yaitu “Rasul telah beriman
orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-
bedakan antara seorang rasul dengan rasul lainnya”, dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Wahai Rabb kami, ampunilah
kami dan hanya kepada-Mu tempat kembali.” (Q.S. Al-Baqarah (2): 285)
rasul-Nya dan kepada kitab yang Dia turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang
Dia turunkan sebelumnya. Siapapun yang kafir kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir, maka sungguh dia telah sangat
Mempercayai ke-Esaan zat, sifat dan af’al-Nya Allah Swt. artinya hanya
Allah saja yang patut dan berhak disembah karena yang menciptakan alam ini.
Dialah yang besifat dengan segala sifat kesempurnaan, jauh berbeda dengan sifat-
Iman kepada malaikat ialah percaya bahwa malaikat itu adalah makhluk dan
hamba Allah yang gho’ib. Mereka diciptakan Allah dari cahaya dengan sifat atau
pembawaan antara lain selalu taat dan patuh terhadap Allah SWT. dan senantiasa
melaksanakan hukuman Allah. Dalam hal ini kita wajib beriman kepada malaikat-
bahwa kitab-kitab Allah memang telah diturunkan kepada para nabi dan rasul
membacanya.
Kata ‘kitab’ ( ) ِكتَابdalam bahasa Arab, berasal dari lafadz kataba, yaktubu,
atau tulisan. Adapun menurut istilah, adalah Kalamullah yang diturunkan kepada
terdahulu. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah (2): 4 berikut ini:
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum kamu, serta
ْ حX)ص.
Kata ‘kitab’ ini punya arti yang berbeda dengan kata ‘shuhuf’ ( ُف ُ
perbedaan antara keduanya, yakni untuk sebuah kitab sudah pasti dibukukan.
wahyu Tuhan, namun masih terpisahkan satu dengan yang lain. Kitab-kitab Allah
yang telah diturunkan pada para utusan-Nya terdapat empat kitab, yaitu:
1. Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan oleh Allah swt. kepada nabi Musa as. Yakni sekitar 12
abad sebelum Masehi. Penjelasan tentang kitab taurat terdapat QS. Al-Maidah
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-
terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (Q.S. Al-Maidah (5): 44)
Artinya: “ Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab
Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan Kalam): “Janganlah kamu mengambil
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur ini adalah kitab suci yang diturunkan atau diwahyukan kepada
nabi Daud as. Kitab ini diturunkan sekitar abad 10 sebelum Masehi. Peristiwa ini
sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud as.”
3. Kitab Injil
Kitab Injil ini diturunkan kepada nabi Isa as. Kitab ini turun pada awal-mula
abad pertama Masehi. Peristiwa atau kejadian turunnya Kitab Injil ini juga
diabadikan dalam al-Qur’an, diantaranya pada QS. Al-Maidah (5): 46 berikut ini:
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya
(ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk
4. Kitab Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad saw. Tepatnya pada abad ke tujuh Masehi. Al-Qur’an ini
Beriman kepada Rasul merupakan rukun iman yang ke empat. Iman kepada
rasul Allah adalah mempercayai dan meyakini bahwa Allah telah mengutus para
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yabg Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
Iman kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa seluruh alam
semesta dan isinya akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu akan ada
percaya akan datangnya hari kiamat (hari akhir). Menurut istilah (terminologi)
yaitu percaya dan yakin akan adanya kehidupan akhirat yang kekal setelah
Artinya:“ Dan (ingatlah) hari (ketika) di tiup sangkakala, maka terkejutlah segala
yang ada di bumi, di langit dan segala yang ada di bumi, kecuali siapa yang di
Infithor : 1 – 3)
Haqqah : 14)
4. Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah
kepada petunjuk agama dan sadar akan batas kesenangan hidup di dunia.
penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan
Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang
mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu
Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang
mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan
Hubungan antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat. Qadha adalah
ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan
dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat
rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan
Artinya “Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak
selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan
keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang
diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan
atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas.
Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita
berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam, yaitu takdir mua’llaq merupakan
takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia dan takdir mubram merupakan
takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat
4. Menenangkan jiwa.
Iman kepada Allah SWT. adalah pedoman dari kehidupan rohaniah, sumber
ketenangan dan ketenteraman diri serta langkah awal dari semua bentuk
diri tentang alam beserta isinya yang berkaitan dengan kebesaran-Nya. Salah satu
maksiat, kerena ketika di dalam hatinya memiliki iman yang kuat maka tidak ada
satupun yang dapat menyingkirkannya, baik itu dari godaan setan ataupun
pengaruh hawa nafsu. Nabi Saw. bersabda: “Tidak berzina orang yang beriman
itu, tidak mencuri orang yang beriman itu, dan tidak minum-minuman keras bagi
orang yang minum sedang dalam keadaan beriman”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Selain menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, masih banyak pengaruh-
pengaruh lain, diantaranya yaitu menghiasi diri orang yang beriman dengan budi
pekerti yang baik, jauh dari kehidupan dan hal-hal yang tidak berguna.
Sebagaimana Allah berfirman “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia
Kami hidupkan dan Karni berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan
cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah rnasyarakat manusia, serupa dengan
orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat
keluar daripadanya. Demikianlah Kami jadikan orang kafir itu memandang baik
sejalan dengan fitrah dan seiring dengan tabiatnya. Menjadi sumber kebahagiaan
Sebagaimana firman Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat
baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
216)
dan takhayul. Dengan begitu ia akan jernih dan bersih sesuai fitrahnya,
keadaannya akan meningkat dengan karamah yang ada padanya. Maka setiap rasa
yang memiliki karunia atas dirinya dan atas seluruh makhluk, serta menjamin
takhayul, takut dan harapannya dari makhluk lain, baik para pembesar manusia
maupun bayangan menakutkan yang diciptakan oleh daya khayal yang disangka
ada pada benda-benda langit (planet dan binatang), pepohonan, bebatuan dan
sejenisnya, atau kuburan dari ahli kubur yang dikeramatkan. Maka dengan iman
itu ia akan bergantung kepada Allah, Tuhan Yang Maha haq, dan akan berpaling
berselisih.
beriman percaya bahwa dunia adalah mazra’atul akhirah (ladang untuk akhirat),
seperti dalam firman Allah, “Dan dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat. Dan apa-
apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu
zarrah pun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.” (Az-Zalzalah: 7-8). Dan ia mengimani bahwa apa yang ditakdirkan luput
darinya, tidak akan mengenainya, dan apa yang ditakdirkan menimpanya pasti
kekhuwatiran dari segala macam rasa takut. Maka dia tidak akan rela kehinaan
dan kerendahan untuk dirinya, ia tidak akan tinggal diam atas kekalahan dan
penindasan. Dari sini kita mengetahui dengan jelas bagaimana tugas-tugas berat
dan agung mampu ditempuh melalui tangan Rasulullah dan juga tangan-tangan
menghadang di depan orang yang hatinya dipenuhi oleh pancaran iman, amalnya
tujuan akhirnya. Kita juga memahami bagaimana para rasul dan para nabi di mana
mereka sendirian menghadapi kaum dan umatnya yang bersatu, mereka tidak
dan Hud terdapat sikap yang dapat menjelaskan dan menampakkan kekuatan iman
yang sebenarnya.
kehidupan sesudah kehidupan duniawi ini dan di sana akan dibalas segala
perbuatan akan membuat dia merasa bahawa hidupnya mempunyai tujuan dan
makna yang tinggi; suatu perkara yang dapat mendorongnya untuk berbuat baik,
berbudi luhur dan berhias dengan keutamaan, menjauhi kejahatan dan melepas
pakaian kehinaan. Dengan begini akan terwujudlah peribadi yang utama dan
kepada qadha’ Allah dan qadar-Nya, mengetahui kaitan antara sebab dan akibat,
sebab-sebab yang dapat menghantarkan kepada tujuan. Dan dia tidak akan
berputus-asa apabila ada sesuatu yang tidak dia capai, sebagaimana dia tidak akan
lupa diri dan sombong apabila berhasil meraih keuntungan dunia, sebagai wujud
dan iman kepada firman Allah s.w.t., “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan din.” (Al-Hadid: 22-
23)
lakukan.
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang
kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki
kemampuan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah kehidupan
untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup berakhir, maka
yang jelas.
rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik
yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah. Dengan perilaku yang
dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan mempunyai pegangan yang jelas dan
Peran lain Hari Akhir bagi akhlak dan keyakinan seseorang sangat jelas,
karena manusia yang yakin akan adanya Hari Kiamat memandang dunia sesuai
dengan realitanya dan menyakini dirinya tidak kekal di dunia. Dunia hanya tempat
akhirat. Disana kehidupan abadi manusia yang sejati. Berbeda dengan klaim kaum
manusia, padahal iman kepada Hari Akhir menciptakan semangat tersendiri bagi
kekuasaan, hawa nafsu dan rasa marah. Sosok seperti ini melewati masa-masa
yang meyakini syahadah sebagai puncak kemuliaan serta tujuan suci kehidupan.
Iman kepada Hari Kiamat dapat memberangus rasa putus asa dan pesimisme
kuat bahwa kehidupannya tidak terbatas di dunia saja, namun setelah kematian
masih ada kehidupan lain yang abadi. Di sanalah seluruh keinginan manusia yang
sejati hanya ada di surga. Di sana manusia tidak akan merasa kekurangan dan
putus asa, karena di surga apa yang diharapkan manusia semuanya tersedia.
Iman kepada qada dan qadar adalah salah satu rukun iman dalam Islam.
Seseorang yang memiliki keimanan pada qada dan qadar akan mendapatkan
banyak hikmah. Berikut ini adalah beberapa hikmah beriman kepada qada dan
Untuk masuk ke dalam golongan orang beriman tentu harus memiliki rasa iman
Orang itu berkata, “Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya lalu
kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi
Mereka yang beriman kepada qada dan qadar adalah orang yang akan lebih
Artinya “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian
3. Sabar
Beriman kepada qada dan qadar juga akan meningkatkan kesabaran. Ia akan
menyadari bahwa segala sesuatunya yang terjadi adalah ketetapan dari Allah SWT
dan hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.
4. Selalu berusaha
Keimanan kepada qada dan qadar membuat seseorang akan selalu berusaha
melakukan yang terbaik. Dengan usaha dari seorang manusia, maka Allah akan
memberikan jalan yang ringan baginya. Allah Maha Adil pada setiap hal yang
orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
Hikmah selanjutnya yang akan didapatkan dari beriman kepada qada dan
qadar adalah terhindar dari sifat sombong. Segala yang terjadi pada kita, baik
maupun buruk adalah ketetapan dari Allah sehingga sudah seharusnya kita tidak
Tidak akan pernah putus asa dari rahmat Allah SWT seseorang yang
beriman kepada qada dan qadar karena ia percaya bahwa Allah akan selalu
memberikan yang terbaik bagi tiap orang yang beriman. Allah SWT. berfirman:
Artinya “Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
Beriman kepada qada dan qadar akan membuat jiwa menjadi lebih tenang.
Hidupnya akan jauh dari kesusahan. Bahkan meski ujian yang ia hadapi sangat
sulit, namun keyakinannya pada takdir Allah akan membuatnya selalu merasa
Artinya “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
8. Lebih tawakal
Hikmah lain dari beriman pada qada dan qadar adalah mampu menjadi lebih
tawakal. Kita akan menjadi lebih iklas dan rela menerima setiap keputusan Allah
Artinya “Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah)
yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan
melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu
akan menang.
hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rukun Iman merupakan salah satu pilar penting yang harus ditaati dan
diamalkan oleh setiap muslim sebagai dasar pelaksanaan kehidupan dan aturan
dasar dibawah Al-Qur’an dan hadist. Mengamalkan rukun iman dalam kehidupan
menguatkan kekuatan keimanan dari setiap ujian dan cobaan yang akan dihadapi.
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki
oleh setiap umat muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah
kewajiban.
3.2 Saran
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
stkip unsap
Suryana, T., Cecep, A., Syamsudin, E dan Udji, A. 1996. Pendidikan Agama
Robingan, M.K. Teladan Utama Pendidikan Agama Islam 2. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.